ASKEP POST OP LAPARATOMI BEDAH-dikonversi
ASKEP POST OP LAPARATOMI BEDAH-dikonversi
Disusun oleh :
WIDYASTUTI (21.0406.0048)
2022
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Tn. H
2. Umur : 77 tahun
3. Alamat : Ngaglik 2/7 samiran selo boyolali
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 03 Maret 2022
6. Nomor Rekam Medis : 358xxx
7. Bangsal : Flamboyan
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva
anemis/tidak:
Rambut berwarna hitam dan putih sedikit kotor , turgor kulit kembali secara langsung,
mukosa bibir kering, konjungtiva berwarna putih (anemis)
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
Pasien puasa selama 5 hari setelah operasi dan hari ke 5 sore pasien diberikan air gula 50 cc,
dan hari berikutnya pasien diberikan susu peptamen 100 cc
e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah sakit:
Pasien tidak mempunyai energi karena pasien hanya diberikan asupan makanan setalah puasa
hari ke 5 dan hari ke enam pasien hanya diberikan susu peptamen 100 ccmelalui susu, pasien
juga merasakan nyeri dan luka operasi di perut pasien membatasi aktifitas pasien, dan pasien
tampak lemas
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi: (kemampuan menelan, mengunyah,dll)
Pasien tidak terdapat ganguan di kemampuan menelan maupun mengunyah dan tidak terjadi
gangguan di pencernaan setelah 5 hari puasa dan hari ke enam diberikan susu.
g. Penilaian Status Gizi
IMT : BB
(TB)22 dalam M
: 55 kg
(1,55 m )2
: 23 %
h. Cairan masuk
Infus : 1.600 cc/24 jam
Air putih : 600 cc/24 jam
Injeksi & obat infus : 869
Susu : 75 ml
i. Cairan keluar
Urine : 1.600 ml/24 jam
Drain : 180 ml/24 jam
NGT : 450 ml/24jam
IWL : (10 X BB/24 jam) = 10 X 65/24 jam = 27cc/24 jam
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Jumlah urine 1.600 dalam 24 ml jam, pasien terpasang kateter
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Pasien tidak mempunyai riwayat kelainan kandung kemih
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah urine keluar 1.600 ml dalam 24 jam, berwarna kuning pekat, urin kental pekat,
bau khas urine
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak terjadi gangguan kandung kemih/retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Pasien belum BAB selama hari
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Konsumsi obat jiwa cepezet yang mempunyai efek samping konstipasi
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Resiko infeksi pada kulit punggung karena pasien berada ditepat tidur, kulit lembab,
turgor kembali dengan cepat/langsung kembali, warna kulit sawo matang, suhu 36oC
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 20:00
2) Insomnia : pasien tidak mengalami insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur: pasien mudah untuk tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : tidak bekerja
2) Kebiasaan olah raga : pasien tidak melakukan olahraga
3) ADL
a) Makan : dibantu keluarga
b) Toileting : dibantu keluarga
c) Kebersihan : dibantu keluarga
d) Berpakaian : dibantu keluarga
4) Kekuatan otot : 5 5
5 5
5) ROM : fleksi lengan 80o, ektensi lengan 80o, fleksi lutut 120o, ekstensi
lutut 120o
6) Resiko untuk cidera : resiko jatuh dari tempat tidur maupun ketika berdiri karena post
operasi
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
2) Edema esktremitas : tidak terjadi edema ekstermitas
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : mmHg
b) Duduk : mmHg
4) Tekanan vena jugularis : teraba, titik vena jugularis 4 cm
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : ictus kordis terlihat disela iga 5 disebelah medial linea
midklavikularis sinistra
b) Palpasi : ictus jordis teraba pada line mid clafikula intracosta 5, tidak
ada pembesaran
c) Perkusi : terdengar redup
d) Auskultasi : S1 S2 reguler pulmo
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : pasien terdapat gangguan ketidakefektifan jalan napas
2) Penggunaan O2 : pasien tampak menggunakan O2 dengan 3 lpm
3) Kemampuan bernafas : kemampuan bernapas pasien mengatakan sesak tetapi tidak
sering RR: 20/menit, SPO2: 98 terpasang oksigen 3 lpm
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
Gangguan pernafasan hanya ketidakefektifan jalan napas tidak terdapat sputum, maupun
batuk
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : terlihat ekspansi, dada simetris, tidak ada jejas, tidak ada bekas
luka
b) Palpasi : vocal premitus, kanan kiri sama, tidak ada benjolan
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMA
2) Pengetahuan tentang penyakit : pasien dan keluarga pasien kurang pengetahuan tentang
penyakitnya yang sekarang post op laparatomi
3) Orientasi (waktu, tempat, orang) : 07 Maret 2022
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung
2) Sakit kepala : pasien merasa pusing setelah post op
3) Penggunaan alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan : penginderaan pasien normal
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : bahasa indonesia & jawa
2) Kesulitan berkomunikasi : pasien tidak kesulitan dalam berkomunikasi
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : pasien merasa cemas ketika melihat luka pada post
operasi dan cemas ketika akan dioperasi
2) Perasaan putus asa/kehilangan : pasien tidak ada rasa putus asa atau kehilangan
3) Keinginan untuk mencederai : pasien tidak ada keinginan untuk menciderai
4) Adanya luka/cacat : terdapat bekas luka post operasi laparatomi dengan 16
jahitan
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : ayah
2) Orang terdekat : anak
3) Perubahan konflik/peran : tidak terdapat perubahan konflik
4) Perubahan gaya hidup : tidak terdapat perubahan gaya hidup
5) Interaksi dengan orang lain : interaksi dengan orang lain terjaga dengan baik
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : tidak terkaji
2) Periode menstruasi : pasien berjenis kelamin laki-laki
3) Metode KB yang digunakan : pasien berjenis kelmain laki-laki
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : pasien tidak mempunyai rasa sedih pasien
merasa cemas ketika melihat lukanya dan tidak nyaman dengan NGT dan kateter
2) Kemampan untuk mengatasi : pasien ditenangkan oleh keluarganya
3) Perilaku yang menampakkan cemas : pasien meminta agar dilepaskan NGT dan
kateternya
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : pasien tidak mempunyai alergi
b. Penyakit autoimune : pasien tidak mempunyai penyakit autoimune
c. Tanda infeksi : pasien tidak ada tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi : pasien tidak terdapat gangguan thermogulasi
e. Gangguan/resiko :Pasien resiko infeksi di luka post operasi,
pasien resiko jatu
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : nyeri luka post operasi laparatomi di bagian
Abdomen
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :nyeri seperti disayat-sayat
3) Regio (dimana letaknya) : bekas operasi di Abdomen
4) Scala (berapa skalanya) :4
5) Time (waktu) : terus menerus
b. Rasa tidak nyaman lainnya : tidak nyaman melihat bekas luka operasi
c. Gejala yang menyertai : pasien gelisah dan kesakitan
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : pasien dewasa
b. DDST (Form dilampirkan) : pasien dewasa
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) : pasien dewasa
C. DATA LABORATORIUM
ANALISA DATA
Tanggal &
No Symptom Etiologi Problem Prioritas
Jam
1. 07 Maret DS : Agen cedera fisik : Nyeri akut 1
2022 - P: Pasien luka post operasi
10:00 mengatakan
nyeri
dibagian
perut diluka
bekas post
