Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BLOK KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM RESPIRASI

DIVISI MIKROBIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

NAMA : YUNIETHA MELLYNIUM DR

NIM 1910911320024

KELOMPOK 7

JUDUL PRAKTIKUM : PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MATERI


PEWARNAAN

NAMA ASISTEN PRAKTIKUM : 1. GELVIA AWAEH

2. ATHIYA NADIFA

ALAT DAN BAHAN :

1. Usap Tenggorok

 Usap kapas steril


 Spatel steril
 Lempeng agar darah
 Perbenihan tioglikolat
 Isolat bakteri

2. Pemeriksaan Mikroskopis

 Isolat bakteri Streptococcus sp., Klebsiell sp., Haemophylis influenza, Mycobacterium


tuberkulosis HRV37, Klebsiella pneumonia/Enterobacter aerogenes. • Preparat sputum
penderita tuberkulosis yang telah direkatkan
 Cat Gram (Gentian violet, alkohol, safranin).
 Cat Ziehl Nelsen (karbol Fukhsin 0,3%, HCl alkohol 3%, biru metilen 0,3%)
 Cat Neisser, Muc Weiss, dan cat Burry/ cat kapsul
 Objek glass
 Deck glass
 Lampu Bunsen
 Ose
 Mikroskop
 Minyak Imersi
 Pinset

CARA KERJA :

A. Usap Tenggorok

 Ambil usap tenggorok sesuai prosedur di atas.


 Bahan pemeriksaan ditanam pada lempeng agar darah dan perbenihan tioglikolat.
 Lakukan penipisan Koch pada biakan di lempeng agar darah.
 Inkubasi pada suhu 35 °C selama 18 — 24 jam.
 Interpretasi hasil : Berbagai mikroorganisme dapat ditemukan pada tenggorok tumbuh
subur pada lempeng agar darah.

B. Pemeriksaan Mikroskopis

a) Pewarnaan Gram

 Preparat yang siap dicat digenangi dengan cat gram A.


 Biarkan 60 detik, kemudian cuci dengan air
 Genangi dengan cat gram B selama 60 detik, kemudian cuci dengan air.
 Berikan cat gram C (pelentur) dan segera cuci dengan air.
 Genangi dengan cat gram D selam 10 detik dan kemudian cuci dgn air.
 Keringkan dengan kertas filter preparat siap diamati dibawah mikroskop.

b) Pewarnaan Khusus

1. Cara Pewarnaan Much – Weiss untuk melihat granula Mycobacterium

 Preparat yang telah siap dicat digenangi dengan campuran antara Karbol Fuchsin 3
bagian dan karbol methyl violet 1 bagian. Panaskan diatas nyala api spiritus. Cat
kemudian dibuang dan preparat digenangi dengan cairan lugol selama 10 menit.
 Preparat ditetesi dengan asam nitrat, tunggu selama 1 menit. Setelah itu cucilah dengan
menggunakan campuran alkohol aceton, untuk selanjutnya dicuci dengan air.
 Seterusnya preparat digenangi dengan methyleen biru 0,01% selama 10-15 detik dan
dikeringkan Keringkan pada suhu kamar.

2. Cara Pewarnaan Burri untuk melihat kapsul

Pada pewarnaan ini digunakan tinta bak (tinta cina/tinta india).

Dengan ose bulat ambillah 2-3 mata ose dan pada objek gelas yang bersih pada ujung kanan
objek glas (kira-kira 1 cm dari tepi) bersihkanlah ose dari tinta bak & bakarlah ose sampai
bersih dari tinta.

 Ambil dengan ose steril kuman dari tanaman cair dan campur rata dengan tinta bak.
Dengan memakai objek glas yang lain buatlah preparat tipis (seperti membuat preparat
apus darah).
 Keringkanlah diudara untuk kemudian dilihat dengan perbesaran kuat, bila kuman
berasal dari media padat, terlebih dahulu dilarutkan dalam kaldu pepton secara steril.
Dengan pewarnaan Burri maka badan bakteri dan sekitarnya akan terlihat hitam,
sedangkan kapsul terlihat jernih oleh karena tidak mengikat zat warna. (Pada waktu
melihat gerakgerakkanlah sekrup halus dari mikroskop).

