Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UTS

WAWASAN PROFESI BK

TENTANG

KESIMPULAN MATERI KELOMPOK I-5

Dosen Pembimbing Mata Kuliah:


Prof. Dr. Prayitno, M.Sc., Ed.
Prof. Yarmis Syukur

OLEH

RAHAYU DEWANY

NIM : 21151024

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
kesimpulan materi tentang perkembangan manusia oleh kelompok 1

1. Bagaimana cara kita memelihara Kes agar terciptanya DBSMBDA

Cara memelihara KES agar terciptanya DBSMBDA adalah dengan dinamika


lima-O secara terintegritas itulah yang menghasilkan kualitas kehidupan kearah DBMSB-
DA. Kualitas yang dimaksud disini adalah dua tampilan kehidupan yaitu KES dan KES-
T. Tampilah KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari) mengarah pada kondisi DBMSB-DA
yaitu dengan terpenuhinya lima kebutuhan dasar dengan prinsip TJS dan integritas lima-
O yang bermutu tingga maka akan terciptanya kehidupan yang Damai, berkembang,
maju, senang, bahagia didunia dan akhirat.

Tampilan kondisi KES seperti: tujuannya positif, kualitas penyelenggarannya


efektif-efesien serta menyenangkan, hasilnya selalu memuaskan, kemanfaatannya selalu
dengan tujuan hidup yang positif,

2. Cara mewujudkan atau mencapai unsur lima-O

Lima-O merupakan kompenen dan unsur dinamika kehidupan manusia sejak awal
penciptaannya, kelahirannya didunia dan kelanjutan hidup sepanjang hayat sampai
meninggal dunia yang dikonsepkan kondisi diwarnai secara langsung oleh lima-O yaitu

1) Biologi, sejak terjadinya janin sampai ditiupkannya ruh terhadap janin


tersebut
2) Psikologi, sejak ditiupkannya ruh ke dalam janin, maka kompenen psikis
berdinamika sepanjang kehidupan didunia.
3) Sosiologi, sejak kelahiran individu manusia berhubungan dengan manusia lain
melalui komunikasi dan dinamika social
4) Pedagogi, sejak kelahiran dalam wadah hubungan sosiall, individu manusia
memperoleh pendidikan melalui upaya pedagogi
5) Ridho Tuhan, pemenuhan kebutuhan dasar iman-taqwa menampilkan kondisi
kehidupan sesuai dengan kehendak dan keizinan Tuhan Yang Maha Esa,

Dapat kita ketahui bahwa unsur lima-O sudah tercipta dalam diri manusia sejak
manusia itu diciptakan (terciptanya janin) hingga lahir kedunia.

1
3. Faktor yang menyebabkan KES-T

Faktor yang menyebabkan KES-T adalah tidak terpenuhinya lima kebutuhan


dasar dengan prinsip TJS dan tidak adanya integritas lima-O yang bermutu tinggi pada
diri individu manusia tersebut sehingga mengalami KES-T (kehidupan efektif sehari-hari
terganggu) tampilan KES-T terarah pada penyimpangan dan pencederaan sehingga
kondisi individu tersebut terhambat, terlarang, terasingkan, terugikan, ternoda, terdosa.

4. Ciri-ciri seseorang yang mengalami KES-T

Ciri-ciri individu yang mengalami KES-T seperti, mudah gelisah, frustasi, sering
terlihat murung, mudah tersinggung, tidak dapat berpikir tenang dan tidak bias tidur atau
mengalami insomnia.

5. Kenapa seorang selebriti mengalami stress, sedangkan dari segi finasial sudah cukup,
coba jelaskan penyebab selebriti mengalamoi stress dan cara mengatasinya.

Seseorang akan mengalami stress apabila tidak terpenuhinya lima kebutuhan


dasar. Dari lima kebutuhan dasar kebutuhan dasar iman-taqwa yang menjadi poin
terpenting karena jika seseorang tersebut mengetahui serta mengaplikasikan nikmat
syukur yang diberikan Allah, rajin bersedeqah, melakukan amalan ibadah sesuai yang
diperintahkan Allah dan menjauhi laranganNya, individu tersebut akan mendapatkan
kehidupan yang Damai, berkembang, maju, senang, bahagia didunia dan akhirat.

6. Jelaskan mengenai kebutuhan dasar teknik

Kebutuhan dasar teknik adalah cara mencapai sesuatu yang paling sederhana ialah
membuat kue dan yang paling rumit adalah menciptakan teknologi yang cangkih. Dapat
kita ketahui bahwa teknik meurpakan cara seseorang untuk menciptkan sesuatu yang
diinginkan contoh dalam membuat kue tentu saja seseorang mengetahui terlebih dahulu
cara-cara yang dilakukan untuk membuat kue tersebut, seperti mengadon tepung,
mengukus kue didalam open dan lain sebagainya.

