Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMPLEMENTASI MANHAJ HIDAYATULLAH PADA SISTEM


LPIH (LEMBAGA PENDIDIKAN INTEGRAL
HIDAYATULLAH) DENGAN KURIKULUM PIBT
(PENDIDIKAN INTEGRAL BERBASIS TAUHID) DALAM
RANGKA MENCETAK KADER GENERASI MUJAHID

Sebagai Syarat Mengikuti Dauroh Marhala Wustha

OLEH :
ILHAMSYAH, S.Si

PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH


WILAYAH KALIMANTAN UTARA
DAUROH MARHALA WUSTHA
2021
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat
dan karunia-Nya sehingga kita wajib mensyukuri atas apa yang Allah SWT berikan
kepada kita. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabiullah
Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam sebuah ormas yang kita geluti yakni ialah Lembaga Hidayatullah menjadi
sebuah ormas terbesar di kalangan masyarakat Indonesia yang terjaring di seluruh
wilayah Indonesia bahkan mulai memasuki penjaringan di tingkat Internasional.

Dengan bermanhaj Sistematika Wahyu konsep kelembagaan Hidayatullah memilki


visi Islam yang mendunia yaitu “Membangun Peradaban Islam”. Agar terwujudnya
visi tersebut maka Hidayatullah memiliki dua program mainstrem yaitu tarbiyah
dan dakwah.

Kehadiran Hidayatullah dikalangan masyarakat dalam bentuk upaya sebagai


pelayanan ummat yang menjadi insan berperadaban Islam, sehingga pengurus dan
anggota-anggota ataupun kader Hidayatullah diseluruh penjuru nusantara ini
diharpakan menjadi kader yang siap berjihad di jalan Allah SWT. Oleh karena itu
perlu adanya penguatan, pembinaan dan tahapan jenjang kekaderan yang saat ini
penulis sedang mengikuti kekaderan jenjang Wustha.

Harapannya ialah semoga dengan mengikuti Daurah Marhala Wustha penulis dapat
pembekalan dalam menjalankan amanah dengan baik untuk pelayanan ummat
dalam menegakkan kalimat tauhid dan berdakwah, berjihad di jalan Allah SWT.

Tanjung Selor, 12 Oktober 2021


Penulis
iii

DAFTAR ISI

Judul……………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………...ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………..…………………………………..1
B. Batasan dan Rumusan Masalah……………………………………………...2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
A. Manhaj Sistematika Wahyu………………………………………………….3
B. LPIH (Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah)…………………………4
C. Implementasi Manhaj Sistematika Wahyu Pada Kurikulum PIBT…………..6
D. Evaluasi Implementasi Manhaj Sistematika Wahyu pada kurikulum PIBT….7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….9
B. Saran ...………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...10
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktifitas dakwah pada perinsipnya merupakan aktifitas pendidikan baik
terhadap individu maupun masyarakat, dapat berarti pula bahwa teori-teori
dalam dunia pendidikan akan cukup relevan akan dibicarakan dan dikaitkan
dengan dunia dakwah.
Menurut Syaed Muhammad Naqib Al Attas dan M Ali secara umum
dikenal dua pandangan teoritis mengenai tujuan Pendidikan masing-masing
dengan tingkat keragamannya sendiri yaitu : 1
1. Pandangan pertama yang berorientasi kemasyarakatan dan kenegaraan,
disini manusia dididik agar mampu memerankan fungsinya secara baik
sebagai anggota masyarakat, sebagai warga negara yang dipersiapkan
sedemikian rupa agar mampu memenuhi harapan-harapan masyrakat,
bangsa dan negaranya. Modal ini banyak dianut diberbagai Negara Islam
Kontenporer, juga sebagian besar pergerakan maupun organisasi massa
Islam saat ini.

2. Pandangan kedua, lebih berorientasi kepada pendidikan individu, yang


memfokuskan diri kepada kebutuhan, daya tampung dan minat seseorang.

Oleh karena itu dengan adanya dua pandangan tersebut Hidayatullah


menerapkan konsep manhaj yang merujuk kepada manhaj tata turunnya wahyu
(tartibun nuzuli) sebagaimana Rasullulah SAW menjalankan tugas kenabiannya
kepada para sahabat dan ummat Islam terdahulu.

