SOAL
1. Bahasa adalah sebuah sistem,lambang, bunyi yang bersifat arbiter dan bermakna.
Jelaskan secara konprehensif difinisi bahasa yang dimaksud serta berikan masing-
masing contoh!
Jawaban :
Bahasa adalah Sebuah Sistem.
Pengertian sistem di sini dibatasi sebagai susunan teratur berpola yang
membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk
oleh sejumlah unsur atau komponen yang saling berhubungan secara
fungsional. Jadi, bukan sekedar kumpulan acak dari unsur atau komponen.
Seperti halnya seperangkat handphone yang terdiri atas berbagai komponen
yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk dapat bekerja dengan baik.
Contoh Bibi mem… dua buah …. merupakan contoh kalimat yang tidak
dapat diisi oleh sembarang kata. karena kalimat tersebut tetap harus
tersusun menurut pola bahasa Indonesia, bahwa unsur pengisi bagian
kosongnya harus memiliki kaitan dengan unsur lain yang sudah ada,
yaitu: Bibi membeli sebuah mangga Jadi, mustahil dibentuk menjadi
kalimat
a. Bibi membaca dua buah meja.
b. Bibi membuat dua buah tali.
c. Bibi memarahi dua buah kucing.
Sistemis artinya bahasa itu terdiri atas subsistem-subsistem lain yaitu sistem
bawahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Subsistem morfologi
dibangun dari unsur-unsur fonologi, subsistem sintaksis dibangun dari unsur-
unsur morfologi. Begitu seterusnya. Jadi, unsur yang satu terletak di bawah
unsur yang lain.
Contohnya morfem kuda terdiri atas fonem /k/, /u/, /d/, dan /a/.
Bahasa sebagai Lambang Kata lambang atau simbol sering kita dengar dalam
kehidupan keseharian secara bergantian. Dalam kenyataannya memang
manusia selalu menggunakan lambang atau simbol. Chaer (2012) menyebutkan
bahwa lambang merupakan kajian dalam ilmu semiotika atau semiologi. Di
Amerika tokohnya adalah Charles Sanders Peirce dan di Eropa tokohnya
adalah Fendinand Saussure. Di dalam semiologi lambang dibedakan dalam
delapan jenis tanda, yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal),
gejala (symptom), isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon. Perbandingan di
antara jenis-jenis tanda tersebut oleh Achmad HP dan Abdullah (2009) dirinci
dan diberi contoh sebagai berikut. Yang dimaksud dengan sinyal atau isyarat
adalah tanda yang disengaja yang dibuat agar si penerima melakukan sesuatu.
Dengan demikian, sinyal ini dapat dikatakan bermakna perintah.
Misalnya peluit tiga kali dalam pertandingan sepak bola. Bunyi peluit
merupakan sinyal atau isyarat bagi para pemain bahwa pertandingan
antara kedua kesebelasan sudah selesai. Yang dimaksud gerak isyarat
atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota
badan tertentu. Gerak isyarat ini bisa jadi merupakan tanda; bisa jadi
merupakan simbol. Contohnya adalah menganggukkan kepala.
Bahasa adalah Bunyi Dalam bagian ini perlu dibedakan antara bunyi dan suara.
Faktanya kata bunyi sering sukar dibedakan dengan kata suara dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan
pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi
karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bersumber dai
gesekan atau benturan bendabenda, alat suara pada binatang dan manusia.
Contoh bunyi bahasa di sisni adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai "fon", dan di
dalam fonemik sebagai fonem.
Bahasa itu Bersifat Arbitrer
Arbitrer berasal dari arbitrary yang berarti selected at random and without
reason (dipilih secara acak tanpa alasan). Manasuka ini berarti seenaknya, asal
bunyi, tidak ada hubungan logis antara kata-kata sebagai simbol dengan yang
disimbolkannya.
Contoh, penutur Indonesia menamai Linguistik Umum perabot rumah
tangga yang digunakan untuk duduk dengan sebutan [kursi], mengapa
tidak disebut [atap]? kita tidak dapat menjelasakan mengapa benda tadi
dilambangkan dengan [kursi] dan bukan [sikur] atau [rusik]. Demikian
pula penutur Indonesia menamai benda yang digunakan sebagai alas
dengan [sepatu] tetapi menjadi [shoes] dalam bahasa Inggris.
Bahasa itu Bermakna Menurut Achmad dan Abdullah (2009) sebagai lambang
tentu ada yang dilambangkan yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide,
atau pikiran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai
makna.
Contoh bahasa yang berwujud bunyi [kuda] mengacu kepada konsep
sejenis binatang berkaki empat, yang biasa dikendarai, untuk pacuan".
Lalu, konsep tadi dihubungkan dengan benda yang ada dalam dunia
nyata. Jadi, lambang bunyi [kuda] yang mengacu pada konsep "binatang
berkaki empat, biasa dikendarai, untuk pacuan"
Dari diagram tersebut di atas dapat dilihat bahwa dari strategi ekspositori, guru
dapat memilih metode ceramah apabila ia hanya akan menyampaikan pesan
berturut-turut sampai pada pemecahan masalah atau memilih eksperimen
apabila ingin banyak melibatkan siswa secara aktif.
Strategi mana yang lebih dominan digunakan oleh guru tampak pada contoh
berikut.
a. Pada Taman Kanak-kanak, guru menjelaskan kepada anak-anak, aturan
menyeberang jalan dengan menggunakan gambar untuk menunjukkan aturan
berdiri pada jalur penyeberangan dan menanti lampu lalu lintas sesuai dengan
urutan warna. Dalam contoh tersebut, guru menggunakan strategi ekspositori ia
mengemukakan aturan umum dan mengharap anak-anak akan
mengikuti/mentaati aturan tersebut.
b. Dengan menunjukkan sebuah media film yang berjudul “Pengamanan jalan
menuju sekolah”, guru ingin membantu siswa untuk merencanakan jalan yang
terbaik dari sekolah ke rumah masing-masing dan menetapkan peraturan untuk
perjalanan yang aman dari dan ke sekolah. Dengan film sebagai media
pembelajaran, akan merupakan ekspositori apabila direncanakan untuk
menjelaskan kepada siswa tentang apa yang harus diperbuat, siswa diharapkan
menerima dan melaksanakan informasi tersebut. Akan tetapi, strategi itu akan
menjadi discovery atau inkuiri apabila guru meminta anak-anak untuk
merencanakan sendiri jalan-jalan dari rumah masing-masing. Strategi ini akan
menyebabkan, anak berpikir untuk dapat menemukan jalan yang dianggap
terbaik bagi diri masing-masing. Tugas tersebut memungkinkan siswa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum siswa sampai pada penemuan-
penemuan yang dianggapnya terbaik. Mungkin siswa perlu menguji cobakan
penemuannya, kemungkinan mencari jalan lain kalau dianggap kurang baik.
Dari contoh sederhana tersebut dapat dilihat bahwa suatu strategi yang
diterapkan guru, tidak selalu mutlak ekspositori atau discovery. Guru dapat
mengombinasikan berbagai metode yang dianggapnya paling efektif untuk
mencapai suatu tujuan.
3. Buatlah satu perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dalam satu kali
pertemuan dengan penerapan model pembelajaran bahasa "simak ulang ucap"
(penilaian akan di fokuskan pada sintak kegiatan pembelajarannya).
Jawaban :
Model Pembelajaran “simak ulang ucap” di Sekolah Dasar Dynata Denpasar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 2/I
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x 40)
Tema : Kesehatan
Standar Kompetensi : Mampu membaca dengan memahami teks pendek pada puisi
dengan cara membaca lancar (bersuara), dan mengekspresikan
isi bacaan teks puisi, dan mengungkapkan pikiran, perasaan
melalui bercerita.
Kompetensi Dasar : Membaca bersuara isi teks puisi
Hasil Belajar : Siswa mampu membaca puisi untuk diri sendiri dan orang lain
dengan lancar dan menggunakan ekpresi yang tepat dari isi teks
puisi.
Indikator hasil belajar : 1. Siswa dapat membaca puisi dengan ekspresi yang tepat.
2. Siwa dapat menceritakan kembali isi puisi dan menjawab
pertanyaan dari bacaan puisi
Langkah Pembelajaran
1. Salah seorang siswa diminta untuk membaca nyaring sebuah puisi yang sudah
disiapkan guru yang berjudul Kesehatan.
2. Siswa-siswa lainnya menyimak (membaca dipadukan dengan mendengarkan
dan menggunakan ekspresi – ketika itu guru membetulkan kesalahan pelafalan
atau intonasi serta ekspresi yang kurang tepat.
3. Setelah selesai membaca siswa diminta untuk menceritakan ulang puisi yang
dibacanya dengan kalimat sendiri (membaca dipadukan dengan berbicara).
4. Siswa-siswa lain diminta untuk mendengarkan isi puisi yang diceritakan, ada
kesalahan kalimat atau penggunaan kata yang kurang tepat. (berbicara
dipadukan dengan mendengarkan dan menulis serta kebahasaan)
5. Seluruh siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan isi bacaan puisi
secara tertulis (membaca dipadukan dengan menulis).
6. Setelah selesai menjawab pertanyaan bacaan puisi secara tertulis, salah
seorang siswa disuruh membacakan jawabannya, sedangkan yang lain diberi
kesempatan untuk mengajukan pendapatnya yang lain yang berhubungan
dengan jawaban pertanyaan bacaan puisi secara lisan (menulis dipadukan
dengan berbicara).
Sumber : Taufina. 2017. Tema 5 Pengalamanku (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013-Buku Siswa Kelas II). Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Penilaian :
Penilaian Pengetahuan : Menjawab pertanyaan berdasarkan teks puisi (dilakukan
saat kegiatan pembelajaran)
Penilaian Keterampilan :
1. Mampu membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
2. Mampu membaca puisi dengan lancar dan percaya diri