M U H A M M A D N U R U L H U DA , M . S I
PENGANTAR
Saya yakin bahwa diskusi ini dilatari oleh kepedulian kita, Anda
dan saya, sebagai (calon) pendidik yang bertugas merawat dan
menumbuhkembangkan potensi-potensi peserta didik kita (tarbiyah
berarti merawat, menjaga). Di antara potensi ini adalah berpikir
secara kritis, topik yang kita diskusikan hari ini. Kita berharap
berbagai disiplin ilmu sama-sama bisa menyumbang ke arah itu,
dan filsafat akan ikut ambil bagian di dalamnya.
Pertama-tama, ijinkan saya mengklarifikasikan satu hal, yakni
”kritis” dalam berpikir. Kritis tidak bermakna kita selalu mencari
kesalahan-kesalahan orang lain, mengajak orang berdebat. Kritis
di sini bermakna berpikir secara teliti, cermat dan seksama
2
Secara umum, filsafat memang dianggap mampu ambil peranan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan karena itu sangat berguna untuk
tarbiyah. Tapi, kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak aliran filsafat, tapi
tidak semua aliran filsafat itu betul-betul berfaedah. Mengapa? Karena sebagian
corak filsafat yang berkembang dewasa ini sudah keluar dari khittahnya, yakni
sebagai sarana bagi pencari kebijaksanaan dan pencinta kebenaran.
Praktik filsafat modern mainstream, misalnya, tidak lagi dimaknai cinta
kebijaksanaan, ”philosophia”, melainkan benci kebijaksanaan aka. ”misosophia”
(Syed Hussein Nasr). Sebagai contoh, ada orang yang mengatakan ”tidak ada
kebenaran, kebenaran adalah ilusi”, atau ”tidak ada realitas dunia kecuali dalam
benak manusia”. Jika ada skandal dalam filsafat, maka skandal terbesar dalam
filsafat adalah yang keluar dari khittahnya.
Mari kita keluar dari ”misosophia” semacam itu, dan kembali pada
”philosophia” yakni ikhtiyar untuk mencari kebijaksanaan dan meraih
kebenaran. Hasil iktiyar epistemik ini bisa keliru, karena itu orang juga
dituntut untuk punya “intellectual humility”.
3
BERPIKIR DI DUNIA
Dunia ini real, kita tidak bisa menyangkalnya. Dunia ini terdiri dari banyak
sesuatu. Bebatuan, tetumbuhan, binatang, manusia, matahari, jupiter, galaksi-
galaksi benar-benar real. Begitu pula kebudayaan, struktur sosial, norma, nilai,
filsafat, ideologi, sains, ilusi-ilusi atau eror-eror, dan lain-lainnya juga real. Kita
menyebut real karena: (1) bisa diindera; dan/atau (2) punya efek. Yang punya
efek tidak selalu bisa diindera.Kita hidup di dunia yang semacam itu.
Jadi, penting artinya kita menyadari keberadaan kita di dunia ini saat
berpikir. Kita mesti punya kepekaan. Karena kita bagian dari dunia ini dan
menghadapi dunia ini, saat berpikir juga harus benar-benar memperhitungkan
realitas dunia ini. Dunia ini real dan kita tidak bisa menyangkalnya.
4
Berpikir di dunia ini berarti kita menyadari bahwa pikiran kita (a)
akan dikonfrontasikan dengan realitas, atau diuji di hadapan
realitas; dan (b) akan punya efek-efek atau dampak-dampak
sejauh sang pemikir dan orang-orang yang lain juga
mempercayainya dan membimbing tindakan mereka di dunia.
Itulah mengapa berpikir juga menuntut suatu tanggung jawab.
Untuk berpikir di dunia dan tentang dunia ini, kita bisa belajar dari
praktik para ilmuwan atau saintis sebagaimana yang direnungkan
oleh para filsuf, khususnya filsuf sains. Para filsuf berpikir di dunia
ini, dan sebetulnya juga berpikir tentang dunia ini. Hal yang sama
dilakukan oleh para ilmuwan.
