PROPOSAL Gout Dan Kolesterol
PROPOSAL Gout Dan Kolesterol
METODE PENELITIAN
ALAWIYAH MUZAEMA
1908060022
FAKULTAS KESEHATAN
MATARAM
2021/2022
PROPOSAL PENELITIAN |2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................4
2.1 Hipotesis........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................25
PROPOSAL PENELITIAN |4
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan perubahan di era modern saat ini maka gaya hidup masyarkat pun
mengikuti yang serba instan dan pola makan yang tidak sehat sehingga menyebabkan
terjadinya resiko mengalami berbagai penyakit, seperti hiperurisemia dan
hiperkolestrolemia yang meningkat. Hiperurisemia telah lama ditetapkan sebagai faktor
etiologi utama dalam gout/asam urat (Gliozzi et al., 2016). Dan menurut Murray et al
(2003) dalam Bachmid dkk (2015) mengkonsumsi makanan cepat saji yang biasanya
dijumpai dalam bentuk gorengan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar
kolestrol total dalam plasma darah. Menurut American Heart Association, kadar kolestrol
secara tidak langsung berkaitan dengan kadar asam urat dalam tubuh, ini karena kolestrol
berkaitan dengan tekanan darah.
Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang.
Prevalensi penyakit asam urat/hiperurisemia di indonesia terjadi pada usia di bawah 34
tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 % (WHO,2015). Sedangkan
prevalensi hiperkolestrolemia di dunia sekitar 45 %, di Asia Tenggara sekitar 30 % dan di
Indonesia 35 % (Kemenkes RI,2017; Balitbangkes, 2013; WHO, 2019).
Hidup di era modern begitupun untuk pengobatannya juga modern yang
mengandalkan obat yang berbahan kimia dan bahaya efek samping yang ditimbulkan jika
ketergantungan. Akan tetapi, karena mahalnya pengobatan modern dan efek samping
yang didapatkan mengakibatkan masyarakat mulai beralih kepengobatan tradisional
karena adanya kecendrungan kembali ke alam atau Back to nature, dapat dilihat dari
meningkatnya permintaan tanaman obat. Tanaman obat dapat menjadi alternatif solusi
untuk terapi jangka panjang penanganan hiperuresemia dan hiperkolestrolemia.
Pengetahuan masyarakat lokal dalam hal memanfaatkan sumber daya tumbuhan
akan sangat membantu menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan usaha
domestikasi tanaman obat (Kandari et al., 2012). Pengetahuan masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya tumbuhan dapat dilihat melalui apotek hidup. Apotek hidup
merupakan istilah penggunaan lahan yang ditanami tumbuhan yang berkhasiat untuk obat
PROPOSAL PENELITIAN |5
secara tradisional (Syarif dkk., 2011) . Pekarangan merupakan lahan terbuka yang
terdapat disekitar lingkungan rumah tinggal dan sangat tepat untuk melaksanakan apotek
hidup untuk tanaman berkhasiat obat (Nurmahyulis & Hermita, 2015). Oleh karena itu,
perlu dilakukan sosialisasi tentang khasiat tanaman obat (toga) secara ilmiah. Masyarakat
yang telah memiliki pengetahuan tentang khasiat tanaman obat (toga) dan menguasai cara
pengolahannya dapat membudidayakan tanaman obat secara individual dan
memanfaatkannya. Apalagi di pedesaan sangat menjunjung tinggi adat istiadat mereka
serta tradisi dari nenek moyang. Sehingga berdasarakan pengalaman empiris masyarakat
di Gerung LOBAR, tumbuhan sirih cina ( Peperomia pellucida ) digunakan sebagai
pengobatan penyakit tersebut dengan cara di rebus daunnya kemudian air rebusannya
diminum.
Tingkat pendidikan di Gerung pada pendidikan SD sebanyak 15 responden
(10%), SMP sebanyak 5 responden (3,3%), SMA sebanyak 15 responden (10%), Sarjana
sebanyak 20 responden (13,3%) dan responden yang tidak sekolah sebanyak 40
responden (26,7%). Walaupun demikian, mereka masih menjaga kelestarian tumbuhan
yang ada di lingkungan mereka. Karakteristik respon masa lansia awal ( 46-55 tahun )
sebanyak 5 responden (5%), dan masa lansia akhir (56-65) tahun) senanyak 5 responden
juga (5%). Dari hasil wawancara dengan responden , data menunjukan bahwa responden
masih banyak yang memanfaatkan tanaman obat sirih cina untuk pengobatan
kesehariannya, supaya bisa sembuh dari penyakit hiperuresemia dan hiperkolestrolemia,
yang dimana diantaranya 8 responden yang mengidap penyakit hiperkolestrolemia dan 3
yang penyakit hiperuresemia. Menurut sebagian responden, mereka memakai obat
tradisional untuk pengobatan penyakit tersebut karena mudah didapat dari ladang, tidak
memerlukan biaya, dan bisa diracik sendiri. Namun mereka juga mengonsumsi obat dari
mantri atau dokter jika keluhan kesehatan tidak dapat disembuhkan total oleh tanaman
obat tersebut.
Dari hasil wawancara yang didapat, hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan
tanaman obat bahwa laki-laki lebih mendominasi darpada perempuan karena mayoritas
laki-laki yang menggarap lahan, sehingga pengetahuan laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Namun, hal itu tidak menjadi alasan bagi petani perempuan
PROPOSAL PENELITIAN |6
untuk tidak tahu informasi mengenai tanaman obat sirih cina, karena perempuan juga bisa
mengolah tanaman obat tersebut di pekarangan rumah mereka.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengobatan penyakit hiperurisemia dan hiperkolestrolemia melalui pemanfaatan tanaman
obat sirih cina.
Di era modern saat ini segala hal serba instan dan praktis seperti halnya makanan,
sehingga menyebabkan berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti hiperuresemia dan
hiperkolestrolemia yang meningkat. Begitupun untuk pengobatan penyakit tersebut
terbilang mahal dan efek samping dari obat-obat kimia, maka dari itu masyarakat
memanfaatkan tanaman obat tradisional sirih cina sebagai pengobatan alternatif terapi
jangka panjang untuk penyakit tersebut. Berbagai respon dan tingkat pengetahuan yang
didapat dari masyarakat ( khususnya ditempat tinggal saya) di Gerung untuk mengolah
dan memanfaatkan tanaman sirih cina dengan cara direbus lalu air rebusannya diminum.
Dari hasil paparan latar belakang di atas , sehingga didapatkan sebagai berikut :
Bagaimana pengobatan penyakit hiperuresemia dan hiperkolestrolemia melalui
pemanfaatan tanaman obat sirih cina di Gerung LOBAR ?
1.4.1 Teoritis
resiko hiperurisemia.
e. Sama-sama meneliti penyakit
hiperurisemia dan meneliti tanaman
obat herbal sirih cina dan sama untuk
desain penelitian yakitu survei dan
wawancara.
f. Tidak meneliti hiperkolestrolemia.
g. Di Rukun Warga Muslim (RWM) Al
Huda Denpasar.
h. Sebanyak 37 orang asam urat normal
dan 13 orang asam urat tinggi.
4. a. Nama peneliti/Tahun a. Angel Tjodi, dkk/2021
b. Judul b. Efek antikolestrol sirup sirih cina
c. Desain dan Variabel pada tikus Rattus Norvegicus
d. Hasil Model hiperkolestrolemia.
e. Persamaan c. Desain penelitian : dengan
f. Perbedaan rancangan acak lengkap.
g. Tempat Variabel bebas : Efek antikolestrol
h. Sampel sirup sirih cina.
Variabel terikat : tikus Rattus
Norvegicus Model hiperkolestrole.
d. Ada pengaruh pemberian sirup
sirup sirih cina terhadap penurunan
kadar kolestrol.
e. Sama-sama meneliti tentang
hiperkolestrolemia dan meneliti
tanaman obat sirih cina.
f. Tidak meneliti penyakit
hiperurisemia.
g. Di laboratorium Zoologi jurusan
biologi FMIPA Universitas
PROPOSAL PENELITIAN | 11
Pattimura.
h. Sebanyak 15 ekor tikus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2012). Dari kajian di atas tersebut
maka hipotesis dalam penelitian ini dapatdirumuskan sebagai berikut:
H1 : Adanya tingkat pengetahuan dan pendidikan yang signifikan pada masyarakat mengenai
pemanfaatan tanaman obat sirih cina pada pengobatan penyakit hiperurisemia dan
hiperkolestrolemia.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif dimana teori-teori yang berkaitan dengan fenomena yang ada secara
alami dapat dibuktikan atau dibantah menggunakan perhitungan matematis dan dimana
diharapkan dapat menyimpulkan “mengapa” ada teori tertentu bersama dengan “apa” yang
responden katakan tentang hal itu. Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam
penelitian yang memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan
(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah survei dan
wawancara dengan mendatangi langsung ke tempat penelitian dan melakukan sesi tanya
jawab dengan responden ( masyarakat di Desa Gapuk Gerung LOBAR).
PENGETAHUAN
DAN PENDIDIKAN
JENIS KELAMIN
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi sehingga timbul variabel dependen (Hidayat, 2017).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemanfaatn tanaman obat herbal sirih cina.
post.
3. Kadar
asam urat
dan
kolestrol
tetap/norm
al jika hasil
pemeriksaa
n pre dan
post tetap.
3.7.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari sampel penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh warga yang berumur 46-65 tahun di Desa Gapuk Gerung LOBAR.
3.7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi subjek dalam penelitian melalui
sampling yang harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Nursalam,
2017).Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia awal ( 46-55 tahun ) dan
lansia akhir (56-65) tahun) di Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok
Barat sebanyak 10 responden/orang. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus
sebagai berikut :
n= N
1+ N (d)2
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
PROPOSAL PENELITIAN | 17
n= N
1+ 10 (d)2
n = 10
1+ 10 (0,05)2
n = 10
1+ 10 (0,0025)
n = 10
1+0.025
n = 10
1.025
n = 9,75 = 9,8
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia awal ( 46-55 tahun ) dan lansia
akhir (56-65) tahun) bersedia menjadi responden, dalam pengobatan penyakit
hiperurisemia dan hiperkolestrolemi melalui pemanfaatan tanaman obat sirih cina di
Desa Gapuk Gerung LOBAR sebanyak 10 orang diantaranya 8 responden yang
mengidap penyakit hiperkolestrolemia dan 3 yang penyakit hiperuresemia . Berdasarkan
rumus tersebut, maka besar sampel yang dibutuhkan sebesar 9 orang, ditambah
kemungkinan drop out sebesar 10%, maka besar sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebesar 9,8 sampel dan dibulatkan menjadi 10 sampel.
3.7.3 Sampling
Penelitian Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2017). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
probability sampling dengan jenis simple random sampling. Untuk melakukan sampling
PROPOSAL PENELITIAN | 18
jenis ini dengan menuliskan nama responden dalam kertas kemudian diambil secara
acak.
Berasal dari kuesioner atau wawancara dalam penggumpulan data, sumber datanya
disebut dengan responden.
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Yaitu data identitas sampel yang meliputi :
nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, alamat dan pekerjaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi catatan data WHO dan dari penelitian sebelumnya yaitu kadar
hiperuresemia/asam urat dan kolesterol/hiperkolestrolemia.
1. Melakukan identifikasi masalah yang ingin diteliti dan mengajukan tema dan judul
kepada pembimbing.
2. Menyusun proposal penelitian.
3. Meminta izin dengan survei langsung ke lokasi masing-masing responsen.
4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian yang akan dilakukan dan
bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent.
5. Menjelaskan kepada responden tentang pemeriksaan kadar asam urat dan
menjelaskan informasi tentang tanaman obat sirih cina.
6. Melakukan pemeriksaan kadar asam urat dengan GCU pada responden sebelum
diberikan air rebusan daun sirih cina.
