Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S.M DENGAN


MASALAH PADA FUNGSI MOBILITAS DAN KEAMANAN

Oleh:
VERONIKA M. WOHON
210141040009

CI :
NS. DEBBY PONTOH, S.KEP

CT :
NS. DINA MARIANA, M.KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penuaan didefenisikan dalam berbagai bentuk dan tidak ada defenisi tunggal
yang diterima secara universal yang dimulai sejak lahir dan berlangsung
seumur hidup. Perubahan terkait usia pada umunya terjadi pada berbagai sistem
tubuh manusia yang dialami oleh lanjut usia sebagai efek dari pertambahan
usia. Perubahan terkait usia terjadi secara progresif, tidak dapat dihindari, tidak
dapat diubah dan bersifat mandiri. Perubahan tersebut menyebabkan
penurunan fungsi fisiologis pada setiap sistem yang mengakibatkan penurunan
daya tahan tubuh. Pada Lansia akan terjadi proses menua, di mana proses
menua ini merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara
perlahan-lahan untuk mengganti atau memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Perubahan sistem yang terjadi pada
lanjut usia yaitu sistem muskuloskeletal, saraf, kardiovaskular, respirasi, sistem
indra (pengelihatan, pendengaran, pengecap, dan peraba), dan sistem
integumen yang akan terjadi pada proses penuaan. Setiap komponen dari
sistem muskuloskeletal ini memiliki fungsinya masing-masing, penggabungan
dari komponen-komponen ini berkontribusi sangat besar dalam pergerakan
bebas yang dapat dilakukan oleh manusia (Miller, 2012). Sistem
muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, otot dan sendi memiliki fungsi utama
dalam pergerakan. Perubahan pada sistem musculoskeletal yang terjadi pada
lanjut usia dimana kekuatan otot, daya tahan, dan koordinasi dipengaruhi
sampai batas tertentu oleh perubahan terkait usia, bahkan tanpa adanya faktor
risiko. Dimulai sekitar usia 40 tahun kekuatan otot menurun secara bertahap
mengakibatkan penurunan keseluruhan 30% sampai 50% pada usia 80 tahun,
dengan penurunan yang lebih besar dalam kekuatan ekstremitas bawah dari
pada ektremitas atas. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan melambatnya
kinerja aktivitas sehari-hari, seperti menulis, makan, berpakaian serta
mengenakkan sepatu dan kaus kaki, kesulitan menaik tangga dan trotoar, dan
kemampuan yan berkurang secara keseluruhan untuk menanggapi rangsangan
lingkungan. Kondisi yang sering terjadi pada lanjut usia dan berkontribusi
terhadap kondisi fisik termasuk penyakit akut, gaya hidup yang tidak aktif,
keterbatasan mobilitas. Gangguan mobilitas fisik dapat diterapkan pada
penilaian untuk mengidentifikasi keterbatasan mobilitas yang bertujuan untuk
mencegah hilangnya fungsi lebih lanjut dan mencegah jatuh dan cedera pada
lanjut usia (Miller, 2012).

B. PERUBAHAN TERKAIT USIA PADA FUNGSI


Adapun perubahan terkait usia yang berkontribusi dalam penurunan fungsi ini
antara lain (Ahmed et al., 2014; Miller, 2012; Williams, 2012):
1. Kalsium tulang berkurang
2. Massa otot berkurang
3. Penurunan cairan di dalam diskus invertebralis
4. Perubahan degenerative sendi
5. Suplai darah ke otot berkurang
6. Respon dari sistem saraf melambat
7. Elastisitas jaringan berkurang

C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Faktor lain yang juga berkontribusi pada penurunan fungsi mobilitas dan
kemanan adalah faktor risiko diantaranya (Miller, 2012):
1. Berkurangnya kalsium dan vitamin D
2. Merokok
3. Kondisi Patologis
4. Efek samping obat-obatan
5. Faktor lingkungan
6. Perubahan gaya berjalan
7. Penurunan fungsi sensorik
D. KONSEKUENSI FUNGSIONAL NEGATIF
Adapun konsekuensi fungsional negatif atau penurunan yang ditimbulkan dari
adanya perubahan terkait usia dan faktor risiko pada sistem muskuloskeletal
atau fungsi mobilitas dan keamana adalah sebagai berikut (Ahmed et al., 2014;
Miller, 2012; Webber et al., 2010; Williams, 2012):
1. Menurunnya ketahanan dan kekuatan otot
2. Peningkatan osteoforosis dan kifosis
3. Kesulitan dalam melaksanakan ADL
4. Risiko jatuh meningkat
5. Penurunan kualitas hidup
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian fungsi musculoskeletal
2. Pengkajian risiko osteoforosis
3. Pengkajian risiko jatuh dan takut jatuh
4. Observasi fungsi muskuloskeletal
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kesiapan mengingkatkan manajemen kesehatan diri
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Hambatan mobilitas fisik
4. Risiko jatuh
5. Ketakutan
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Mengajarkan tentang exercise
2. Mengajarkan tentang osteoforosis
3. Mengimplementasikan program pencegahan jatuh
4. Mengatasi rasa takut jatuh
5. Mengajarkan tentang nutrisi
D. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pemeliharaan mobilitas dan keaman
2. Memasukkan tindakan pencegahan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memastikan keamanan dan mencegah osteoforosis
3. Menyatakan perasaan aman dan meningkatkan kualitas hidup
LAMPIRAN
Model Promosi Kesehatan Lansia Berdasarkan Teori Konsekuensi Funsional
(Miller,2012)

Assesmen Keperawatan

- Pola mobilitas biasa


- Risiko mobilitas tidak
aman
- Risiko osteoporosis
- Perilaku Kesehatan
- Keamanan lingkungan

Perubahan Terkait Faktor Resiko :


Konsekuensi Funsional
Usia
Negatif - aktivitas
- Massa otot menahan
- kekuatan dan
- Perubahan beban
daya tahan otot
degeneratif - Kondisi
- kesulitan tampil
sendi patologis
ADL - Efek obat
- Respons
- risiko jatuh dan - Faktor
sistem
patah tulang lingkungan
saraf pusat
- Takut jatuh Perubahan
yang lebih
- Penurunan - Gaya
lambat berjalan
kualitas hidup
- Osteoporos - Fungsi
is sensorik

Intervensi Keperawatan :

- Pengajaran tentang olahraga


- Pengajaran tentang
pencegahan osteoporosis
- Tindakan untuk mencegah
jatuh dan cedera yang
berhubungan dengan jatuh
- Mengatasi rasa takut jatuh

Hasil :

- Mobilitas yang lebih


aman
- risiko jatuh
- Pencegahan osteoporosis
- risiko patah tulang
- Peningkatan kualitas
hidup
DAFTAR PUSTAKA
Kristamuliana. 2021. Promosi Kesehahatan Lanjut Usia Dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan (Seri Keperawatan Gerontik). Anggota IKAPI
LPPM Akademi Keperawatan Fatima Parepare. Jl. Ganggawa, No. 22
Kota Parepare
Miller, C. A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adult (Sixth Edit). Lippincott
Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai