Anda di halaman 1dari 84

BERPIKIR DI DUNIA DAN UNTUK DUNIA

M U H A M M A D N U R U L H U DA , M . S I
PENGANTAR
Saya yakin bahwa diskusi ini dilatari oleh kepedulian kita, Anda
dan saya, sebagai (calon) pendidik yang bertugas merawat dan
menumbuhkembangkan potensi-potensi peserta didik kita (tarbiyah
berarti merawat, menjaga). Di antara potensi ini adalah berpikir
secara kritis, topik yang kita diskusikan hari ini. Kita berharap
berbagai disiplin ilmu sama-sama bisa menyumbang ke arah itu,
dan filsafat akan ikut ambil bagian di dalamnya.
Pertama-tama, ijinkan saya mengklarifikasikan satu hal, yakni
”kritis” dalam berpikir. Kritis tidak bermakna kita selalu mencari
kesalahan-kesalahan orang lain, mengajak orang berdebat. Kritis
di sini bermakna berpikir secara teliti, cermat dan seksama

2
Secara umum, filsafat memang dianggap mampu ambil peranan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan karena itu sangat berguna untuk
tarbiyah. Tapi, kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak aliran filsafat, tapi
tidak semua aliran filsafat itu betul-betul berfaedah. Mengapa? Karena sebagian
corak filsafat yang berkembang dewasa ini sudah keluar dari khittahnya, yakni
sebagai sarana bagi pencari kebijaksanaan dan pencinta kebenaran.
Praktik filsafat modern mainstream, misalnya, tidak lagi dimaknai cinta
kebijaksanaan, ”philosophia”, melainkan benci kebijaksanaan aka. ”misosophia”
(Syed Hussein Nasr). Sebagai contoh, ada orang yang mengatakan ”tidak ada
kebenaran, kebenaran adalah ilusi”, atau ”tidak ada realitas dunia kecuali dalam
benak manusia”. Jika ada skandal dalam filsafat, maka skandal terbesar dalam
filsafat adalah yang keluar dari khittahnya.

Mari kita keluar dari ”misosophia” semacam itu, dan kembali pada
”philosophia” yakni ikhtiyar untuk mencari kebijaksanaan dan meraih
kebenaran. Hasil iktiyar epistemik ini bisa keliru, karena itu orang juga
dituntut untuk punya “intellectual humility”.

3
BERPIKIR DI DUNIA
Dunia ini real, kita tidak bisa menyangkalnya. Dunia ini terdiri dari banyak
sesuatu. Bebatuan, tetumbuhan, binatang, manusia, matahari, jupiter, galaksi-
galaksi benar-benar real. Begitu pula kebudayaan, struktur sosial, norma, nilai,
filsafat, ideologi, sains, ilusi-ilusi atau eror-eror, dan lain-lainnya juga real. Kita
menyebut real karena: (1) bisa diindera; dan/atau (2) punya efek. Yang punya
efek tidak selalu bisa diindera.Kita hidup di dunia yang semacam itu.

Kita, manusia, berotak, berdarah, berdaging. Manusia adalah bagian dari


dunia ini. Saat kita (entah filsuf, ilmuwan atau orang-orang biasa terdidik)
berpikir, kita berpikir di dunia ini (dunia dimana kita hidup dan berada
sekarang); kita tidak bisa ”lari” dari kenyataan ini. Kita berada di dunia ini,
dan menghadapi dunia. Saat Anda berpikir di bilik kamar, dan rumah Anda
kebakaran, misalnya, tubuh Anda pun bisa dilumat api.

Jadi, penting artinya kita menyadari keberadaan kita di dunia ini saat
berpikir. Kita mesti punya kepekaan. Karena kita bagian dari dunia ini dan
menghadapi dunia ini, saat berpikir juga harus benar-benar memperhitungkan
realitas dunia ini. Dunia ini real dan kita tidak bisa menyangkalnya.
4
Berpikir di dunia ini berarti kita menyadari bahwa pikiran kita (a)
akan dikonfrontasikan dengan realitas, atau diuji di hadapan
realitas; dan (b) akan punya efek-efek atau dampak-dampak
sejauh sang pemikir dan orang-orang yang lain juga
mempercayainya dan membimbing tindakan mereka di dunia.
Itulah mengapa berpikir juga menuntut suatu tanggung jawab.