Manhaj Hidayatullah yang saat ini dikenal dengan Sistematika Wahyu


sehingga menjadi program dan metode yang diterapkan dalam pembinaannya
dengan tujuan melahirkan kader-kader yang berakidah lurus, berilmu dan
berakhlak alquran yang menjadi bekal seorang kader untuk terjun kedalam
program mainstrem Lembaga Hidayatullah yakni Pendidikan dan Dakwah.
2

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Adapun batasan masalah dalam makalah ini ialah dalam ruang lingkup di
Lembaga Pendidikan Hidayatullah Khususnya Wilayah Kalimantan Utara.
Dengan rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini yang
selanjutnya menjadi bahaan pokok pembahasan dan kajian bersama yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan implementasi Manhaj Sistematika Wahyu pada
kurikulum PIBT di LPIH Wilayah Kalimantan Utara?
2. Bagaimana evaluasi dalam pelaksanaan implementasi Manhaj
Sistematika Wahyu pada kurikulum PIBT di LPIH Wilayah Kalimantan
Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dan manfaat dari tema yang diangkat penulis dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengkaji dan menganalisa bersama sejauh mana persiapan dan
pelaksanaan yang dilakukan dalam mengimplementasikan Manhaj
Sistematika Wahyu pada kurikulum PIBT di LPIH Wilayah Kalimantan
Utara.
2. Untuk bahan tindaklanjut dan bahan evaluasi perbaikan dari perencanaan
yang sudah terlaksana dalam mengimplementasikan Manhaj Sistematika
Wahyu pada kurikulum PIBT di LPIH Wilayah Kalimantan Utara.
3. Untuk mengidentifikasikan kendala atau hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan implementasi Manhaj Sistematika Wahyu pada kurikulum
PIBT di LPIH Wilayah Kalimantan Utara agar menjadi bahan analisa dan
evaluasi untuk penyelesaian masalah.
4. Sebagai tambahan ilmu dan pengetahuan penulis dalam mengkaji dan
mengimplementasikan Sistematika Wahyu dan PIBT di dunia Pendidikan
Integral Hidayatullah khususnya Kalimantan Utara.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Manhaj Sistematika Wahyu


1. Definisi
Manhaj menurut bahasa adalah jalan yang jelas, terang, dan juga
dikatakan mengikut jalan yang lurus atau mengikut sunnah. Adapun manhaj
menurut istilah adalah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang
digunakan bagi setiap pembelajaran ilmiah.
Ungkapan dari Ust. Dr. Nashirul Haq, Lc. MA bahwa sistematika
wahyu adalah urutan turunnya wahyu Al Quran kepada Nabi Muhammad
SAW yang dimulai dari surat Al Alaq ayat 1 – 5. Di dalam kajian ulumul
Quran dikenal dengan istilah tartib Nuzuli atau Tartibun-Nuzuli.

2. Kerangka Manhaj Sistematika Wahyu


Konsep sistematika wahyu adalah pola dasar gerakan Hidayatullah
yang bersifat ijtihadi untuk merekontruksi nilai-nilai Al Quran secara
sistematis berdasarkan rangkaian lima surah pertama yang diturunkan
kepada Rasulullah SAW dan dipahami memiliki kerangka filosofis,
ideologis dan operasional dengan tujuan menghidupkan nilai-nilai Al Quran
secara Kaffah dalam diri jamaah dan ummat manusia guna melaksanakan
risalah perjuangan membangun peradaban Islam.

Berdasarakan konsep sistematika wahyu yang dijadikan sebagai


Manhaj Hidayatullah dimana terdapat 5 surah dengan urutan turunnya
wahyu kepada Nabi Muhammad SAW diantaranya ialah sebagai berikut :

1) Surah Al Alaq Ayat 1-5 (Bertauhid)


2) Surah Al Qalam Ayat 1-7 (Orientasi Visi Berquran)
3) Surah Al Muzzammil Ayat 1-10 (Pemberdayaan Rohani)
4) Surah Al Muddatsir Ayat 1-7 (Semangat Berdakwah)
5) Surah Al Fatihah Ayat 1-7 (Idealitas / Berislam Kaffah)
4

B. LPIH (Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah)


1. Konsep Pendidikan Hidayatullah
Lembaga pendidikan Hidayatullah memandang penting kebutuhan
akan konsep pendidikan Hidayatullah sebagai konsep pendidikan integral
dan unggul yang akan menjadi arah pendidikannya. Dengan titik
keunggulan pada pembentukan karakter, spirit, visi dan misi, bukan pada
kemewahan sarana semata.
Visi Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah adalah “Excellent
with Integrated Character” yaitu (terwujudnya layanan pendidikan yang
profesional dan amanah yang melahirkan peserta didik yang shaleh, cerdas
dan berakhlak mulia) dengan indikator visi sebagai berikut :
1) Unggul dalam karakter spiritual keagamaan;
2) Unggul dalam bidang akedemik;
3) Unggul dalam penguasaan Al-Qur’an;
4) Unggul dalam bidang bahasa;
5) Unggul dalam life skill;
6) Unggul dalam pelayanan.

