Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AL-QUR’AN DAN SEJARAHNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Wandi Parwanto, S.Ag., M.A.

Disusun Oleh :

Dwi Pratiwi (12109063)

Luluk Maghfirah (12109051)

PROGRAM STUDI

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…..

Segala puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugerah-
Nya.Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas kami dalam membuat makalah yang
berjudul “AL-qur’an dan Sejarahnya”. Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas

mata kuliah ulumul qur’an.


Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik apabila tanpa bantuan dan bimbingan dari
semua orang yang terlibat . Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih atas kontribusi kepada :

1. Bpk. Wandi Parwanto, S.Ag., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah ulumul quran.

2.Rekanitas dari program studi Ilmu Al-qur’an dan Tafsir kelas 1C, untuk semua saran, kritik,
pendapat, dan bantuannya.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyajikan makalah ini.Namun, jika terdapat
beberapa kekurangan, kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dalam penulisan
kedepannya.

Pontianak , 20 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Nama-nama Al-qur’an............................................................................3
2.2 Sejarah Turunnya Al-qur’an (Nuzulul Qur’an)...............................................................4
2.3.Hikmah Diturunkan Al-qur’an Secara Gradual...............................................................6
2.4.Sejarah Pemeliharaan dan Kemurnian Al-qur’an............................................................7
2.4.1.Al-qur’an Pada Masa Nabi Muhammad SAW.........................................................7
2.4.2.Al-qur’an Pada Masa Khulafa’ur Rasyidin...............................................................9
2.4.3.Al-qur’an Pada Masa Modern...................................................................................11
2.5 Cakupan Kandungan Al-qur’an.......................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
a). Kesimpulan.......................................................................................................................15
b). Saran.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ulumul Qur’an berasal dari dua kata yakni ‫ العلوم‬dan ‫ القرأن‬. Kata ‫ العلوم‬berasal dari mufrod
nya ‫ علم‬yang berarti ilmu, Kemudian dijama’ taksirkan menjadi ‫ العلوم‬yang berarti beberapa
ilmu. Sedangkan secara istilah, menurut Abu Syahbah dalam kitab “Al-Madkal li Dirasat Al-
Qur’an al karim”, Ulumul Qur’an memiliki arti ilmu yang memiliki obek bahasan yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, Mulai dari sebab dan proses penurunan, urutan penulisan,
pengkodifikasian, cara membaca huruf dan kalimat, penafsiran, kemukjizatan serta berbagai
pembahasan lainnya (Syahbah, 1992:25).

Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah Swt. yang diturunkan melalui perantara malaikat
jibril, kemudian disampaikan kepada Rasulullah Saw untuk disampaikan kepada umat
manusia.Al-Qur’an merupakan kalamullah.Al-qur’an tidak diturunkan secara sekaligus akan
tetapi secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari yang dimulai dari malam 17
Ramadhan tahun 41 dari kelahiran nabi, Sampai 9 Dzulhijjah Hji wada’ tahun 63 dari kelahiran
nabi atau tahun 10 H.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali terdapat hikmah da isi kandungan yang bisa kita
dapatkan.Setelah kewafatannya Nabi Muhammad Saw, Al-Qur’an di pelihara dan dimurnikan
oleh para sahabat agar terjaga kemurnian isi nya. Hingga saat ini Al-Qur’an masih tetap terjaga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Al-Qur’an !

2. Sebutkan Nama-nama Al-Qur’an !

3. Bagaimana Sejarah Turunya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) !

4. Apa Hikmah dari Diturunkan Al-qur’an Secara Gradual ?


5. Bagaimana Sejarah Pemeliharaan dan Kemurnian Al-qur’an Pada Masa Nabi Muhammad

Saw ?

6. Bagaimana Sejarah Pemeliharaan dan Kemurnian Al-qur’an Pada Masa Khulafa’ur

Rasyidin ?

7. Bagaimana Sejarah Pemeliharaan dan Kemurnian Al-qur’an Pada Masa Modern ?

8. Apa Isi Cakupan Al-Qur’an ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Agar dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Al-Qur’an.

2. Agar dapat mengetahui nama lain dari Al-Qur’an.

3. Agar dapat mengetahui sejarah turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an).

4. Agar dapat mengetahui hikmah dari diturunkannya Al-Qur’an secara gradual.

5. Agar dapat menegetahui sejarah pemeliharaan dan kemurnian Al-Qur’an pada masa Nabi

Muhammad Saw.

