Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RESTAURANT & CATERING

(Konsep Dasar Restoran dan Catering dan General Partis)

DOSEN PENGAMPU:

1. Wiwik Gusnita, S.Pd., M.Si

2. Ranggi Rahimul Insan, SP.

OLEH:

Rino Fitra Adlim 18075080

PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................................3
D. MANFAAT...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. PENGERTIAN USAHA BOGA..........................................................................................4
B. FUNGSI DAN TUJUAN USAHA JASA BOGA................................................................5
E. PERSYARATAN USAHA BOGA PADA SETIAP GOLONGAN....................................8
F. PERSAYARATAN DALAM PENYELENGGARAAN USAHA JASA BOGA.............14
G. PENETAPAN STRATEGI.................................................................................................17
H. PRINSIP MANAJEMEN...................................................................................................19
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................23
A. KESIMPULAN...................................................................................................................23
B. SARAN...............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Usaha jasa boga berasal dari kata to cater, yang berarti menyiapkan dan
menyajikan makanan dan minuman untuk umum. Istilah ini popular di ingris dan benua
eropa umumnya, sedangkan di Amerika lebih popular dengan istilah food service.
Sesorang yang mengolala makanan dan minuman untuk orang banyak dinamakan caterer.

Pelayanan makanan untuk umum pertama kali dilakukan di mesir sekitar tahun
4500SM di losmen dan kedai minuman. Tenaga pelaksana adalah anggota pemilik
losmen. Bahan makanan diperoleh dari hasil pertaniannya, jual beli dilakukan secara
barter. Bahan makanan tersebut antara lain apricot, anggur, ayam, itikn binatang buruan,
sayuran, kentang, bawang, susu, minuman alcohol, dan minyak zaitun untuk menggoreng.
Sebelum adanya mengusahakan losmen dan kedai, mengadakan perjalanan jauh
merupakan sesuatu yang karena membawa suatau perlengkapan tidur dan baeang-barang
yang akan ditukarkan denganbahan makanan dalam perjalanannya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari restoran dan catering?
2. Apa saja fungsi dan tujuannya?
3. Bagaimana perkembangan restoran?
4. Apa saja pengelompokkan restoran dan catering?
5. Apa persyaratan dalam penyelenggaraan restoran dan catering?
1.3. TUJUAN
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tentang apa yang dimaksud
dengan restorant dan catering serta apa saja jenis jenis atau strategi dalam menjalankan
usaha boga tersebut,serta bagaimana prinsip dari seorang manajemen dalam menjalankan
suatu usaha restorant dan catering
1.4. MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pelajaran
dibidang pendidikan maupun bidang usaha dan penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN RESTAURANT & CATERING

Menurut Marsum (1994), pengertian restoran adalah merupakan suatu tempat atau
bangunan yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang
baik kepada semua tamunya baik berupa makan dan minum.

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial,
yang menyelenggarakan. Pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa
makan maupun minum. Restoran ada yang berlokasi dalam suatu hotel, kantor maupun
pabrik, dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu.

Restoran berarti uang. karena itu kita harus tahu pasti bagaimana mengelolanya,
bagaimana cara membuat tamu-tamu senang dan puas sehingga mereka selalu
berkeinginan untuk menjadi langganan restoran kita. Banyak hal yang harus kita ketahui.
Banyak usaha dan upaya yang harus kita tempuh agar tujuan operasi restoran dapat
terwujud dengan baik.

Jasa boga (Katering) termasuk dalam Industri Commercial Catering yaitu maksud
dan tujuan dari perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan
katering yang bertujuan memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk (jasa) yang
disediakan. Kepuasan merupakan unsur intangible dari produk katering yang ditawarkan
dan kualitas makanan diproduksi serta pelayanannya termasuk unsur tangible. Jasa boga
adalah suatu pengelolaan makanan baik yang di tangani perorangan maupun perusahaan
yang menyediakan makanan disuatu tempat guna memenuhi berbagai kebutuhan
penyedianya didasarkan atas pesanan. Produk katering yaitu makanan merupakan tolak
ukur kepuasan konsumen yang disesuaikan dengan kebiasaan dan pengalaman dari
konsumen tersebut yang menikmati produk tersebut. (Kardigantara, 2006).

