Anda di halaman 1dari 8

Aksi Nyata Penerapan

Budaya Positif
1. Membuat Kesepakatan Kelas Dan

Melakukan Refleksi
Langkah awal yang penulis lakukan

adalah dengan membuat kesepakatan

kelas bersama murid. Karena proses kesepakatan kelas untuk mencapai

kelas impian tersebut. Guru

mengajukan beberapa pertanyaan

untuk dijawab murid. Karena saat itu

belum semua murid mengikuti diskusi,

guru menyampaikan pada murid untuk

menyampaikan pendapatnya tentang

kelas impiannya melalui google form.

Guru membagi google form melalui

aplikasi WA pada tanggal 07 Desember

2020, terdapat 23 Murid dari 30

murid yang mengisi respon pada google

form. Jawaban murid tentang kelas

impian mereka bervariasi antara lain

kelas yang bersih, tidak ribut, tenang,


pembelajaran masih dalam jaringan kompak, tidak berkelahi, tidak ada
(daring), maka pembuatan bulying, tidak berkata kasar, saling
kesepakatan kelas dilakukan dalam membantu dalam belajar, tidak
bentuk obrolan video (zoom dan google pilih-pilih teman, dan lainnya.
meet), melalui google form, dan melalui Jawaban tentang bagaimana
obrolan chat (WA grup). Kesepakatan mewujudkan kelas impian mereka
kelas mulai dibuat pada tanggal 05 antara lain selalu menjaga kebersihan
Desember 2020 Dengan mengajak kelas, datang piket lebih awal, menjaga
murid berdiskusi tentang kelas impian kekompakan, saling membantu dalam
mereka dengan menggunakan aplikasi belajar, menghargai dan menghormati
zoom, saat itu guru menjelaskan bahwa orang lain, berbicara sopan dan tidak
kita akan membuat poin-poin berbicara kasar, dan lainnya. Dari
jawab efektivitasnya dikarenakan tidak ada

an lagi proses pembelajaran, karena


pembuatan kesepakatan kelas
mere
berlangsung pada akhir semester ganjil.
ka
Sehingga refleksi baru bisa dilaksanakan
guru
pada minggu ketiga Bulan Januari
menc Tahun 2021, setelah mengikuti proses
oba pembelajaran semester genap secara
mera daring. Menurut pengamatan guru

ngku selama pembelajaran daring telah


menunjukkan adanya kesadaran siswa
m
untuk untuk melaksanakan
dan mengambil kesimpulan menjadi
kesepakatan kelas yang telah disepakati
poin-poin kesepakatan yang akan
bersama, hal ini dikarenakan guru
diterapkan di kelas. Kemudian pada sebelum belajar selalu mengingatkan
tanggal 14 Desember 2020 guru poin-poin kesepakatan yang telah
kembali mengajak murid berdiskusi disusun bersama. Selain itu adapun

melalui aplikasi zoom, saat itu guru beberapa pelanggaran, murid yang
melakukan pelanggaran tersebut
menyampaikan poin-poin kesepakatan
langsung menyadari dan meminta
kelas yang telah dirangkum dari semua
maaf dan sesama murid langsung
pendapat murid. Guru menanyakan
mengingatkan agar mematuhi
apakah murid setuju dengan poin-poin kesepakatan kelas yang telah disepakati
kesepakatan kelas tersebut. Murid bersama.

menyetujui poin-poin kesepakatan


Selain itu guru juga melakukan
kelas yang dibacakan guru, guru
refleksi dengan melakukan diskusi
mengingatkan untuk bahwa poin-poin
bersama murid melalui WA grup pada
tersebut telah dibuat secara
tanggal 23 Januari 2021. Guru
bersama-sama dan untuk itu kita harus
bertanya pada murid; apakah ada
berkomitmen untuk menjalankan
pelanggaran poin-poin kesepakatan
poin-poin kesepakatan kelas tersebut
kelas yang telah disepakati?, apa poin
dengan sungguh-sungguh.
yang dilanggar?, apa penyebab terjadi

pelanggaran?, apakah ada poin


2. Refleksi Kesepakatan Kelas
kesepakatan yang harus diganti?, atau

Untuk Penerapannya adakah poin kesepakatan yang ingin

kesepakatan kelas yang telah dirancang ditambahkan. Semua murid


bersama belum bisa dipantau langsung
menyatakan puas, tidak ada poin Semua murid setuju dan bersemangat

kesepakatan yang perlu ditambahkan untuk melaksanakan program literasi

atau diganti. Namun di akhir diskusi yang merupakan bagian dari

guru memberi usulan untuk mengganti kesepakatan kelas.

poin kesepakatan kelas “ kami siap

bekerjasama ” dengan alasan poin

kerjasama itu sudah termasuk dalam

poin kesepakatan “ kami peduli dan

saling membantu dalam belajar “. Guru

mengusulkan memasukkan poin

kesepakatan baru yaitu “ kami selalu

membaca buku minimal 15 menit

setiap hari “. Hal ini dikarenakan guru

ingin menggalakkan budaya literasi

sebagai penerapan budaya positif di

kelas. Murid pun setuju dengan usulan

yang disampaikan guru, guru

meyakinkan apakah murid setuju

untuk membiasakan membaca minimal

15 menit setiap hari, apakah tidak

merasa terpaksa atau memberatkan?.

Murid pun menyetujui, setelah itu guru

menjelaskan dan memotivasi murid Kesepakatan Kelas Setelah Refeleksi

untuk membaca setiap hari untuk

mengembangkan keterampilan murid 3. Sosialisasi Kesepakatan Kelas

dalam menemukan informasi, melatih Dalam Penerapan Budaya Positif

kemampuan berkomunikasi, melatih Kepada Teman Sejawat

berpikir kritis, merangsang kreatif, Budaya positif yang sudah

dapat mengembangkan bakat menulis. mulai tumbuh hendaknya ditularkan

Guru memberi kebebasan murid untuk kepada semua warga sekolah. Oleh

memilih bahan bacaan, misalnya buku karena itu dilakukan berbagi praktik

cerita rakyat, buku pengetahuan, baik dengan rekan sejawat dalam

ensiklopedia, komik atau novel pertemuan sosialisasi di sekolah.

anak-anak/remaja, dan lainnya. Sebelum pelaksanaan dilakukan


konsultasi dan koordinasi dengan

kepala sekolah. Setelah mendapat

persetujuan dari kepala sekolah ,

pelaksanaan praktik baik ini

dilaksanakan pada 15 Februari 2021

di ruang majelis guru SDN 99

Pekanbaru.

Dalam kegiatan ini dimulai

dengan memperkenalkan merdeka

belajar, profil pelajar pancasila,

penerapan budaya positif dengan

pendekatan disiplin positif,

langkah-langkah membuat

kesepakatan kelas, dan berbagi

pengalaman membuat kesepakatan

kelas meskipun pembelajaran masih

berlangsung secara daring. Diharapkan

dengan adanya sosialisasi penerapan

budaya positif melalui kesepakatan

kelas ini guru dapat membuang asumsi

lama bahwa hukuman diperlukan

untuk mempertahankan kontrol di

kelas.

4. Menggalakkan Budaya Literasi

Siswa Kelas VI A SDN 99

Pekanbaru

Penerapan budaya positif

berikutnya yang diharapkan dapat

tumbuh dan berkembang adalah

budaya literasi, budaya mencintai

pengetahuan dengan cara


meningkatkan keterampilan

membaca dan menulis. Budaya

literasi digalakkan setelah refleksi

kesepakatan kelas, karena budaya

literasi dimasukkan dalam salah satu

poin kesepakatan kelas.

Dalam menggalakkan budaya

literasi, Guru meminta murid

membaca minimal 15 menit setiap

hari, hal ini dibuktikan murid dengan

foto kegiatan membaca dan laporan

kegiatan literasi seperti membuat

resume bacaan, membuat tabel

daftar bacaan, membuat pohon

baca, atau menceritakan kembali isi

bacaan baik dalam bentuk tulisan

maupun lisan. Murid diberi kebebasan

dalam membuat laporan pelaksanaan

budaya literasi. Guru juga

berkolaborasi dengan wali murid

dalam menggalakkan budaya literasi,

dengan melakukan diskusi dan

komunikasi melalui telepon, chat WA,

dan ada juga wali murid yang

bertemu langsung di sekolah. Guru

juga memberikan motivasi kepada

murid dan wali murid dengan

menjelaskan manfaat yang diperoleh

dengan gemar membaca dan

menghubungkan dengan

diberlakukannya Assesmen Nasional

sebagai pengganti ujian nasional.

Anda mungkin juga menyukai