Kasein
Kasein
Kelompok 2
Hernindita Novie E H0908027
Maria Resta Sabrina H0908073
Fauzi Achmad H0908107
Melania Lilik Swaningtias H0908119
Novita Try Aryani H0908125
Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut
dalam etanol, senyawa alkali, dan beberapa larutan asam (Firdaus, 2011).
C. Sifat-sifat kasein
Kasein mengandung residu fosfoseril yang tinggi yang menstabilkan
micell. Disamping itu kandungan prolin pada kasein juga tinggi yang tersebar
merata pada rantai polipeptida dengan struktur α-helix dan β-sheet yang
terbatas sehingga membentuk struktur kasein yang sangat terbuka
dibandingkan dengan protein whey.
Struktur terbuka berarti bahwa kasein lebih mudah diserang oleh enzim
dan juga dengan mudah berdifusi pada interfaces. Keberadaan dan letak fosfat
pada berbagai fraksi kasein berimplikasi penting dalam sifat fungsionalnya.
Fox dan Mulvihill (1982) dalam Anonima (2011) mengemukakan
bahwa kasein dapat mengalami destabilisasi selama prosessing produk-produk
susu ataupun karena penyimpanan. Telah diketahui bahwa kasein tidak larut
pada titik isoelektrisnya yaitu pH 4,6 (kisaran pH susu segar normal 6,6-6,7),
maka hal ini dimanfaatkan pada pembuatan kasein asam, fermentasi produk
susu cair, dan pada pembuatan beberapa varietas keju seperti Cottage dan keju
Queso Blanco.
Proses fortifikasi dengan penambahan kalsium, misalnya 0-0,6 persen
kalsium khlorida, mengakibatkan presipitasi kasein pada suhu 90°C, yang hal
ini dimanfaatkan pada produk kasein protein whey kopresipitat. Kasein misel
mengalami koagulasi, bila mencampur susu segar degan larutan etanol.
Pada prinsipnya kasein misel tahan panas atau stabil hingga pemanasan
pada suhu 140°C selama 10 sampai 20 menit sebelum terjadi koagulasi. Daya
tahan panas kasein sangat tergantung dari pH susu, akan tetapi susu segar
tahan terhadap pemanasan diatas pH 6,4.
Pelepasan kalsium dari susu secara keseluruhan menyebabkan 10 kali
disagregasi lebih lanjut, dengan membentuk komplek submiselar kasein
dengan berat molekul 2 million. Sedangkan penambahan agensia disosiasi
yang kuat seperti urea, HCl guanidin alkali atau natrium lauryl sulfat maka
agregat kasein berdisosiasi membentuk unit-unit monomernya degan kisaran
berat molekul dari 19.000 hingga 30.000.
Pada k-kasein yang memiliki sedikit residu fosfoseril maka tidak
mengikat kuat ion kalsium dan larut dalam kalsium k-kasein dapat berasosiasi
dengan komponen α-kasein maupun β-kasein, yang dengan adanya ion
kalsium akan menstabilisasi ikatan tersebut sehingga mencegah timbulnya
presipitasi, namun demikian k-kasien kurang stabil akibat modifikasi oleh
enzim proteinase, misal rennet, yang dengan adanya ion kalsium dapat terjadi
koagulasi kasein misel. Hal ini sangat penting pada proses pembuatan
bermacam varietas keju dan kasein renet.
Perlakuan pemanasan yang semakin lama cenderung akan menurunkan
kadar kasein. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eckles dkk.
(1976) bahwa kasein seperti halnya protein tidak tahan terhadap panas yang
akhirnya akan mengalami denaturasi. Perlakuan lama penyimpanan
berpengaruh secara nyata terhadap kadar kasein. Semakin lama disimpan,
kadar kasein dalam susu cenderung semakin menurun. Hal ini diduga karena
semakin lama disimpan, jumlah bakteri akan meningkat termasuk bakteri
penghasil ensim proteolitik yang akan mencerna kasein menjadi asam-asam
amino sehingga kadarnya semakin menurun (Uum dan Didi, 1990).
D. Pembuatan Kasein
Susu merupakan larutan yang berisi protein, laktosa mineral dan
vitamin tertentu yang mengemulsi lemak dari kasein. Jika lemak dihilangkan
dari susu tersebut diperoleh susu skim sedangkan apabila kaseinnya
diendapkan residu yang diperoleh disebut serum. Kasein dapat diendapkan
dengan cara mengasamkan susu sampai pH 4,7. Larutan dibuat dengan cara
mencampurkan 100 ml susu dalam air panas dipanaskan sampai 40ºC + 1 ml
asam asetat glacial tetes demi tetes sambil diaduk. Setelah diaduk kasein
mengendap. Selanjutnya menyaring endapan dengan menggunakan corong
buchner dengan pompa vakum, terbentuk endapan dan filtrat. Suspensikan
endapan dengan 50 ml etanol 95 %, kemudian dekantasi, ulangi dengan
menggunakan 50 ml campuran etanol eter, diperoleh endapan yang berbentuk
tepung. Cuci endapan dengan 50 ml eter. Hisap endapan kemudian keringkan
dan pindahkan pada kaca arloji. Terbentuk kasein dalam bentuk tepung kering
(Salila, 2010).
E. Isolasi Kasein dari Susu
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik
seperti lemak susu, kasein (protein susu, dan laktosa (karbohidrat susu).
Uum Umiyasih dan Didi Budi Wijono. 1990. Pengaruh Sterilisasi Sederhana
Terhadap Kualitas Dan Daya Tahan Susu. Jurnal ilmiah penelitian
ternak grati vol. I no. 1.