7. Responden diminta untuk minum air rebusan daun sirih cina yang disediakan
peneliti sebanyak 3x dalam dalam 3 minggu.
8. Setelah pemberian air rebusan daun sirih cina selama 3 kali dalam 3 minggu
dilakukan pemeriksaan kadar asam urat dan kolestrol dengan GCU.
9. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul maka dilakukan pengumpulan data
kemudian melakukan pengolahan data dan melakukan analisa data.
10. Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian dan mengumpulkan tugas
tersebut ke pembimbing dosen.
1. Pengolahan Data
a. Editing
PROPOSAL PENELITIAN | 20
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga
daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.
1) Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
2) Umur
Umur 45-50 = U1
Umur 51-59 = U2 38
3) Tingkat Pendidikan
Tamat SD = T1
SMP = T2
SMA = T3
Sarjana = T4
4) Jenis kelamin
PROPOSAL PENELITIAN | 21
Laki-laki = Jk1
Perempuan = Jk2
5) Pekerjaan
Bekerja = Pe1
Pernah = Pi1
7) Sumber informasi
Majalah = Si2
Radio/TV = Si3
Internet = Si4
Baik = Pm3
Cukup = Pm2
Kurang = Pm1 39
Tinggi : Ka1
Normal = Ka3
Rendah = Ka2
PROPOSAL PENELITIAN | 22
Tinggi : Kk1
Normal = Kk3
Rendah = Kk2
c. Scoring
d. Tabulating
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
50 % = Setengah responden
(Arikunto, 2010). 40
2. Analisa Data
PROPOSAL PENELITIAN | 23
a. Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010). yaitu variabel pengobatan hiperurisemia dan
hiperkolestrolemia dengan pemanfaatan tanaman obat sirih cina. Untuk mengukur
pengetahuan pemanfaatan tanaman obat sirih cina digunakan skala gutman ya skor
0 dan tidak skor 1.
Kriteria :
Baik 16-21
Cukup 12-15
b. Analisis bivariate Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria variabel
pengobatan hiperurisemia dan hiperkolestrolemia dengan pemanfaatan tanaman
obat sirih cina.
PROPOSAL PENELITIAN | 24
DAFTAR PUSTAKA
A, Aziz, Hidayat. (2011). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Alimul, Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisia Data. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Bachmid, N., Sangi, S.M., dan Pontoh, S.J. 2015 Uji Aktivitas Antikolestrol Ekstrak Etanol
Daun Patikan Emas (Euphorbia prunifolia Jacq.) Pada Tikus Wistar Yang
Hiperkolestrolemia. Jurnal MIPA UNSRAT Online. 4(1): 29-30.
Gliozzi, M. Malara, N., Muscoli, S., Mollace, V. 2016. International Journal of Cardiology.
213:23-27.
Hidayat, A. A. (2017). Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (A. Suslia & T.
Utami, eds.). Penerbit Salemba Medika.
Kandari, L.S., Phondani, P.C., Payal, K.C Rao, K.S & Maikhuri, R.K 2012. Etnobotani Study
toward Conservation of Medicinal and Aromatic Plant in Upper Catchments of Dhauli
Ganga in the Central Himalaya. Jurnal of Montain Science, 9, 286-296.
Murray,Robert K,et al.2003. Biokimia Harper ed. 25. Jakarta: EGC. P.236-239.
PROPOSAL PENELITIAN | 25
Notoatmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku: Jakarta: Rhineka Cipta
Nurmayulis & Hermita, N. 2015. Potensi Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Oleh Masyarakat Desa Cimenteng Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Jurnal Agrologia, 4(1), 1-7.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis : (P.P Lestari,
Ed.) (4th ed.). Jakarta : Salemba Medika.
Syarif, P., Suryotomo, B., Soeprapto, H.2011 Diskripsi dan Manfaat Tanaman Obat di Pedesaan,
Sebagai Upaya Pemberdayaan Apotek Hidup (Studi Kasus di Kecamatan Wonokerto).
Pekalongan: Universitas Pekalongan.