Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SEKOLAH DASAR
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Novy Trisnani, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Dimas Kukuh Priyatmoko 21013066
2. Asania Sekar Buana 21013075
3. Hanna Putri Meisad 21013088
4. Anis Tri Wahyuni 21013111

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI WATES

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hakikat Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
dengan Dosen Pengampu Ibu Novy Trisnani, M.Pd.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Novy Trisnani, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Lendah, 15 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Bimbingan Konseling.........................................................3
B. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling.....................................................5
C. Pendekatan Perkembangan Dalam Bimbingan.............................................8
D. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan.......................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan, proses
pendidikan di pandang sebagai proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, antara pendidikan
dan kehidupan ibarat dua mata uang, yang tak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang
lain. Kehidupan manusia seutuhnya memerlukan proses pendidikan, dan sebaliknya proses
pendidikan akan terjadi dalam arena kehidupan manusia. Perkembangan peradaban dalam
kehidupan manusia tidak lain merupakan hasil dari proses pendidikan (Suparlan, 2004).
Lembaga pendidikan ada umumnya dan sekolah-sekolah khususnya merupakan tumpuan
harapan para orang tua, siswa dan warga masyarakat guna memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadiaan utama, sebagai sarana pengembangan karier, dan
peningkatan status sosial.
Sekolah mencoba mengkombinasikan aspirasi dan pandangan-pandangan masyarakat
tersebut kedalam tujuan-tujuan instruksionalnya. Pada akhirnya, semua aspirasi itu terletak di
bahu dan tangan guru karena merekalah diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pelaksanaan operasional pendidikan dan pengajaran tersebut. Pendidikan pada umunya selalu
tentang bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan
mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu anak. Segala aspek diri
anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitif, dan emosional.
Pendidikan dasar merupakan podasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional.
Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi
terletak pada sumber daya alam yang berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah
sumber daya manusia, maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk membantu perkembangan aspek-aspek
tersebut menjadi optimal, harmonis, dan wajar dengan adanya tugas dan peranan yang
diembankan oleh guru sebagai pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah dasar, maka dapat
di harapkan keterlaksanaan dari keseluruhan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan. Di samping itu, peserta didik juga akan terbantu dalam mendayagunakan

1
berbagai kesulitan yang akan menghambat tugas-tugas perkembangannya dan dapat
merencanakan masa depan dengan cemerlang (realistis).
Peranan guru BK cukup strategis dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan
efesiensi pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan program BK, maka peningkatan
profesionalisme guru BK merupakan suatu kebutuhan. Oleh sebab itu guru BK disekolah turut
berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah.
Di sisi lain bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, perkembangan perilaku
yang efektif, perkembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam
lingkungannnya. Dalam era global dan pembangunan, maka konseling lebih menekankan pada
pengembangan potensi individual yang terkandung didalam dirinya, termasuk dalam potensi itu
adalah aspek intelektual, afektif, sosial, emosional, dan relegius. Sehingga individu akan
berkembang dengan nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam makalah ini
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah singkat bimbingan konseling?
2. Bagaimana konsep dasar mengenai bimbingan dan konseling?
3. Apa saja pendekatan perkembangan dalam bimbingan?
4. Bagaimana asumsi bimbingan konseling perkembangan?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dalam makalah ini meliputi:
1. Mengetahui sejarah singkat bimbingan konseling.
2. Mengetahui konsep dasar mengenai bimbingan dan konseling.
3. Mengetahui pendekatan perkembangan dalam bimbingan.
4. Mengetahui asumsi bimbingan konseling perkembangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Bimbingan Konseling