6. Agar dapat menegetahui sejarah pemeliharaan dan kemurnian Al-Qur’an pada masa

Khulafa’ur Rasyidin.

7. Agar dapat menegetahui sejarah pemeliharaan dan kemurnian Al-Qur’an pada masa

Modern.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an secara etimologi diambil dari kata : ‫ و قرأنا‬- ‫ قراءة‬- ‫ يقراء‬- ‫ قرأ‬yang berarti sesuatu
yang dibaca (‫ )المقرأ‬. Arti ini menyiratkan anjuran kepada umat Islam untuk membaca Al-qur’an.
Al-qur’an juga bentuk masdar dari ‫ القرأة‬yang berarti menghimpun dan mengumpulkan (‫الضم و‬
‫ )الجمع‬. Dikatakan demikian sebab seolah-olah Al-qur’an menghimpun beberapa huruf, kata, dan
kalimat secara tertib sehimgga tersusun rapid an benar. Oleh karena itu, Al-qur’an harus dibaca
dengan benar sesuai dengan makhroj dan sifat-sifat hurufnya, juga dipahami, dihayati, diresapi
makna-makna yang terkandung didalamnya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.1

Secara terminologis, Al-qur’an adalah firman Allah Swt. Yang disampaikan oleh malaikat
jibril dengan redaksi langsung dari Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. dan diterima oleh
umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.2

Al-qur’an mempunyai banyak nama yang kesemuaanya menunjukkan ketinggian peran dan
kedudukannya. Dengan kata lain, Al-qur’an merupakan kitab samawi yang paling mulia. Adapun
nama-nama Al-qur’an beserta penjelasannya sebagai berikut :

a). Dinamakan Al-Qur’an sebagaimana Q.S Al-Isra’ ( 17 ) : 9 :

(9) ‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

Artinya : Sesungguhnya AL-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khobar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal sholeh
bahwa bagi mereka adalah pahala yang besar. ( Q. S Al-Isra' [17]: 9 )

1
Lihat Manna’ al-Qathan, Mabahits Fi Ulum al-Qur’an, (Riyadh : Daar al-Rasyid, t.th.), hlm. 20,Lihat Musa’id Bin
Suaiman Bin Nashir al-Thayyar, al-Muharrir Fi Ulum al-Qur’an, (Jeddah: Markaz al-Dirasat wa al-Ma’lumat al-
Qur’aniyah Ma’had al-imam al-Syatibi,2008), hlm. 20-21.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1996), hlm.3.
b). Dinamakan Al-Furqon sebagaimana Q.S Al-Furqon ( 25 ): 1 :

(1) ‫ك الَّ ِذيْ نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ ع َٰلى َع ْب ِد ٖه لِيَ ُكوْ نَ لِ ْل ٰعلَ ِم ْينَ نَ ِذ ْيرًا‬
َ ‫تَ ٰب َر‬

Artinya : Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqon (Al-Qur’an) kepada hambanya agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Q.S Al-Furqon [25]: 1)

c). Dinamakan At-Tanzil sebagaimana Q.S Asy-Syua'ra' (26) :192-193:

َ )192( َ‫األ ِمينُ َوإِنَّهُ لَتَنزي ُل َربِّ ْال َعالَ ِمين‬


(193) ‫نزل بِ ِه الرُّ و ُح‬

Artinya : Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam,dia
dibawa turun oleh a-Ruh Al-Amin (jibril). (Q.S Asy-Syua'ra' [26]:192-193

d). Dinamakan Adz-Dzikr sebagaimana Q.S Al-Hijr (15): 9:

َ‫اِنَّا ن َۡحنُ نَ َّز ۡلنَا ال ِّذ ۡك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحـفِظُ ۡون‬

Artinya : Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an,dan sesungguhnya kami benar-


benar memeliharanya. (Q.S Al-Hijr [15]:9)

e). Dinamakan Al-Kitab sebagaimana Q.S Ad-Dukhkhan (44) 1-3 :

(3) ۤ‫) ٰحم‬1( ‫ب ْال ُمبِ ْي ۙ ِن‬


ِ ‫) َو ْال ِك ٰت‬2( ‫ۚ اِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة اِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِري َـْن‬

Artinya : Ha mim.Demi kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan,sesungguhnya kami


menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi
peringatan. (Q.S. Ad-Dukhan [44]: 1-3)

2.2 Sejarah Turunnya Al-qur’an (Nuzulul Qur’an)

Al-Qur’an sebagai wahyu diturunkan oleh Allah Swt.kepada Nabi Muhammad Saw.melalui
perantara malaikat jibril.Pada saat itu Nabi Muhammad Saw.berada di Jabal Nur,Gua Hira.Nabi
Muhammad mendapat wahyu beupa Al-Qur’an ini, saat beliau berusia 40 tahun, 6 bulan, 8 hari
menurut tahun Qomariyah. Awal mulanya Al-Qur’an diturunkan dengan 5 ayat pertama dari
Surat Al-Alaq.Peristiwa inilah yang disebut dengan peristiwa Nuzulul Qur’an.

