Disusun Oleh :
Jaki Madani (1811011)
Panji Septiana (1811030)
Bambang Haidar Dwiyanto (1811032)
Aji Samsul Muarif (1811034)
Wildan Taufik Nugraha (1811035)
Ilham Malik (1811037)
Amelia Citra Mulya Komalasari (1811040)
Rima Siti Rohimah (1811042)
Khoerul Zaman (1811045)
Asep Hilaludin (1811049)
Zulfiqor Abdul Aziz (1811053)
Maris Bakti Fauzi (1811057)
Diki Kurniawan (1811058)
Santika Juniyanti (1811087)
Maftuh Ulumudin (1711057)
Moch Rizky Shaomi Fahlevi (2011131)
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Analisi Bundaran di Wilayah Kota Garut .
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas.
Laporan tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak terutama dosen kami yakni
Athaya Zhafirah SST. MTr.T, yang senantiasa membantu kami dalam proses pembelajaran
maupun proses penyusunan laporan ini. Maka dari itu, kami berterima kasih yang sebesar-
besarnya kepada beliau atas bimbingannya.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih terdapat banyak kesalahan. Maka
dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar kami dapat
menyusunnya lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................2
2.1 Studi Literatur..............................................................................................................................2
2.2 Dasar Teori..................................................................................................................................2
2.2.1 Bundaran..................................................................................................................................2
2.2.2 Tipe – Tipe Bundaran................................................................................................................3
2.2.3 Kinerja Bagian Jalinan...............................................................................................................5
2.2.3.1 Kapasitas Bagian Jalinan.....................................................................................................5
2.2.3.2 Derajat Kejenuhan.............................................................................................................7
2.2.3.3 Tundaan Bagian Jalinan Bundaran.....................................................................................7
2.2.3.4 Peluang Antrian Bagian Jalinan Bundaran..........................................................................8
2.2.3.5 Tingkat Pelayanan Simpang...............................................................................................8
BAB III METODOLOGI...........................................................................................................................10
3.1 Gambaran Umum Lokasi............................................................................................................10
3.2 Metode Pengambilan Data........................................................................................................11
3.3 Metode Analisis Data................................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................12
4.1 Presentasi Data..........................................................................................................................12
4.2 Pembahasan..............................................................................................................................28
BAB V...................................................................................................................................................29
PENUTUP.............................................................................................................................................29
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................................29
5.2 Saran.........................................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................................................31
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Garut merupakan kota besar dengan jumlah penduduknya mencapai 2,28 juta jiwa
berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut Tahun
2020. Peningkatan jumlah penduduk antara lain disebabkan oleh urbanisasi, dengan semakin
beragamnya lapangan kerja yang tersedia di Kota Garut. Selain itu bertambahnya penggunaan
lahan di Kota Garut juga meningkatkan kepadatan penduduk, yang mengakibatkan
pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lain meningkat secara signifikan.
Pergerakan tersebut sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi, sehingga
menyebabkan kepadatan lalu lintas dan bahkan kemacetan yang panjang di berbagai ruas
jalan Kota Garut. Hal ini diperparah dengan kurang memadainya sarana dan prasarana
angkutan umum, sehingga masyarakat tidak mempunyai pilihan lain dalam melakukan
pergerakan selain dengan kendaraan pribadi.
Di dalam penelitian ini akan menganalisis salah satu bundaran yang ada di Kabupaten
Garut. Pada saat penelitian ini dilakukan, di sekitar bundaran ini sebagian besar penggunaan
lahannya merupakan lahan pertokoan atau komersil. Berdasarkan uraian dari latar belakang,
maka dapat dikemukakan beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi kapasitas bundaran,nilai derajat kejenuhan bundaran, nilai tundaan bundaran
dan peluang antrean bundaran.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Mengetahui kapasitas jalinan Bundaran Leuwidaun.
2. Mengetahui derajat kejenuhan Bundaran Leuwidaun.
3. Mengetahui tundaan Bundaran Leuwidaun.
4. Mengetahui peluang antrean Bundaran Leuwidaun.
1.3 Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dari laporan ini adalah
1. Kondisi arus lalu lintas yang akan diambil pada hari Senin dan Sabtu dari pukul
11.00 – 12.00 WIB.
