Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis Sepsis Neonatorum
A. Identitas Klien Biodata/ Identitas : nama diisi sesuai nama pasien; umur: biasanya menyerang pada usia neonatal 0 hari – 28 hari infeksi nasokomial pada bayi berat badan lahir sangat rendah (< 1500 gr) rentan sekali menderita sepsis neonatal; alamat: tempat tinggal keluarga tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. B. Riwayat keluhan 1. Keluhan utama: klien datang dengan tubuh berwarna kuning , letargi, kejang, tak mau menghisap, lemah 2. Riwayat persalinan : cara lahir (normal), hilangnya reflek rooting, kekakuan pada leher, tonus otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia, apgar score, jam lahir, kesadaran 3. Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mempunyai kelainan hepar atau kerusakan hepar karena obstuksi 4. Riwayat kehamilan : demam pada ibu (>379C), riwayat sepsis GBS pada bayi sebelumnya, infeksi pada masa kehamilan 5. Riwayat prenatal : Anamnesis mengenai riwayat inkompatibilitas darah, riwayat transfusi tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan komplikasi, obat yang diberikan pada ibu selama hamil, / persalinan, persalinan dengan tindakan / komplikasi, ruptur selaput ketuban yang lama (>18 jam), persalinan prematur (<37 minggu) 6. Riwayat neonatal: secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa hari kemudian. Ikterus yang tampak pun sangat tergantung kepada penyebab ikterus itu sendiri. Bayi menderita sindrom gawat nafas, sindrom crigler-najjar, hepatitis neonatal, stenosis pilorus, hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal dan lain-lain. 7. Riwayat penyakit keluarga : Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan hepar atau dengan darah 8. Riwayat imunisasi : Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/ DT atau TT dan kapan berakhir 9. Activity Daily Living Nutrisi : Bayi tidak mau mencekik Eliminasi : BAB 1x/ hari Aktifitas latihan : kekakuan otot, lemah, sering menangis Istirahat tidur : Pola tidur bayi yang normalnya 18-20 jam/ hari, saat sakit berkurang Personal hygiene : biasanya pada bayi yang terkena infeksi neonatorum, melalui plasenta dari aliran darah maternal atau selama persalinan karena ingesti atau aspirasi cairan amnion yang terinfeksi C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : lemah, sulit menelan, kejang 2. Kesadaran : normal 3. Vital Sign : TD 4. Nadi : normal (110-120 x/ menit) 5. Suhu : Demam (Suhu > 38 C) atau hipotermi (< 36C) 6. Pernafasan : meningkat > 40 x/ menit (bayi) normal 30- 60 x / menit) 7. Kepala dan leher a. Inspeksi :simetris, dahi mengkerut b. Kepala : bentuk kepala mikro atau makrosepali, trauma persalinan, adanya caput, kenaikan intra kranial, yaitu ubun-ubun besar cembung c. Rambut : lurus / keriting, distribusi merata/ tidak, warna d. Mata : agak tertutup/ tertutup e. Mulut : mecucu seperti mulut ikan f. Hidung : pernafasan cuping hidung, sianosis g. Telinga : kebersihan: Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, terdapat kaku kuduk pada leher h. Dada Inspeksi : simetris, terdapat tarikan otot bantu pernapasan Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas Perkusi : Jantung, dullness Auskultasi : terdengar suara wheezing i. Abdomen Inspeksi : Flat/ datar, terdapat tanda-tanad infeksi pada tali pusat (jika infeksi melalui tali pusat), keadaan tali pusat dan jumlah pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena) Palpasi : teraba keras, kaku seperti papan Perkusi : Pekak Auskultasi : terdengar bising usus j. Kulit : turgor kurang, pucat, kebiruan k. Genitalia : Tidak kelainan bentuk dan oedema, apakah terdapat hipopasdia, epispadias, testis BAK pertama kali l. Ekstremitas : Suhu pada daerah akral panas, apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, fleksi pada tangan, ekstensi pada tungkai, hipertoni sehingga bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu 8. Pemeriksaan spesifik a. Apgar score b. Frekuensi kardiovaskuler : apakah ada takikardi, bradikardi, normal c. Sistem neurologis d. Reflek moro : tidak ada, asimetris / hiperaktif e. Reflek menghisap : kuat, lemah f. Reflek menjejak : baik, buruk g. Koordinasi reflek menghisap dan menelan 9. Pemeriksaan laboratorium a. Sampel darah tali pusat b. Fenil ketonuria c. hematokrit d. Bilirubin e. Kadar gula darah serum f. Protein aktif C g. Imunoglobulin h. Hasil kultur cairan serebrospinal, darah asupan hidung, umbilicus, telinga, pus dari lesi, feces dan urine i. Juga dilakukan analisis cairan serebrospinal dan pemeriksaan darah tepi dan jumlah leukosit
D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus - kapiler 3. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.