STROKE ISKEMIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Neurologi RSUDZA/FK Unsyiah
Banda Aceh
Oleh:
Irvan Rizki
1907101030126
Pembimbing:
dr. Farida, Sp.S(K)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan
judul “Stroke Iskemik”. Shalawat beserta salam penulis sanjungkan ke pangkuan
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia ke zaman yang
berpendidikan dan terang benderang.
Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas menjalani kepaniteraan
klinik senior pada Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran
Unsyiah/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Selama penyelesaian laporan kasus ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Farida, Sp.S(K) yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan
doa dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus
ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan kasus ini nantinya. Harapan
penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan umumnya dan profesi kedokteran khususnya. Semoga Allah SWT
selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.
Banda Aceh, Februari 2021
Penulis,
Irvan Rizki
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ............. iii
LAPORAN KASUS 1
1 Identitas Pasien 1
2 Anamnesis 1
3 Pemeriksaan Fisik 2
4 Status Neurologis 3
5 Pemeriksaan Penunjang 7
6 Diagnosis 8
7 Terapi 8
ANALISA MASALAH 9
KESIMPULAN 13
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
• Nama : Ny. IM
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 76 tahun
2. Anamnesis
1
3. Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Kepala
• Wajah : Oedema (-)
• Mata : Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3
mm / 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), dan refleks
cahaya tidak langsung (+/+)
• Telinga : Normotia, otorea (-/-), serumen (+/+)
• Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
• Mulut : Bibir merot ke kanan (-), pucat (-),sianosis(-)
• Lidah : Tremor (-), hiperemis (-),
• Tonsil : Hiperemis (-/-), T1 – T1
• Faring : Hiperemis (-)
Leher
● tidak ada pembesaran KGB
● Kaku (-)
2
Ekstremitas
Superior Inferior
Pemeriksaan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis _ _ _ _
Edema _ _ _ _
4. Status neurologis
• GCS : E4 M6 V5
• Pupil : Isokor (3 mm/3 mm)
• Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
• Reflek Cahaya Tidak Langsung : (+/+)
• Hemiparesis : Dextra
Nervus Kranialis
Nervus I (Olfaktorius) : Dalam batas normal
Nervus II (Optikus) :
Kelompok Optik Kanan Kiri
Visus Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapangan pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Melihat warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Pemeriksaan fundus Tidak dilakukan
Buta warna Tidak dilakukan
3
Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklear, Abdusen)
Kelompok Optik Kanan Kiri
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil Bulat isokor Bulat isokor
RCL Positif Positif
RCTL Positif Positif
Konvergensi (+) Konvergensi (+)
Reflek akomodasi
Kontraksi pupil (+) Kontraksi pupil (+)
Kelopak mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Nervus V (Trigeminus)
- Sensoris : raba (+), nyeri (+)
- Menggigit dan mengunyah : simetris
4
Nervus IX (Glosofaringeus)
- Palatum dan faring : Simetris
- Reflek muntah : Tidak dinilai
Nervus X (Vagus)
- Bicara : Dalam batas normal
- Refleks menelan : Dalam batas normal
Nervus XI (Aksesorius)
- Mengangkat bahu : Dalam batas normal
- Memutar kepala : Dalam batas normal
Badan
Motorik
- Gerakan Respirasi : Thorako Abdominal
- Gerakan Columna Vertebralis : Simetris
- Bentuk Columna Vertebralis : Kesan simetris
5
Anggota Gerak Bawah
Pemeriksaan Keseimbangan
• Romberg Test : tidak dilakukan
• Fukuda Stepping Test : tidak dilakukan
• Past-pointing Test : deviasi (-), gerakan abnormal (-)
• Nistagmus Test : (-)
Pemeriksaan Koordinasi
• Tes telunjuk hidung : deviasi (-), gerakan abnormal (-)
• Tes tumit lutut : tidak dilakukan
• Rapid Alternating Movements (RAM): tidak dilakukan
Fungsi Vegetatif
- Miksi : dalam batas normal
- Defekasi : dalam batas normal
6
Pemeriksaan penunjang
1. Ct –Scan Kepala :
7
2. Rontgen Thoraks :
Penatalaksanaan
- Primary survey ABC
- Head Up 300
- 02 3 lpm nasal canul
- IVFD RL 20 gtt/i (makro)
- Iv Citicolin 1 gr /12 jam
- Po amlodipine 10 mg x 1
3.8 Planning
1. Pantau Vital sign, GCS
2. Cek darah rutin
8
ANALISA KASUS
9
• -1 > SS > 1 = Perlu pemeriksaan penunjang (CT- Scan)
• SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Diagnosis
- Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra ec recurrent stroke iskemik
- Diagnosis Topis : Lobus parietal dextra
- Diagnosis Etiologis : Oklusi pembuluh darah
- Diagnosis Patologi : Infark
- Diagnosis Tambahan : Diabetes Melitus tipe 2, Hipertensi stage I
10
dengan gangguan irama jantung berupa fibrilasi atrial, yaitu irama yang tidak
teratur yang berasal dari ventrikel jantung.