2. Sesuai standar cara perhitungan kapasitas lalu lintas yang ada di Indonesia yaitu
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
3. Tidak menghitung struktur dan biaya.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Literatur
2.1.1 MKJI 1997
Dari Pedoman MKJI 1997 untuk simpang tak bersinyal dengan nilaiDerajat
Kejenuhan (DS) lebih dari 1,00 maka persimpangan tersebut tidak memenuhi syarat dari
pedoman MKJI 1997 dan simpang tersebut sperldibutuhkan Traffic Light menjadi simpang
bersinyal. Apabila nilai DerajatKejenuhan (DS) masih kurang dari 1,00 maka persimpangan
tersebut masih belumdibutuhkan Traffic Light atau memenuhi syarat dari pedoman MKJI
1997.Untuk menghindari tertutupnya simpang dengan arus masuk total yanglebih dari 1000
kendaraan/jam puncak pada simpang antara jalan-jalan dua lajurdan > 1500 kendaraan/jam
puncak jika satu dari jalan tersebut adalah empat lajuratau lebih besar maka persimpangan
tersebut disarankan dibangun bundaran.
2
fasilitas tepi jalan untuk pergerakan lalu lintas didalamnya (AASHTO 2001 dalam C .Jotin
Khisty dan B. kent Lall, 2003:274).
Karena persimpangan harus dimanfaatkan bersama-sama oleh setiap orang yang ingin
menggunakanya, maka persimpangan tersebut harus dirancang dengan hati-hati, dengan
mempertimbangkan efisiensi, keselamatan, kecepatan, biaya operasi, dan kapasitas.
Pergerakan lalu lintas yang terjadi dan urutan-urutanya dapat ditangani dengan berbagai cara,
tergantung pada jenis persimpangan yang dibutuhkan (AASHTO, 2001 dalam C .Jotin Khisty
dan B. kent Lall, 2003:274).
Berdasarkan Kapasitas (Capacity/C) dan Arus Lalu Lintas yang ada (Q) akan
diperoleh angka Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation/DS). Dengan nilai Derajat
Kejenuhan (DS) dan nilai Kapasitas (C), dapat dihitung tingkat kinerja dari masing-masing
pendekat maupun tingkat kinerja simpang secara keseluruhan sesuai dengan rumus yang ada
pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Adapun tingkat kinerja yang diukur pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 adalah Tundaan (Delay/D) dan Peluang antrian.
(Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997).
2.2.2 Simpang Jalan Tak Bersinyal
Jenis simpang jalan yang paling banyak dijumpai di perkotaan adalah simpang jalan tak
bersinyal. Jenis ini cocok diterapkan apabila arus lalu lintas di jalan minor dan pergerakan
membelok sedikit.
Simpang tak bersinyal secara formal dikendalikan oleh aturan dasar lalu lintas Indonesia
yaitu memberikan jalan kepada kendaraan dari kiri. Ukuran-ukuran yang menjadi dasar kinerja
simpang tak bersinyal adalah kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian
(MKJI;1997).
3
• Jenis pengendalian lalu lintas
• Gerakan lalu lintas yang diizinkan
Keterangan :
1. Kondisi Geometrik
Sketsa pola geometrik jalan yang dimasukkan ke dalam formulir USIG-I.
Harus dibedakan antara jalan utama dan jalan minor dengan cara pemberian nama.
Untuk simpang lengan tiga, jalan yang menerus selalu dikatakan jalan utama. Pada
sketa jalan harus diterangkan dengan jelas kondisi geometrik jalan yang dimaksud
seperti lebar jalan, lebar bahu, dan lain-lain.
4
dari LHRT menjadi arus per jam. Pada survei tentang kondisi lalu lintas ini, sketsa
mengenai arus lalu lintas sangat diperlukan terutama jika akan merencanakan
perubahan sistem pengaturan simpang dari tidak bersinyal ke simpang bersinyal
maupun sistem satu arah.
3. Kondisi Lingkungan
Berikut data kondisi lingkungan yang dibutuhkan dalam perhitungan:
5
Tanpa jalan masuk atau jalan masuk terbatas
(misalnya karena adanya penghalang fisik,
Akses terbatas jalan samping, dsb)
Sumber: Departemen PU (1997)
Frekuensi tiap kejadian hambatan samping dicacah dalam rentang 100 meter ke kiri
dan kanan potongan melintang yang diamati kapasitasnya lalu dikalikan dengan
bobotnya masing-masing.
2. Data arus lalu lintas per jam (bukan klasifikasi) tersedia untuk masing-masing
gerakan, beserta informasi tentang komposisi lalu lintas keseluruhan dalam %.
6
HV% = Persentase total arus kendaraan berat. MC% = Persentase total
arus sepeda motor.
Dimana:
C = Kapasitas
Pengukuran lebar pendekat dilakukan pada jarak 10 meter dari garis imajiner
yang menghubungkan jalan yang berpotongan, yang dianggap sebagai mewakili
lebar pendekat efektif untuk masingmasing pendekat. Perhitungan lebar pendekat
rata-rata adalah jumlah lebar pendekat pada simpang dibagi dengan jumlah lengan
yang terdapat pada simpang tersebut Parameter geometrik berikut diperlukan untuk
analisa kapasitas.