Rasulullah Saw menerima wahyu tersebut sedang dalam 2 keadaan.Pertama,Rasulullah


mendengar suara lonceng yang berbunyi keras. Cara ini merupakan yang paling berat bagi
Rasulullah.Kedua, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dalam keadaan seperti manusia
biasa yaitu menyerupai seorang laki-laki.3 Rasulullah yang tengah sendiri saat itu langsung
ketakutan hingga menggigil. Kemudian Rasulullah kembali ke rumah dan menceritakan
pengalaman tersebut kepada Khadijah istrinya.Sejak peristiwa itu, kemudian Nabi Muhammad
Saw mendapat gelar Rasul.Artinya nabi mendapatkan wahyu untuk disebarkan kepada umat
manusia.

Al-Qur’an yang terdiri dari 114 surat dan 30 juz ini diturunkan secara berangsur-angsur
selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Berdasarkan urutan waktunya, pertama kali terjadi pada bulan
ke-9 Hijriah, Yaitu 17 Ramadhan 610 M dan wahyu terakhir Surat Al-Maidah ayat 3 diturunkan
pada bulan 9 Dzulhijjah 10 H/8 Maret 632 H di Padang Arafah.

Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kearah tujuan yang terang dan
jalan yang lurus dengan menegakkan asal kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada
Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang
sekarang serta berita-berita yang akan datang.

Sebagian besar Al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan
para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang
terjadi diantara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih
samar bagi mereka. Kemudian, mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum
Islam mengenai hal itu. Maka, Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan
yang muncul itu.

Sepeninggal Rasulullah, dikutip dari buku Sejarah Al-Qur’an, ternyata periode penyebaran
Al-Qur’an masih berlanjut.Pada masa kepemimpin Abu Bakar Ash-Shiddiq, keeping demi
keeping potongan tulisan tangan para sahabat tersebut disusun kembali, diurutkan per ayat,
kemudian surat per surat.

3
Buku Pengantar Studi Al-Qur’an oleh Abdul Hamid Lc, MA.
2.3 Hikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Gradual

Sebagaimana telah dijelaskan dalam surah Al-Isra’ ayat 106 yakni :

‫ث َو َن َّز ْل َن اهُ َت ْن ِز ي اًل‬


ٍ ‫اس َع لَ ٰى ُم ْك‬ َّ ‫َو قُ ْر آنً ا َف َر ْق َن اهُ لِ َت ْق َر أَ هُ َع لَ ى‬
ِ ‫الن‬

Artinya : Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap dari masa ke masa
yang berkenaan dengan suatu peristiwa dan kondisi. Dan kami meringkaskannya sebagai
berikut :

1. Hikmah pertama : Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah Saw.


Wahyu turun kepada Rasulullah Saw dari waktu ke waktu sehingga dapat
meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemaunnya untuk
melangkahkan kaki di jalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang
dihadapinya dari masyarakat sendiri.

2. Hikmah kedua : Tantangan dan mukjizat.


Rasulullah ketika berdakwah sering mendapat tantangan dari orang-orang
musyrik.Mereka sering mengajukan kesombongan hingga melampaui batas mereka
sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang,
untuk menguji kenabian rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal
batil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat.