Bimbingan Konseling (BK) merupakan serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan
seorang pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang
dengan memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan tersebut kemudian
diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari permasalahan yang sedang dialami oleh konseli,
dengan cara terus-menerus dan sistematis. Pada dasarnya, bimbingan konseling merupakan
sebuah sebuah proses interaksi antara konselor dengan konseli, baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya
maupun dapat memecahkan permasalahan yang sedang dialami. Bimbingan konseling juga dapat
disebut sebagai upaya sisematis, objektif, logis, dan berkelanjutan, serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor untuk memberikan fasilitas pengembangan konseli agar mencapai
kemandirian dan mencapai kehidupan yang lebih baik.
Hal ini dinilai baik untuk dapat membantu proses pengembangan diri siswa dalam
memahami dirinya dan juga dalam proses pengembangan diri mencapai tujuan atau cita- cita
yang diinginkan. Bimbingan konseling juga membantu siswa mengatasi permasalahan yang tidak
dapat terselesaikan oleh dirinya sendiri. Karena prinsipnya dukungan atau wawasan dari orang
lain akan lebih membantu.
Bimbingan konseling memiliki sejarah pendirian yang dimulai dari abad ke-19, hingga
terbentuk seperti saat ini. Pada awal mulanya bimbingan dan konseling dibuat di Amerika, dan
berkembang hingga disiplin ilmu yang berbeda-beda. Kemudian keilmuan menjadi meluas ke
berbagai pelosok bumi dan mulai diterapkan sebagai salah satu program pengembangan manusia
yang diterapkan di layanan persekolahan.
Bimbingan dan Konseling lahir pada Tahun 1908 di Amerika dengan berdirinya vocational
bureau pada tahun 1908 oleh Frank Parsons. Frank Parsons dikenal juga sebagai Father of The
Guedance Movement in America Education. Frank menekankan bahwa penting bagi setiap
individu untuk lebih memahami kekurangan dan kelemahan diri sehingga dapat digunakan untuk
proses pengembangan diri lebih baik dan menentukan pekerjaan yang lebih cocok bagi dirinya.
Pertama kali istilah bimbingan dikenal pada abad ke- 19 hingga awal abad ke- 20 di Boston.
Pada awalnya istilah ini dikenal dengan berdirinya biro di bidang profesi dan ketenagakerjaan.

3
Tujuannya yaitu untuk membantu pemuda dalam memilih karir atau pekerjaan sesuai dengan
keahlian mereka dan juga melatih para guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah.
Pada tahun 1920 para konselor sekolah di Boston dan New York diharapkan mampu
membantu siswa dalam memilihkan pekerjaan yang tepat sesuai dengan keahlian masing-
masing individunya. Pada tahun 1920-an sertifikat untuk konselor sekolah mulai diterapkan.
Pada perkembangannya, mula-mula bimbingan konseling dikenal sebagai bimbingan untuk
pekerjaan atau karir, namun pada perkembangan lebih lanjut merambah pada bidang pendidian
atau Education Guindance yang dirintis oleh Jasse B. Davis. Dimana bimbingan ini dikenal
dengan adanya bimbingan dalam segi kepribadian atau Personal Guidance. Bimbingan
konseling juga berkembang di bidang- bidang yang lain seperti pengertian, dan praktek
bimbingan konseling terhadap ilmu social, budaya, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain
sebagainya.
Pemerintah pada 1975 mengeluarkan buku III-C sebagai pedoman pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, saat itu istilah bimbingan dan konseling masih
menggunakan istilah lama sesuai dengan kondisi sat itu, yaitu bimbingan penyuluhan. Searah
dengan kebijakan dalam pendidikan pada tahun 1989 mengeluarkan Undang-Undang RI No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pemerintah No.28 dan 29 Tahun
1990 yang mempertegas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, serta Surat
Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.25 Tahun 1993
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Searah dengan
kipra perjalanan profesi konselor, pada tahun 2003 pemerintah mengusung UndangUndang RI
No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (siksdiknas ) di dalamnya memuat secara eksplisit
bahwa konselor sebagai salah satu tenaga pendidik (pasal 1, ayat 1).
Demikian halnya dalam pelaksanaan pendidikan institusi formal juga memiliki dasar hukum
yang lengkap. Selain itu, dasar hukum yang lengkap tersebut dapat dijadikan sebagai standar
dalam melaksanakan peranannya sebagai seorang pendidik dan tenaga kependidikan. Pada
tanggal 8 Oktober 2014, menteri pendidikan mengeluarkan peraturan baru yang berisi tentang
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah telah memperoleh dasar legalitas yuridis-formal
yang lebih kokoh, yakni dengan hadirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri

4
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 ini menjadi rujukan penting, khususnya
bagi para Guru BK/Konselor dalam menyelenggarakan dan mengadministrasi layanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
B. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan satu kesatuan kata. Bimbingan dan
konseling di sekolah secara umum dimaknai sebagai proses pendampingan terhadap peserta
didik agar jangan sampai mengalami permasalahan dalam proses belajar. Bimbingan dan
konseling terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda, yakni bimbingan diartikan
sebagai pendampingan dan konseling yang berarti pemecahan masalah.
Bimbingan adalah suatu proses membantu seseorang dalam menentukan pilihan yang
penting, yang mempengaruhi kehidupannya (Gladding, 2012). Bimbingan dapat dilihat dalam
bentuk kegiatan membantu siswa membuat keputusan tentang pendidikan yang akan diambilnya
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Menurut Tambuwal (2010), bimbingan adalah proses membantu seseorang yang
dilaksanakan secara langsung, dalam bentuk kegiatan memberikan pemahaman, pengelolahan,
pengarahan, dan terfokus pada pengembangan. Sedangkan konseling dapat dilihat sebagai
proses penanganan masalah individu yang dibantu oleh seorang profesional yaitu konselor
secara sukarela untuk mengubah perilakunya, mengklarifikasinya sikap, ide-ide dan tujuannya
sehingga masalahnya mungkin terpecahkan. Menurut Dorcas (2015), bimbingan adalah
kombinasi layanan, sedangkan konseling adalah salah satu layanan di bawah bimbingan.
Menurut Durojaiye (1974) layanan bimbingan termasuk layanan konseling bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman diri seseorang dalam bidang pendidikan, sosial, emosional, fisik,
kejuruan dan kebutuhan moral.
Bimbingan merupakan suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan ialah penolong individu agar dapat
mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya. Bimbingan adalah suatu proses yang terus-
menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan
kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat.

