Anda di halaman 1dari 12

Lampiran-Lampiran

Lembar Penjelasan
Penerapan Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi di RPD B RSUD Jendral Ahmad Yani
Kota Metro tahun 2021

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Cindi Oktavia Azizah


Nim : 0241012218063
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Akademi Kerawatan Dharma Wacana Metro

Bermaksud akan melakukan penerapan teknik relaksasi otot progresif


untuk menurunkan tekanan darah. Relaksasi otot progresif sangat berguna untuk
membantu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Penerapan ini tidak
membahayakan atau merugikan anda maupun keluarga. Kerahasiaan semua
informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penerapan. Jika Anda
tidak bersedia menjadi responden, tidak ada ancaman bagi Anda maupun
keluarga. Jika Anda bersedia menjadi responden, saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan. Atas perhatian dan
kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Penulis
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)

Setelah saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar
menjadi responden, maka saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden
dalam penerapan karya tulis ilmiah yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program
Studi DIII Keperawatan Dharma Wacana Metro.

Nama :
Pekerjaan :
Alamat :

Saya memahami bahwa penerapan ini tidak membahayakan atau


merugikan saya maupun keluarga saya dan penerapan ini bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah, sehingga saya bersedia menjadi responden dalam
penerapan ini.

Metro, Juli 2021

(……………......……………)
Inisial dan tanda tangan
PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF
DENGAN STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. Fase Pra Interaksi :


a. Pilih tempat yang tenang untuk melakukan latihan.
b. Memakai pakaian yang tidak tebal, sepatu atau sandal dilepas.
c. Hindari makan, merokok dan minum selama latihan, yang terbaik
melakukan latihan sebelum makan, tidak boleh latihan setelah minum
minuman keras.
d. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri.
e. Selama latihan harus selalu konsentrasi pada ketegangan selama 4-10 detik
dan rileksasi selama 10-20 detik terhadap otot yang dilatih.
f. Latihan membutuhkan waktu 10-20 menit.

2. Fase Orientasi
a. Mengecek program terapi medik.
b. Mengucapkan salam terapeutik.
c. Melakukan evaluasi atau validasi.
d. Melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik).
e. Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur pada klien.

3. Fase Kerja
a. Ambil posisi duduk dan rilek
b. Konsentrasi pada latihan.
c. Berikut ini gerakan-gerakan latihan :
Gerakan 1.
Kerutkan dahi dan alis hingga mengerut lalu lemaskan kembali secara
perlahan selama 10 detik. Gerakan seperti gambar 1
Gerakan 1

Gerakan 2.
Pejamkan mata sekuat-kuatnya hingga ketegangan otot-otot daerah mata terasa
menegang. Gerakan 2 ini seperti pada gambar 2.

Gerakan 2

Gerakan 3.
Katupkan mulut sambil merapatkan gigi sekuat-kuatnya kedepan. Gerakan 3
seperti pada gambar 3.

Gerakan 3

)
Gerakan 4.
Buat huruf O pada bibir, lalu ditarik sekuat-kuatnya kedepan. Gerakan 4
seperti pada gambar 4.
Gerakan 4

Gerakan 5.
Tekan kepala kearah punggung hingga terasa tegang pada otot leher.
Gerakan 5 seperti pada gambar 5.
Gerakan 5

Gerakan 6.
Tekukkan dan turunkan dagu hingga menyentuh dada. Gerakan 6 seperti
pada gambar 6.
Gerakan 6
Gerakan 7
Menggemgam tangan sambil membuat sebuah kepalan. Gerakan 7 seperti
pada gambar 7.
Gerakan 7

Gerakan 8.
Menekuk kedua pergelangan tangan ke belakang secara perlahan-lahan.
Gerakan 8 seperti pada gambar 8.
Gerakan 8

Gerakan 9.
Menggemgam kedua tangan dan membawa kepalan tersebut ke pundak.
Gerakan 9 seperti pada gambar 9.
Gerakan 9
Gerakan 10.
Mengangkat kedua bahu kearah telinga setinggi-tingginya. Gerakan 10
seperti pada gambar 10.
Gerakan 10

Gerakan 11.
Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, lalu busungkan dada. Gerakan 11
seperti pada gambar 11.
Gerakan 11

Gerakan 12.
Menarik perut sekuat-kuatnya hingga terasa tegang. Gerakan 12 seperti pada
gambar 12.
Gerakan 12
Gerakan 13.
Menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut
menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian
diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. Gerakan 13 seperti
pada gambar 13.
Gerakan 13

Gerakan 14.
Meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Gerakan 14 seperti pada gambar 14.
Gerakan 14

Setelah menyelesaikan semua gerakan, releks dengan menghitung dari


hitungan 5 sampai 1 perlahan, nafas dalam dan berkata buka mata, dan
berkata Rilek atau OK.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
DENGAN STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)

Prosedur pengukuran tekanan darah menurut Rosdahl dan Kowalski (2017)

yaitu sebagai berikut:

A. Peralatan dan perlengkapan

1. Stetoskop

2. Sfigmomanometer

3. Manset tekanan darah (sesuai ukuran)

4. Lap alkohol

5. Kertas

6. Pulpen

B. Langkah-langkah

1. Pilih manset yang ukurannya sesuai untuk klien. Bersihkan earpiece

stetoskop dan diafragma dengan lap alkohol.

2. Bantu klien ke posisi nyaman. Topang lengan klien yang telah dipilih,

hadapkan telapak tangan ke atas. Lepaskan setiap pakaian yang ketat.

Instruksikan klien untuk menempatkan kedua kaki datar di tantai ketika

duduk.

3. Palpasi arteri brakialis di lekukan siku. Pusatkan kantong manset sekitar 1

inci (2,5 cm) di atas tempat Pengukur memalpasi nadi brakialis.

4. Lilitkan manset dengan pas di sekeliling lengan klien dan fiksasi ujungnya

secara tepat.
5. Palpasi nadi radialis atau brakialis dengan satu tangan. Tutup sekrup klem

pada balon dan gembungkan manset sambil tetap memeriksa nadi dengan

tangan yang lain. Observasi poin ketika nadi tidak lagi dapat dipalpasi.

6. Buka sekrup klem, kempiskan manset dan tunggu selama 30 detik.

7. Posisikan earpiece stetoskop dengan nyaman di telingan Pengukur (arahkan

ujung earpiece sedikit ke depan) dan letakkan diafragma di atas arteri

brakialis klien.

8. Tutup sekrup klem pada balon dan gembungkan manset hingga tekanan

mencapai 30 detik di atas nilai menghilangnya nadi.

9. Buka klem dan biarkan cakra angka aneroid turun dengan kecepatan 2-3

detik per detik.

10. Catat titik pada kolom atau cakra angka saat Pengukur pertama kali

mendengar suara yang jelas. Suara pertama yang terdengar

merepresentasikan tekanan sistolik atau titik saat jantung mampu

mendorong darah ke arteri brakialis.

11. Lanjutkan mengempiskan manset dan catat titik ketika suara menghilang.

Suara ini adalah tekanan diastolik orang dewasa. Titik ini merepresentasikan

tekanan yang dikeluarkan oleh dinding arteri pada darah saat istirahat.

12. Lepaskan setiap udara yang tersisa di manset dan keluarkan. Jika hasil

pemeriksaan harus diulang karena suatu alasan. Berikan interval waktu 1

menit sebelum memeriksa tekanan darah kembali.

13. Bantu klien ke posisi yang nyaman. Informasikan klien tentang hasil

pemeriksaan.
LEMBAR OBSERVASI

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh penulis berdasarkan hasil wawancara dan
hasil pengukuran tekanan darah ditulis pada tempat yang disediakan

A. Identitas Responden
1. Inisial Responden : .................................
2. Umur : .................................
3. Pekerjaan : .................................
4. Tanggal / jam observasi : .................................
5. Diagnosa pasien : .................................

B. Tekanan Darah
Pemeriksaan Tekanan Darah (TD)
Waktu TD Hari I TD Hari II TD Hari III TD Hari IV TD Hari V TD Hari VI TD Hari VII
Sblm Stlh Sblm Stlh Sblm Stlh Sblm Stlh Sblm Stlh Sblm Stlh Sblm Stlh

Pagi

Sore

Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII antara lain sebagai berikut:

Tekanan sistolik Tekanan diastolik


Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi stadium I 140 – 159 90 – 99

Anda mungkin juga menyukai