2
Kesimpulan Materi Pendidikan dan Unsur-Unsurnya oleh kelompok 2
Dalam unsur-unsur pendidikan jika tidak terpenuhi salah satu unsurnya bukan berarti
pembelajaran tidak bisa berjalan. Dimana proses pembelajaran bisa saja terjadi secara
otididak, Otodidak adalah belajar sendiri, yang juga merupakan termasuk ke dalam unsur
pendidikan. Dan sesungguhnya merdeka belajar itu akhirnya adalah otodidak. Banyak sekali
kita temui tokoh-tokoh terdahulu yang pembelajarannya otodidak.salah satunya Buya Hamka
yang merupakan bapak pendidikan, waktu ia berada dipenjarapun dia masih lagi belajar
sendiri dan menjalankan pendidikan dalam penjara. Namun akan tetapi, makin berkualitas
semua unsur-unsur pendidikan maka semakin hebat pulalah hasil pendidikan.
Unsur pendidikan juga termasuk kedalaam Undang-Undang yang merupakan
keharusan untuk dijalankan oleh pihakk-pihak yang terkait dengan hal itu. Yang selalu
menjadi kelemahan bagi kita adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan tidak
berusaha memahami dan melaksanakan sebaik-baiknya Undang-Undang Pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilaksanakan oleh para guru,
konselor, dosen, menteri-menteri pendidikan dan lain sebagainya, yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana itu ialah ketika kita melakukan sesuatu
dipersiapkan dulu dan memang harus ada keinginan untuk melakukan itu, seperti membuat
metodenya yang mana hal yang akan kita buat ini harus tersusun rapi dan sistematis agar
proses kedepannya itu terjalankan dengan baik.
Adapun tujuan dari usaha sadar dan terencana itu ialah untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran. Suasana belajar, yang berada dalam suasana itu adalah
individu yang belajar (individu itu sendiri yang sedang melaksanakan kegiatan belajar).
belajar adalah mengusai Sesuatu yang baru melalui dinamika BMB3. Akan tetapi tidak
semua yang memperoleh Sesutu yang baru itu adalah belajar. dan bapak prof Prayitno dan bu
Yarmis saat ini berada dalam suasana proses pembelajaran, yang tujuannya adalah untuk
mendorong peserta didik supaya berkarakter belajar.
Tugas pendidik adalah supaya peserta didik itu bersuasana belajar. dan unsur-unsur
pendidikan yang 6 yang telah disebutkan sebelumnya haruslah betul-betul dipahami, tekun,
ilmiah, mendasar, dan terus dilaksanakan. Adapun tujuan dari suasana belajar dan proses
pembelajaran itu adalah untuk menyeimbangkan potensi peserta didik.

3
Potensi merupakan daya /kekuatan diberikan Tuhan sejak meniupkan ruh dalam
badan sedangkan kemampuan adalah sesuatu yang sudah bisa dilaksanakan. Kemudian daya
tersebut dikembangkan melalui kemampuan. Jika pengembangannya baik maka daya itu
menjadi tingkat berkembang.
Prof prayitno menolak teori tabularasa oleh Plato yang menyatakan bahwa seorang
bayi itu seperti kertas kosong, sedangkan menurut prof Prayitno bahwa bayi sudah memiliki
potensi didalam dirinya yaitu potensi HMM (Harkat, Martabat dan Manusia) potensi tersebut
ada sedari ditiupkannya ruh kepada bayi dari Allah Swt didalam kandungan.