Adapaun misinya ialah sebagai berikut :


1) Menyelenggarakan pengelolaan sekolah yang berwawasan integral
(tauhid).
2) Menerapkan manajemen partisipatif, dengan melibatkan seluruh
komponen sekolah dan yang terkait dengan proses pendidikan.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
4) Mencetak Generasi Penghafal Qur’an dan Hadits.

Dengan tujuan Pendidikan Integral Hidayatullah yaitu :


1) Memberikan layanan pendidikan dasar yang mengacu pada kurikulum
Departemen Agama.dan kepesantrenan.
5

2) Menjadikan Sekolah dan Masjid sebagai sentral pembinaan mental dan


spritual.
3) Memacu peserta didik untuk berkempetisi di bidang akademik dan
ulumuddin melalui pembelajaran yang intensif, inovatif dan
menyenangkan.
4) Memberikan pelayanan pendidikan dasar yang menghasilkan SDM
yang memiliki kompetensi dasar untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
5) Bersama orang tua dan masyarakat mewujudkan lingkungan yang
kondusif untuk mendukung terlaksananya Visi dan Misi Sekolah.

2. Sistem dan Program Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah


Untuk mencapai hasil yang optimal, maka disusunlah Sistem dan
Program Pendidikan Integral Hidayatullah, yang terdiri dari: integrasi
ilmu, integrasi sistem, integrasi institusi, sistem asrama dan metode
pendidikan Islam (tilawah, tazkiyah dan ta'limah).
1) Tilawah merupakan upaya intensif untuk membimbing seseorang dan
menempatkannya di jalan yang benar (shirathal mustaqim) agar ia bisa
sampai pada tujuan (ma’rifatullah) dengan baik. Inilah yang disebut
istiqamah. Istiqomah ini memerlukan keikhlasan.
2) Tazkiyah merupakan proses pembersihan diri dari hal-hal yang buruk
dan sia-sia, serta menumbuhkan hal-hal yang baik dan berguna agar
seseorang mampu menempuh shirathal mustaqiim dengan lebih
mudah. Inilah yang disebut thuma’ninah. Thuma’ninah ini
membutuhkan kesabaran.
3) Ta’lim merupakan proses pemberian ilmu agar seseorang tidak keluar
dari shirathal mustaqiim. Ilmu adalah cahaya penerang dari Allah
(nurullah) bagi para penempuh sirathal mustaqiim (salik). Ilmu ini
memerlukan pemahaman dan kerendahan hati.
Dengan demikian untuk menjalankan sistem Lembaga Pendidikan Integral
Hidayatullah Pengurus Pusat Departemen Pendidikan Dasar dan
6

Menengah mengonsepkan dan menjalankan program Kurikulum


Pendidikan Hidayatullah yang biasa dikenal dengan PIBT (Pendidikan
Integral Berbasis Taauhid).

C. Implementasi Manhaj Sistematika Wahyu Pada Kurikulum PIBT


Ada beberapa cara Implementasi Manhaj Sistematika Wahyu di LPIH
wilayah Kalimantan Utara yaitu :
1. Mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran. Pengembangan nilai-nilai
Manhaj Sistematika Wahyu kedalam setiap pokok bahasan dari setiap mata
pelajaran nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam muatan kurikulum yakni
kurikulum PIBT yang dapat di terapkan oleh guru-guru kepada santri
dipembelajaran melauli silabus dan RPP.
2. Mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari
a. Menerapkan keteladanan kepada akhlak nabi yang merupakan suatu
perbuatan atau tingkah laku yang baik yang patut ditiru oleh anak didik
(santri) yang dilakukan seorang guru didalam tugasnya sebagai pendidik
baik tutur kata maupun perbuatannya yang dapat diterapkan sehari-hari
santri baik dipondok maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya nilai-
niai yang terdapat dalam lima surah manhaj yaitu : ketauhidan, cita-
cita berqur’an, rajin beribadah, saling menasehati, menjaga diri dari
perbuatan sia-sia dan maksiat, dan ketaatan kepada orang yang
diangkat sebagai pemimpin.
b. Pembiasaan rutin dapat diartikan sebagai sebuah metode dalam
pendidikan berupa proses penanaman kebiasaan. Pembiasaan di
pondok pesantren, seperti solat lail, membaca dan menghafalkan
alqur’an dengan target perhari, solat duha, berinfaq, puasa senin kamis,
salat berjamaah, wirid pagi petang dan malam, latihan ceramah, dan
jumat bersih. Kegiatan ini terprogram oleh pusat departemen perkaderan
yang sekarang kita kenal sebagai GNH (Gerakan Nawafil Quran).
7

3. Kegiatan spontan yang dilakukan biasanya tidak terjadwal seperti


mengucapkan salam, membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan
hamdallah ketika bersin dan lain-lain.
4. Mengintegrasikan implementasi Sistematika Wahyu pada program
pengkaderan di bidang pendidikan melalui GPH (Gerakan Pandu
Hidayatullah) dengan profil pandu kader hidayatullah yaitu :
a. Sohihun fil aqidah (beraqidah lurus)
b. Mutakholliqun bil Quran (berakhlak qur’an)
c. Mujiddun fil ‘ibadah (giat beribadah)
d. Da’in ilallah (berdakwah di jalan Allah)
e. Multazimun bil jama’ah (berkomitmen kepada jamaah)

D. Evaluasi Implementasi Manhaj Sistematika Wahyu pada kurikulum PIBT


Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan manhaj di pondok
pesantren dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan
membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah- langkah berikut :
1. Mengembangkan indikator penilaian pada kurikulum PIBT dengan cara
menyusun instrumen penilaian.
2. Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator penilaian dengan cara
melakukan analisis dan evaluasihasil penilaian.
3. Melakukan tindak lanjut dengan cara menentukan hasil evaluasi untuk
dikembangkan menjadi bahan penyusunan target dan pencapaian serta
mengurangi atau memperbaiki kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan
atau implementasi manhaj sistematika wahyu.

Cara penilaian implementasi manhaj pada santri dilakukan pada semua


elemen-elemen pesantren. Penilaian dilakukan setiap saat baik di sekolah,
masjid, lingkungan asrama dan lingkungan sekitar pesantren dengan cara
dalam pengamatan dan pencatatan. Untuk keberlangsungan implementasi
manhaj, perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan menggunakan
8

indikator- indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi pesantren


yang teramati. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus melalui berbagai
strategi. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, lembar skala
sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara.
Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis
oleh pengasuh untuk memperoleh gambaran tentang perilaku santri.
Gambaran seluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku
oleh pimpinan.
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yang dapat penulis tuangkan ialah
sebagai berikut :
1. Implementasi Manhaj Hidayatullah Sistematika Wahyu di LPIH wilayah
Kalimantan Utara yang sudah berjalan dengan baik dalam penggunaan
kurikulum PIBT. Namun dalam pelaksanaan tersebut ada beberapa unsur
yang kurang terpenuhi atau belum standar, salah satunya ialah
pemberdayaan SDM yang handal.
2. Evaluasi dan tindaklanjut pelaksanaan kurikulum PIBT dalam bentuk
indikator penilaian belum dimiliki dan dilaksanakan oleh setiap
pendidikan di daerah masing-masing Kalimantan Utara. Sehingga
menjadi hambatan atau kendala dalam melakukan evaluasi menuju
perbaikan.

B. Saran
Dalam penelitian dan bentuk penyempurnaan karya tulis ini penulis tidak
luput dengan namanya kekeliruan baik secara pemikiran maupun pemilahan
referensi literatur. Sehingga dengan harapan besar, perlu adanya saran-saran
yang dapat meluruskan kajian karya tulis ini agar menjadi manfaat bagi
pembaca dan dapat dijadikan bahan referensi dalam penyusunan karya tulis
selanjutnya.
10

DAFTAR PUSTAKA

Quraisy Shihab, Tafsir Al-qur’an Al-karim tafsir surah-surah pendek


berdasarkan turunnya wahyu, ( Bandung : Pustaka Hidayah, 1977)

Hamim Thohari. Dkk, Wahyu Pertama Yang Mengubah Peradaban, (Jakarta


: Departemen Dakwah DPP Hidayatullah, 2002)

Haidar Putra Dualay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta
: Prenada Media Grop, 2004)

Afifuddin, Penerapan Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu di Pondok


Pesantren Hidayatullah Panyula, (Artikel Penelitian : UIN Alauddin Makassar
Fakultas Agama Islam, 2016)

https://www.hidayatullah.com/artikel (di akses pada tanggal 10 Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai