Bagian pertama dari analisis bahaya terdiri dari serangkaian perhitungan yang
menghasilkan angka deskripsi besarnya bahaya, atau kemampuan laser untuk menyebabkan
cedera. Itu termasuk perhitungan nilai berikut ini:5,6,7,8,9
Salah satu faktor yang menentukan MPE adalah karakteristik dari sinar laser apakah
kontinyu atau pulse. Penentuan MPE sinar laser kontinyu adalah penentuan MPE
untuk kejadian insidental melihat langsung sinar laser visible, maka ditentukan
dengan rumus:
Contoh:
Untuk pajanan insidental sinar laser visible, dapat merujuk Tabel 2 untuk
menentukan pajanan waktu selama 0,25 detik, maka:
Dalam Permenaker no. 5 tahun 2018 dipaparkan untuk nilai yang diperkenankan
pajanan radiasi Sinar Ultra Ungu dalam tabel dibawah ini.
Tabel. Waktu pemaparan Radiasi Ultra Ungu yang diperkenankan
Sinar laser pulse repetitif memberikan tantangan unik dalam menentukan MPE yang
sesuai. MPE harus dihitung untuk mengetahui bahaya dari sinar laser pulse tunggal,
energi rata-ratanya, dan bahaya termal dari sinar laser pulse yang multiple.
Dalam Permenkes No 70 Tahun 2016 persyaratan nilai pajanan untuk laser
yang berbentuk pulse dan pajanan yang singkat dinyatakan dalam
J/cm area terpajan. Persyaratan ini merupakan pedoman untuk mengevaluasi
2
pajanan radiasi pulse yang repetitif yang digunakan bila laju pulse
melebihi 1 pulse per detik. Nilai maksimum yang dipersyaratkan untuk radiasi laser
yang berbentuk pulse dan berasal dari ultraviolet dicantumkan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel . Persyaratan untuk Radiase laser Berdasarkan panjang Gelombang
Pulse yang terjadi kurang dari satu kali per detik ditentukan berdasarkan batasan
bukaan laser dan diatur pada Tabel berikut.
Ini memberikan gambaran kasus pajanan terburuk berdasarkan asumsi bahwa seluruh
sinar masuk ke mata. Jika diameter sinar lebih kecil dari pupil mata, bahaya tidak
meningkat. Situasi terburuk adalah ketika sinar terbesar mungkin masuk ke mata. Ini
menghasilkan spot terkecil di retina. Jika sinar laser secara signifikan lebih besar dari
pupil, area sebenarnya dari sinar dapat digunakan. Ini akan menghasilkan OD yang
akan melindungi mata dari sinar yang lebih besar tetapi tidak akan memberikan
perlindungan yang memadai jika sinar yang lebih kecil dengan kekuatan yang sama
memasuki mata.
Kacamata pengaman laser dengan OD yang lebih tinggi dari yang dipersyaratkan
dapat diterima, namun penting untuk ddiidentifikasi Pancaran Cahaya yang Terlihat
atau Visible Light Transmission (VLT) dari kacamata untuk memastikan penglihatan
yang memadai dari ruang kerja saat mengenakan kacamata tersebut. Nilai VLT yang
dianjurkan setidaknya adalah 20%. Dalam kasus tertentu beberapa panjang
gelombang, sebuah kacamata mungkin tidak tersedia untuk memberikan keamanan
yang memadai, sehingga menutup jalur dari pancaran sinar laser mungkin diperlukan.
3. Jarak Bahaya Mata Nominal atau Nominal Ocular Hazard Distance (NOHD)
NOHD adalah jarak dari sumber di mana intensitas atau energi per satuan permukaan
menjadi lebih rendah dari MPE pada kornea dan kulit. Sinar laser dapat dianggap
berbahaya jika operator lebih dekat ke sumber daripada NOHD. Jarak ini tergantung
pada beberapa parameter:
Karakteristik sinar: daya keluaran, diameter dan divergensi
Nilai MPE pada kornea
Sistem optik dimasukkan ke dalam lintasan sinar
Penentuan NOHD sangat penting dalam analisis keamanan laser untuk operasi laser
luar ruang yang melibatkan sinar laser Kelas 3 atau Kelas 4. Perhitungan NOHD
diperlukan untuk penentuan NHZ. Personil yang berada di dalam NHZ berisiko
terkena pajanan pada mata yang berbahaya dan diharuskan memakai perlindungan
mata. Personil di luar NHZ tidak berisiko dan oleh karena itu, tidak memerlukan
penggunaan pelindung mata.
Gambar Jarak Bahaya Mata Nominal (NOHD)
OSHA menerbitkan batas intensitas cahaya maksimum untuk kondisi eksposur
tertentu. Ini digambarkan dalam tabel berikut.
Di mana, ɸ adalah divergensi sinar yang muncul yang diukur dalam radian; Ф adalah
daya pancaran (daya pancaran total untuk laser gelombang kontinu atau pancaran
rata-rata kekuatan laser pulse) diukur dalam watt; dan α adalah diameter sinar laser
yang muncul, dalam sentimeter.
NHZ menggambarkan ruang di mana tingkat radiasi langsung, pantul, atau hambur
selama normal operasi melebihi MPE yang sesuai dan ditentukan dari beberapa
karakteristik laser sebagai berikut:
a. Output daya atau energi
b. Diameter sinar
c. Divergensi sinar
d. Frekuensi pulse repetitif atau Pulse Repetition Frequency (prf)
e. Panjang gelombang
f. Jalur sinar termasuk pantulan
g. Profil sinar
h. Durasi paparan maksimum yang diantisipasi
NHZ intrabeam adalah jarak yang harus ditempuh sinar sebelum cukup divergen
sehingga radiasi di pusat sinar turun di bawah MPE. NHZ refleksi difus adalah jarak
dari sejumlah sinar yang radiasi cahaya tersebarnya melebihi MPE. Ini selalu jauh
lebih kecil dari NHZ intra-beam, tetapi bahaya ini meluas ke segala arah.
Bagian kedua adalah penilaian lingkungan di mana laser digunakan. Bahaya yang ada
dan pengendalian yang diperlukan dalam pengaturan industri mungkin sangat berbeda dari
yang ditemukan di laboratorium penelitian.7
Pengendalian teknik merupakan metode yang dibangun sesuai desain dari sistem laser
itu sendiri. Beberapa pengendalian teknik yang bisa dilakukan antara lain:
5. Filter
Ketika mengunakan optik pengumpul cahaya (Collecting Optics) seperti lensa
teleskop, mikroskop atau endoskopi gunakanlah filter atau atenuator untuk
memastikan personel supaya tidak terpapar radiasi sinar laser lebih dari tingkat
MPE yang diperkenankan.
Pengendalian administratif dan standar prosedur operasi adalah metode atau instruksi
yang menetapkan aturan dan/atau budaya kerja untuk mengimplementasikan atau menunjang
pengendalian teknik. Beberapa pengendalian administratif pada pajanan radiasi sinar laser
antara lain:7
Tanda peringatan untuk penggunaan Tanda peringatan untuk sinar laser Kelas
sinar laser kelas 4 atau sinar laser yang 2, 2M dan kelas 3R yang tidak melebihi
menggunakan energi yang tinggi atau MPE yang diperkenankan.
energi pulse
Semua sinar laser kecuali sinar laser Kelas 1 harus menggunakan label yang sesuai
dan dipasang baik pada protektive housing maupun pada kontrol panel. Beberapa
contoh label ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Label untuk Sinar Laser Kelas 2 Label untuk Sinar Laser Kelas 3R/3A
Label untuk Sinar Laser Kelas 3B Label untuk Sinar Laser Kelas 4
Gambar Label yang Digunakan pada Instrumen
2. Standar Operasi Prosedur
Standar Prosedur Operasi (SOP) yang tertulis diperlukan untuk pengoperasian sinar
laser Kelas 4 dan direkomendasikan untuk pengoperasian sinar laser Kelas 3B. Semua
Operator Laser Resmi harus memahami SOP laser sistem mereka sebelum
menggunakan laser. Salinan SOP akan dipasang di dekat laser atau tersedia untuk
ditinjau. SOP dapat mencakup daftar periksa yang mencakup bahaya sinar laser beam
dan non-beam beserta prosedur tanggap darurat.
3. Pelatihan Keamanan Sinar Laser
Semua individu yang bekerja dengan sinar laser harus memiliki pelatihan dan
kualifikasi yang terdokumentasi untuk dapat menggunakan sianar laser sesuai dengan
regulasi yang berlaku. Pelatihan awal yang diberikan mencakup dasar-dasar mengenai
sinar laser, keamanan dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan sinar laser,
persyaratan pelabelan, komunikasi bahaya, SOP, dan tanggap darurat.
Sebelum menggunakan sinar laser Kelas 3B dan Kelas 4, semua operator diwajibkan
untuk:
a. Untuk menerima pelatihan awal mengenai keamanan pengoperasian sinar
laser.
b. Membaca buku manual keamanan pengoperasian sinar laser.
c. Menerima pelatihan laboratorium khusus yang mencakup topik-topik seperti
penyelarasan arah sinar, teknik pengendalian, dan SOP semua protokol dari
supervisor dan manajer.
d. Membaca dan menandatangani setiap SOP yang berlaku.
4. Budaya Kerja yang Aman
Membiasakan kerja budaya yang aman baik di area kerja sinar laser, dalam
penyelarasan arah sinar laser maupun dalam pengoperasian sinar laser. Beberapa hal
tersebut antara lain:
a. Menyiapkan dan mengisolasi sinar laser dari area publik. Menjaga agar pintu tetap
tertutup dan terkunci untuk mencegah personel yang tidak berwenang masuk.
Memasang tanda peringatan yang tepat.
b. Mengatur sinar laser sehingga arah pancaran berada di atas atau di bawah
ketinggian mata normal (di bawah 4,5 kaki atau di atas 6,5 kaki).
c. Menerangi area laser seterang mungkin untuk menyempitkan pupil mata
pengguna.
d. Menutup pusat keluarnya sinar laser jika memungkinkan untuk mencegah paparan
sinar yang tidak disengaja.
e. Meminimalkan pantulan spekular dengan pelindung dan dengan melepaskan
semua permukaan mengkilap yang tidak perlu.
f. Jendela, lorong atau area luar lainnya harus dilengkapi dengan pelindung atau
penutup yang memadai bila untuk menjaga Zona Bahaya Nominal (NHZ) di
dalam ruangan.
g. Instalasi listrik harus memenuhi standar keselamatan listrik.
h. Tidak meninggalkan sinar laser aktif tanpa pengawasan.
i. Perangkat peringatan harus dipasang untuk sinar laser invisibel untuk
memperingatkan ketika sedang pengoperasian.
j. Menjaga agar area kerja sinar laser bebas dari kekacauan untuk menghilangkan
kecelakaan atau bahan yang mudah terbakar.
k. Memastikan laser terpasang dengan baik ke permukaan kerja untuk mencegah
sinar yang menyimpang.
l. Tidak melihat ke sumber sinar laser utama.
m. Tidak mengarahkan laser ke mata; pantulan langsung dapat menyebabkan
kerusakan retina.
n. menjauhkan semua personel dari arah pancaran sinar yang diantisipasi.
o. Sebelum mengoperasikan laser, membrikan peringatan semua personel dan
pengunjung tentang potensi bahaya, dan pastikan semua langkah-langkah
keamanan terpenuhi.
p. Berhati-hati di sekitar laser yang beroperasi pada frekuensi yang tidak terlihat oleh
mata manusia.
q. Melepaskan semua perhiasan dan permukaan yang memantul yang tidak
diperlukan dari area arah pancaran sinar.
r. Menggunakan kacamata pelindung mata yang tepat saat bekerja dengan sinar laser
Kelas 3B atau Kelas 4.
5. Hal-hal Khusus yang diperlukan pada penggunaan Sinar laser invisibel.
Panjang gelombang infrared (IR) dan ultraviolet (UV) biasanya tidak terlihat oleh
mata manusia, dan sinar tersebut memiliki potensi bahaya yang lebih tinggi daripada
sinar laser cahaya tampak. Oleh karena itu, penggunaan kacamata laser yang akan
melindungi dari paparan diperlukan setiap saat selama pengooperasian sinar laser.
Sinar terkolimasi dari sinar laser Kelas 3B harus dihentikan dengan penyerap yang
tinggi jika memungkinkan.Terdapat banyak permukaan yang tampak tumpul secara
visual dapat bertindak sebagai reflektor IR. Sinar laser Kelas 4 harus dihentikan
dengan bahan tahan api bila memungkinkan. Pemeriksaan berkala bahan penyerap,
diperlukan karena banyak bahan yang terdegradasi dengan penggunaan sianar laser
kelas ini. Penggunaan UV harus meminimalkan paparan sinar UV dengan
menggunakan bahan pelindung yang melemahkan radiasi ke tingkat di bawah MPE
yang sesuai untuk panjang gelombang tertentu. Radiasi sinar UV menyebabkan reaksi
fotokimia pada mata dan kulit. Yang terakhir dapat menyebabkan produk sampingan
yang berbahaya seperti ozon dan agen yang mensensitisasi kulit. Dianjurkan untuk
menggunakan jas lab lengan panjang, sarung tangan, dan pelindung wajah saat
pengoperasian sinar UV.