3. Cara Pengecata Neisser untuk melihat Granula Corynebacterium diphteriae.

 Preparat yang telah dicat digenangi dengan campuran cat Neisser A dan Neisser B
selama 30 detik-1 menit.
 Kemudian cucilah dengan Neisser C (posisi preparat dimiringkan) sampai warna cat
Neisser A dan Neisser B hilang.
 Preparat diletakkan kembali dan digenangi dengan zat Neisser C selama 3 menit.
Keringkanlah preparat dengan menghisap cat memakai kertas saring, kemudian
dikering angin dalam udara ruangan.
 Periksa dibawah mikroskop.

A. Prosedur Pemeriksaan

 Menuangkan fukhsin-karbol 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan sediaan sputum


yang telah direkatkan
 Memanaskan dengan api kecil hingga keluar uap (tidak boleh mendidih). Apabila
mendidih atau kering, fukhsin karbol akan membentuk partikel kecil yang akan terlihat
seperti BTA (positif palsu). Diamkan selama 5 menit
 Mencuci dengan air sampai zat warna hilang
 Menuang sediaan dengan asam alkohol (HC1 alkohol 3%) sampai warna merah fukhsin-
karbol hilang atau selama 2 detik
 Mencuci kembali dengan air mengalir perlahan
 Menuangkan larutan biru metilen 0,3% pada sediaan, diamkan selama 10 — 20 detik
 Mencuci dengan air, kemudian dikeringkan di udara terbuka, jangan terkena sinar
matahari langsung
 Memeriksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 x 10, menggunakan minyak
emersi

B. Cara pembacaan

 Mencari lebih dahulu lapang pandang dengan lensa okuler 10x dan lensa objektif 10x
 Meneteskan 1 tetes minyak emersi di atas preparat (aplikator minyak emersi tidak boleh
menyentuh kaca objek!)
 Memeriksa dengan menggunakan lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x (jangan
sekali-kali lensa menyentuh kaca sediaan)
 Mencari Basil Tahan Asam (BTA) berbentuk batang berwarna merah
 Memeriksa sedikitnya 100 lapang pandang dengan cara menggeser sediaan menurut
arah horizontal seperti gambar di bawah ini.

 Mencatat setiap temuan BTA dalam 1 lapang pandang sebanyak 100 lapang pandang
 Interpretasi Hasil temuan dengan Skala Skala IUATLD
Hasil Praktikum

A. Hasil Pengamatan Mikroskopis kultur Bakteri dengan Pewarnaan Gram, Burry Gins, dan Neisser.

Jenis Bkateri dan Pewarnaan Keterangan


Sifat Gram : Bakteri yang bersifat gram positif kuat ketika muda
dan pada terjadi penuaan, banyak dari bakteri-bakteri ini akan
Staphylococcus aureus (Cat Gram) menjadi gram negatif.

Bentuk bakteri : Berbentuk bulat atau coccus, berdiameter 0,7 - 1,2


µm dan tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur.

Warna bakteri : Abu-abu hingga kuning tua kecoklatan.


Warna kuning ini didapatkan karena S.aureus membentuk
pigmen lipochrom.

Sifat Gram : Bakteri yang bersifat gram negative.


Pseudomonas aeruginosa (Cat Gram)
Bentuk bakteri : Berbentuk basil atau batang dan tampak dalam
bentuk tunggal, berpasangan dan terkadang berantai pendek.

Warna bakteri :
 Piosianin (pigmen berwarna biru)
 Pioverdin (pigmen berwarna kuning)
 Piorubin (pigmen berwarma merah)
 Piomelanin (pigmen berwarna coklat)

Streptococcus pneumonia (Cat Buury Gins) Bentuk bakteri : gram positif berbentuk lancet diplococcus
[Coccus (bulat) berpasangan] atau rantai pendek.

Warna bakteri : a-hemolysis pada blood agar jika diinkubasi secara


aerob dan b-hemolitik secara anaerob.

Warna Kapsul : kapsul polisakarida. Tampilan a-hemolisis karena


produksi pneumolysin, enzim yang mendagradasi hemoglobin
sehingga memproduksi warna hijau.
Corynebacterium diphtheriae (Cat
Neisser) Bentuk bakteri : Batang pleomorfik, gram +

Warna bakteri : Bakteri Corynebacterium diphtheria ini akan


membentuk pseudo-membran berwarna puith ke abu-abuan yang
akan menghasilkan toxin atau disebut toksigenik pada mukosa
dan kulit.

Warna granula : pada metode meisner, granula berwarna biru


gelap/ biru hitam karena bersifat metakromatik.