7
Lebar rata-rata pendekat minor dan utama WAC,WBD dan lebar rata - rata
pendekat WI.( simpang empat lengan)
1) Perhitungan lebar rata-rata pendekat pada jalan minor dan jalan utama .
Dimana :
Pada perhitungan ini, ditentukan sesuai dengan kode simpang dengan jumlah
lengan simpang, jumlah lajur jalan minor, dan lajur jalan utama yang dijelaskan
dalam Tabel 2.3.
Nilai kapasitas ditentukan berdasarkan tipe simpang yang akan dijelaskan dalam
Tabel 2.4.
8
Tabel 2.4 Kapasitas Dasar Tipe Simpang
Tipe
Kapasitas Dasar (smp/jam)
Simpang
322 2700
342 2900
324 atau 344 3200
422 2900
424 atau 444 3400
Sumber: Departemen PU (1997)
Faktor penyesuain ini hanya digunakan untuk jalan utama dengan 4 lajur.
Variabel masukan adalah tipe median jalan utama.
9
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama (FM)
Faktor
Tipe
Uraian Penyesuain
M
median (FM)
Tidak
Tidak ada median jalan utama 1,00
ada
Ada median jalan utama, lebar
Sempit 1,25
<3m
Ada median jalan utama, lebar
Lebar 1,20
≥3m
Sumber : Departemen PU (1997)
Faktor Penyesuaian
Penduduk
Ukuran kota Median
(juta)
(Fcs)
Sangat kecil < 0,1 0,82
6. Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak
bermotor (FSF), Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor, FRSU dihitung dengan menggunakan tabel 2.7. Variabel
10
masukan adalah tipe lingkungan jalan (RE), kelas hambatan samping (SF) dan rasio
kendaraan tak bermotor (PUM).
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping Dan Kendaraan Tak
Bermotor (FRSU)
Rasio Kendaraan Tak
Kelas Kelas
Bermotor PUM
Tipe Ham
0 0 0 0 0 ≥
Lingk batan
, , , , , 0
ungan Samp
0 0 1 1 2 ,
Jalan ing
0 5 0 5 0 2
RE SF
5
Ting 0 0 0 0 0 0
gi , , , , , ,
9 8 8 7 7 7
3 8 4 9 4 0
Seda 0 0 0 0 0 0
Komer ng , , , , , ,
sial 9 8 8 8 7 7
4 9 5 0 5 0
Rend 0 0 0 0 0 0
ah , , , , , ,
9 9 8 8 7 7
5 0 6 1 6 1
0 0 0 0 0 0
Ting , , , , , ,
gi 9 9 8 8 7 7
6 1 7 2 7 2
Pemuk
0 0 0 0 0 0
iman
Seda , , , , , ,
ng 9 9 8 8 7 7
7 2 8 2 7 3
Rend 0 0 0 0 0 0
11
ah , , , , , ,
9 9 8 8 7 7
8 3 9 3 8 4
Ting
gi, 1 0 0 0 0 0
Akses
sedan , , , , , ,
terbata
g, 0 9 9 8 8 7
s
Rend 0 5 0 5 0 5
ah
Sumber: Departemen PU (1997)
7. Faktor penyesuaian belok kiri (FLT)
Faktor ini merupakan penyesuain dari persentase seluruh gerakan lalu lintas yang
belok kiri pada simpang. Faktor ini dapat dilihat pada grafik.
Faktor ini merupakan penyesuaian dari persentase seluruh gerakan lalu lintas yang
belok kanan pada simpang. Faktor penyesuain belok kanan untuk simpang 4 lengan
adalah FRT = 1.0 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
12
Gambar 2.4 Faktor penyesuaian belok kanan
Faktor penyesuaian rasio arus minor ditentukan dari Grafik 2.4. Batas nilai yang
diberikan untuk PMI pada grafik adalah rentang dasar empiris dari manual.
IT FMI PMI
42 1,19 x PMI2 – 1,19 x PMI + 1,19 0,1 –
2 0,9
13
42 16,6 × PMI4 – 33,3 × PMI3 + 25,3 × PMI2 – 8,6 0,1 –
4 ×PMI + 1,95 0,3
44 1,11 × PMI2 – 1,11 × PMI + 1,11 0,3 –
4 0,9
32 1,19 × PMI2 – 1,19 × PMI + 1,19 0,1 –
2 0,5
0,595 × PMI2 + 0,59 × PMI + 0,74 0,5 –
0,9
34 1,19 × PMI2 – 1,19 × PMI + PMI + 1,19 0,1 –
2 0,5
2,38 × PMI2 – 2,38 × PMI3 + 1,49 0,5 –
0,9
32 16,6 × PMI4 – 33,3 × PMI3 + 25,3 × PMI2 – 0,1 –
4 8,6 × PMI + 1,95 0,3
34 1,11 × PMI2 – 1,11 × PMI + 1,11 0,3 –
4 0,5
-0,555 × PMI2 + 0,555 × PMI + 0,69 0,5 –
0,9
Sumber: Departemen P.U (1997)
DS = ( QV . P) / C
DS = QP / C
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
P = Faktor smp.
14
2.2.3.5 Tundaan
Tundaan adalah waktu tempuh tambahan untuk melewati simpang bila dibandingkan
dengan situasi tanpa simpang, yang terdiri dari tundaan lalu lintas dan tundaan geometrik.
Tundaaan lalu lintas (DS) adalah waktu menunggu akibat interkasi lalu lintas dengan lalu
lintas yang berkonflik dan tundaan geometrik (DG) adalah waktu yang tertunda akibat
perlambatan dan percepatan lalu lintas yang terganggu dan tidak terganggu (MKJI,1997).
Tundaan lalu lintas yang dihitung dalam simpang tak bersinyal adlah sebagai berikut:
Untuk DS ≤ 0,6
Untuk ≤ 0,6
15
d. Tundaan geometrik simpang (DG)
Tundaan geometric simpang adalah tundaan geometrikrata-rata seluruh
kendaraan bermotor yangmasuk simpang. DG dihitung
menggunakan Persamaan (3.18)
DG = (1-DS)*(PT*6+(1-PT)*3)+DS*4……………..(3.18)
Untuk DS ≥ 1,0 : DG = 4
Keteraangan :
DS = Derajat kejenuhan
e. Tundaan simpang ( D )
Tundaan simpang dihitung menggunakan Persamaan 3.9.
D = DG + DT1 (det/smp)……………………..(3.9)
Keterangan :
Batas nilai peluag antrian QP (%) ditentukan dari hubungan empiris antara peluang
antrianQP (%) dan derajat kejenuhan (DS). Peluang antrian dengan batas atas dan batas bawah
dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 3.20 dan Persamaan 3.21 (MKJI,1997).
16
3.2 Metode Pengambilan Data
Jenis metode yang digunakan adalah metode survei. Karena kegiatan ini merupakan
kegiatan investigasi untuk memperoleh fakta tentang gejala yang diketahui, mencari
informasi faktual, mengumpulkan data dan dievaluasi melalui perbandingan.
Data kegiatan yang diminta diperoleh dari observasi atau pengamatan langsung di
lokasi penelitian. Tipe data yang diminta adalah a. Data volume lalu lintas.
b. Data Geometrik bundaran
c. Data kondisi lingkungan jalan.
d. Data arah pergerakan kendaraan.
Setelah persiapan dan perencanaan kegiatan dilakukan. Langkah selanjutnya adalah
melakukan kegiatan yang meliputi a. Perhitungan volume kendaraan
b. Pengukuran lebar jalan
c. Pengukuran ambing jalan
d. Pengamatan kondisi lingkungan setempat oleh peneliti, melalui estimasi faktor-faktor
lingkungan yang terkait.
3.3 Sangat
Rendah Sedang Sangat
Rendah Tinggi(T)
(R) (S) Tinggi(ST)
(SR)
1 Pejalan kaki (pjlkk/jam) 0 0-80 80-120 120-220 >220
Pejalan kaki 500-
2 menyebrang(pjlkk/jam/ 0 0-200 200- 1300 >1300
km) 500
kendaraan berhenti atau
3 parkir(kend/jam) 0 0-100 100- 300-700 >700
300
Kendaraan keluar masuk
4 persil(kend/jam/km) 0 0-200 200- 500-800 >800
500
Data Lingkungan
Kendaraan Sedang
yang parkir
Pejalan kaki Rendah
yang
menyebrang
17
Jumlah Hambatan
Samping
Komponen
Sangat
Hambatan Renda Sedan Sangat
Renda Tinggi(T
Samping h g Tinggi(ST
h )
(R) (S) )
(SR)
Pejalan kaki 0 1 2 4 7
menyebran
g
kendaraan 0 1 3 6 9
berhenti
atau parkir
Kendaraan 0 1 3 5 8
keluar
masuk
persil
Data Lingkungan
Kendaraan yang parkir = 3
2-5 Rendah (R )
6-11 Sedang(S)
12-18 Tinggi(T)
Sangat
19-24
Tinggi(ST)
Kelas Hambatan samping sedang
18
- Hari Libur
Data Lingkungan
Data Lingkungan
Kendaraan Sedang
yang parkir
Pejalan kaki Rendah
yang
menyebrang
Pejalan kaki 0 1 2 4 7
menyebran
g
19
kendaraan 0 1 3 6 9
berhenti
atau parkir
Kendaraan 0 1 3 5 8
keluar
masuk
persil
Data Lingkungan
2-5 Rendah (R )
6-11 Sedang(S)
12-18 Tinggi(T)
20
Hari Kerja
Data
Lebar ambing,W= 5
Lebar jalan masuk,L= 11 lebar
jalan keluar,e1= 3,5 tipe
lingkungan,e2= 4 hambatan
samping= Sedang
rasio kend.tak bermotor (Pum) = 0,01 ukuran
kota= 2.284.418 jiwa
(Pum) = Qum/Qtot = 24
3312,5
= 0,01
Ket. :
Qum = Jumlah kendaraan tak bermotor
Menuj
Dar Bara uUtar Selata
Bara i t- a437, n282,
t
Utar 359, 4 - 1
586,
a
Selata 5
837, 359, 1
n 5 5 -
Hitung kapasitas ( C ),derajat kejenuhan (DS),tundaan (D),dan peluang
antrean (QP%)
peluang antrean (QP%)menggunakan metode
MKJI 1997
AMBING BU
Q smp/jam
Pw 21
C smp/jam
Mencari Frsu
Kelas Tipe Kelas Hambatan Rasio Kendaraan Tak Bermotor PUM)
(
Lingkungan samping (SF) 0,00 0,05 0,10 0,15 0.20 ≥0,25
jalan
Komersial Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
Sedang 0,94 0,89 0,85 0,8 0,75 0,7
Rendah 0,95 0,9 0,86 0,81 0,76 0,71
Pemukiman Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
Rendah 0,98 0,93 0,88 0,83 0,78 0,74
Akses Terbatas Tinggi/Sedang/Rendah 1,00 0,95 0.90 0,85 0,80 0,75
Tipe Lingkungan : komersial
Hambatan Samping : sedang Interpolasi 0,89 + (0,01 - 0 ) x (0,94 - 0,89 ) = 0,90
Rasio kend.tak bermotor
Variabel satuan Ambing BU : 0,01 (0,05 -0)
Menuju
e1 meter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 437,4 282,1
e meter 3,75 Utara 359,5 - 586,1
W meter 5 Selatan 837,5 359,5 -
L meter 11
Mencari QW
Fcs 1
Frsu 0,9 volume Lalu lintas berkonflik/Arus lalu lintas jalinan
Qw BU'= a+e = 282,1 + 359,5
Qw smp/jam 641,6
= 641,6
Q smp/jam 1079
volume Lalu lintas memasuki Ambing/Arus lalu lintas jalinan
Pw Qw BU'= a+b+e = Menuju
282,1+437,4+359,5
Variabel satuan Ambing BU
C
e1 smp/jam
meter 3,5 =
Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 437,4 282,1
e meter 3,75 Utara 359,5 - 586,1
W meter 5 Selatan 837,5 359,5 -
L meter 11 a+e
Fcs 1 1079 a+b+e
641,6
Frsu 0,9 1079
Qw smp/jam 641,6
Q smp/jam 1079
Pw 0,594624652
C smp/jam
Mencari PW
P BU =
P BU =
= 0,594624652
Mencari C
22
Variabel satuan Ambing BU
C= e1 meter 3,5 x
e2 meter 4,0
E meter 3,75 = 2519,05
W meter 5
L meter 11
Fcs 1
Frsu 0,90
Qw smp/jam 641,6
Q smp/jam 1079,0
Pw 0,595
C smp/jam 2519,1
AMBING US
Mencari Frsu
23
Variab satuan Ambin Kelas Tipe Kelas Hambatan Rasio Kendaraan Tak
el g US Bermotor (PUM)
e1 meter 3,5 Lingkungan n samping (SF) 0,00 0,05 0,10 0,15 0.20 ≥0,25
e2 meter 4 jala
e meter 3,75 Komersial Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
W meter 5 Tipe Lingkungan Sedang :komersial0,94 0,89 0,85 0,8 0,75 0,7
L meter 11 Hambatan Samping Rendah :sedang 0,95Interpolas
0,9 0,89 ( ,01
0,86+x -) - 0,76
(0,94
0,81 0,89 ) = 0,90
0,71
Fcs 1 RasioPemukiman
kend.tak bermotor Tinggi : (0 ,05
0 -)
0,96 0,91 0,860 00,82 0,77 0,72
Frsu 0,90 0,01
Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
Qw smp/ Rendah 0,98 0,93 0,88 0,83 0,78 0,74
jam
Variabel satuan Ambing USAkses Tinggi/Sedang/Rendah 1,00 0,95 Menuju
0.90 0,85 0,80 0,75
Q smp/ Terbatas
e1 jammeter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
Pwe2 meter 4 Barat - 437,4 282,1
Ce smp/
meter 3,75 Utara 359,5 - 586,1
W jam
meter 5 Selatan 837,5 359,5 -
L meter 11
Fcs 1 Mencari Qw
Frsu 0,9
volume Lalu lintas berkonflik/Arus lalu lintas jalinan
Qw smp/jam 641,6 Qw US'= c+a = 359,5+ 282,1
Q smp/jam 1227,7 = 641,6
Pw volume Lalu lintas memasuki Ambing/Arus lalu lintas jalinan
C smp/jam Qw US'= c+a+d = 359,5+ 282,1+586,1
= 1227,7
P US =
= 0,522603242
Mencari C
24
Variabel satuan Ambing US
C= e1 meter 3,5 x
e2 meter 4,0
E meter 3,75 = 2487,97
W meter 5
L meter 11
Fcs 1
Frsu 0,90
Qw smp/jam 641,6
Q smp/jam 1227,7
Pw 0,523
C smp/jam 2488,0
AMBING SB
25
Variabel satuan Ambing Kelas Tipe Kelas Hambatan Rasio Kendaraan Tak
SB Bermotor (PUM)
e1 meter 3,5 Lingkungan samping (SF) 0,00 0,05 0,10 0,15 0.20 ≥0,25
jalan
e2 meter 4
Komersial Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
e meter 3,75
Sedang 0,94 0,89 0,85 0,8 0,75 0,7
W meter 5
L meter 11 Rendah 0,95 0,9 0,86 0,81 0,76 0,71
Fcs 1 Pemukiman Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
Frsu 0,90 Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
(0,01 - )0
Rendah 0,98 0,93 0,88 (0,05
0,83
- )0 0,78 0,74
Qw smp/jam
Akses Tinggi/Sedang/Rendah 1,00 0,95 0.90 0,85 0,80 0,75
Q smp/jam Terbatas
Pw
C smp/jam
Mencari Frsu
Tipe Lingkungan :komersial
Variabel satuan Hambatan
Ambing SB Samping :sedang Interpolasi Menuju
0,89 + X (0,94-0,89) = 0,90
e1 meter Rasio
3,5 kend.tak bermotor :
Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 0,01
Barat - 437,4 282,1
e meter 3,75 Utara 359,5 - 586,1
W meter 5 Selatan 837,5 359,5 -
L meter 11
Fcs 1 Mencari Qw
Frsu 0,9
volume Lalu lintas berkonflik/Arus lalu lintas jalinan
Qw smp/jam 719 Qw SB'= e+c `=359,5+359,5
Q smp/jam 1556,5 = 719
Pw volume Lalu lintas memasuki Ambing/Arus lalu lintas jalinan
C
Variabel smp/jam
satuan Ambing SB Qw SB'= e+c+f =359,5+359,5+837,5
Menuju
e1 meter 3,5 =
Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 437,4 282,1
e meter 3,75 Utara 359,5 - 586,1
W meter 5 Selatan 837,5 359,5 -
L meter 11 e+c
1556,5 e+c+f
Fcs 1
719
Frsu 0,9
Qw smp/jam 719
Q smp/jam 1556,5
Pw 0,461933826
C smp/jam
Mencari Pw
P BU =
P BU =
1556,5
= 0,461933826
26
Mencari C
Ambing
Variabel satuan BU US SB
e1 meter 3,5 3,5 3,5
e2 meter 4 4,0 4
E meter 3,75 3,8 3,75
W meter 5 5,0 5
L meter 11 11,0 11
Fcs 1 1,0 1
Frsu 0,9 0,9 0,9
Qw smp/jam 641,6 641,6 719
Q smp/jam 1079 1227,7 1556,5
Pw 0,595 0,5 0,462
C smp/jam 2519,05 2488,0 2462,25
Ambing
Variabel satuan BU UT TS
Ds 1,31 1,33 1,35
D detik/smp 11,42 11,28 11,16
QP B % 118,53 124,95 130,61
QP A % 185,86 193,25 199,67
Qsmp = 3312,5 DS=
Qsmp
27
C
D= 1
(0,59186-0,52525xDS)
Batas Bawah : QP%= 9,41xDS+29,967xDS^4,619
Batas atas : QP%= 26,65xDS-55,55xDS^2+108,57xDS^3
Hari Libur
Data
Lebar ambing,W= 5
Lebar jalan masuk,L= 11
lebar jalan keluar,e1= 3,5
tipe lingkungan,e2= 4
hambatan samping= Sedang
rasio kend.tak bermotor (Pum) = 0,01
ukuran kota= 2.284.418 jiwa
(Pum) = Qum/Qtot = 29
3102,3
= 0,01
Ket. :
Qum = Jumlah kendaraan tak bermotor
Menuju
Dari Barat Utara Selatan
Barat - 780 432
Utara 359,5 - 358,4
Selatan 749,1 423, -
3
AMBING BU
28
Variabel satuan Ambing BU e = = 3,75
e1 meter 3,5
e2 meter 4 Ukuran Penduduk Faktor penyesuaian
Variabe satuan Ambin Kelas Tipe Kelas Hambatan Rasio Kendaraan Tak
l g BU Bermotor (PUM)
e1 meter 3,5 Lingkungan samping (SF) 0,00 0,05 0,10 0,15 0.20 ≥0,25
jalan
e2 meter 4
Komersial Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
e meter 3,75
Sedang 0,94 0,89 0,85 0,8 0,75 0,7
W meter 5
L meter 11 Rendah 0,95 0,9 0,86 0,81 0,76 0,71
Fcs 1 Pemukiman Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
Frsu 0,90 Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
(0,01 - )0
Rendah 0,98 0,93 0,88 (0,05
0,83
- )0 0,78 0,74
Qw smp/
jam Akses Tinggi/Sedang/Rendah 1,00 0,95 0.90 0,85 0,80 0,75
Q smp/ Terbatas
jam
Pw Mencari Frsu
C smp/ Tipe Lingkungan :komersial
jam Hambatan Samping :sedang Interpolasi 0,89 +x (0,94 - 0,89 ) = 0,90
Rasio kend.tak bermotor : 0,01
Mencari Qw
29
Variabel satuan Ambing BU Menuju
e1 meter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 780 432
e meter 3,75 Utara 359,5 - 358,4
W meter 5 volumeSelatan 749,1 423,3 - Lalu
L meter 11 lintas berkonflik/Arus lalu lintas jalinan
Fcs 1 Qw BU'= a+e = 432+423,3
Frsu 0,9 = 855,3
volume Lalu lintas memasuki Ambing/Arus lalu lintas jalinan
Qw smp/jam 855,3
Qw BU'= a+b+e = 432+780+423,3
Q smp/jam 1635,3 = 1635,3
Variabel satuan Ambing BU Menuju
Pw
e1 meter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
C smp/jam
e2 meter 4 Barat - 780 432
e meter 3,75 Utara 359,5 - 358,4
W meter 5 Selatan 749,1 423,3 -
L meter 11 a+e
Fcs 1 a+b+e Mencari Pw
855,3
Frsu 0,9 1635,3
P BU =
Qw smp/jam 855,3
Q smp/jam 1635,3 P BU =
Pw 0,523023298
= 0,523023298
C smp/jam
Mencari C
e meter 3,75 Komersial Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
W meter 5 Sedang 0,94 0,89 0,85 0,8 0,75 0,7
L meter 11 Rendah 0,95 0,9 0,86 0,81 0,76 0,71
Fcs 1 Pemukiman Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
Frsu 0,90 Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
(0,01 - )0
Qw smp/ Rendah 0,98 0,93 0,88 (0,05
0,83
- )0 0,78 0,74
jam
Akses Tinggi/Sedang/Rendah 1,00 0,95 0.90 0,85 0,80 0,75
Q smp/ Terbatas
jam
Pw Mencari Frsu
C smp/
Tipe Lingkungan :komersial
jam
Hambatan Samping : sedang Interpolas 0,89 +x (0,94 - 0,89 ) = 0,90
Rasio kend.tak bermotor :0,01
Mencari Pw
31
Variabel satuan Ambing US Menuju
e1 meter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 780 432
e meter 3,75 Utara 359,5 - 358,4
W meter 5 Selatan 749,1 423,3 -
L meter 11 P US c+a
Fcs 1 = c+a+d
791,5
Frsu 0,9 P US = 1149,9
Qw smp/jam 791,5
Q smp/jam 1149,9 = 0,688320724
Pw 0,688320724
C smp/jam
Mencari C
Mencari Frsu
volume Lalu lintas berkonflik/Arus lalu lintas jalinan
Qw SB'= e+c =423,3+359,5
= 782,8
volume Lalu lintas memasuki Ambing/Arus lalu lintas jalinan
Qw SB'= e+c+f =423,3+359,1+749,1
= 1531,9
Mencari Pw
33
Variabel satuan Ambing SB Menuju
e1 meter 3,5 Dari Barat Utara Selatan
e2 meter 4 Barat - 780 432
e meter 3,75 Utara 359,5 - 358,4
W meter 5 Selatan 749,1 423,3 -
L meter 11 P SB e+c
Fcs 1 = e+c+f
782,8
Frsu 0,9 P SB = 1531,9
Qw smp/jam 782,8
Q smp/jam 1531,9 = 0,510999412
Pw 0,510999412
C smp/jam
Mencari C
Ambing
Variabel satuan BU US SB
e1 meter 3,5 3,5 3,5
e2 meter 4 4,0 4
E meter 3,75 3,8 3,75
W meter 5 5,0 5
L meter 11 11,0 11
34
Fcs 1 1,0 1
Frsu 0,9 0,9 0,9
Qw smp/jam 855,3 791,5 782,8
Q smp/jam 1635,3 1149,9 1531,9
Pw 0,523 0,7 0,511
C smp/jam 2488,15 2560,4 2483,02
Ambing
Variabel satuan BU UT TS
Ds 1,25 1,21 1,25
D detik/smp 12,04 12,39 12,02
QP B % 94,75 84,14 95,57