4
kesimpula materi tentang Kegiatan Pokok Pendidikan Oleh kelompok 3
Pengertian perilaku adalah “gerak dinamik psiko-fisik dan lingkungan dalam kondisi
tertentu terkait dengan BMB3”. Seperti saat Prof bicara fisiknya adalah mulut dan psiko yaitu
apa yang dikemukakan/dimaksudkan berdasarkan atau melalui lingkungan (peserta daring)
dan suasana yang disekitar (pribadi) terkait dengan BMB3.
Belajar adalah upaya memperoleh sesuatu yang baru melalaui dinamika BMB3.
Kalau memperoleh seuatu yang lama bukanlah belajar melainkan mengulang apa yang
pernah dipelajari. Dan adapun hasil belajar dari sesuati yang baru itu adalah dari tidak bisa
menjadi bisa, dari tidak biasa menjadi terbiasa, dari tidak bertanggung jawab menjadi
bertanggung jawab.
Bagaimana peserta didik memiliki dinamika BMB3? Karena memiliki kesadaran
harkat mertabat manusia (HMM).
Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi peserta didik udah mempunyai potensi dalam dirinya sejak lahir yaitu sejak
ditiupkan ruh kedalam rahim ibunya, melalui pendidikan dikembangkan potensi itu,
Dan semua yang telah dibicarakan hari ini adalah menyangkut kepada dasar
pendidikan tersebut, yang mana potensi itu sudah diaanugrahkan/dimodalkan oleh Tuhan.
Bukan hanya guru,, tetapi dosen, konselor, tutor, fasilitator dsb seharusnya juga
seharusnya mengembangkan BMB3.
Yang mempengaruhi perkembangan BMB3 liku lado (5 kekuatan di luar diri), fase-
fase ini juga belum tersosialisasi dengan baik, dan itu disebutkan dengan jelas dalam
konseling pancawaskita. Landasan dari pada liku lado tersebut yaitu potensi yang ada dalam
diri individu yang secara khusus disebut liku dadu (kekuatan di dalam diri individu) yang kita
kenal sebagai BMB3.
Liku dadu (5 kekutan di dalam diri) melawan konsep Tabula Rasa yang mengatakan
manusia sebagai kertas kosong.

5
Prof. Prayitno berpegang pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan.
Beliau mengatakan bahwa pengertian pendidikan di Indonesia yang berdasarkaan
undang-undang merupakan pengertian yang paling hebat di dunia, tetapi tidak dengan
pelaksanaannya, pelaksanaan pendidikan yang paling hebat terdapat di Amereika. Beliau
(Prof. Prayotno) bersama tim TIBUNP telah menyusun “Revolusi Pembelajaran” sejak
tahun 2018 dan sekarang sudah berjalan selama3 tahun bahkan juga mereka telah
mengajukannya ke Jakarta (Menteri dsb )akan tetapi belum mendapatkan respon sama
sekali.
Beliau bersama tim di UNP menyusun Revolusi Pembelajaran itu menekankan
bahwa Revolusi Mental itu hanya akan berhasil kalau pembelajarannya itu bagus (yaitu
dengan defenisi belajar “Menguasasi sesuatu yang baru berdasarkan dinamika BMB3”).
Sampai sekarang pun para petinggi kita (guru, dosen, konselor dsb) masih banyak
yang belum memahami makna dari BMB3.
“Berpikir adalah mengaitkan suatu hal dengan hal lainnya dalam keadaan atau kondisi
tertentu, sehingga diperoleh pemahaman; pemahaman tersebut dapat terarah pada
pemecahan masalah atau solusi dan mencapai tujuan tertentu”. Berpikir itu harusnya luas
mulai dari yang sederhana sampai ke tahap yang sangat kompeks. Berpikir juga ada
asasnya yaitu asas kebenaran (kesesuaian antara makna suatu konsep atau fakta dengan
rujukannya), berdasarkan pengertian tersebut ada lima tingkat kebenaran yaitu:
1) Kebenaran mutlak (rujukan firman Tuhan)
2) Kebenaran yang sebenar-benarnya benar (dengan rujukan hasil penelitian)
3) Kebenran yang dibenarkan (dengan rujukan peraturan yang berlaku)
4) Kebenaran yang dibenarkan (dengan rujukan yang dibuat-buat)
5) Kebenaran benarnya sendiri (dengan rujukan kemauan sendiri).
Kebenaran no 5 itu jangan sampai menjadi landasan perilaku. Suatu yang
benarnya sendiri yang justru istimewa dan menjadi panduan kita semua hal ini
dikarenakan terkait dengan “kun faya kunnya Tuhan”. Spirit adalah sesuatu yang setiap
kali mengakal, diinginkan, diingat dan dipercayai.
Pola hidup di Amerika sebagian besar menganut pada pola hidup sekuler
(menomor satukan dunia dan meniadakan akhirat). Berbeda sekali dengan Indonesia yang
menomor satukan akhirat. Seperti dapat dilihat dari materi yang diajarkan oleh