5
SAINS DAN PRAKTIK SAINTIFIK
6
APA YANG MEMBUAT SAINS/ILMU ITU ADA?
MANUSIA DAN KAPASITAS-KAPASITAS YANG DIMILIKINYA BAIK YANG BERSIFAT INDERAWI
MAUPUN NON-INDERAWI.
Di planet Yupiter tidak ada sains juga tidak ada kebudayaan. Mengapa, karena di sana tidak ada
manusia.
7
SAINS DAN AKTIVITAS PRAKTIK MANUSIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Hartini & Sally = subjek
HARTINI MEMINUM AIR UNTUK MENGHILANGKAN penahu
DAHAGA Air dan Cairan tertentu =
objek yang diminum, atau
• HARTINI = Manusia
objek yang diselidiki
• MEMINUM = Aktivitas Hartini
• AIR = Objek (sesuatu tertentu) yang diminum
Aktivitas penyelidikan
Kita tahu bahwa Hartini BERBEDA dengan Air manusia (dan sarana-sarana
yang dipakai) disebut
dimensi
SALLY MENYELIDIKI CAIRAN TERTENTU UNTUK MENGETAHUI
KANDUNGANNYA transitif/epistemologis
• SALLY = Manusia/Ilmuwan Adapun Objek-objek yang
• MENYELIDIKI = Aktivitas ilmiah yang dilakukan Sally
• CAIRAN TERTENTU = Objek (sesuatu tertentu) yang diselidiki manusia yang
diselidiki independen dari penyelidik
disebut dimensi
Kita tahu bahwa Sally BERBEDA dengan Cairan Tertentu.
intransitive/ontologis
8
SAINS DAN AKTIVITAS PRAKTIK MANUSIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PUNYA KETERBATASAN.
PENGETAHUAN YANG DIHASILKAN JUGA BERSIFAT TERBATAS, BISA
KELIRU DAN BISA DIKOREKSI
9
ILUSTRASI TTG DIMENSI ILMU/SAINS
10
SAINS = PENGETAHUAN MANUSIA TENTANG SESUATU
Menggunakan: Sarana-
Sarana (Teori, Paradigma,
Sains sebagai produk yang Metode-Metode, Instrumen-
dihasilkan manusia normal intrumen)
melalui aktivitas mengetahui yang relevan
sesuatu. Seperti produk-produk
sosial lainnya (misalnya: mobil,
motor, dan komoditas lain),
pengetahuan manusia (sains) bisa
keliru dan bisa diperbiki.
11
BAGAIMANA SAINS ITU MUNGKIN DAN BISA
DIMENGERTI ADANYA?
Objek-Objek Realitas
dunia
Dimensi
INTRANSITIF
/ONTOLOGIS
Jangan dicampuradukkan –bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan - – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan
Dimensi
TRANSITIF/
EPISTEMOLOGIS
Kegiatan
manusia/ilmuwan “Penilaian secara rasional”
untuk mengetahui atas klaim-klaim pengetahuan
yang saling bertentangan.
12
ANEKDOT: PERTENGKARAN 6 ORANG BUTA TENTANG GAJAH. INGAT:
INI HANYA ANEKDOT, ILMUWAN TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH BUTA
Orang ke-1 meraba tubuh gajah yang lebar dan kokoh, dan
berkesimpulan: “Gajah seperti tembok”.
Orang ke-2 meraba gading gajah yang lonjong, licin dan tajam, lalu
berkesimpulan: “Gajah seperti tombak”.
Orang ke-3 memegang belalai gajah yang bergerak menggeliat-geliat,
dan berkesimpulan: “Gajah seperti ular”.
Orang ke-4 memegang lutut gajah, dan berkesimpulan: “Gajah seperti
pohon”.
Orang ke-5 memegang ekor gajah yang berayun-ayun, dan berkesipulan:
“Gajah seperti tali”.
Orang ke-6 memegang telinga gajah, dan berkesimpulan: “Gajah seperti
kipas”.
Mengapa orang-orang buta tersebut bertengkar untuk sesuatu yang sebetulnya satu dan sama, yakni seekor
Gajah? Karena mereka mengenali gajah secara “parsial”; masing-masing hanya mengenali salah satu bagiannya
saja. DKL, mereka tidak mengenali gajah secara keseluruhan gajah itu sendiri (DIMENSI
ONTOLOGIS).
Pertengkaran tersebut terjadi karena masing-masing menyatakan klaim-klaim kebenaran yang berbeda dan
saling bertentangan (DIMENSI EPISTEMOLOGIS), untuk seekor binatang yang sebetulnya satu dan sama (GAJAH).
13
DALAM SAINS, ONTOLOGI (REALITAS ITU SENDIRI) MERUPAKAN
PRIORITAS
Para ilmuwan:
Bukanlah orang-orang yang buta seperti dalam cerita anekdot sebelumnya.
Bisa berdialog antar satu sama lain, mendiskusikan hasil-hasil temuan mereka, saling koreksi antar satu sama lain, dalam rangka memperoleh
gambaran yang utuh dan lebih memadai mengenai satu objek yang mereka selidiki, baik secara intradisiplin
maupun inter/multidisiplin displin.
Rendah hati (humble): terbuka pada koreksi dan kritik dari koleganya dan masyarakat yang tercerahkan.
Mereka mengacu pada realitas itu sendiri yang bersifat intransitif. Mereka berkomitmen pada Ontologi. 14
APA ITU REALITAS
15
JADI, APA ITU SAINS/ILMU?
AKTIVITAS PENYELIDIKAN MANUSIA YANG, MELALUI METODE-METODE TERTENTU
YANG RELEVAN, MEMPRODUKSI/MENGHASILKAN PENGETAHUAN TENTANG
REALITAS/OBJEK-OBJEK DI DUNIA.
Hasil/Produk dari aktivitas penyelidikan tersebut adalah pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge).
16
POKOK MASALAH: “APA REALITAS ITU?”
PERSEPSI
Wow..
Fenomena yang Gunung Es Raksasa..!!
Terobservasi/Tera lami
(Empiris)
PERSEPSI INDERAWI
Ternyata, persepsi
Ilmuwan/non-ilmuwan ilmuwan/non-ilmuwan
tentang satu fenomena bisa
keliru, juga bisa berubah
atau tidak tetap.
PERSEPSI MANUSIA
BERSIFAT TERBATAS
LANJUTAN…
Domain Aktual = Domain Empirik
Domain Aktual
Peristiwa/fenomena
yang tak teramati
atau yang tidak kita
ketahui
KEKELIRUAN EPISTEMIK
Domain Empiris =
peristiwa/fenomena
yang teramati atau
bisa diketahui oleh
pancaindera
GAYA TARIK MAGNET BUMI TERSEBUT SUNGGUH-SUNGGUH REAL, MESKIPUN IA TIDAK BERSIFAT EMPIRIK (AKA.
TAK BISA DIKENALI OLEH PANCA-INDERA) . IA DIKENALI LEWAT EFEK-EFEK PERISTIWA YANG DITIMBUKANNYA
(REGULARITAS/KEAJEKAN ARAH JARUM KOMPAS KE UTARA DAN SELATAN).
(1) DOMAIN REAL, (2) DOMAIN AKTUAL &
(3) DOMAIN EMPIRIS
1. Penyebab: entitas-
entitas, struktur-struktur
atau relasi-relasi,
kapasitas-kapasitas,
kekuatan-kekuatan,
mekanisme-mekanisme
Domain REAL Domain REAL
Domain AKTUAL
pada sesuatu
2. Fenomena atau
Peristiwa aktual Domain AKTUAL
entah yang teramati
maupun yang tidak
KEKELIRUAN EPISTEMIK
terketahui.
3. Fenomena atau
Domain EMPIRIS
(pengalaman
Peristiwa empiris:
dan observasi)
yang
teramati/terobservasi
atau teralami
(termasuk dokumen,
artefak, dll) Domain Aktual = Domain Real
(Epistemic Fallacy = “Aktualisme” => menganggap yang
aktual sebagai keseluruhan realitas)
WILAYAH OPERASI SAINS/ILMU
SAINS INGIN MENEMUKAN “MISTERI ATAU
Penyebab: entitas-entitas,
struktur-struktur atau relasi- RAHASIA“ DUNIA INI.
relasi, kapasitas-kapasitas,
kekuatan-kekuatan, Domain REAL
KALAU BUKAN MISTERI, NGAPAIAN DICARI??!!
mekanisme-mekanisme
pada sesuatu
MISTERI TERSEBUT ADALAH
Fenomena/Peristiwa Domain AKTUAL
“KAUSA”/“PENYEBAB”
aktual entah yang
teramati maupun
DARI SESUATU/FENOMENA/PERISTIWA
yang tidak terketahui. DI DUNIA.
ILMUWAN BERIKHTIYAR UNTUK MEMBERI
Fenomena/Peristiwa
Domain EMPIRIS
(pengalaman EKSPLANASI/MENJELASKAN: MENGAPA
empiris: yang
teramati/terobservasi atau
dan observasi)
SESUATU ADA SEBAGAIMANA ADANYA (pengetahuan
teralami (termasuk
dokumen, artefak, dll)
taksonomik), ATAU BAGAIMANA PERISTIWA TERJADI
SEBAGAIMANA ADANYA (pengetahuan eksplanatif)?
UNTUK MENEMUKAN MISTERI TERSEBUT, ILMUWAN BERANGKAT DARI YANG “ZAHIR” (DOMAIN
EMPIRIS DAN AKTUAL) KE YANG “BATIN” (DOMAIN REAL).
“OPEN SYSTEM” (DI LUAR LABORATORIUM): SEGALA SESUATU DI DUNIA
INI SALING PENGARUH-MEMPENGARUHI
Tanpa gangguan, jarum kompas akan menunjuk ke
MAGNET BUMI arah utara dan selatan. INGAT: di laboratorium,
Di luar laboratorium
kondisi tanpa gangguan(aka.ini“open systems”),
direkayasa/diciptakan
ada
oleh banyak
ilmuwan.
sejumlah
sesuatu
Karena
sesuatu
di dunia
itu, ilmuwan
tersebut
ini,
saling
dan
adalah kausa dalam
pengaruh-
Bila ada gangguan di sekitar
aktivitas eksperimen.
mempengaruh. Bagaimana di luar laboratorium? kompas (misalnya, ada besi,
arus listrik, dll.), maka jarum
kompas tersebut akan bergerak
menjauh atau tidak tepat
Jarum
mengarah ke utara dan selatan.
Besi
Meskipun jarum kompas itu
Peniti tidak mengarah ke utara dan
selatan (akibat gangguan-
gangguan tersebut), kekuatan
Arus listrik
magnet bumi tetap
bekerja/beroperasi.
Suatu kekuatan kausal tidak selalu menimbulkan efek-efek peristiwa/kejadian yang bersifat reguler. Mengapa demikian?
Karena operasi kekuatan tersebut mungkin saja dihambat/dicegah/diganggu oleh aneka kekuatan dari sesuatu yang lain.
Itulah mengapa peristiwa/kejadian2 di dunia ini selalu berubah, kecuali dikontrol oleh kekuatan kausal yang lebih
powerful ketimbang yang lain dan terus menerus tanpa gangguan (…dan kondisi “tanpa gangguan” hanya ada di
laboratorium!!!).