Untuk berpikir di dunia dan tentang dunia ini, kita bisa belajar dari
praktik para ilmuwan atau saintis sebagaimana yang direnungkan
oleh para filsuf, khususnya filsuf sains. Para filsuf berpikir di dunia
ini, dan sebetulnya juga berpikir tentang dunia ini. Hal yang sama
dilakukan oleh para ilmuwan.

5
SAINS DAN PRAKTIK SAINTIFIK

6
APA YANG MEMBUAT SAINS/ILMU ITU ADA?
MANUSIA DAN KAPASITAS-KAPASITAS YANG DIMILIKINYA BAIK YANG BERSIFAT INDERAWI
MAUPUN NON-INDERAWI.
 Di planet Yupiter tidak ada sains juga tidak ada kebudayaan. Mengapa, karena di sana tidak ada
manusia.

OBJEK-OBJEK REALITAS DUNIA:


 Sesuatu di dunia (air, atom, monyet, bumi, planet, galaksi, manusia, bahasa, teks, emosi, jaringan pengaruh,
budaya, struktur sosial, institusi sosial, dll)
 Peristiwa-peristiwa di dunia (peristiwa demonstrasi, kebakaran, jatuhnya dedaunan dari pohon, benturan
antar beberapa benda, kecelakaan, dll).
 RESPONS IBNU SINA UNTUK MEREKA YANG INGKAR TERHADAP REALITAS DI DUNIA: Jika ada orang yang
menyangkal keberadaan realitas (sejauh ia benar-benar real), masukkan saja ia ke kandang singa.

KETERBATASAN DIRI DAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA:


 Manusia tergantung pada realitas di luar dirinya, misalnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Manusia memiliki rasa ingin tahu mengenai misteri alam semesta.

7
SAINS DAN AKTIVITAS PRAKTIK MANUSIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Hartini & Sally = subjek
HARTINI MEMINUM AIR UNTUK MENGHILANGKAN penahu
DAHAGA Air dan Cairan tertentu =
objek yang diminum, atau
• HARTINI = Manusia
objek yang diselidiki
• MEMINUM = Aktivitas Hartini
• AIR = Objek (sesuatu tertentu) yang diminum
Aktivitas penyelidikan
Kita tahu bahwa Hartini BERBEDA dengan Air manusia (dan sarana-sarana
yang dipakai) disebut
dimensi
SALLY MENYELIDIKI CAIRAN TERTENTU UNTUK MENGETAHUI
KANDUNGANNYA transitif/epistemologis
• SALLY = Manusia/Ilmuwan Adapun Objek-objek yang
• MENYELIDIKI = Aktivitas ilmiah yang dilakukan Sally
• CAIRAN TERTENTU = Objek (sesuatu tertentu) yang diselidiki manusia yang
diselidiki independen dari penyelidik
disebut dimensi
Kita tahu bahwa Sally BERBEDA dengan Cairan Tertentu.
intransitive/ontologis
8
SAINS DAN AKTIVITAS PRAKTIK MANUSIA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PUNYA KETERBATASAN.
PENGETAHUAN YANG DIHASILKAN JUGA BERSIFAT TERBATAS, BISA
KELIRU DAN BISA DIKOREKSI

• Hartini perlu memastikan bahwa yang diminum bukan cairan yang


terkontaminasi zat-zat beracun.

• Sally perlu memastikan jenis-jenis zat yang terkandung dalam


cairan tersebut.

• BAIK DALAM PRAKTIK HIDUP SEHARI-HARI MAUPUN DALAM


PRAKTIK RISET ILMIAH, PENGETAHUAN MANUSIA/ILMUWAN BISA
KELIRU (FALLIBLE) DAN BISA DIKOREKSI, MISALNYA LEWAT
“MUHASABAH”, PERENUNGAN, SALING BELAJAR DAN RISET-RISET
BARU.

9
ILUSTRASI TTG DIMENSI ILMU/SAINS

10
SAINS = PENGETAHUAN MANUSIA TENTANG SESUATU

Sains sebagai aktivitas


manusia normal mengetahui
sesuatu.

Menggunakan: Sarana-
Sarana (Teori, Paradigma,
Sains sebagai produk yang Metode-Metode, Instrumen-
dihasilkan manusia normal intrumen)
melalui aktivitas mengetahui yang relevan
sesuatu. Seperti produk-produk
sosial lainnya (misalnya: mobil,
motor, dan komoditas lain),
pengetahuan manusia (sains) bisa
keliru dan bisa diperbiki.

