Laporan Pendahuluan Dan Askep Teori Veronika Wohon
Laporan Pendahuluan Dan Askep Teori Veronika Wohon
Oleh:
VERONIKA M. WOHON
210141040009
CI :
NS. DEBBY PONTOH, S.KEP
CT :
NS. DINA MARIANA, M.KEP
A. LATAR BELAKANG
Penuaan didefenisikan dalam berbagai bentuk dan tidak ada defenisi tunggal
yang diterima secara universal yang dimulai sejak lahir dan berlangsung
seumur hidup. Perubahan terkait usia pada umunya terjadi pada berbagai sistem
tubuh manusia yang dialami oleh lanjut usia sebagai efek dari pertambahan
usia. Perubahan terkait usia terjadi secara progresif, tidak dapat dihindari, tidak
dapat diubah dan bersifat mandiri. Perubahan tersebut menyebabkan
penurunan fungsi fisiologis pada setiap sistem yang mengakibatkan penurunan
daya tahan tubuh. Pada Lansia akan terjadi proses menua, di mana proses
menua ini merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara
perlahan-lahan untuk mengganti atau memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Perubahan sistem yang terjadi pada
lanjut usia yaitu sistem muskuloskeletal, saraf, kardiovaskular, respirasi, sistem
indra (pengelihatan, pendengaran, pengecap, dan peraba), dan sistem
integumen yang akan terjadi pada proses penuaan. Setiap komponen dari
sistem muskuloskeletal ini memiliki fungsinya masing-masing, penggabungan
dari komponen-komponen ini berkontribusi sangat besar dalam pergerakan
bebas yang dapat dilakukan oleh manusia (Miller, 2012). Sistem
muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, otot dan sendi memiliki fungsi utama
dalam pergerakan. Perubahan pada sistem musculoskeletal yang terjadi pada
lanjut usia dimana kekuatan otot, daya tahan, dan koordinasi dipengaruhi
sampai batas tertentu oleh perubahan terkait usia, bahkan tanpa adanya faktor
risiko. Dimulai sekitar usia 40 tahun kekuatan otot menurun secara bertahap
mengakibatkan penurunan keseluruhan 30% sampai 50% pada usia 80 tahun,
dengan penurunan yang lebih besar dalam kekuatan ekstremitas bawah dari
pada ektremitas atas. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan melambatnya
kinerja aktivitas sehari-hari, seperti menulis, makan, berpakaian serta
mengenakkan sepatu dan kaus kaki, kesulitan menaik tangga dan trotoar, dan
kemampuan yan berkurang secara keseluruhan untuk menanggapi rangsangan
lingkungan. Kondisi yang sering terjadi pada lanjut usia dan berkontribusi
terhadap kondisi fisik termasuk penyakit akut, gaya hidup yang tidak aktif,
keterbatasan mobilitas. Gangguan mobilitas fisik dapat diterapkan pada
penilaian untuk mengidentifikasi keterbatasan mobilitas yang bertujuan untuk
mencegah hilangnya fungsi lebih lanjut dan mencegah jatuh dan cedera pada
lanjut usia (Miller, 2012).
C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Faktor lain yang juga berkontribusi pada penurunan fungsi mobilitas dan
kemanan adalah faktor risiko diantaranya (Miller, 2012):
1. Berkurangnya kalsium dan vitamin D
2. Merokok
3. Kondisi Patologis
4. Efek samping obat-obatan
5. Faktor lingkungan
6. Perubahan gaya berjalan
7. Penurunan fungsi sensorik
D. KONSEKUENSI FUNGSIONAL NEGATIF
Adapun konsekuensi fungsional negatif atau penurunan yang ditimbulkan dari
adanya perubahan terkait usia dan faktor risiko pada sistem muskuloskeletal
atau fungsi mobilitas dan keamana adalah sebagai berikut (Ahmed et al., 2014;
Miller, 2012; Webber et al., 2010; Williams, 2012):
1. Menurunnya ketahanan dan kekuatan otot
2. Peningkatan osteoforosis dan kifosis
3. Kesulitan dalam melaksanakan ADL
4. Risiko jatuh meningkat
5. Penurunan kualitas hidup
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian fungsi musculoskeletal
2. Pengkajian risiko osteoforosis
3. Pengkajian risiko jatuh dan takut jatuh
4. Observasi fungsi muskuloskeletal
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kesiapan mengingkatkan manajemen kesehatan diri
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Hambatan mobilitas fisik
4. Risiko jatuh
5. Ketakutan
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Mengajarkan tentang exercise
2. Mengajarkan tentang osteoforosis
3. Mengimplementasikan program pencegahan jatuh
4. Mengatasi rasa takut jatuh
5. Mengajarkan tentang nutrisi
D. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pemeliharaan mobilitas dan keaman
2. Memasukkan tindakan pencegahan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memastikan keamanan dan mencegah osteoforosis
3. Menyatakan perasaan aman dan meningkatkan kualitas hidup
LAMPIRAN
Model Promosi Kesehatan Lansia Berdasarkan Teori Konsekuensi Funsional
(Miller,2012)
Assesmen Keperawatan
Intervensi Keperawatan :
Hasil :