6
Prof.Prayitno yang pertama dilandasi oleh DBMBS-DA, dan Kebutuhan Dasar) Jadi kita
mendidik dan mengembangkan peserta didik pertama-tama adalah kekuatan spiritual
keagamaan.
TJS (Tiga Jadi Satu) yaitu Ilmiah, Amaliah, dan Imaniah, dan ketiga unsur ini
tidak akan sempurna jika salah satunya berkurang, akan tetapi jika di kaji kebolehan-nya
tentu saja boleh, seperti kita lihat ilmuwan-ilmuwan barat yang hanya punya dua unsur
yaitu Ilmiah dan Amaliah tetapi tidak ada Imaniah di dalamnya. Begitu juga dengan
orang yang hanya memegang unsur Imaniah dapat kita contohkan sebagai orang yang
sekedar hafal al-Qur’an tetapi tidak mendalami keimanannya juga tidak
mengamalkannya.
Beliau Prof.Prayitno mengatakan bahwa awal dari Al-Qur’am itu di mulai dari
“Iqra’ Bismirobbikalladzi Kholaq” yang termaktub pada dasarnya adalah TJS, beliau
mendefenisakan kata “Iqra’ ” itu bukanlah “bacalah” tetapi lebih tepatnya adalah
“pahamilah”. Jadi sesuatu itu harus dipahami dengan sebaik-baiknya. Itulah yang kita
konsepkan sebagai Ilmiah. Dan untuk hal ini Tuhan juga menyuruh mengamalkan segala
sesuatu berupa firman tersebut kemudian konsep terakhir adalah mengimaninya.
Untuk itu beliau beranggapan bahwa TJS itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan
kita. Dan dia sendiri mengkonsepkan TJS sebagai lagu “Lancang Kuning”. Yang dapat
kita lihat sendiri setiap isi dari bait-bait yang terdapat dari lagu tersebut.

7
Kesimpulan Materi tentang Konseling oleh kelompok 4
Prof Prayitno, Dalam proses konseling yang berada dalam suasana belajar adalah
klien atau sasaran layanan dan konselor sedang menjalankan proses pembelajaran.
Pengembangan potensi terjadi dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi
tahu, jadi yang tidak mau menjadi mau, dari yang tidak biasa menjadi yang tidak biasa, dari
yang tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab. Untuk memiliki kekuatan
suprantural, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia keterampilan, yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Inilah yang disebut bahwa konseling
adalah pendidikan karena unsur pendidikan masuk ke dalam konseling.
Yang termasuk kedalam klien bukan hanya peserta didik, tetapi setiap orang yang
sedang mengalami masalah dan disebut dengan peserta layanan.
Dokter bukanlah profesi pendidikan karena pada saat praktik pasien bukanlah
termasuk kedalam suasana belajar dan dokter juga tidak sedang menjalankan proses
pembelajaran.
Sebagai magister konseling harus mengetahui prinsip-prinsip tentang konseling.
Magister konseling bukanlah professional konselor karena professional konselor haruslah
mengambil pendidikan profesi konselor (PPK). Adapun perbedaan antara keduanya yaitu
orientasi konselingnya, magister pendidikan (pendidikan akademik) orientasinya adalah
keilmuan. Pendidikan Profesi orientasinya adalah kinerja keahlian. Perbedaan ilmu dan
keahlian adalah: ilmu lebih berorientasi pada teori-teori dan bukti-bukti, sedangkan kinerja
keahlian orientasinya betul-betul bekerja untuk memberikan hasil.
pekerjaan pendidikan dapat dilihat Undang-undang sistem pendidikan Nasional Pasal
39 ayat 2 menegaskan “bahwa pendidik merupakan tenaga professional bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakasanakan penilaian hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, di PT ditambah 2 lagi yaitu penelitian
dan pengabdian masyarakat.
Pendidik adalah seseorang yang memiliki status terkait dengan kegiatan pendidikan.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dll yang sesuai dengan
keputusannya serta berprtisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kinerja keahlian dari kedelapan unsur tersebut berbeda-beda.

8
1. Guru melakukan proses pembelajaran untuk materi mata pelajaran
2. Dosen melakukan proses pembelajaran untuk materi di PT mata kuliah, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.
3. Konselor melakukan pengembangan kehidupan KES atau penanganan KES-T
4. Widyaiswara menangani bidang pekerjaan (pegawai di kelembagaan tertentu)
5. Tutor materi belajar bagi pengembangan diri peserta didik secara perorangan
sesuai dengan kebutuhan dan ….. peserta didik
6. Instruktur materi keterampilan, teknik atau teknologi yang diperlukan peserta
didik
7. Fasilitator materi bidang atau subtansi tertentu yang menjadi bahan kajian oleh
narasumber dalam bidang tertentu.
Psikolog bekerja sebagai analisis kondisi psikis seseorang dan dinamika dan
bukan termasuk ke dalam pendidikan. Psikologi ada juga dalam bidang pendidikan yaitu
psikologi belajar (kegitan belajar ditinjau dari ilmu psikologi). perbedaan psikologi
dengan psikolog yaitu psikologi adalah ilmunya sedangkan psikologi adalah orang yang
mempunyai keahlian dibidang psikologi.