11
BAGAIMANA SAINS ITU MUNGKIN DAN BISA
DIMENGERTI ADANYA?
Objek-Objek Realitas
dunia
Dimensi
INTRANSITIF
/ONTOLOGIS

Jangan dicampuradukkan –bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan - – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan
Dimensi
TRANSITIF/
EPISTEMOLOGIS

Kegiatan
manusia/ilmuwan “Penilaian secara rasional”
untuk mengetahui atas klaim-klaim pengetahuan
yang saling bertentangan.

12
ANEKDOT: PERTENGKARAN 6 ORANG BUTA TENTANG GAJAH. INGAT:
INI HANYA ANEKDOT, ILMUWAN TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH BUTA
Orang ke-1 meraba tubuh gajah yang lebar dan kokoh, dan
berkesimpulan: “Gajah seperti tembok”.
Orang ke-2 meraba gading gajah yang lonjong, licin dan tajam, lalu
berkesimpulan: “Gajah seperti tombak”.
Orang ke-3 memegang belalai gajah yang bergerak menggeliat-geliat,
dan berkesimpulan: “Gajah seperti ular”.
Orang ke-4 memegang lutut gajah, dan berkesimpulan: “Gajah seperti
pohon”.
Orang ke-5 memegang ekor gajah yang berayun-ayun, dan berkesipulan:
“Gajah seperti tali”.
Orang ke-6 memegang telinga gajah, dan berkesimpulan: “Gajah seperti
kipas”.
Mengapa orang-orang buta tersebut bertengkar untuk sesuatu yang sebetulnya satu dan sama, yakni seekor
Gajah? Karena mereka mengenali gajah secara “parsial”; masing-masing hanya mengenali salah satu bagiannya
saja. DKL, mereka tidak mengenali gajah secara keseluruhan gajah itu sendiri (DIMENSI
ONTOLOGIS).
Pertengkaran tersebut terjadi karena masing-masing menyatakan klaim-klaim kebenaran yang berbeda dan
saling bertentangan (DIMENSI EPISTEMOLOGIS), untuk seekor binatang yang sebetulnya satu dan sama (GAJAH).
13
DALAM SAINS, ONTOLOGI (REALITAS ITU SENDIRI) MERUPAKAN
PRIORITAS

Para ilmuwan:
Bukanlah orang-orang yang buta seperti dalam cerita anekdot sebelumnya.
Bisa berdialog antar satu sama lain, mendiskusikan hasil-hasil temuan mereka, saling koreksi antar satu sama lain, dalam rangka memperoleh
gambaran yang utuh dan lebih memadai mengenai satu objek yang mereka selidiki, baik secara intradisiplin
maupun inter/multidisiplin displin.
Rendah hati (humble): terbuka pada koreksi dan kritik dari koleganya dan masyarakat yang tercerahkan.

Mereka mengacu pada realitas itu sendiri yang bersifat intransitif. Mereka berkomitmen pada Ontologi. 14
APA ITU REALITAS

15
JADI, APA ITU SAINS/ILMU?
AKTIVITAS PENYELIDIKAN MANUSIA YANG, MELALUI METODE-METODE TERTENTU
YANG RELEVAN, MEMPRODUKSI/MENGHASILKAN PENGETAHUAN TENTANG
REALITAS/OBJEK-OBJEK DI DUNIA.
 Hasil/Produk dari aktivitas penyelidikan tersebut adalah pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge).

16
POKOK MASALAH: “APA REALITAS ITU?”

Seperti apakah dunia ini


sehingga memungkinkan
adanya sains/ilmu?
MANUSIA/ILMUWAN MENGENAL REALITAS DUNIA
INI MELALUI PERSEPSI INDERAWI - Meja
- Kursi
- Manusia
- Segelas air
Ada banyak sesuatu/hal di dunia ini
- Pohon
- Gunung es
- Monyet
- Matahari
- Awan

PERSEPSI

* SESUATU DI DUNIA INI BERBEDA-BEDA


JENIS DAN KARAKTERISTIKNYA: IA
TERDIFERENSIASI
Ilmuwan atau non-ilmuwan
DOMAIN EMPIRIS & DOMAIN AKTUAL
Sebongkah es…

Wow..
Fenomena yang Gunung Es Raksasa..!!
Terobservasi/Tera lami
(Empiris)
PERSEPSI INDERAWI

ATAS PERMUKAAN LAUT

BAWAH PERMUKAAN LAUT Fenomena/Peristi wa


“AKTUAL” (yang
sebenarnya), baik
Teramati Maupun Tidak.