Sedangkan menurut (Moehyi, 1992), menyatakan bahwa katering adalah jenis


penyeleggaraan makanan yang tempat memasak makanan berbeda dengan tempat
menghidangkan makanan. Makanan jadi diangkut ke tempat lain untuk dihidangkan,
misalnya ke tempat penyelenggaraan pesta, rapat, pertemuan, kantin atau kafetaria
industri. Makanan yang disajikan dapat berupa makanan kecil dan dapat juga berupa
makanan lengkap untuk satu kali makan atau lebih, tergantung permintaan pelanggan.
Katering yang melayani keluarga biasanya mengantarkan makanan dengan menggunakan
rantang yang lebih dikenal dengan sebutan makanan rantang.

Dari definisi diatas, katering adalah jenis penyeleggaraan makanan yang tempat
memasak makanan berbeda dengan tempat menghidangkan makanan. maksud dan tujuan
dari katering adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan katering yang
bertujuan memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk (jasa) yang disediakan.

2.2. FUNGSI DAN TUJUAN

Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari untung sebagaimana tercantum


dalam definisi Vanco Christian. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung, membuat
puas para tamu pun merupakan tujuan operasi restoran yang utama. Di dalam bisnis ini
terjadi semacam barter antara pembeli dengan penjual; dalam hal ini antara produk jasa
dengan uang. Barter ini tidak akan berjalan mulus kalau petugaspetugas yang akan
menangani pelayanan tidak seleksi secara cermat, dididik dan dilatih dengan baik, diajar
berkomunikasi serta dikoordinasikan dengan teliti serta dipersiapkan dengan
kesungguhan hati.

Tujuan Catering tidak lebih dan tidak lain adalah memperoleh keuntungan karena
semua orang yang berbisnis mulanya berawal dari niatan dan keinginan mereka untuk
memperoleh keuntungan sehingga muncul ide untuk menjalankan usaha dari keinginan
mereka tersebut. Meskipun tujuan utama mereka adalah memperoleh keuntungan namun
hal tersebut bukan berarti bahwa mereka tidak mempunyai tujuan lain selain itu, masih
banyak tujuan-tujuan para pengusaha yang ingin mereka raih dan tujuan antara satu dan
yang lainnya bisa saja berbeda.

2.3. PERKEMBANGAN RESTAURANT


Asal usul nama pengguna restaurant bisa ditelurusi ke abad ke-16, ketika istilah
ini pertama kali ditemukan di Prancis.  sampai zaman Romawi Kuno kuno (abad ke-2).
Berasal dari kata Prancis restaurer atau restore yang artinya pembangkitkan tenaga.
Spesifiknya istilah ini dipakai untuk sajian sup yang sarat kaldu.
Cerita tersebut sungguh berbeda dengan arti kata restaurant yang berkembang
pada akhir abad ke-18. Di masa ini, resto diartikan sebagai ruang kecil di sebuah
pondokan (tavern), tempat para pelancong mengisi perut. Makanan yang disajikan
merupakan hidangan sederhana dengan bahan baku dari sekitar pondokan.
Terobosan konsep terjadi sekitar tahun 1782, ketika restoran yang terletak di Rue
De Richelieu, Paris, menulis daftar makanan dalam menu. Makanan kemudian disajikan
dalam porsi personal dan setiap tamu dilayani satu per satu. Menu yang dikeluarkan pun
tidak sekaligus, melainkan bertahap.
Perkembangan pesat terjadi justru karena Revolusi Prancis. Waktu itu berbagai
guild semacam serikat para tukang dan perajin yang mengatur perizinan kerja dan usaha
dibubarkan, memudahkan orang untuk membuka restoran. Peluang ini ditangkap oleh
para pelayan dan koki kaum bangsawan yang kehilangan majikannya yang dipancung
atau melarikan diri. Untuk menghidupi diri, mereka membuka restoran sendiri.
Perkembangan restoran pun didukung oleh urbanisasi dan munculnya kelas menengah
yang terdiri dari para profesional dan orang bisnis.
Kini restoran berkembang menjadi dua jenis, yakni restoran kasual yang
menyajikan makanan sehari-hari untuk para pekerja yang tak sempat pulang ke rumah
untuk makan. Dan, fine dining yaitu restoran dengan tampilan eksklusif dan makanan
yang disajikan lebih artistik menggunakan peralatan makan mewah.
Jenis restoran kasual di dunia termasuk di Prancis sendiri banyak dipengaruhi
oleh gaya hidup Amerika. Contohnya, cafetaria (kantin di perkantoran atau sekolah), rest-
stop restaurant (resto di pinggir jalan tol), fast food restaurant (resto cepat saji), hingga
bistro (resto kecil yang punya bar dan memberi pelayanan cepat).
2.4. PENGELOMPOKAN RESTAURANT DAN CATERING
a. Restaurant