Catatan Patogenesis Infeksi Bakteri (Isolat pada peragagaan)

Jenis Bakteri
Patogenitas Infeksi

bakteri Gram-positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai panjang dan merupakan
penyebab infeksi Streptococcus Grup A. Streptococcus pyogenes menampakkan
antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah.
Streptococcus α-
haemolyticus Streptococcus pyogenes khas memproduksi zona beta-hemolisis yang besar, gangguan
eritrosit sempurna dan pelepasan hemoglobin, sehingga kemudian disebut
Streptococcus Grup A (beta-hemolisis). Streptococcus bersifat katalase-negatif.
Pneumococcus memproduksi IgA protease yang meningkatkan kemampuannya untuk
mengkolonisasi mukosa pada saluran pernapasan atas dengan memecah IgA.
Streptococcus
pneumonia Pneumococcus bermultiplikasi di jaringan dan menyebabkan inflamasi. Saat mencapai
alveolus maka inflamasinya membuat cairan dan sel darah merah serta putih berlebihan
pada alveolus paru-paru. Menyebabkan penyakit bronchopneumonia.

Bakteri anaerob utama penyebab infeksi odontogen. merupakan bakteri yang bersifat
patogen oportunistik, yaitu bakteri yang bisa berada harmoni di dalam tubuh, tetapi
dapat menyebabkan penyakit apabila mengalami pergeseran keseimbangan ekologi di
Streptococcus
viridans dalam tubuh host. Pergeseran keseimbangan ekologi di dalam tubuh dapat dipengaruhi
oleh virulensi bakteri yang meningkat atau sistem imun dari host yang menurun.
Menyebabkan endocarditis
Eksotoksin yang diproduksi oleh bakteri merupakan suatu protein yang tidak tahan
terhadap panas dan cahayatoxinmediated disease yang membentuk membran/selaput
Corynebacterium
diphteriae pada nasofaring (pseudomembrane) dan toksin dapat menyebar ke dalam aliran darah
yang bisa mengakibatkan miokarditis, neuritis, trombositopenia, dan proteinuria.
bersifat pleiomorfik, h influenzae type b menembus epitel naso-pharing menyebar
Haemophylus secara hematogen atau secara langsung ke mening. Menyebabkan otitis media
influenza
anak, sinusitis.

P. aeruginosa bersifat patogenik hanyan ketika dipaparkan pada daerah yang tidak
Pseudomonas
aeruginosa memiliki pertahanan normal, misalnya saat membran mukosa dan kulit yang terganggu
oleh kerusakan jaringan langsung seperti pada kasus luka bakar, saat penggunaan
kateter urin atau intravena, atau jika terdapat neuropenia, misalnya pada kemoterapi
kanker. bakteri menempel dan membentuk koloni pada membran mukosa atau kulit,
menginvasi secara lokal, serta menyebabkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh
pili, enzim, dan toksin. Lipopolisakarida secara langsung berperan penting dalam
menyebabkan demam, syok, oliguria, leukositosis dan leukopenia, koagulasi
intravaskular diseminata, dan sindrom gawat napas dewasa (adult respiratory distress
syndrome). Kecenderungan P. aeruginosa untuk membentuk biofilm dalam lumen
kateter dan paru pasien CF sangat berperan dalam virulensi organisme ini.
Menyebabkan infeksi saluran nafas bawah

bakteri Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat


seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri
Mycobacterium
tuberculosis tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas. Faktor virulensi dengan toksin difteri
dan ekostoksis A-B. Menyebabkan tuberculosis.

B. Hasil Pengamatan Biakan Usap Tenggorok dan Pewarnaan Ziehl Neelsen

Hasil Biakan Usap Tenggorok (media


Interprestasi hasil biakan usap tenggorok
LAD)

pada hasil biakan usap tenggorokan didapatkan hasil terdapat


pertumbuhan koloni pada sediaan. Koloni tidak terdapat
pigmen.

Hasil pewarnaan Ziehl Neelsen Interprestasi hasil pewarnaan BTA :