Ternyata, persepsi
Ilmuwan/non-ilmuwan ilmuwan/non-ilmuwan
tentang satu fenomena bisa
keliru, juga bisa berubah
atau tidak tetap.
PERSEPSI MANUSIA
BERSIFAT TERBATAS
LANJUTAN…
Domain Aktual = Domain Empirik
Domain Aktual
Peristiwa/fenomena
yang tak teramati
atau yang tidak kita
ketahui
KEKELIRUAN EPISTEMIK
Domain Empiris =
peristiwa/fenomena
yang teramati atau
bisa diketahui oleh
pancaindera

Domain Aktual = Domain Empiris


Domain Aktual > Domain empiris (Epistemic Fallacy = Empirisisme => menganggap
pengalaman inderawi (domain empiris) sebagai
keseluruhan fenomena/peristiwa yang aktual (yang
sebenarnya)
DOMAIN EMPIRIK ≠ DOMAIN AKTUAL

TAPI…. INI BUKAN AKHIR DARI ANALISIS


FILSAFAT ILMU ATAS REALITAS
DOMAIN REAL = KAUSA
ANALISIS TERHADAP EKSPERIMEN
Gaya tarik magnet bumi
- Lihatkan: ujung jarum
kompas Anda yang
mengarah ke utara dan
Kompas selatan. Penyebabnya
adalah “gaya tarik magnet
bumi”.

- Peristiwa ujung jarung kompas yang


mengarah ke utara dan selatan
merupakan domain aktual sekaligus
domain empiris
- Gaya tarik bumi merupakan domain
Real (penyebab peristiwa)

GAYA TARIK MAGNET BUMI TERSEBUT SUNGGUH-SUNGGUH REAL, MESKIPUN IA TIDAK BERSIFAT EMPIRIK (AKA.
TAK BISA DIKENALI OLEH PANCA-INDERA) . IA DIKENALI LEWAT EFEK-EFEK PERISTIWA YANG DITIMBUKANNYA
(REGULARITAS/KEAJEKAN ARAH JARUM KOMPAS KE UTARA DAN SELATAN).
(1) DOMAIN REAL, (2) DOMAIN AKTUAL &
(3) DOMAIN EMPIRIS
1. Penyebab: entitas-
entitas, struktur-struktur
atau relasi-relasi,
kapasitas-kapasitas,
kekuatan-kekuatan,
mekanisme-mekanisme
Domain REAL Domain REAL
Domain AKTUAL

pada sesuatu

2. Fenomena atau
Peristiwa aktual Domain AKTUAL
entah yang teramati
maupun yang tidak
KEKELIRUAN EPISTEMIK
terketahui.

3. Fenomena atau
Domain EMPIRIS
(pengalaman
Peristiwa empiris:
dan observasi)
yang
teramati/terobservasi
atau teralami
(termasuk dokumen,
artefak, dll) Domain Aktual = Domain Real
(Epistemic Fallacy = “Aktualisme” => menganggap yang
aktual sebagai keseluruhan realitas)
WILAYAH OPERASI SAINS/ILMU
SAINS INGIN MENEMUKAN “MISTERI ATAU
Penyebab: entitas-entitas,
struktur-struktur atau relasi- RAHASIA“ DUNIA INI.
relasi, kapasitas-kapasitas,
kekuatan-kekuatan, Domain REAL
KALAU BUKAN MISTERI, NGAPAIAN DICARI??!!
mekanisme-mekanisme
pada sesuatu
MISTERI TERSEBUT ADALAH
Fenomena/Peristiwa Domain AKTUAL
“KAUSA”/“PENYEBAB”
aktual entah yang
teramati maupun
DARI SESUATU/FENOMENA/PERISTIWA
yang tidak terketahui. DI DUNIA.
ILMUWAN BERIKHTIYAR UNTUK MEMBERI
Fenomena/Peristiwa
Domain EMPIRIS
(pengalaman EKSPLANASI/MENJELASKAN: MENGAPA
empiris: yang
teramati/terobservasi atau
dan observasi)
SESUATU ADA SEBAGAIMANA ADANYA (pengetahuan
teralami (termasuk
dokumen, artefak, dll)
taksonomik), ATAU BAGAIMANA PERISTIWA TERJADI
SEBAGAIMANA ADANYA (pengetahuan eksplanatif)?

UNTUK MENEMUKAN MISTERI TERSEBUT, ILMUWAN BERANGKAT DARI YANG “ZAHIR” (DOMAIN
EMPIRIS DAN AKTUAL) KE YANG “BATIN” (DOMAIN REAL).
“OPEN SYSTEM” (DI LUAR LABORATORIUM): SEGALA SESUATU DI DUNIA
INI SALING PENGARUH-MEMPENGARUHI
Tanpa gangguan, jarum kompas akan menunjuk ke
MAGNET BUMI arah utara dan selatan. INGAT: di laboratorium,
Di luar laboratorium
kondisi tanpa gangguan(aka.ini“open systems”),
direkayasa/diciptakan
ada
oleh banyak
ilmuwan.
sejumlah
sesuatu
Karena
sesuatu
di dunia
itu, ilmuwan
tersebut
ini,
saling
dan
adalah kausa dalam
pengaruh-
Bila ada gangguan di sekitar
aktivitas eksperimen.
mempengaruh. Bagaimana di luar laboratorium? kompas (misalnya, ada besi,
arus listrik, dll.), maka jarum
kompas tersebut akan bergerak
menjauh atau tidak tepat
Jarum
mengarah ke utara dan selatan.
Besi
Meskipun jarum kompas itu
Peniti tidak mengarah ke utara dan
selatan (akibat gangguan-
gangguan tersebut), kekuatan
Arus listrik
magnet bumi tetap
bekerja/beroperasi.

Suatu kekuatan kausal tidak selalu menimbulkan efek-efek peristiwa/kejadian yang bersifat reguler. Mengapa demikian?
Karena operasi kekuatan tersebut mungkin saja dihambat/dicegah/diganggu oleh aneka kekuatan dari sesuatu yang lain.
Itulah mengapa peristiwa/kejadian2 di dunia ini selalu berubah, kecuali dikontrol oleh kekuatan kausal yang lebih
powerful ketimbang yang lain dan terus menerus tanpa gangguan (…dan kondisi “tanpa gangguan” hanya ada di
laboratorium!!!).
BAGAIMANA KEKUATAN KAUSAL BEROPERASI/BEKERJA
1. Kekuatan kausal dari sesuatu sungguh-sungguh eksis/ada, meskipun
tidak beroperasi atau tidak digunakan/diperagakan. ( Catatan: Kekuatan2 dari
sesuatu yang tidak beroperasi disebut “Potensi-potensi”)

Contoh: Anda punya kekuatan/kemampuan untuk membuka pintu rumah, tapi


kekuatan itu tidak Anda gunakan sehingga daun pintu rumah Anda masih tertutup.
2. Kekuatan kausal dari sesuatu sungguh-sungguh eksis/ada, dan
beroperasi atau digunakan atau diperagakan, dan sekaligus
menghasilkan efek-efek kejadian/peristiwa aktual.
Contoh: Anda punya kekuatan untuk membuka pintu rumah, dan kekuatan ini
Anda gunakan, dan menghasilkan efek peristiwa terbukanya daun pintu rumah.

3. Kekuatan kausal pada sesuatu sungguh-sungguh eksis/ada, beroperasi atau


digunakan atau diperagakan, Tapi TIDAK menghasilkan efek-efek
kejadian/peristiwa aktual. Karena operasi kekuatan tersebut
dihambat/dicegah/diganggu oleh kekuatan-kekuatan kausal yang lain.
Contoh: Anda punya kekuatan untuk membuka pintu rumah, dan kekuatan ini Anda
gunakan. Tapi daun pintu tersebut tidak terbuka karena dihambat oleh sebatang besi
Grendel penahan pintu (atau yang serupa itu) agar daun pintu tetap pada tempatnya.
BERDASARKAN PRAKTIK KESEHARIAN DAN PRAKTIK ILMIAH,
SESUATU DI DUNIA INI TERDIFERENSIASI DAN BISA
BERUBAH
Ada banyak sesuatu/hal di dunia ini
Ada banyak Sesuatu di Dunia Ini.
Sesuatu tersebut berbeda-beda: jenis dan karakteristiknya :
TERDIFERENSIASI
BERDASARKAN PRAKTIK ILMIAH, SESUATU DI DUNIA INI PUNYA “STRUKTUR
INTRINSIK” ATAU “RELASI-RELASI INTERNAL”
Struktur intrinsik dari sesuatu => Relasi-relasi tertentu antar elemen/entitas pada sesuatu
tersebut yang membentuk naturnya. Natur/tabiat sesuatu bisa berubah seiring dengan perubahan aspek-
aspek/properties yang dimilikinya (entitas-entitasnya atau relasi-relasi antarentitas pada sesuatu itu.