Berdasarkan kegiatan dan makanan atau minuman yang disajikannya, restoran


diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut (Atmodjo, 2005):
1. A’la carte restaurant. Menu lengkap dan dan merupakan restoran tanpa aturan mengikat
atau bebas. 
2. Table d’hotel. Restoran dengan menu yang lengkap dan menyajikan setiap menu
berurutan dari menu pembuka sampai penutup. Biasanya erat hubungannya dengan
hotel. 
3. Coffe shop. Merupakan tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana santai
tanpa aturan yang mengikat dan biasanya menyuguhkan racikan kopi sebagai menu
spesial di luar makanan-makanan kecil atau makanan siap saji. 
4. Cafeteria. Merupakan tempat makan dan minum yang terbatas menyajikan roti atau
sandwich serta minuman-minuman ringan yang tidak beralkohol, biasanya erat
hubungannya dengan kantor. 
5. Canteen. Merupakan tempat makan dan minum yang menyajikan berbagai makanan-
makanan instan dengan harga yang terjangkau. 
6. Continental restaurant. Restoran yang memberikan kebebasan bagi pengunjungnya
untuk memilih bahkan mengiris makanan yang dipesannya sendiri. 
7. Carvery. Merupakan restoran yang biasanya terdapat di motel kecil dan menyajikan
makanan dan minuman sederhana. 
8. Discotheque. Merupakan tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana hingar
bingar musik sebagai daya tariknya. Biasanya menyuguhkan makanan dan minuman
cepat saji. 
9. Fish and chip shop. Restoran yang menyajikan menu ikan dan kripik atau snack sebagai
menu utama. 
10. Grill room. Restoran dengan menu masakan panggang atau barbekyu sebagai menu
andalan. 
11. Intavern. Restoran kecil di pinggiran kota yang biasanya menyuguhkan makanan cepat
saji dan minuman kopi. 
12. Pizzeria. Restoran dengan menu pizza dan pasta sebagai menu utama. 
13. Creeperie. Restoran yang menyajikan berbagai menu kreps dan manisan. 
14. Pub. Restoran yang menjual minuman beralkohol. 
15. Cafe. Tempat untuk makan dan minum dengan sajian cepat saji dan menyuguhkan
suasana yang santai atau tidak resmi. 
16. Specialty restaurant. Merupakan tempat untuk makan dan minum yang memiliki tema
khusus atau kekhususan menu masakan yang akan disajikan dan biasanya memiliki
citarasa yang berbeda dengan restoran lain. 
17. Terrace restaurant. Merupakan tempat makan dan minum yang umumnya terletak di
luar ruangan dan biasanya erat hubungannya dengan fasilitas hotel. Di Negara-negara
barat terrace restaurant biasanya hanya buka saat musim panas saja. 
18. Gourment restaurant. Merupakan tempat untuk makan dan minum yang biasanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang sangat mengerti akan citarasa sehingga banyak
menyediakan makanan-makanan lezat dengan pelayanan yang megah dan harga yang
mahal. 
19. Family restaurant. Merupakan restoran sederhana untuk makan dan minum keluarga
atau rombongan dengan harga yang tidak mahal serta menyuguhkan suasana nyaman dan
santai. 
20. Main dining room. Merupakan ruang makan besar atau restoran yang umumnya terdapat
di hotel, penyajian makanannya secara resmi, servis yang diberikan dapat menggunakan
gaya prancis maupun rusia, sedangkan orang-orang yang datang pada umumnya juga
menggunakan pakaian resmi formal.