5
Menurut Peter Senge, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
(peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki, mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan
rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak- anak,
remaja, atau orang dewasa, agar orang yang membimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat
dikembangkan berdasarkan norma- norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individua atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri.
Konseling menurut the American Counseling Association (ACA) (dalam Gladding, 2012),
konseling merupakan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental, perkembangan psikologis
atau manusia, melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik, dan strategi yang
mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, atau perkembangan karir, dan juga
patologi. Definisi ini dikemukakan untuk mencoba dan memenuhi kebutuhan berbagai tipe
dan gaya konseling yang dipraktekkan oleh anggota ACA.
Menurut (Kartadinata, 2007), bimbingan diartikan sebagai proses bantuan kepada individu
untuk perkembangan optimum individu untuk memilih dan mengambil keputusan atas
tanggung jawab sendiri. Perkembangan optimum merupakan perkembangan yang sesuai
dengan potensi dan sistem nilai yang dianut. Konseling adalah proses bantuan yang dalam
sejumlah literature dipandang sebagai jantung bimbingan (counseling is the heart of guidance)
karena bantuan konseling lebih langsung bersentuhan dengan masalah individu secara
individual dan kelompok.
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Konseling merupakan upaya bantuan yang
diberikan kepada seorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri,
untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

6
Konseling merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang,
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan- kemampuan khusus yang
dimilikinya, meyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya pada masa yang akan dating yang
dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan- kebutuhan yang akan datang.
Insano menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-
seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang hidupnya, sehingga
dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Menurut Berdnard & Fullmer konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapkan kebutuhan- kebutuhan motivasi, dan potensi- potensi yang unik dari individu
dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah
kehidupannya dengan wawancara, dengan keadaan individu yang dihadapinya untuk mencapai
hidupnya.
Menurut Willis S. Sofyan, konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan
seseorang dengan seseorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tidak dapat diatasinya,
dengan seorang petugas professional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk
membantu agar klien dapat menyelesaikan kesulitannya.
Berdasarkan definisi- definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan mempunyai
beberapa kata kunci sebagai berikut:
1. Tujuan dari Bimbingan adalah sebagai proses untuk hasil yang menemukan dunia dan
dirinya sehingga individu bisa memilih, berkembang sepenuh kemampuannya dan
kesanggupannya, memecahkan permasalahan, merencanakan lalu memutuskan,
menyesuaikan dengan bijaksana, serta bisa memimpin dirinya sehingga individu bisa
menikmati kebahagiaan batin yang sedalam-dalamnya dan produktif untuk
lingkungannya.

7
2. Usaha bantuan kegiatan proses bagi menambah, menjelaskan, menyentuh, mendukung,
merangsang, mendorong, agar individu dapat tumbuh dari kekuatannya sendiri.
3. Konselor adalah individual yang sudah ahli dan mampu memberikan bantuan terhadap
klien, bisa juga dibentuk dalam sebuah tim: kepala sekolah, perawat, dokter, psikologi,
dan guru konselor.
4. Klien adalah individu yang normal yang membutuhkan bantuan untuk proses dalam
perkembangannya.
C. Pendekatan Perkembangan Dalam Bimbingan
1. Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis atau disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan
yang diarahkan kepada individu yang mengalami masalah. Tujuan ini adalah mengatasi
masalah- masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis, konselor menunggu
individu yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah
yang dialami individu.
2. Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah
untuk membantu memperbaiki kekurangan/ kelemahan yang dialami individu. Dalam
pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan- kelemahan
individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
3. Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan untuk mengantisipasi
masalah- masalah umum individu, mencegah jangan sampai maslah tersebut menimpai
individu. Konselor memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan
untuk mencegah masalah tersebut.
4. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan
yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-
kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai Teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan- kekuatan tersebut dikembangkan dalam pendekatan ini, layanan bmbingan
diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah.

