Grup A Grup C
XI AKL 1 XI AKL 3 XI OTKP 1 XI AKL 4 XI BDP 3 XI BDP 1
Juara grup A Juara grup C
XI AKL 1 XI AKL 4
XI AKL 3 XI BDP 3
XI OTKP 1 XI BDP 1
Runer up grup B Juara I Runer up grup D
Juara II
Sugiyanto, M.Or.
d. Jika jumlah peserta 12 dijadikan satu grup system kompetisi, maka jumlah pertandingan ada
66 pertandingan. Karena terlalu banyak maka dipecah dalam grup-grup kecil sehingga
jumlah pertandingan berkurang banyak.
e. Bagan ini berarti campuran antara system kompetisi pada awalnya dengan jumlah peserta
12, yang dipisah menjadi 4 grup. Masing-masing grup meloloskan juara grup dan runner up
(juara II) yang kemudian berhak masuk fase system gugur.
f. Fase system gugur pada bagan contoh di atas, diikuti oleh 8 peserta yang merupakan hasil
dari fase kompetisi, juara grup ketemu (bertanding melawan) runner up grup yang berbeda
asal grupnya sehingga tidak ketemu dengan lawan ketika di fase kompetisi.
g. Pada babak semi final yang menang masuk final berebut juara I dan II, yang kalah disemi
final memperebutkan juara III dan IV.
6. Menyajikan bagan pertandingan system gugur 2 kali kalah:
a. Penyajiannya menggunakan prinsip yang menang ke arah kanan dan yang kalah kearah kiri
b. Peserta yang kalah satu kali masih berhak tanding lagi hingga mengalami 2 kali kalah.
c. Untuk memudahkan pembuatan bagan, bagi peserta yang sudah kalah 2 kali dilingkari.
d. Berikut adalah bagan pertandingan system gugur 2 kali kalah dengan jumlah peserta 8:
1
2
1 2
2
1 3
3
1 4
5 2
5
1 4 5
6
8
7 7 7
8
7
8
e. Karena cukup sulit dalam pembuatan bagan, maka system gugur 2 kali kalah jarang
digunakan.
7. Setelah bagan pertandingan jadi tindakan berikutnya adalah:
a. Melaksanakan undian (drawing)
b. Selesai undian dilanjutkan membuat jadwal pertandingan yaitu menentukan kapan
dilaksanakan dan di mana serta wasit/petugasnya siapa.
c. Untuk bagan system gugur biasanya cukup ditulis pada bagan pertandingan saja, tetapi
untuk system kompetisi perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami.
1 - 2 1 - 4 1 - 5 1 - 3 1 - ..
3 - 4 2 - 5 4 - 3 5- 2 3- 2
5 – .. 3 – .. 2 – .. 4 – .. 5 –4
Keterangan:
- Jika jumlah ganjil berarti setiap ronde ada yang istirahat/tidak tanding
- Pada contoh di atas berarti pada ronde 1 (R 1) yang main adalah 1 vs 2, 3 vs 4 dan 5
istirahat. Ronde 2 yang main adalah 1 vs 4, 2 vs 5 dan 3 istirahat. Demikian pula R.3 dan
seterusnya.
- Jumlah ronde untuk peserta jumlah genap adalah N-1 = (N adalah jumlah peserta),
untuk ganjil jumlah ronde=N. Pada contoh N-nya= 5 jadi ada 5 ronde.
- Jumlah pertandingan system setengah kompetisi adalah 1/2N x (N-1) = ½ x 5x (5-1)= 10
pertandingan.
b. Cara angka 2 berkelana untuk jumlah ganjil, contoh 5 peserta;
1 - 2 1 - 4 4 - 2 4 - 5 5 - 2
3 -4 3 - 5 1 - 5 1 - .. 4 - 3
5 - .. 2 - .. 3 - .. 2 -3 1 - ..
Keterangan:
- Ronde 1 yang main adalah 1 vs 2, 3 vs 4 dan 5 istirahat, R.2 yang main 1 vs 4, 3 vs 5 dan
2 istirahat, demikian seterusnya untuk R.3, R. 4 dan R.5.
- Jika dibandingkan dengan cara rotasi maka yang main di R.1 sama, tetapi R.2 tidak sama,
jumlah pertandingan dan jumlah ronde juga sama.
- Jadi untuk cara rotasi dan cara angka 2 berkelana, peserta ganjil maupun genap cara
menyajikan sama. Tinggal mengikuti anak panahnya.
A B C D E F
A 1 2 3 4 5
B 3 4 5 2
C 5 1 4
D 2 1
E 3
F
Keterangan:
- Cara memasukkan angkanya berbeda dengan cara ganjil, perhatikan tanda panah. Dari
kiri diurut kekanan 1,2,3,4 dst…, kemudian kolom terakhir kebawah diisi mulai dari
genap terkecil sampai habis genapnya dilanjut ganjil terkecil sampai habis (perhatikan
tanda panah putus-putus)
- Yang main di ronde 1 (R.1) ditunjukkan dengan symbol angka 1 yaitu A vs B, C vs E dan D
vs E. Jadi tidak ada yang istirahat karena jumlah peserta genap.
selisih
A B C D E Main Menang Seri Kalah Nilai Juara
Gol
A 3-2 1-1 0 -1 1- 0 4 2 1 1 7 1 II
B 3-3 2- 0 2- 1 4 2 1 1 7 2 I
C 0- 0 1- 2 4 0 2 1 2 V
D 0- 1 4 1 2 1 5 III
E 4 2 0 2 4 IV
Keterangan:
a. Menang nilai 3, seri nilai 1, kalah nilai 0
b. Jadi juaranya B, dan hanya beda selisih gol saja.