Ditinjau dari segi pelayanan restaurant :

a. Table Service

Table service adalah suatu sistem pelayanan restoran di mana para tamu duduk di kursi
menghadap meja makan, dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan
kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman bisa
Waiter maupun Waitress. Sistem pelayanan restoran menggunakan table service yang
terkenal diantaranya adalah: American Service (Sistem Pelayanan Ala Amerika), English
Service (Pelayanan Ala Inggris), Service Ala Ritz, French Service (Pelayanan Ala
Perancis), Russian Service.

b. Counter Service

Counter service adalah suatu sistem pelayanan restoran di mana para tamu yang datang
terus duduk di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap maka
akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter. Petugas yang menyajikan makanan dan
minuman bisa Waiter, Waitress, atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini
lebih praktis, hemat tenaga dan waktu.

c. Self Service

Self service atau kadang-kadang disebut juga dengan buffet service ialah suatu sistem
pelayanan restoran di mana semua makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka,
soup, hidangan utama, hidangan penutup, dan sebagainya) telah ditata dan diatur dengan
rapi di atas meja hidang atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri
hidangannya sesuai dengan selera maupun kesukaannya. Sedangkan untuk minuman
panas, seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan kepada tamu oleh petugas.

d. Buffet Service

Dalam buffet service tamu mengambil makanan dari meja buffet. Buffet dan penataan
makanan di meja dapat bervariasi dari yang sangat sederhana, seperti sup dan salad,
hingga buffet yang variatif, seperti yang sering dilihat pada restoran-restoran mewah.
Banyak restoran komersial yang membangun reputasinya pada variasi dan
beranekaragamnya meja buffet yang mereka tawarkan.

e. Carry Out Service

Carry out service kadang-kadang disebut juga sebagai Take out service yaitu sistem
pelayanan restoran di mana tamu datang untuk membeli makanan yang telah siap atau
disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam box (kotak) untuk dibawa pergi. Jadi
makanan tidak dinikmati di tempat itu; mungkin dibawa pulang untuk dinikmati bersama
keluarga, dibawa piknik, ke kantor, ke pabrik, ke kampus, dan sebagainya

b. Catering

Karakteristik catering :

1. Komersial: tujuan dari sifat catering satu ini adalah  untuk memperoleh keuntungan.
Jasa boga yang andil di dalamnya tergolong dalam kategori Restoran, Kantin, Warung
Makan, Kafetaria, Catering untuk Acara, Jamuan Makan, Pusat Jajan dan yang sekiranya
memperoleh keuntungan makanan lainnya.

2. Non-Komersial: mereka tidak bertujuan mencari keuntungan, tugansya hanya


memenuhi kewajiban tapi tetap digaji. Contoh jasa boga dalam kategori ini adalah
penyelenggara makanan institusi (Rumah Sakit, Asrama, Panti Asuhan, Lembaga
Permasyarakatan dan lain-lain).

Klasifikasi catering :

1. Catering Prasmanan

Penyajian makanan dari catering prasmanan ini ditaruh di atas meja dengan wadah-wadah
khusus. Beberapa staf dari pihak catering akan membantu memasak makanan,
menyajikan dan melayani para tamu yang ingin mengambil makanan di meja prasmanan.

2. Catering Dine In 

Cara penyajian makanannya seperti di restoran. Para tamu acara cukup memesan
makanan maka makanan bisa langsung siap diantar pada meja tamu. Rasakanlah sensasi
makan khas restoran di rumah Anda.

Acara yang cocok menggunakan jenis ini adalah acara formal dan acara yang memiliki
banyak tamu.

3. Catering Self Service 


Seperti namanya, pelayanan ini dilakukan oleh Anda sendiri alias orang yang memiliki
acara. Pihak catering cuma menyediakan makan dan peralatan makan, untuk
penyajiannya diatur oleh Anda.

4. Private Catering 

Pihak catering tak cuma memberikan Anda makanan enak, tapi juga menyediakan
pramusaji yang siap melayani acara Anda secara penuh. Pramusaji ini siap hadir di meja-
meja Anda dan memberikan Anda pelayanan ekstra atas makanan yang kami sajikan di
piring kalian.

5. Catering Nasi Kotak ataupun Catering Rumahan

Berbeda dengan catering-catering di atas, catering nasi kotak adalah makanan praktis
yang diberikan pada pelanggan dalam kemasan kotak. Isi dari nasi kotak sangat lengkap,
ada nasi, lauk pauk, lauk tambahan dan yang Anda perlukan lainnya.