3. Hikmah ketiga : Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.


Al-qur’anul karim turun di tengah-tengah umat yang ummi (yang tidak pandai
membaca dan menulis).Catatan mereka adalah hafalan dan daya ingatan.
4. Hikmah keempat : Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa dan Pentahapan dalam
penetapan hukum.
Al-Qur’an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi bagi kaum muslimin
dalam perjuangan mereka yang panjang untuk meninggikan kalimat Allah Swt. Setiap
kali terjadi suatu peristiwa diantara mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu
yang memberikan kejelesan statusnya dan petunjuk serta meletakkan dasar perundang-
undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Hikmah kelima : Bukti yang pasti bahwa Al-Qur’anul Karim diturunkan dari sisi yang
Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Q.S Hud [11]:1

ٍ ‫ت مِن لَّ ُدنْ َحك‬


ٍ ‫ِيم َخ ِب‬
‫ير‬ ْ َ‫صل‬ ْ ‫ا ٓلر ۚ ِك ٰ َتبٌ أُحْ ِك َم‬
ِّ ُ‫ت َءا ٰ َي ُتهُۥ ُث َّم ف‬

“Inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci,
yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana dan Mahatahu.” (Hud [11]:1).4

2.4 Sejarah Pemeliharaan dan Pemurnian Al-Qur’an

2.4.1 Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah amat menyukai wahyu, ia senantiasa menuggu penurunan wahyu dengan rasa
rindu, lalu menghafal dan memahaminya. Oleh sebab itu, beliau (Nabi Muhammad) adalah
hafidz (penghafal) Al-Qur’an pertama dan merupakan contoh paling baik bagi para sahabat
dalam menghafalnya, sebagai realisasi kecintaan mereka kepada pokok agama dan sumber
risalah.

4
“STUDI ILMU-ILMU QUR’AN” Oleh Manna’ Khalil al-Qattan Diterjemahkan dari Bahasa Arab oleh
Drs.Mudzakir AS. Diterbitkan atas kerjasama Litera AntarNusa dan Pustaka Islamiyah. Hal.157-174
Qur’an diturunkan selama 20 tahun lebih. Proses penurunannya terkadang hanya turun
satu ayat dan terkadang turun sampai sepuluh ayat.Setiap kali sebuah ayat turun, dihafal dalam
dada dan ditempatkan dalam hati, sebab bangsa arab secara kodrati memang mempunyai daya
hafal yang kuat.Oleh karena itu pada umumnya mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan
berita-berita, syair-syair dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan didalam hati mereka.

Pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi Muhammad saw dilakukan dengan dua cara
utama, yaitu: menyimpannya ke dalam “dada manusia” atau menghafalnya; dan merekamnya
secara tertulis di atas berbagai jenis bahan untuk menulis, seperti pelepah kurma dan kulit hewan.
Jadi, ketika para sarjana muslim berbicara mengenai jam’ul Qur’an pada masa nabi, maka yang
dimaksud adalah pengumpulan wahyu Al-Qur’an melalui dua cara tersebut.

Nabi saw juga memotivasi pengikutnya untuk menghafal Al-Quran. Terdapat Sejumlah


hadis menjelaskan berbagai upaya Nabi dalam merangsang penghafalan wahyu-wahyu yang
telah diterimanya. Salah satu di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Utsman bin
Affan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Yang terbaik di antara kamu adalah mereka yang
mempelajari al-Quran dan kemudian mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Dalam proses pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi Muhammad saw, ada beberapa
sahabat yang terkenal sebagai huffzahul Qur’an, yakni: Ubay bin Ka‘ab (w. 642 M), Mu‘adz bin
Jabal (w. 639 M), Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid al-Anshari (w. 15H) Ali bin Abi Thalib, Sa‘d
bin Ubaid (w.637 M), Abu al-Darda (w.652 M), dan Ubaid bin Mu‘awiyah. Utsman bin Affan,
Tamim al-Dari (w. 660 M), Abdullah bin Mas‘ud (w. 625 M), Salim bin Ma‘qil (w. 633 M),
Ubadah bin Shamit, Abu Ayyub (w. 672 M), dan Mujammi‘ bin Jariyah.

Pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi Muhammad saw, maka dapat ditemukan adanya
upaya penulisan Al-Quran. Hanya saja, perekaman Al-Quran dalam bentuk tulisan selalu
dipandang sebagai alat bantu untuk mengingat, bukan tujuan utama (Mnemonic). Jadi – sebelum
ditulis – setiap unit-unit wahyu Al-Quran telah tersimpan seluruhnya dalam ingatan para sahabat.

Dari kisah tersebut dapat dipahami bahwa sejak awal Islam di Mekah, telah ada usaha
serius untuk menulis Al-Quran. Kesimpulan semacam ini mendapat justifikasi dari al-Quran
sendiri. Nama-nama yang digunakan untuk merujuk pesan Ilahi yang dibawa Muhammad,
seperti Al-Quran, al-kitab atau wahy, secara tersamar mengungkapkan suatu gambaran latar
belakang tertulis.

