Anda di halaman 1dari 3

Kewajiban Menuntut Illmu dan Mengamalkannya

Hal yang disayangkan ternyata beberapa majelis ilmu sudah tidak memiliki daya magnet yang
bisa memikat umat Islam untuk duduk di sana, bersimpuh di hadapan Allah untuk meluangkan waktu
mengkaji firman-firman Allah ‘Azza wa Jalla dan hadist nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita lebih
senang menyia-nyiakan waktu bersama teman-teman, menghabiskan waktu di instagram, twitter, atau
media sosial lain dibandingkan duduk di majelis ilmu. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini
terjadi. Salah satunya adalah karena umat Islam belum mengetahui keutamaan dan keuntungan,
mempelajari ilmu agama. Kita belum mengetahui untungnya duduk berjam-jam di majelis ilmu mengkaji
ayat-ayat Allah. Kalau kita tidak mengetahuinya, kita tidak akan duduk di majelis ilmu. Karena fitrah
manusia memang bertindak sesuai asas keuntungan. Faktanya, kalau kita tidak mengetahui keuntungan
atau manfaat suatu hal maka kita tidak akan melakukan hal itu. Begitu juga dengan ibadah. Maka dari
itu, semakin kita belajar dan mengetahui keuntungan-keuntungan salat, puasa, zakat, maka kita akan
semakin semangat menjalaninya. Ini yang seharusnya kita sadari. Oleh karena itu, kita harus mengetahui
keutamaan dan keuntungan menuntut ilmu. Terdapat banyak dalil dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya
terkait keutamaan ilmu dan pemilik ilmu. Di antaranya adalah:

1. Ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim). 

2. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi

 Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar
ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah
mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan
shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297). 

3. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah
Meninggal

 Disebutkan dalam hadits,

 “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim). 
4. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu

 Allah berfirman:

 “Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20] : 114). Ini
dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu. 

5. Orang Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan

Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).

Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari
itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan
dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21). 

6. Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu

 Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS.
Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut
yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal
Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan
nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih
memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:
308).

Para ulama berkata,

“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”. 

7. Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya

 Allah Ta’ala berfirman:

“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Allah Subhanahu wa Ta ‘ala berfirman,


 “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al-Mulk
: 10).

Allah telah memberikan banyak kenikmatan, jika tidak kita gunakan untuk mempelajari firman-
firmannya maka kita akan menjadi salah satu orang yang menyatakan dan Allah abadikan dalam
surat Al-Mulk ayat 10 di atas. Semoga Allah memberikah taufiq dan hidayah-Nya kepada kita
untuk bisa menuntut ilmu dan mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam . Aamiin.

Sumber :

1. Tips Belajar Agama Di Waktu Sibuk, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dan Dr.
Ubaid Bin Salim Al-Amri, Penerjemah, Arif Munandar, Lc, Kiswah Media, Solo.
2. Menebar Ilmu Menuai Pahala, Syaikh Abdul Aziz Bin Abdillah Bin Baz, Fawwaz
Ahmad Zamarli, Media Hidayah, Yogyakarta.
3. Setiap Muslim Wajib Mempelajari Agama, Muhammad Saifudin Hakim, 2013,
https://muslim.or.id/18810-setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html

Anda mungkin juga menyukai