Setelah catering nasi kotak diterima oleh pelanggan, maka tugas catering sudah selesai.
Pihak catering hanya memberikan makanan dan layanan mengemas makanan dalam
kotak-kotak nasi yang rapi.

2.4.1. PERSYARATAN DALAM PENYELENGGARAAN RESTORAN DAN


CATERING
Peraturan menteri kesehatan No 712/Menkes/Per/X/66 mentapkan ketentuan-
ketentuan tentang usaha jasa boga, yaitu :
a. Jasa Boga Golongan A1
Jasa boga golongan A1 melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan
menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga.
b. Jasa Boga Golongan A2
Jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan yang
menggunakan pengolahan dapur rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja.
c. Jasa Boga Golongan A3
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan
makanan menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenga kerja.
d. Jasa Boga Golongan B
Jasa boga yang melayani kebutuhan khusus di asrama jamaah haji, pengeboran lepas
pantai, perusahaan angkutan umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus
dan memperkerjakan tenaga kerja.
e. Jasa Boga Golongan C
Jasa boga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional seperti : kapal laut
dan pesawat udara dengan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja.
2.5. PENETAPAN STRATEGI
a. Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Strategi penetapan harga produk baru memiliki tujuan, yaitu untuk memastikan terjadinya
pertumbuhan pasar yang signifikan, dan sebisa mungkin menghindari terjadinya
persaingan yang berdarah-darah (perang harga). Strategi penetapan harga untuk produk
baru ada dua macam, yaitu : skimming pricing dan penetration pricing.
1) Skimming Pricing
Strategi skimming pricing merupakan startegi penetapan harga dengan menetapkan harga
yang setinggi mungkin yang bisa diterima pasar pada awal produk diluncurkan, kemudian
berangsur-angsur terjadi penurunan harga pada kelompok produk kedua ketiga dan
seterusnya.
2) Penetration pricing
Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga dengan menetapkan harga yang
relatif rendah diawal produk diluncurkan ke pasar atau tahap awal dalam product life
cycle.Tujuan dari penetapan harga rendah tersebut dilakukan untuk meraih pangsa pasar
yang lebih besar, membendung kompetitor untuk masuk dan menciptakan skala ekonomis
serta menurunnya biaya per unit produk.
b. Strategi Penetapan Harga Lini Produk
Strategi ini merupakan strategi penetapan harga yang didasarkan pada hubungan dan
dampak dari setiap produk terhadap lininya.Strategi ini memiliki tujuan dan syarat dalam
menjalankannya.
Tujuan umum dari strategi penetapan lini produk, yaitu :
1) Untuk memaksimalkan perolehan profit dar keseluruhan lini produk.
2) Diharapkan laba jangka panjang yang semakin besar.
3) Kinerja dari lini produk secara keseluruhan akan lebih baik.
4) Skedul penetapan harga akan seimbang serta konsisten antara berbagai lini produk.
Syarat menjalankan strategi penetapan harga lini produk, yaitu:
1) Untuk setiap produk yang ada dalam lini, strategi akan disusun berdasarkan kontribusi
produk terhadap pangsa pasar rata-rata dari biaya overhead dan biaya langsung.
2) Sedangkan untuk produk baru, analisa pasar / produk akan menentukan apakah produk
tersebut akan menguntungkan atau tidak, penetapan harga kemudian akan menjadi fungsi
biaya, target profit, pengalaman dan persaingan eksternal
c. Strategi Fleksibilitas Harga
Dalam strategi fleksibilitas harga terdapat dua macam strategi, yaitu : strategi harga
tunggal, dan strategi harga fleksibel.
1) Strategi Penetapan Satu Harga (Strategi Harga Tunggal)
Strategi ini akan membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan untuk produk
dengan kualitas dan kuantitas yang sama, termasuk syarat pembelian / penjualan yang
sama.
2) Strategi Penetapan Harga Fleksibel (Strategi Beberapa Harga)
Pada strategi ini perusahaan menetapkan harga yang berbeda-beda untuk pelanggan yang
berbeda (ada kriterianya) untuk produk dengan kualitas yang sama. Tujuan penerapan
strategi ini adalah perusahaan akan mendapatkan profit jangka panjang dan adanya
fleksibilitas harga keatas dan kebawah.
d. Strategi Penetapan harga Pembentuk Market Share
Strategi ini menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru, dengan tujuan agar
dapat meraih pangsa pasar sebesar mungkin, dengan harapan perusahaan akan memiliki
keunggulan bersaing. Dasar pemikiran strategi ini yaitu asumsi mengenai dampak pasar
terhadap strategi penetapan harga, dimana pasar yang semakin besar atau pengalaman
perusahaan yang semakin banyak di pasar akan mengarah ke biaya yang semakin rendah.
2.6. PRINSIP MANAJEMEN