Senyawa Air (H2O)


terdiri/terbentuk dari relasi secara
tertentu antara 2 atom hydrogen (H)
dan 1 atom oksigen (O).

Masyarakat (Society)
terdiri/terbentuk dari relasi-relasi secara
tertentu antar individu-individu yang
berlangsung ajeg dan bertahan relatif
lama.
SESUATU DI DUNIA INI BISA BERUBAH. IA PUNYA
“AKTUALITAS” DAN “POTENSIALITAS”
AKTUAL: Pak Joko Widodo, Si tukang kay u. SE KARANG AKTUAL: Pak Joko Widodo, Si Presiden R I
POTE N SIAL: Joko Widodo, presiden R I.
Yang Potensial menjadi Aktual
• Sesuatu disebut ”aktual” bila ia
nyata eksis sekarang. Karena itu, kita
bisa katakan bahwa sesuatu
tersebut berada dalam “aktualitas”-
AKTUAL: Toy ota Kijang SE KAR AN G AKTUAL: Motor
POTE N SIAL: Motor nya.

• Sesuatu disebut ”potensial” bila ia


bisa mewujud menjadi hal lain
secara tertentu, tapi hal lain itu
AKTUAL: Seny awa NaCl (garam dapur)
POTE N SIAL:N aOH + HCl belum nyata eksis sekarang. Dengan S E K AR ANG AK TUAL : NaOH (bahan baku sabun) + H Cl(bahan
baku plastik)

kata lain, ia memiliki “potensialitas”


yang mungkin bisa berwujud
apapun.
Yang Potensial menjadi Aktual
“KEMUNGKINAN” ADALAH REAL SECARA ONTOLOGIS

➢ PERUBAHAN ADALAH FENOMENA DUNIA INI; IA KITA JUMPAI DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI.

PERUBAHAN MENGANDAIKAN KEMUNGKINAN ,


➢ KARENA SETIAP
MAKA KEMUNGKINAN haruslah BERSIFAT REAL
SECARA ONTOLOGIS.
SESUATU DI DUNIA INI PUNYA “KEKUATAN” (POWERS)
SEKALIGUS “KELEMAHAN” (LIABILITIES)
❑Kekuatan dari sesuatu =
kemampuan sesuatu itu untuk
mempengaruhi atau
mengubah sesuatu yang lain
(termasuk dirinya sendiri).
❑K elemahan dari sesuatu =
kemampuan sesuatu itu untuk
dipengaruhi atau diubah
oleh sesuatu yang lain.
Kekuatan dan Kelemahan
dari sesuatu ibarat dua sisi
dari keping mata uang
sama.
SESUATU DI DUNIA INI BERSIFAT “EMERGENT”
Proses “emergence” ialah suatu proses kombinasi atau
bergabungnya dua atau lebih elemen-elemen yang
berbeda yang membentuk suatu realitas yang sama
sekali baru dan unik yang berbeda dan tak dapat
direduksi menjadi elemen-elemen pembentuknya.

Contoh 1: Senyawa molekul AIR (H 2O) adalah realitas emergent = Hidrogen (H) adalah atom = Oksigen (O) adalah atom
yang terbentuk dari 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom oksigen yang bersifat gas, yang yang bersifat gas, yang
punya kekuatan untuk
(O) yang berrelasi secara tertentu. menyulut api.
punya kekuatan untuk
menyulut api.