laparatomi
- Q: pasien
mengatakan
sensasi nyeri
seperti di
sayat-sayat
- R: pasien
mengatakan
nyeri
dibagian
luka post
operasi
laparatomi
- S: pasien
meatakan
skala nyeri 4
- T: nyeri
datang terus-
terusan
DO :
- Pasien
tampak
kesakitan
dibagian
post operasi
DO :
- Luka post
operasi
tampak
masih
terbungkus
dengan baik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
FORMAT IMPLEMENTASI
DS:
Fasilitasi ambulasi - Pasien mengatakan
dengan alat bantu
sudah bisa duduk
DO:
- Pasien tampak sudah
mulai bisa duduk pasif
DS:
Kolaborasi dengan - Keluarga mengatakan
keluarga untuk menjaga akan menjaga pasien
pasien DO:
- Keluarga tampak
menjaga dan
mengawasi pasien
09 Maret Resiko infeksi Monitor luka bekas DS:
2022 berhubungan operasi - Pasien mengatakan
dengan prosedur tidak ada perdarahan
invasif atau jahitan lepas
DO :
- Luka tampak bagus
tidak ada perdarahan
atau nanah terdapat 16
jahitan
DS:
Mengajarkan pasien utuk DO:
menjaga lukanya agar - Pasien tampak duduk
tidak terbuka jaitannya dengan hati-hati
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kampus II Jln. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang 56172
FORMAT EVALUASI
Gangguan mobilitas S:
fisik berhubungan - Pasien mengatakan keluhan masih lemas dan
dengan Nyeri : nyeri bagian post operasi
gerakan terbatas - Pasien mengatakan sudah bisa duduk
luka post operasi O:
laparatomi - Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak sudah mulai mobilisasi duduk
pasif
- Diit susu peptamen 100 cc
A: Masalah teratasi sebagian
• Gangguan mobilitas fisik
• Post op perforasi gaster
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
- Monitor KU
- Bantu dalam ADL
- Ciptakan ruangan nyaman aman
- Mobilisasi duduk pasif
Resiko infeksi S:
berhubungan - Pasien mengatakan tidak ada perdarahan atau
dengan prosedur jahitan lepas
invasif O:
- Luka tampak bagus tidak ada perdarahan atau
nanah terdapat 16 jahitan
A: Masalah teratasi sebagian
• Resiko infeksi
• Post op perforasi gaster
P: Intervensi keperawatan dilanjut
- Monitor perdarahan
- Perawatan luka
09 Maret Nyeri akut S:
2022 berhubungan - Pasien mengatakan nyerinya berkurang
dengan agen cidera - P: Pasien mengatakan nyeri dibagian perut diluka
fisik : luka post op bekas post laparatomi
laparatomi - Q: pasien mengatakan sensasi nyeri seperti di
sayat-sayat
- R: pasien mengatakan nyeri dibagian luka post
operasi laparatomi
- S: pasien meatakan skala nyeri 2
- T: nyeri datang jarang-jarang tidak sering
O:
- TD : 117/69mmHg
- N : 86 X/menit
- S : 36,6oC
- RR : 20X/menit
- SPO2: 98%
A: Masalah teratasi sebagian
• Nyeri akut
• Post op laparatomi perforasi gaster
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor nyeri
- Nyeri skala 0-1
- Bimbing relaksasi nafas dalam
- Berikan terapi farmakologi
• Ceftriaxone 2gr/24 jam
• Metronidazole 500 mg/8 jam
• Pantoprazol 40 mg/24 jam
• Ondansentron 4mg
• Peinloss 100mg/8 jam
• Metochlpramide 10 mg/8 jam
• Vit k
• Sukralfat 3x2 oral
• Paracetamol 500mg
Gangguan mobilitas S:
fisik berhubungan - Pasien mengatakan lemas sudah berkurang
dengan Nyeri : O:
gerakan terbatas - Pasien tampak sudah bisa aktivitas mobilisasi
luka post operasi duduk pasif
laparatomi A: Masalah teratasi sebagian
• Gangguan mobilitas fifik
• Post op laparatomi perforasi gaster
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
- Monitor KU
- Ciptakan ruangan aman dan nyaman
Resiko infeksi S:
berhubungan - Pasien mengatakan tidak ada perdarahan atau
dengan prosedur jahitan lepas
invasif O:
- Luka tampak bagus tidak ada perdarahan atau
nanah terdapat 16 jahitan
A: Masalah teratasi sebagian
• Resiko infeksi
• Post op laparatomi perforasi gaster
P: Intervensi keperawatan dilanjut
- Monitor luka
- Memastikan perban tertutup