Pada hasil pewarnaan didapatkan hasil bahwa bakteri berbentuk


batang berwarna ungu. Mengingikasi hasil pewarnaan BTA(+)
Pembahasan

Bakteri sebagian besar merupakan organisme uniseluler yang dapat ditemukan di berbagai
lingkungan. Karena itu, sel bakteri dinding perlu mendapat perhatian khusus karena mereka (i)
menyediakan struktur penting untuk kelangsungan hidup bakteri dengan melindungi lingkungan
yang sering tidak bersahabat, (ii) terdiri dari yang unik komponen yang tidak ditemukan di
tempat lain di alam, (iii) bertanggung jawab atas bentuk bakteri, (iv) menyediakan penghentian
ligan dan protein untuk kepatuhan pada sel inang, (v) mengekspos situs reseptor untuk obat atau
virus, (vi) mewakili paling banyak situs penting untuk serangan antibiotik, (vii) menyediakan
struktur untuk perbedaan dan variasi imunologi, dan (viii) dapat menyebabkan gejala penyakit
pada hewan dan manusia.4 Sebagian besar bakteri diklasifikasikan sebagai gram positif atau
gram negatif menurut responsnya terhadap prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini dinamai
menurut ahli histologi Hans Christian Gram, yang mengembangkan prosedur pewarnaan
diferensial ini dalam upaya menodai bakteri di jaringan yang terinfeksi. Pewarnaan Gram
tergantung pada kemampuan bakteri tertentu (bakteri gram positif) untuk mempertahankan
kristal violet kompleks (pewarna ungu) dan yodium setelah pencucian singkat dengan alkohol
atau aseton. Bakteri gram negatif tidak mempertahankan kompleks pewarna- iodin dan menjadi
tembus cahaya, tetapi kemudian dapat diwarnai dengan safranin (pewarna merah). Jadi, bakteri
gram positif tampak ungu di bawah mikroskop, dan bakteri gram negatif tampak merah.
Perbedaan antara kedua kelompok ini ternyata mencerminkan perbedaan mendasar dalam
amplop sel mereka. Dinding sel gram negatif mengandung tiga komponen itu terletak di luar
lapisan peptidoglikan: lipoprotein, di luar membran, dan lipopolisakarida. Karakteristik
taksonomi penting dari bakteri adalah tanggapan mereka terhadap pewarnaan Gram. Alat
pewarnaan Gram- erty menjadi yang fundamental, sejak Gram Reaksi berkorelasi dengan
banyak morfologi lainnya properti dalam bentuk yang berhubungan secara filogenetik.
Organisme yang berpotensi gram positif mungkin muncul begitu hanya di bawah lingkungan
tertentu kondisi dan budaya muda. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan penerapan
pewarna dasar, kristal violet. Larutan yodium kemudian diterapkan; semua bakteri akan
diwarnai biru pada saat ini di pro- cedure. Sel-sel tersebut kemudian diolah dengan alkohol. Sel
gram positif mempertahankan kristal violet-iodine kompleks, tetap biru; sel gram negatif adalah
benar-benar dihilangkan warna oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, a counterstain (seperti
safranin pewarna merah) diterapkan sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna akan
diambil dengan warna yang kontras; sel gram positif sekarang tampil ungu.2 DGS sputum /
endotrakeal aspirasi dapat mengindikasikan umum agen penyebab pneumonia. Metode ini juga
mengungkapkan kualitas spesimen, membedakan antara saluran pernapasan bagian bawah
spesimen saluran (sel epitel skuamosa sedikit dan sel polimorfonuklear-PMN yang melimpah
oleh mikroskop medan daya rendah) dan kontaminasi orofaring (prevalensi sel epitel dan PMN
yang sedikit / tidak ada).3 Kuman negatif Gram akan kehilangan zat warna ungunya setelah
dicuci alkohol, sedangkan kuman positif Gram tetap mempertahankan warna ungu meskipun
telah dicuci dengan alkohol. Pada praktikum kali ini juga membahasa beberapa bakteri,seperti
Staphlycoccus aeurs yang memiliki katalase positif, termasuk Gram positif, dan bentuknya
berkoloni seperti anggur. (2)Pseudomonas aeruginosa yang termasuk Gram negatif, bentuknya
seperti batag dan memiliki faktor Virulensi yang memiliki 4 komponen surface bakteri yaitu
flagella, pilli, LPS dan alginate. (3)Sreptococcus pneumoniae yang bentuknya coccus, termasuk
Gram positif, biasanya bakteri ini menyebabkan Pneumonia, sinusisitis dan meningitis.
Organisme ini bersifat α-hemolitik dan pertumbuhannya dihambat oleh optokin dan koloninya
larut dalam empedu. (4)Streptococcus pyogenes memiliki faktor virulensi hyaluronidase,