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mempekerjakan sejumlah sekretaris untuk menuliskan


wahyu (kuttab al-wahy). Di antara para sahabat yang biasa menuliskan wahyu adalah empat
khalifah pertama, Mu‘awiyah (w. 680), Ubay bin Ka‘ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas‘ud,
Abu Musa al-Asy‘ari (w. 664), dan lain-lain. Syaikh Abu Abdullah az-Zanjani, salah satu sarjana
Syi‘ah terkemuka abad ke-20, bahkan menyebut 34 nama sahabat Nabi yang ditugaskan
mencatat wahyu.

Para sekretaris itu bertanggung jawab dalam penulisan Al-Quran secara langsung kepada
nabi. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi saw menitahkan para sekretarisnya
menempatkan bagian Al-Quran yang baru diwahyukan pada posisi tertentu dalam rangkaian
wahyu terdahulu atau surah tertentu, sehingga susunan mushaf Al-Quran dianggap tauqifi atau
berdasarkan petunjuk langsung nabi.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pengumpulan wahyu Al-Quran melalui tulisan
telah dilakukan pada masa nabi saw. Bahkan, dalam kasus wahyu-wahyu Madaniyah yang
memuat ketentuan-ketentuan hukum, pasti merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk
segera merekamnya secara tertulis. Hanya saja ketika nabi wafat, Al-Quran belum dikumpulkan
ke dalam suatu mushaf tunggal. Pengumpulan Al-Qur’an dimasa Nabi ini dinamakan: a).Penguat
hafalan b).Pembukuan yang pertama.

2.4.2 Al-Qur’an pada Masa Khulafa’ur Rasyidin

1.Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq r.a

Sesudah Rasulullah wafat, Ali yang oleh Nabi dikukuhkan sebagai orang yang paling tahu
tentang Al-Qur’an diam dirumahnya untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf menurut
urutan turunnya. Belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, Dia telah merampungkan
penghimpun itu dan mengusungnya ke atas punggung unta. Setahun sesudah Rasulullah wafat ,
pecah perang Yamamah pada 12 Hijriah yang merenggut korban tujuh puluh qurra’ syahid.

Waktu itu Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khattab membukukan surat-surat dan
ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena khawatir akan punahnya para qurra’ dan
hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada sekelompok
qurra’ shabat dibawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an. Mereka
menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat
dirumah Nabi yang ditulis oleh para penulis Al-Qur’an, dan tulisan-tulisan yang ada pada
sahabat-sahabat yang lain hingga menjadi satu mushaf. Kemudian setelah selesai Qur’an disusun
menjadi satu, lalu diserahkan dan disimpan oleh Abu Bakar sampai ia wafat. Setelah Abu Bakar
wafat, Al-Qur’an itu berpindah tangan kepada Khalifah kedua yakni Umar bin Khattab.

2.Masa Khalifah Umar Bin Khattab

Setelah khalifah Abu Bakar wafat, maka digantikan oleh khalifatul mukminin yaitu Umar
bin Khattab.Demikian juga halnya mushaf,yang dahulunya disimpan oleh Abu Bakar maka
setelah umar menjadi khalifah mushaf tersebut berpindah tangan ke Umar bin Khattab.Pada
masa Umar bin Khattab, tidak membicarakan Al-qur’an melainkan lebih focus pada
pengembangan islam dan wilayah kekuasaan, serta mengedepankan ajaran islam.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab terjadi penyebaran Al-Qur’an ke wilayah yang sudah
memeluk islam.Penyebaran ini bukan sekedar hanya disebarkan saja, akan tetapi disertai pula
dengan pengajarannya.Khalifah Umar mengirimkan sekitar 10 sahabat ke basrah untuk
mengajarkan Al-Qur’an.Umar juga mengirimkan Mas’ud ke Kufah dengan tujuan yang
sama.Umar sangat menekankan pentingnya mengajarkan Al-Qur’an dengan suhuf yang dibuat
sebelumnya.

Suatu ketika terdengar kabar dari seorang sahabat bahwa ada yang mendiktekan Al-Qur’an
kepada masyarakat melalui hafalan kufah.Mendengar hal itu Umar marah besar.Namun setelah
mengetahui yang mendiktekan Al-Qur’an itu Ibnu Mas’ud,Umar menjadi tenang karena
kepandaian Ibnu Mas’ud.Selain mengirim kedua utusan tersebut, Umar juga mengirimkan 3
utusan ke Palestina yaitu Mua’adz, Ubadah, dan Abu Darda’.Umar juga mengirimkan beberapa
utusan ke negara dan wilayah-wilayah lain untuk mengajarkan Al-Qur’an.