Alat Pelindung Diri (APD) untuk kulit dan/atau mata seringkali diperlukan selain
dengan pengendalian teknis dan administratif, pada saat bekerja dengan sinar laser Kelas 3B
atau Kelas 4.
Kacamata pelindung yang sesuai dengan sinar laser harus disediakan dan dipakai di
dalam area kontrol sinar laser jika ada potensi melebihi batas MPE. Pengecualian dapat
disetujui dalam SOP tertulis jika penggunaan kacamata mengakibatkan bahaya yang lebih
besar saat dipakai.
Cedera kulit dari sinar laser terutama terbagi dalam dua kategori cedera termal (luka
bakar) dari paparan akut sinar laser energi tinggi dan cedera yang diinduksi fotokimia dari
paparan kronis radiasi laser ultraviolet yang tersebar. Cedera termal dapat terjadi akibat
kontak langsung dengan sinar laser beam atau pantulan specular. Cedera ini, meskipun sangat
sakit, biasanya tidak serius dan biasanya mudah dicegah melalui manajemen pancaran sinar
yang tepat dan kesadaran akan bahaya. Cedera fotokimia dapat terjadi dari waktu ke waktu
dari paparan ultraviolet ke sinar langsung, pantulan specular, atau bahkan pantulan difus.
Efek paparan yang terlalu lama dapat memicu pembentukan kanker kulit. Kacamata dan
pakaian pelindung yang tepat diperlukan untuk menendalikan pajanan sinar UV pada kulit
dan mata. Pencegahan untuk cedera kulit bisa dilakukan dengan menggunakan pakaian
pelindung seperti jas lab, kain yang terbuat dari woven yang rapat dan peralatan seperti
pelindung sinar untuk mengurangi paparan radiasi UV. Untuk sinar laser Kelas 4 berenergi
tinggi, harus memakai jas lab tahan api untuk melindungi kulit dari pajanan.
Radiasi gelombang mikro atau microwave umumnya didefinisikan sebagai bagian dari
spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 1 mm dan 1 m atau yang
mempunyai rentang frekuensi yang setara dari 300 GHz hingga 300 MHz). 1,2
Gambar . Spektrum elektromagnetik dari energi terendah/panjang gelombang
terpanjang (di bagian atas) hingga energi tertinggi/panjang gelombang terpendek (di bagian
bawah).3 NASA's Imagine the Universe
Energi gelombang mikro dapat merambat sebagai gelombang yang kontinyu atau
pulsed. Gelombang yang kontinyu digunakan dalam sebagian besar komunikasi seperti
televisi, telepon seluler, peralatan rumah tangga seperti oven, dan dalam pekerjaan penelitian
mendasar di laboratorium. Gelombang pulsed banyak digunakan dalam sistem radar,
peralatan industri, dan perangkat diatermi medis.1,2,4
Gelombang mikro (microwave) pada intensitas yang cukup tinggi akan merusak
jaringan melalui pemanasan. Radiasi gelombang mikro diserap di dekat kulit. Faktor utama
yang menentukan penyerapan energi gelombang mikro dalam suatu media adalah
permitivitas dan konduktivitas listrik, yang pada gilirannya tergantung pada suhu media dan
frekuensi radiasi. Sebagian dari energi datang akan dipantulkan dari permukaan material, dan
hanya sebagian dari energi penetrasi yang akan diserap. Sisanya melewati tanpa interaksi apa
pun dengan, atau berpengaruh pada, materi yang terpapar radiasi tersebut. Gelombang mikro
dipantulkan oleh logam tetapi dapat menembus kaca, kertas, dan plastik. Bahan yang
mengandung air menyerap gelombang mikro.1,2
4. Fleeger AK, Lilquist DL. Industrial Hygiene Reference And Study Guide 3 rd
Edition, Massachusetts. American Industrial Hygiene Association (AIHA). 2011.