pirogenik eksotosin A,B,C dan Streptolysin O dan S, yang memiliki katalase nya negatif. Dan
sebagian bakteri ini mengandung antigen A adalah S pyogenes. Organisme ini bersifat ß-
hemolitik. Organisme ini juga bersifat PYR-positif dan biasanya sensitif terhadap basitrasin.
(5)Streptococcus agalactiae yang di golongkan juga sebagai Gram positif, kokkus dan termasuk
anaerob fakultatif. Organisme ini juga merupakan streptokokus grup B yang merupakan
anggota floral normal tractus genitalia wanita dan penyebab penting sepsis dan meningitis pada
neonates sehingga memberikan respon positif pada uji CAMP(Chrstie, Atkins, Munch-
Peterson). (6)Corynebacterium diphteriae bentuk nya batang pleomorfik, termasuk Gram
positif dan bakteri ini satu-satunya reservoir yaitu di manusia tepatnya di oropharynx yang dapat
menyebar melalui droplet. (7)Mycobacterium tuberculosis bakteri yang sering di dengar oleh
kita. Bakteri ini termasuk bakteri aerob dan berbentuk batang dan penyebab Tubercolosis yang
menajadi infeksi primer pada paru. Mikobakterium adalah aerob obligat dan mendapatkan
energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana. 2 Kuman tahan asam berwarna merah,
bukan kuman tahan asam berwarna biru. Sesudah pencucian dengan asam- alkohol kuman tahan
asam mempertahankan warna merahnya, sedangkan kuman bukan tahan asam melepaskan
warna ini dan menjadi tidak berwarna. Sifat tahan asam ini disebabkan karena terdapatnya asam
mikoilat yang terikat dalam dinding sel. Dinding sel kuman tahan asam terdiri dari peptidoglikan,
arabinogalaktan dan lipid, sedang kan 50 %dari lipid ini adalah asam mikolat. Jenis - jenis
pewarnaan kuman yang dikenal adalah (1) Pewarnaan negatif : kuman tidak diwarnai dan
tampak sebagai benda-benda terang dengan latar belakang hitam, pewarnaan ini dipakai untuk
kuman yang sukar diwarnai (Treponema, Leptospira, dan Borrelia). (2)Pewarnaan sederhana :
ungu kristal, Pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam zat warna, misalnya biru metilen,
air fuchsin atau selama 1-2 menit. (3) Pewarnaan diferential adalah pewarnaan yang
menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Pewarnaan khusus yaitu pewarnaan yang
dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu yang sukar diwarnai
dengan pewarnaan biasa. Contoh: Flagel, yang menggunakan Pewarnaan Gray, Pewarnaan
Novel, Pewarnaan Zettnow, Pewarnaan Fontana -Tribondeau, Simpai, yang menggunakan
Pewarnaan Muuch, Pewarnaan weiss, Pewarnaan Gins Burri. Spora, menggunakan Pewarnaan
Klein. Selanjutnya faktor pertumbuhan bagi bakteri dapat dibagi memalui kebutuhan O2 atau
tidak, karena banyak kuman heterotrof tidak dapat tumbuh kecuali diberirkan faktor-faktor
pertumbuhan. Kuman di bagi lima golongan : 1) Kuman anerob obligat
: yaitu hidupnya tanpa O2, oksigen toksis terhadapa golongan ini. 2) Kuman anaerob
aerotolerant : tidak mati dengan adanya O2. 3) Kuman anaerob fakultatif : kuman yang mampu
tumbuh baik dalam suasana dengan atau tanpa O2. 4) Kuman aerob obligat : kuman yang
mampu tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah besar. 5) Kuman mikroaerofilik : kuman
yang hanya dapat tumbuh baik dalam tekanan O2 yang rendah atau kurang.4
DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz E, Melnicle JL, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 27. Jakarta: EGC.
2017
2. Jawetz E, Melnicle JL, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25. Jakarta: EGC.
2012
3. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Penuntun Praktikum Mikrobiologi Blok Keluhan Terkait Respirasi.2020
4. Staf Pengajar bagian Mikrobiologi FKUI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Binarupa Aksara. Edisi Revisi. Jakarta;2012.
5. BOYANOVA, Lyudmila. Direct Gram staining and its various benefits in the diagnosis
of bacterial infections. Postgraduate medicine, 2018, 130.1: 105-110.

6. ROHDE, Manfred. The Gram‐Positive Bacterial Cell Wall. Gram‐Positive Pathogens,


2019, 3-18.
LEMBAR PENGESAHAN

Banjarmasin, 10 November 2020


Asisten Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

GELVIA AWAEH ATHIYA NADIFA YUNIETHA M.D.R


NIM. 1710711220021 NIM. 1810911320030 NIM.1910911320024

Anda mungkin juga menyukai