Ketika Umar wafat, kekhalifaan dipegang oleh Utsman bin Affan dan untuk sementara
waktu himpunan Al-Qur’an tersebut dirawat Hafsah binti Umar, karena 2 alasan.Pertama, Hafsah
adalah seorang penghafal Al-Qur’an, kedua dia adalah istri rasul sekaligus putri umar.

3.Masa Khalifah Utsman bin Affan

Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk irak, Abu Hudzaifah
melihat bnayak perbedaan dalam cara membaca Al-Qur’an. Sebagian bacaan bercampur dengan
kesalahan. Tapi masing-masing mempertahankan dan kukuh pada bacaannya, hingga mereka
saling mengkafirkan. Melihat kejadian ini ia menghadap Khalifah Utsman untuk melaporkan
peristiwa yang dilihatnya. Maka Khalifah Utsman megetahui bahwa Al-Furqan terancam
perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, ia
memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh ibunda hafsah, yakni merupakan
naskah pertama, kemudian memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang diantaranya Zaid
bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut.

Khalifah juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri islam
dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar. Mereka menulis lima mushaf Al-
Qur’an. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah,
Kuffah, dan Basrah.Masing-masing satu buah.

4.Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, tidak banyak terjadi proses pemeliharaan Al-
Qur’an, karena pada masa itu banyak terjadi konflik internal dalam kubu umat islam setelah
peristiwa pembunuhan Usman.Akan tetapi pada masa Ali, Al-Qur’an yang semula tidak berbaris
kemudian atas perintah Ali krpada Abu Aswad Ad-Duali untuk membariskan Al-Qur’an dan
pada saat itu juga lahir ilmu I’rab Al-Qur’an.Jadi dapat disimpulkan pada masa Ali hanya terjadi
proses pembarisan Al-Qur’an dan munculnya ilmu I’rab Al-Qur’an.Karena pada masa Ali
sedang menghadapi banyak masalah atara sesame umat islam sampai terjadi perang siffin dan
jamal.

2.4.3 Al-Qur’an pada Masa Modern

Meskipun Al-Qur’an telah dibukukan pada masa Usman bin Affan dan semua umat islam
menyakini bahwa di dalamnya tidak ada perubahan dari apa yang telah diturunkan kepada
Rasulullah SAW. 14 abad yang lalu. Namun orang orientalis masih saja ada yang meragukan
keotentikan Al-Qur’an.

Diantara mereka ada yang mencoba melakukan perubahan terhadap isi Al-Qu’ran dengan
merubah sebagian teksnya, serta merubah satu huruf yang mirip seperti ‫ خ‬dirubah jadi ‫ ح‬sehingga
berubah arti dan maknanya. Upaya-upaya kaum orientalis ini tidak pernah mengalami
keberhasilan karena sangat banyak umat Islam yang menghafal Al-Qur’an, sehingga perubahan
sedikit pun dari redaksi Al-Qur’an pasti ditemukan. Karena upaya tersebut tidak berhasil maka
mereka mencoba cara lain dengan melakukan penafsiran tidak sesuai dengan makna yang
sebenarnya.

Mufassir dituntut untuk memperhatikan cakupan pengertian dan keserasian makna yang
ditunjuk oleh redaksi ayat Al-Qur’an. Di samping itu harus tetap memelihara dan memperhatikan
semua konsekuensi makna yang terkandung dalam redaksi ayat, serta makna lain yang mengarah
kepadanya, yaitu makna yang tidak terjangkau oleh penyebutan redaksi ayat, tetapi relevan
dengannya.

Ulama’ berpendapat, seseorang yang menafsirkan ayat Al-Qur’an, hendaklah lebih dahulu
mencari tafsir ayat tersebut di dalam Al-Qur’an sendiri, karena kerap kali ayat-ayat itu bersifat
global di suatu tempat, sedang penjelasannya terdapat di tempat lain (ayat lain), terkadang ayat
itu bersifat ringkas di suatu tempat, dan penjelasannya ditemukan di tempat lain (ayat lain).
Lantaran yang lebih mengetahui makna Al-Qur’an secara tepat hanyalah Allah. Jika tidak ada
ayat yang dapat dijadikan tafsir bagi ayat itu, hendaklah memeriksa hadis-hadis Nabi. Karena
sunnah merupakan penjelas makna ayat Al-Qur’an.

Apabila tidak menemukan di dalam sunnah hendaklah merujuk kepada perkataan sahabat,
sesungguhnya mereka lebih tahu mengenai hal itu lantaran mereka mendengar sendiri dari mulut
Rasulullah dan menyaksikan sebab-sebab turunnya ayat dan suasana yang meliputi ketika
turunnya, mereka juga memiliki pemahaman bahasa Arab yang benar, ilmu yang benar dan amal
shalih. Maka dari itu, umat Islam di masa sekarang haruslah senantiasa memelihara dan menjaga
keotentikan al-Qur’an dengan cara berusaha menghafal, mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an,
serta memahami makna yang sebenarnya berdasarkan kaidah tafsir.

2.5 Cakupan Kandungan Al-qur’an

a). Pokok-pokok kandungan Al-Qur’an

1.Aqidah

Al-Qur’an mengajarkan aqidah tauhid kepada kita untuk menanamkan keyakinan kita
terhadap Allah Swt. bahwa Allah itu ada, Allah itu satu, yang tidak pernah tidur dan tidak pernah
beranak.

2.Ibadah

Para fuqaha’ menjelaskan bahwa pengertian ibadah yaitu segala bentuk ketaatan yang
dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. yang mana bentuk dasar
agama itu tercantum pada lima butir rukun islam yaitu : Mengucapkan dua kalimah syahadat,
sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan, dan beribadah haji bagi yang
telah mampu menjalankannya.

3.Akhlak
Akhlak ialah suatu perbuatan manusia. Akhlak ini dibagi menjadi akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah.

4.Hukum

Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk mengadili dan
memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah.

5.Peringatan

Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-
orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga. 

6.Kisah

Al-qur’an juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang terdahulu , baik yang mengalami
kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT ataupun kisah-kisah orang yang mendapatkan
kejayaan karena ketaatannya kepada Alloh SWT. Kisah-kisah tersebut agar bisa menjadi
pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.

b). Faedah kisah-kisah dalam al-Qur’an di antaranya;

1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Alloh dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang di
bawa oleh para nabi.

2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat nabi Muhammad atas agama Alloh, memperkuat
kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta
hancurnya kebatilan serta pembelanya.

3. Membenarkan para nabi yang terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak dan peninggalannya.
4. Menampilkan kebenaran nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya dengan apa yang
diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.

5. Menyingkap kebohongan para ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang semula
mereka sembunyikan. Kemudian menantang mereka dengan menggunakan ajaran kitab mereka
sendiri yang masih asli, yaitu sebelum kitab itu di ubah dan diganti.

6. Kisah termasuk bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar mempengaruhi
jiwa.

c). Pengulangan Kisah dan Hikmahnya

Al-Quran banyak mengandung kisah-kisah yang diungkapkan secara berulang kali di


beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalamAl-Qur’an dan
dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada bagian-bagian yang di
dahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang di kemukakan secara
ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar, dan sebagainya. Di antara hikmahnya ialah:

1. Menjelaskan ke balaghah an Al-Quran dalam tingkat paling tinggi, sebab di antara


keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk
yang berbeda, dan kisah yang berulang itu di kemukakan disetiap tempat yang uslub yang
berbeda satu dengan yang lainnya serta di tuangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga
tidak membuat orang bosan karenanya, bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-
makna baru yang tidak didapatkan disaat membaca ditempat lain.

2. Menunjukan kehebatan mukjizat Al-Qur’an, sebab mengemukakan sesuatu makna dalam


berbagai bentuk susunan kalimat dimana salah satu bentuk pun tidak dapat di tandingi oleh
sastrawan arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al-Qur’an itu datang dari Alloh
SWT.

3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih berkesan dan
melekat dalam jiwa. Karena itu pada dasarnya pengulangan merupakan salah satu metode
pemantapan nilai. Misalnya kisah musa dengan fir’aun. Kisah ini menggambarkan secara
sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan. Dan sekalipun kisah itu sering di
ulang-ulang, tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuah surat.

4. Setiap kisah memiliki maksud dan tujuan berbeda. Karena itulah kisah-kisah itu diungkapkan.
Maka sebagian dari makna-maknanya itulah yang di perlukan, sedang makna-makna lainnya
dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.

BAB III

PENUTUP

a). Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada baginda Nabi
Muhammad Saw melalui perantara malaikat jibril.Didalam Al-Qur’an berisi kalamullah. Al-
Qur’an memiliki beberapa nama yaitu Al-Furqon, At Tanzil, Adz Zikir, dan Al-Kitab. Al-qur’an
diturunkan secara gradual (berangsur-berangsur) karena sesuai dengan situasi dan kondisi yakni
selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Berdasarkan urutan waktunya, pertama kali terjadi pada bulan
ke-9 Hijriah, Yaitu 17 Ramadhan 610 M dan wahyu terakhir Surat Al-Maidah ayat 3 diturunkan
pada bulan 9 Dzulhijjah 10 H/8 Maret 632 H di Padang Arafah.Al-Qur’an terdiri 30 juz, 114
surah, dan 6666 ayat. Al-Qur’an diturunkan secara gradual (berangsu-angsur) memiliki hikmah
tersendiri.beberapa diantaranya yaitu menguatkan dan meneguhhkan hati Rasulullah, kesesuaian
dengan peristiwa-peristiwa dan Pentahapan dalam penetapan hukum.

Pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi Muhammad saw dilakukan dengan dua cara utama,
yaitu: menyimpannya ke dalam “dada manusia” atau menghafalnya; dan merekamnya secara
tertulis di atas berbagai jenis bahan untuk menulis, seperti pelepah kurma dan kulit hewan.
Kemudian setelah Nabi Muhammad wafat, pelestarian kitab suci Al-qur’an dilanjutkan oleh
para sahabat nabi yakni pada masa Khulafa’ur Rasyidin.Yang pertama pada masa kekhalifaan
Abu Bakar Ash-Siddiq .Waktu itu Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khattab
membukukan surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena khawatir akan
punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka. Setelah Abu Bakar
wafat, Al-Qur’an itu berpindah tangan kepada Khalifah kedua yakni Usman bin Affan.Yang
kedua pada masa kekhalifaan Usman bin Affan. Khalifah Utsman megetahui bahwa Al-Furqan
terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan
memeliharanya, ia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh ibunda hafsah,
yakni merupakan naskah pertama, kemudian memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang
diantaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut. Khalifah juga memerintahkan agar
semua naskah yang terdapat di negeri-negeri islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah,
kemudian dibakar. Maka dari itu, umat Islam di masa sekarang haruslah senantiasa memelihara
dan menjaga keotentikan al-Qur’an dengan cara berusaha menghafal, mempelajari dan mengkaji
Al-Qur’an, serta memahami makna yang sebenarnya berdasarkan kaidah tafsir.

Didalam Al-Qur’an banyak sekali cakupan yang bisa dijadikan pedoman bagi kehidupan kita
diantaranya kita dapat meyakini bahwa allah itu ada dengan adanya ajaran ilmu tauhid yang
berada dalam Al-Qur’an Dan memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT
berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman
kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga. 

b).Saran

Demikianlah makalah yang telah kami susun. Semoga dapat bermanfaat dan dimengerti oleh
para khalayak ramai.Kami mohon maaf sebesar-besarnya.karena hanya inilah batas kemampuan
kami.

DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an Al-Karim, Cetakan Madinah Al-Munawarah.

Manna’ Khalil al-Qattan, Diterjemahkan dari Bahasa arab oleh Drs. Mudzakir AS., diterbitkan
atas kerjasama Litera AntarNusa dan Pustaka Islamiyah.
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1996), hlm.3.
Buku Pengantar Studi Al-Qur’an oleh Abdul Hamid Lc, MA.

https://news.detik.com/berita/d-5549778/nuzulul-quran-sejarah-singkat-dan-bacaan-
doanya#:~:text=Melalui%20Malaikat%20Jibril%2C%20Al%20Quran,pertama%20dari%20Surat
%20Al%20'Alaq

https://tafsiralquran.id/pemeliharaan-al-quran-pada-masa-nabi-muhammad-saw/

https://www.openulis.com/al-quran-khulafaurrasyidun/

https://www.khudzilkitab.com/2017/11/pemeliharaan-al-quran-pada-masa-abu-bakar-dan-umar-

bin-khattab.html?m=1

http://affasyunasz182.blogspot.com/2015/04/pemeliharaan-al-quran-pada-masa-ali-bin.html?

m=1

https://hidayatuna.com/sejarah-pemeliharaan-dan-pemurnian-al-quran-di-masa-sekarang/

https://dedikayunk.wordpress.com/2014/11/19/pokok-pokok-kandungan-al-quran/

Anda mungkin juga menyukai