Contoh 2: Benda KAYU adalah realitas emergence yang = Air (H2O) adalah senyawa
terbentuk dari tumpukan beraneka banyak senyawa molekul molekul yang bersifat cair,
yang berbeda. yang punya kekuatan untuk
memadamkan api.
Contoh 3: MANUSIA adalah realitas emergence yang
terbentuk dari tumpukan senyawa-senyawa molekul yang
berbeda yang bersifat emergence (membentuk realitas
biologis) dan plus ”ruh” (spirit), aspek psikis, dll. Begitu membentuk satu “form” tertentu, suatu
Contoh 4: Masyarakat (society) adalah realitas emergence realitas emergent tertentu punya karakteristik
yang terbentuk secara developmental dari relasi-relasi antar dan kekuatan-kekuatan yang berbeda dari
individu-individu (social relations) yang berlangsung ajeg
dan relatif lama. elemen-elemen pembentuknya.
KLASIFIKASI SAINS BERDASARKAN KARAKTERISTIK/KEUNIKAN
ANTAR STRATA-STRATA REALITAS
Strata Realitas Realitas emergen dengan “emergent powers” (menjadi basis dari Klasifikasi Ilmu/Sains
klasifikasi sains/ilmu)
Terbentuk secara emergent dan developmental dari realitas strata Ilmu-ilmu sosial: sosiologi,
individu/personal. Misalnya: pranata keluarga, politik, ekonomi, agama, antropologi, ilmu politik, ilmu K
S Strata Sosial pranata media, hukum, dan pranata pendidikan, serta “objek-objek (yang ekonomi
e E diproduksi secara) sosial” seperti dokumen sejarah, artefak, teknologi,
a
u
s
m m ideologi, pemikiran, dll. a
a Strata Individu/ Terbentuk secara emergence dan eksistensial dari tumpukan/gabungan Ilmu Psikologi dan cabang- s
k e Persona realitas strata biologis plus ruh/spirit/jiwa, dan lain-lain. cabangnya
i K
i r a
n Terbentuk secara emergent dari tumpukan gabungan dari realitas strata Ilmu Biologis dan cabang2nya u
g fisikal. Misalnya: sistem gerak, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, seperti Ilmu Fisiologis, Botani, s
K e Strata Biologis sistem eksresi,sistem reproduksi, sistem koordinasi, struktur dan sistem gerak Zoologi, Mikrobiologi, Virologi. a
o tubuh tumbuhan, kelangsungan hidup organisme, pewarisan sifat, dll.
n s
m
p
i
c Strata
Terbentuk secara emergent dari tumpukan gabungan realitas strata atomik.
Misalnya: air, kayu, bebatuan, meja, kursi, mobil, dll yang bersifat materi
Ilmu Fisika Umum dan cabang-
cabangnya seperti Astronomi dan
l
e e Fisikal/Kimiawi fisik pembentuk alam semesta. Ilmu Kimia (dan ranting-
rantingnya seperti biokimia, kimia
k
anorganik, kimia organic, dll)
s
Strata Atomik Terbentuk secara emergent dari realitas strata sub partikel atomic (electron, Ilmu Fisika Atomik, Fisika partikel
proton, neutron). Misalnya: Hidrogen, Oksigen, Karbon, Seng, Natrium, dll.
ELING LAN WASPODO

COMMON
SENSE
SCIENCE
“THOU SHALT COMMIT
ONTOLOGY”
“GURU SPIRITUAL SAYA
ADALAH REALITAS ,DAN
GURU REALITAS SAYA
ADALAH SPIRITUALITAS”
EPISTEMOLOGI

36
EPISTEMOLOGI

epistemologi

Teori Pengetahuan

Bagaimanakah kita (manusia/ilmuwan) bisa


mengetahui realitas??
SIAPAKAH KITA, MANUSIA INI?

Manusia => makhluk yang bertubuh dan berotak,


yang punya aspek-aspek jasmani dan rohani, yang
dianugerahi potensi-potensi dan kapasitas-kapasitas
yang luar biasa sekaligus juga yang punya
keterbatasan-keterbatasan.

Pengetahuan ilmiah/saintifik tentang manusia di atas


bersifat koheren secara eksternal dengan wawasan yang
bersumber dari firman Allah:
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk/keadaan yang sebaik-baiknya”
ANEKA POTENSI DAN KAPASITAS MANUSIA
Anugerah potensi dan kapasitas yang dimiliki manusia
1 Berkesadaran (conscious being)
2 Bertindak secara nir-sadar (unconscious) Ada orang-orang yang
3 Memahami atribut kuantitas, kualitas, waktu, dan ruang ingkar secara
yang ada teori/diskursus/
4 Membangun gambaran mental/kognitif di benaknya omong-omong,
5 Membuat pilihan sadar dan mengambil keputusan
6 Hidup dalam kesadaran praktis (tacit knowledge)
TAPI mereka
menjalankan atau
7 Menentukan atribusi kausal (hubungan sebab-akibat) mendayagunakannya
8 Membangun kepentingan bersama (interest formation) dalam praktik entah
9 Merasakan emosi yang mendalam, kompleks, dan intens secara diam-diam atau
10 Mengingat sesuatu dalam jangka panjang, episodik, terus-terang .
kompleks dan luas.
…LANJUTAN
Anugerah potensi dan kapasitas yang dimiliki manusia
11 Memahami secara intersubjektif (sehingga interaksi sosial
menjadi mungkin)
12 Berkreasi, berinovasi, dan berimajinasi Ada orang-orang yang