QP A % 157,31 143,86 158,33
Qsmp = 3102,3
DS= Qsmp
C
D= 1
(0,59186-0,52525xDS)
Batas Bawah : QP%= 9,41xDS+29,967xDS^4,619
Batas atas : QP%= 26,65xDS-55,55xDS^2+108,57xDS^3
4.2 Pembahasan
Proses perhitungan ini dilakukan oleh kelompok 1 pada Hari Sabtu dan Senin tanggal 30
Oktober 2021 dan 1 November 2021 berlokasi di Bundaran Leuwidaun Kabupaten Garut
dengan periode waktu pukul 11:00-12:00 WIB., pada prosesnya Bundaran Leuwidaun
tersebut adalah Bundaran yang mengalami penumpukan volume kendaraan yang diakibatkan
oleh kondisi lingkungan yang bertepatan dengan area komersial seperti pertokoan, Fasilitas
umum, jalur angkutan umum, jalur menuju area olahraga kerkof, jalur menuju ke luar kota.
Maka dari itu tak heran ketika puncak jam-jam sibuk sering mengalami kemacetan. Tak
hanya angkutan umum dan soal lingkungan yang berada pada area komersial, kemacetan pada
jam puncak kesibukan ataupun tidak juga setidaknya dipengaruhi oleh pengendara yang
parkir bahu jalan, juga angkutan umum yang men aikan dan menurunkan penumpang
disembarang tempat.
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Volume lalu lintas terbesar yaitu dari arah selatan tepatnya dari Jl. Cimanul dengan
volume kendaraan sebanyak 200 kendaraan yang terjadi pada 5 menit ke sepuluh
pada hari libur, dan 202 kendaraan pada hari kerja pada 5 menit ke sepuluh.
2. Kapasitas terbesar bundaran Leuwidaun terdapat pada bagian jalinan US yaitu
sebesar 2560 smp/jam pada hari libur, dan pada bagian jalina BU yaitu pada sebesar
2519 smp/jam pada hari kerja.
3. Didapat nilai derajat kejenuhan (DS), BU=1.31, UT= 1.33, TS=1,35
4. Didapat nilai Tundaan (D), BU=12.04, UT= 12.39, TS=12.02 5. Peluang antrian
bundaran :
QP B % 94,75 84,14 95,57
QP A % 157,31 143,86 158,33
5.2 Saran
Pemeliharaan secara teratur dan juga konsisten sangat diperlukan dalam rangka meninjau
kebutuhan atas ketersediaan ruang publik yang baik, aman, dan nyaman (lalu lintas) guna
mendukung terjadinya proses kegiatan yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan.
Keselarasan data pertumbuhan penduduk harus sejalan dengan fasilitas yang siap sedia guna
menunjang kebutuhan public yang semakin hari semakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Marga, (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Hanif & Weka.(2018). Analisis Kinerja Bundaran Menggunakan Metode Manual Kapasitas
Jalan Indonesia di Bundaran Raden Inten Bandar Lampung.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Bundaran_lalu_lintas.
Http ://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan.
36
LAMPIRAN
Data Hasil Survey
1. Hari Libur
BAGIAN JALINAN BUNDARAN Tanggal: 30-Okt-21 Ditangani oleh : Kelompok 1
tak bermotor
Kendaraan Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Bermotor (MV)
(UM)
emp emp = 1,0 emp = 1,3 emp = 0,5 kend/jam
Gerakan
1 2 3 4 5 6 7 8 17
UM/MV 0,009347903
2. Hari Kerja
BAGIAN JALINAN BUNDARAN Tanggal: 01-Nov-21 Ditangani oleh : Kelompok 1
37
Jalan C-B : Jl. Cimanuk - Jl. Merdeka
UM/MV 0,00724528
Dokumentasi Survey
38
Denah Titik Survey
39
DENAH BUNDARAN TITIK SURVEY
Keterangan:
S : Jln. Cimanuk
B : Jln. Jayaraga
U : Jln. Merdeka
Titik Merah : Titik Survey
40