Salah satu keluhan yang terdapat pada pasien berupa kelemahan anggota
gerak sebelah kanan. Kelumpuhan atau kelemahan bagian tubuh merupakan salah
satu gejala umum yang dialami pasien stroke, umumnya kelumpuhan terjadi pada
salah satu sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi otak yang mengalami kerusakan
akibat stroke terutama bagian kiri sehingga impuls dari sistem saraf pusat
terganggu ke lengan dan tungkai sebelah kanan akibat neuron pada jaringan
tersebut telah mati. kelumpuhan dapat berupa hemiparesis atau hemiplegia
2. Tatalaksana
Primary survey ABC dilakukan dengan pemantauan jalan napas dan
pernapasan serta stabilisasi hemodinamik. Untuk mencapai tujuan tatalaksana
umum, hal utama yang perlu dilakukan adalah melihat serta melakukan stabilisasi
jalan saluran pernapasan untuk menghindari hipoksia. Apabila terjadi gangguan
ventilasi, dapat dilakukan pemasangan pipa endotrakeal untuk menjaga patensi
jalan napas pasien. Keadaan hemodinamik pasien harus tetap stabil dengan
pemberian cairan kristaloid isotonis.
Pemberian cairan pada pasien ini berguna untuk mencukupkan aliran darah
yang kurang seperti pada stroke, pembuluh darah otak tidak memiliki kemampuan
vasoregulator sehingga hanya bergantung pada maen arterial pressure (MAP) dan
cardiac output (CO) untuk mempertahankan aliran darah otak. Oleh karena itu,
pemberian cairan berguna untuk menjaga hemodinamik dan mengatasi keadaan
dehidrasi.
Pemberian terapi sitikoline pada pasien ini berfungsi untuk melindungi
system saraf pusat yang mengalami infark dengan mencegah kerusakan otak
(neuroproteksi) dan membantu pembentukan membran sel di otak (neurorepair).
Sitikoline merupakan obat neuroprotektor yang telah banyak diteliti dan
digunakan untuk pengobatan berbagai gangguan neurologis termasuk SNH.
Sitikoline aman digunakan dan mungkin memiliki efek yang menguntungkan
pada pasien SNH dan bisa digunakan untuk semua usia namun pada usia lansia
efek pengobatannya mulai berkurang.
11
Terapi amlodipin diberikan karena pasien menderita hipertensi stage I.
Nimodipin diberikan 10 mg/24 jam PO. Tindakan suportif meliputi oksigen untuk
mempertahankan PaO2 > 8 kPa (SaO2 > 92%).
3. Pencegahan
Evaluasi terhadap status nutrisi pada pasien stroke iskemik saat masuk
rumah sakit meliputi penghitungan BMI, pemeriksaan darah rutin, albumin,
kreatinin kadar vitamin untuk pasien yang mempunyai indikasi dan jika
memungkinkan. Selanjutnya pasien dilakukan penilaian terhadap adanya
insufisiensi nutrisi dengan cara mengestimasi intake kalori harian, atau dengan
menghitung kalori secara sistematik. Seminggu sekali ditimbang untuk melihat
perkembangan berat badannya, dan juga untuk mendeteksi risiko timbulnya
malnutrisi.
Pengendalian faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat
dimodifikasi. Selain itu juga untuk mencegah stroke diperlukan modifikasi gaya
hidup. Pencegahan berulang stroke dilakukan mengingat angka morbiditas dan
mortalitas yang cukup tinggi dengan cara menurunkan tekanan darah, tidak
merokok, tidak meminum alkohol.
12
KESIMPULAN
13
14