8
Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan
kalsikal melalui layanan pemberi informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
bakat dan minat.
D. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan orientasi baru layanan bimbingan
konseling yang didasarkan pada fungsi pengembangan. Selain berfungsi sebagai pemecah
masalah atau penyembuhan. Bimbingan konseling perkembangan juga berfungsi sebagai
pencegahan, pendidikan, dan pengembangan. Secara lebih rinci asumsi dasar dari bimbngan
konseling perkembangan antara lain adalah:
1. Watak dasar manusia mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan
beruntun.
2. Konselor bukanlah individu yang sakit.
3. Konselor dipusatkan kepada situasi saat ini dan yang akan datang.
4. Konselor bukanlah pasien.
5. Konselor bukanlah individu yang netral/ bebas nilai- nilai.
6. Konselor adalah individu yang unik untuk mengembangkan identitas dirinya dan
mengintegrasikannya ke dalam gaya hidupnya.
Asumsi tersebut kiranya membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan
disekolah, yaitu:
1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan, oleh karena itu para petugas pembimbing di
sekolah perlu memiliki suatu kerangka berfikir konseptual untuk memahami
perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan.
2. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangakan
oleh konselor. Oleh karena itu, konselor perlu menguasai pengetahuan dan ketrampilan
khusus untuk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung system peluncuran
bimbingan di sekolah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, bimbingan dan
konseling memiliki sejarah pendirian yang dimulai dari abad ke-19, hingga terbentuk seperti saat
ini. Bimbingan dan Konseling lahir pada Tahun 1908 di Amerika dengan berdirinya vocational
bureau pada tahun 1908 oleh Frank Parsons. Frank Parsons dikenal juga sebagai Father of The
Guedance Movement in America Education.
Bimbingan merupakan proses membantu seseorang yang dilaksanakan secara langsung,
dalam bentuk kegiatan memberikan pemahaman, pengelolahan, pengarahan, dan terfokus pada
pengembangan. Sedangkan konseling dapat dilihat sebagai proses penanganan masalah individu
yang dibantu oleh seorang profesional yaitu konselor secara sukarela untuk mengubah
perilakunya, mengklarifikasinya sikap, ide-ide dan tujuannya sehingga masalahnya bisa
terpecahkan.
Dalam perkembangan pada bimbingan, terdapat empat pendekatan, meliputi; pendekatan
krisis, pendekatan remidial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan. Pendekatan
krisis identik dengan bimbingan kepada individu yang mengalami masalah. Pendekatan remidial
identik dengan bimbingan individu yang mempunyai kekurangan. Pendekatan preventif identik
dengan upaya pencegahan, dan pendekatan perkembangan identik pada upaya mengembangkan
potensi yang ada pada individu.
Asumsi dasar dari bimbingan konseling perkembangan meliputi; watak dasar manusia
mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan beruntun, konselor bukanlah
individu yang sakit, konselor dipusatkan kepada situasi saat ini dan yang akan datang, konselor
bukanlah individu yang netral/ bebas nilai- nilai, dan konselor bukanlah pasien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto,( 2018 ) Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Konsep Teori Dan Aplikasinya,
Jakarta : Prenada Media Group.
Dorcas. 2015. Functional Guidance and Counselling Centre In Tertiary Institution. The
Journal of International Social Research.
Durojaiye, M. O. A.1974. A New Introduction to Education Psychology. Ibadan: Evans
Brothers Nig. Ltd.
Gladding, S. T. 2012. Effective group counseling. Greensboro, NC: ERIC/CASS.
Habsy BA. Filosofi ilmu bimbingan dan konseling Indonesia. JP (Jurnal Pendidikan): Teori dan
Praktik. 2017 May 26;2(1):1-1.
Kartadinata, S. 2011. Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai Upaya
Pedagogis. Kiat Mendidik sebagai Landasan Profesional Tindakan Konselor: UPI
Press.
Marsembon, Siti Sari. "Tinjauan Kembali Peran Guru Bimbingan Konseling di Sekolah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional." PhD diss., IAIN Ambon, 2021.
Mulyadi ( 2016 ) Bimbingan Konseling Di Sekolah, Jakarta : Kencana
Tambuwal, M.U. 2010. Organizing and administering guidance and counseling
programme at the elementary school level for effective performance. A Paper
Delivered at 4 Day Workshop for Para-CounsellingOfficers by the SUBEB in
Collaboration with SSCOE, Sokoto.

11

Anda mungkin juga menyukai