9
Kesimpulan Materi tentang kegiatan konselor dan klien oleh kelompok 5

Berdasarkan hasil diskusi bersama teman-teman dan prof prayitno dengan ibu Yarmis
Syukur dalam disimpulkan bahwa proses pembelajaran dan kegiatan belajar merupakan
interaksi antara pendidik (dalam hal ini konselor) dan peserta didik (dalam hal ini sasaran
pelayanan konseling) yang mana pendidik (konselor) mengarahkan dan memfasilitasi peserta
diidk (klien/konseli) untuk menjalani suasan belajar secara aktif.

Perlu diingat kembali belajar merupakan upaya untuk menguasi sesuatu yang abru,
melalui dinamika BMB3, untuk menghasilkan kondisi:

 Tahu, dari tidak tahu menjadi tahu


 Bisa, dari tidak bias menjadi bis
 Mau, dari tidak mau menjadi mau
 Biasa, dari tidak biasa menjadi biasa
 Bersyukur dan ikhlas, dari tidak syukur dan tidak ikhlas menjadi bersyukur dan ikhlas
dalam rangka bertanggung jawab.

Kegiatan belajar dilakukan melalui dinamika berpikir untuk menjadi cerdas,


merasa agar perasaan terkemas, bersikap agar sikapnya penuh mawas, bertindak agar
mampu bertindak dengan tangkas dan bertanggung jawab agar mampu bertanggung
jawab dengan tuntas (BMB3-5As). Dengan demikian, peserta didik yang berada dalam
suasana belajar melakukan kegiatan belajarnya itu dalam dinamika BMB3, dan pendidik
yang menyelenggarakan proses pembelajaran terhadap peserta didik merangsang,
mendorong, dan menggiatkan peserta didik agar pada diri peserta didik berlangsung
dinamika BMB3 terhadap materi pembelajaran.

Berikut penjelasan beserta contoh dalam BMB3 :

 B-Berpikir: yaitu mengaitkan suatu hal dengan hal lainnya dalam keadaan atau
kondisi tertentu, sehingga diperoleh pemahaman:pemahaman tersebut dapat terarah
pada pemecahan masalah atau solusi sehingga mencapai tujuan tertentu. Seorang ibu
membunuh anaknya sendiri kemudian kita dapat berpikir lalu mengaitkan
permasalahn tersebut dengan pemikiran kita sehingga kita dapat berpikir seorang ibu

10
tega membunuh anaknya karena ibu merasakan sakit hati terhadap ayah si anak
sehingga anaklah yang menjadi imbasnya
 M-Merasa: yaitu respon emosional pada diri individu terhadap perangsangan yang
diterima. Misalnya berdasarkan kasus diatas kita dapat merasakan sedih dan kasian
terhadap si anak akibat perbuatan ibunya sendiri.
 B-Bersikap: yaitu, kondisi yang terdahulu ada pada diri individu (predisposisi) terkait
dengan keadaan atau perangsang tertentu yang mengandung arah untuk berbuat.
Misalnya berdasarkan kasus pembunuhan seorang ibu terhadap anaknya diatas, kita
dapat bersikap jika nantikan kita menjadi seorang ibu tidak akan melakukan hal
tersebut karena seharusnya anak itu dilindungi, disayangi dan dicintai.
 B-Bertindak: yaitu apa yang dilakukan secara nyata oleh individu yang bersikap
positif atau negative terkait dengan keadaan atau perangsang tertentu yang mengenai
dirinya. Misalnya berdasarkan kasus diatas tindakan yang dilakukan ialah
menyampaikan kejadian-kejadian tersebut kepada ibu-ibu yang sudah memiliki anak
untuk tidak melakukan perbuatan yang keji terhadap anaknya sekalipun memiliki
masalah yang sangat besar dalam kehidupan. Karena setiap permalahan memiliki
jalan keluar untuk penyelesainnya.
 B-Bertanggung Jawab: yaitu melakukan sesuatu diatas kebenaran apa yang dilakukan
adalah benar: tujuan dan caranya adalah baik menguntungkan semua pihak, diri
sendiri, dan orang lain. Misalnya berdasarkan kasus diatas dapat kita pelajari bahwa
perbuatan tersebut harus kita hindari dari diri kita sendiri dan menanamkan pada diri
orang lain agar tidak melakukan hal tersebut.

11

Anda mungkin juga menyukai