BAGAIMANA KEKUATAN KAUSAL BEROPERASI/BEKERJA
1. Kekuatan kausal dari sesuatu sungguh-sungguh eksis/ada, meskipun
tidak beroperasi atau tidak digunakan/diperagakan. ( Catatan: Kekuatan2 dari
sesuatu yang tidak beroperasi disebut “Potensi-potensi”)
Masyarakat (Society)
terdiri/terbentuk dari relasi-relasi secara
tertentu antar individu-individu yang
berlangsung ajeg dan bertahan relatif
lama.
SESUATU DI DUNIA INI BISA BERUBAH. IA PUNYA
“AKTUALITAS” DAN “POTENSIALITAS”
AKTUAL: Pak Joko Widodo, Si tukang kay u. SE KARANG AKTUAL: Pak Joko Widodo, Si Presiden R I
POTE N SIAL: Joko Widodo, presiden R I.
Yang Potensial menjadi Aktual
• Sesuatu disebut ”aktual” bila ia
nyata eksis sekarang. Karena itu, kita
bisa katakan bahwa sesuatu
tersebut berada dalam “aktualitas”-
AKTUAL: Toy ota Kijang SE KAR AN G AKTUAL: Motor
POTE N SIAL: Motor nya.
Contoh 1: Senyawa molekul AIR (H 2O) adalah realitas emergent = Hidrogen (H) adalah atom = Oksigen (O) adalah atom
yang terbentuk dari 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom oksigen yang bersifat gas, yang yang bersifat gas, yang
punya kekuatan untuk
(O) yang berrelasi secara tertentu. menyulut api.
punya kekuatan untuk
menyulut api.
Contoh 2: Benda KAYU adalah realitas emergence yang = Air (H2O) adalah senyawa
terbentuk dari tumpukan beraneka banyak senyawa molekul molekul yang bersifat cair,
yang berbeda. yang punya kekuatan untuk
memadamkan api.
Contoh 3: MANUSIA adalah realitas emergence yang
terbentuk dari tumpukan senyawa-senyawa molekul yang
berbeda yang bersifat emergence (membentuk realitas
biologis) dan plus ”ruh” (spirit), aspek psikis, dll. Begitu membentuk satu “form” tertentu, suatu
Contoh 4: Masyarakat (society) adalah realitas emergence realitas emergent tertentu punya karakteristik
yang terbentuk secara developmental dari relasi-relasi antar dan kekuatan-kekuatan yang berbeda dari
individu-individu (social relations) yang berlangsung ajeg
dan relatif lama. elemen-elemen pembentuknya.
KLASIFIKASI SAINS BERDASARKAN KARAKTERISTIK/KEUNIKAN
ANTAR STRATA-STRATA REALITAS
Strata Realitas Realitas emergen dengan “emergent powers” (menjadi basis dari Klasifikasi Ilmu/Sains
klasifikasi sains/ilmu)
Terbentuk secara emergent dan developmental dari realitas strata Ilmu-ilmu sosial: sosiologi,
individu/personal. Misalnya: pranata keluarga, politik, ekonomi, agama, antropologi, ilmu politik, ilmu K
S Strata Sosial pranata media, hukum, dan pranata pendidikan, serta “objek-objek (yang ekonomi
e E diproduksi secara) sosial” seperti dokumen sejarah, artefak, teknologi,
a
u
s
m m ideologi, pemikiran, dll. a
a Strata Individu/ Terbentuk secara emergence dan eksistensial dari tumpukan/gabungan Ilmu Psikologi dan cabang- s
k e Persona realitas strata biologis plus ruh/spirit/jiwa, dan lain-lain. cabangnya
i K
i r a
n Terbentuk secara emergent dari tumpukan gabungan dari realitas strata Ilmu Biologis dan cabang2nya u
g fisikal. Misalnya: sistem gerak, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, seperti Ilmu Fisiologis, Botani, s
K e Strata Biologis sistem eksresi,sistem reproduksi, sistem koordinasi, struktur dan sistem gerak Zoologi, Mikrobiologi, Virologi. a
o tubuh tumbuhan, kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat, dll.
n s
m
p
i
c Strata
Terbentuk secara emergent dari tumpukan gabungan realitas strata atomik.
Misalnya: air, kayu, bebatuan, meja, kursi, mobil, dll yang bersifat materi
Ilmu Fisika Umum dan cabang-
cabangnya seperti Astronomi dan
l
e e Fisikal/Kimiawi fisik pembentuk alam semesta. Ilmu Kimia (dan ranting-
rantingnya seperti biokimia, kimia
k
anorganik, kimia organic, dll)
s
Strata Atomik Terbentuk secara emergent dari realitas strata sub partikel atomic (electron, Ilmu Fisika Atomik, Fisika partikel
proton, neutron). Misalnya: Hidrogen, Oksigen, Karbon, Seng, Natrium, dll.
ELING LAN WASPODO
COMMON
SENSE
SCIENCE
“THOU SHALT COMMIT
ONTOLOGY”
“GURU SPIRITUAL SAYA
ADALAH REALITAS ,DAN
GURU REALITAS SAYA
ADALAH SPIRITUALITAS”
EPISTEMOLOGI
36
EPISTEMOLOGI
epistemologi
Teori Pengetahuan
▪ Pengetahuan terdahulu
▪ Imajinasi berbasis
Ilmuwan atau non-ilmuwan pengetahuan
UNTUK MENEMUKAN MISTERI TERSEBUT, ILMUWAN BERANGKAT DARI YANG “ZAHIR” (DOMAIN
EMPIRIS DAN AKTUAL) KE MENYINGKAP YANG “BATIN” (DOMAIN REAL).
SAINS/ILMU SEBAGAIMANA YANG BENAR-BENAR DIPRAKTIKKAN
OLEH SAINTIS
Jangan dicampuradukkan –bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan - – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan
KEBENARAN
Dimensi
TRANSITIF/
EPISTEMOLOGIS
EPISTEMOLOGIS
Usaha manusia/ilmuwan Manusia/ilmuwan bisa menilai secara rasional
untuk mengetahuirealitas. teori/pengetahuan yang lebih akurat dan lebih baik di antara
Hasilnya bisa keliru/fallible klaim-klaim pengetahuan yang saling berbeda dan saling
(RELATIVISME EPISTEMOLOGIS) bertentangan
(RASIONALITAS JUDGMENTAL)
61
KEBENARAN : KEBENARAN ONTOLOGIS & KEBENARAN EPISTEMOLOGIS
Sesuatu di dunia Pengetahuan manusia/ilmuwan ttg
sesuatu di dunia
KEBENARAN ONTOLOGIS => Kriteria kebenaran dalam sains KEBENARAN EPISTEMOLOGIS =>
Kebenaran dari “sesuatu itu sendiri dari klaim pengetahuan: Kebenaran dari klaim-klaim pengetahuan
sebagaimana adanya”. 1. Koherensi internal manusia/ilmuwan tentang sesuatu.
2. Koherensi eksternal
3. Korespondensi trans- Klaim-klaim pengetahuan manusia tentang
posisional sesuatu BISA KELIRU (FALLIBLE) .
4. Praktikal-pragmatis aka.
Kemaslahatan.
Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berulang kali diumumkan. Sebaliknya, kebenaran tidak akan jadi
kesalahan walau tak seorang pun mengetahuinya (Mahatma Gandhi)
KRITERIA KOHERENSI INTERNAL
Kebakaran hutan
KOHERENSI INTERNAL:
Serangkaian pernyataan kita (orang biasa/ilmuwan)
mengenai sesuatu atau kejadian bersifat konsisten secara
internal (berhubungan secara logis) antar pernyataan satu
dengan yang lain.
Kecelakaan lalu lintas
Pendayagunaan akal-budi/intelek secara baik adalah
sangat penting, sehingga kesimpulan-kesimpulan yang kita
tarik sungguh-sungguh tepat benar.
KRITERIA KOHERENSI EKSTERNAL
KOHERENSI INTERNAL:
Kebakaran hutan
Pengetahuan kita (orang biasa/ilmuwan) mengenai sesuatu atau kejadian
bersifat konsisten secara ekternal dengan pernyataan-pernyataan dari
pengetahuan lain yang sudah kita percaya juga kebenarannya.
Contoh:
Pengetahuan mengenai kerusakan hutan yang diakibatkan pembakaran hutan
secara ugal-ugalan koheren secara eksternal (konsisten/tidak bertentangan)
dengan pengetahuan lain yang menyatakan bahwa “kerusakan di daratan dan
Kecelakaan lalu lintas di lautan adalah ulah perbuatan manusia.” (Al-Quran).
Jika ada dua sistem pengetahuan yang berbeda, dan keduanya tampak saling
bertentangan antar satu sama lain, padahal keduanya sama-sama diyakini
kebenarannya, maka para ilmuwan biasanya akan mencari penjelasannya.
KORESPONDENSI TRANSPOSISIONAL:
KONTEN pernyataan-pernyataan kita (orang
biasa/ilmuwan) mengenai sesuatu atau kejadian
bersesuaian dengan sesuatu atau kejadian tersebut.
Transposisional => pernyataan/pengetahuan/teori kita
Kecelakaan lalu lintas
tentang sesuatu tidak sama dengan sesuatu itu sendiri.
Contoh: kita minum air untuk menghilangkan rasa
dahaga; bukan minum teori/pengetahuan tentang air.
KRITERIA PRAKTIKAL-PRAGMATIS AKA.
KEMASLAHATAN
Kebakaran hutan
PRAKTIKAL-PRAGMATIS AKA. KEMASLAHATAN:
Pernyataan-pernyataan kita mengenai sesuatu atau kejadian
memiliki kegunaan atau manfaat atau kemaslahatan praktis
dalam kehidupan manusia.
“Kemaslahatan” di sini termasuk:
- Tumbuh kembangnya setiap orang sebagai kondisi bagi
Kecelakaan lalu lintas tumbuh kembangnya semua”.
- Addhoruriyatul khomsah: menjaga kehidupan jiwa manusia,
agama, akal budi, kehormatan dan harta.
Mengapa orang perlu kebebasan hidup, karena hidup manusia itu
penting/berharga. Mengapa orang perlu kebebasan beragama, karena
agama itu penting. Mengapa orang perlu kebebasan berpikir, karena
berpikir itu penting.
RASIONALITAS JUDGMENTAL
Jika semua pengetahuan sama mutunya (sama akurat dan sama baiknya),
maka buat apa orang-orang belajar dan keluar banyak tenaga dan uang.
Kenyataannya, para orang tua mengirimkan anak-anak/remaja/dewasa (jumlahnya jutaan)
belajar mencari ilmu di pesantren-pesantren, atau di lembaga-lembaga pendidikan dari SD
hingga perguruan tinggi!!!
YUUK… MENJADI BAGIAN DARI PROBLEM SOLVING
"Para filsuf hanya memberikan interpretasi yang berbeda
kepada dunia, yang penting ialah mengubahnya”
TRANSFORMASI
ATAUKAH REPRODUKSI?
Penggunaan akal-budi sangat penting untuk memahami realitas dunia. Penegasan ini punya koherensi eksternal dengan
pengetahuan yang kita peroleh dari kitab suci (ada tak kurang dari 100 ayat):
س ِط َح إ
ت ُ إفَ ض َكي ِ اْل إر َ َو ِإلَى إ. ت ص َب إ َ َو ِإلَى الإ ِج َبا ِل َكي. ت
ِ ُ إف ن َ َو ِإلَى ال َّس َم ِاء َكي. ت
إف ُر ِف َع إ إف ُخ ِلقَ إ
َ ٱْل ِب ِل َكي َ أَفَ ََل َينظُ ُر
ِ ون ِإلَى إ
ون َ ص ُّم الإب ُ إك ُم الَّ ِذ
َ ُ ين ََل َيعإ ِقل ِ َّ اب ِعنإ َد
ُّ َّللا ال ِ ِإ َّن ش ََّر ال َّد َو
ير
ِ ب ال َّس ِع َوقَالُوا لَ إو كُنَّا نَ إس َم ُع أَ إو نَعإ ِق ُل َما كُنَّا فِي أَ إ
ِ ص َحا
Ayat-ayat yang berisi seruan Allah untuk mendayagunakan anugerah akal-budi tersebut biasanya selalu didahului oleh
kisah-kisah tentang keagungan alam semesta dan seisinya (dan manusia sendiri adalah bagian darinya), dan juga sejarah
manusia atau kaum-kaum di masa lampau, dan penyesalan bagi mereka yang tidak menggunakan akal-budi mereka.
Bukti-bukti empiriK ttg apa…?
“KAUSA”/“PENYEBAB”
DARI SESUATU ATAU
FENOMENA ATAU PERISTIWA DI
DUNIA.
• PARA ILMUWAN BERANGKAT DARI “YANGZAHIR” (DOMAIN EMPIRIS DAN AKTUAL) KE MENYINGKAP “YANG BATIN” (DOMAIN REAL).
• DAN BAHWA “YANG BATIN” TERSEBUT BENAR-BENAR BEROPERASI SECARA EFEKTIF MENYEBABKAN/MENGHASILKAN/MEMPRODUKSI “YANG ZAHIR”
Tidak ada (minimum) kekuatan-kekuatan penghambat yang berasal dari:
• Relitas strata sosial: pranata-pranata sosial (termasuk produk-produk yang
dihasilnya: ideologi, filsafat, ilusi-ilusi) yang mereproduksi permusuhan, penindasan,
kebencian, egosentrisme, nihilism moral dan intelektual, irealisme, penyangkalan thd
kebenaran, dll.
• Realitas strata pribadi: trauma, stress, dendam, rasa takut, apatisme, invantilisme, dll
KAUSA/
PENYEBAB
Beroperasi/bekerja efektif
➢Retroduktif,
➢Abduktif; bukan hanya
➢ Deduktif, dan
➢ Induktif
PENALARAN RETRODUKTIF Hemm… Apa-apa saja
entitas2/potensi2/kapasitas2/kekuatan2/relasi2/str
uktur2 atau kondisi2 sosialdanmekanisme2 yang
harus ada (meskipun “unobservable”) dan
yang kemungkinan besar beroperasi secara
Retroduction (Retro = “Runut-balik” & Duction: “Gerak mata akal- efektif, yang membuat fenomena/peristiwa
budi”), Aka. “argumen transendental”. tersebut terjadi begitu?
“Deep” Stratification
? ?
Kesim
pulan
82
Ilmu/Sains membantu kita Mengenali Diri Sendiri.
Siapa yang mengenali diri sendiri akan mengenali potensi-potensi,
kapasitas-kapasitas dan kekuatan-kekuatan Yang dianugerahkan
pada kita.
Siapa yang tidak mampu mengontrol dirinya sendiri akan
dikontrol oleh sesuatu atau kondisi-kondisi (prestise, gelar, jabatan,
“ideologi politik maupun ideology filsafat”, dll) yang munkin akan
membuat kita jatuh “Lupa Diri”
Muhammad Nurul Huda
TERIMAKASIH
84