Dalam usaha jasa boga sangat memerlukan yang namanya manajemen.Menurut (Henri
Fayol) Prinsip manajemen pada dasarnya merupakan inti dari keberhasilan manajemen
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Henry Fayol mengungkapkan bahwa terdapat 14
prinsip manajemen, yaitu:
a. Pembagian kerja (division of work), disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki secara
objektif sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan efektif. Dalam hal ini
penempatan karyawan sebaiknya menggunakan prinsip right man in the right place.
b. Wewenang dan tanggung jawab ( authority and responsibility), tiap karyawan memiliki
wewenang tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya, yang juga diimbangi dengan
tanggung jawab dari setiap pekerjaan yang dilakukan
c. Disiplin, tiap karyawan harus memiliki disiplin diri dalam melaksanakan pekerjaannya
dengan penuh tanggung jawab
d. Kesatuan perintah (unity of command) , perintah yang diterima harus memiliki tujuan
yang sama meski berasal dari orang yang berbeda, agar tidak terjadi kebingungan dalam
pelaksanaan pekerjaan
e. Kesatuan pengarahan (unity of direction) , karyawan memerlukan pengarahan yang tepat
agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat sasaran
f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri, karyawan harus
menyadari bahwa keberhasilan organisasi atau perusahaan akan berpengaruh pula
terhadap dirinya sehingga mengusahakan dan memberikan yang terbaik untuk
kepentingan organisasi
g. Penggajian pegawai, kompensasi yang sesuai akan memberikan kedisiplinan dan
semangat bekerja yang tinggi bagi masing-masing karyawan
h. Pemusatan (centralization), tanggung jawab akhir dari suatu organisasi atau perusahaan
berada pada tingkatan manajer puncak (top manajer) yang memiliki wewenang tertinggi.
i. Hirarki, adanya pembagian kerja akan menimbulkan hirarki dalam suatu susunan
organisasi atau perusahaan
j. Ketertiban (order) , ketertiban dalam pekerjaan sangat penting untuk menghindari
kekacauan yang dapat menghambat pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi
k. Keadilan dan kejujuran , terkait dengan moral karyawan yang harus dimiliki oleh semua
lapisan organisasi atau perusahaan
l. Stabilitas kondisi karyawan, kestabilan kondisi perlu dijaga agar tidak mengganggu
performa karyawan yang pada akhirnya mengambat pencapaian tujuan
m. Prakarsa (initiative), prakarsa timbul ketika seseorang berusaha menyelesaikan hal-hal
yang semestinya dilakukan agar memberikan hasil yang maksimal
n. Semangat kesatuan dan semangat korps (espirts de corps), rasa senasib sepenanggungan
akan memberikan semangat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pengertian restoran atau rumah makan menurut Keputusan Menteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah
Makan, dalam peraturan ini yang dimaksud dengan pengusaha Jasa Pangan adalah :
“Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
secara komersial”. Sedangkan menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.
304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah
makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh
bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya. Secara umum, restoran merupakan tempat yang dikunjungi orang untuk
mencari berbagai macam makanan dan minuman. Restoran biasanya juga menyuguhkan
keunikan tersendiri sebagai daya tariknya, baik melalui menu masakan, hiburan maupun
tampilan fisik bangunan
3.2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan
sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.
DAFTAR ISI

http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2497/4/BAB_II.pdf

https://eprints.uny.ac.id/13287/4/BAB%20II.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/1642/3/2TA11640.pdf

https://seputarpengertian.blogspot.com/2019/05/pengertian-restoran-serta-tujuan-dan-jenis.html

https://liandewi18.wordpress.com/sejarah-singkat-restaurant-restoran/

Anda mungkin juga menyukai