13 Menjadi penyebab efisien/pelaku bagi tindakan dan


ingkar secara
interaksinya teori/diskursus/om
14 Menemukan dan menggunakan teknologi ong-omong,
15 Mengembangkan, merekayasa dan membudidayakan
sesuatu yang bersifat material
TAPI mereka
menjalankan atau
16 Melakukan transendensi-diri mendayagunakannya
17 Membuat, memahami, dan mengkomunikasikan makna- dalam praktik entah
makna secara diam-diam atau
18 Membuat simbolisasi terus-terang.
19 Menggunakan bahasa
20 Menyusun dan menceritakan kembali narasi
…LANJUTAN
Anugerah potensi dan kapasitas yang dimiliki manusia
21 Mampu memberi penilaian (valuasi)
22 Mengantisipasi masa depan
(sejam/sehari/sebulan/setahun/dst akan datang) Ada orang-orang yang
23 Membentuk identitas ingkar secara
24 Melakukan refleksi-diri (muhasabah) teori/diskursus/om
25 Melakukan penalaran abstrak ong-omong,
26 Mencari/menemukan kebenaran TAPI mereka
27 Punya kesadaran moral dan mampu memberi penilaian menjalankan atau
moral (moral judgment) mendayagunakannya
28 Membangun/berbuat kebajikan dalam praktik entah
secara diam-diam atau
29 Menikmati estetika dan membuat penilaian estetis
terus-terang
30 Membangun cinta kasih, compassion, dan
companion (perserikatan/persekutuan)
antarpribadi.
TIDAK ADA SAINS/ILMU, TANPA MANUSIA YANG
MENYELIDIKI REALITAS DUNIA
SESUATU DI DUNIA INI TERDIFERENSIASI , TERSTRATIFIKASI ,
BERSIFAT EMERGENT DAN BISA BERUBAH

Bahwa ada sesuatu di


dunia ini selain
manusia (entah Ada orang-orang
manusia tahu ataukah yang ingkar secara
tidak) bersifat koheren teori/diskursus/omong
secara eksternal -omong, TAPI
dengan wawasan yang mengakuinya dalam
bersumber dari Kitab
praktik entah secara
Suci: “Tuhan
menciptakan langit
diam-diam atau terus-
dan bumi serta isinya terang
bil-haq”.
“KENALILAH DIRIMU SENDIRI…”
Ada banyak sesuatu/hal di dunia
ini. MANUSIA HANYALAH SALAH
SATU DARI SESUATU tersebut.

Dengan kapasitas-kapasitas dan


keterbatasan yang dimilikinya,
manusia/ilmuwan berupaya untuk
memahami realitas dunia ini

MEMAHAMI realitas = Contrual


≠ Construction
“KENALILAH DIRIMU SENDIRI…”
Tidak ada realitas di dunia
kecuali persepsi saya tentangnya

Tidak ada realitas di dunia


kecuali pengetahuan saya
tentangnya

Tidak ada realitas di dunia


kecuali bahasa atau diskursus
saya tentangnya
Tidak ada realitas di dunia
kecuali kepentinganku
terhadapnya
“SEMIOTIC TRIANGLE”
Teori makna
Jangan buang “penanda”.
Signifier/Penanda Membuang “penanda” membuat
(kata, simbol) kita tidak bisa mengatakan
apa-apa tentang dunia ini.

Jangan buang “petanda”. Jangan buang “Referent”.


Membuang “petanda” membuat Membuang “referent”
kita kehilangan makna; kita Segitiga
membuat kita kehilangan
tidak bisa mengenali objek- semiotik
objek di dunia ini yang realitas dunia ini.
berbeda-beda dan kompleks Orang ngomong semau-
maunya.
Signified/Petanda Referent/Rujukan
BENAR (menggambarkan)
(konsep, makna) (objek-objek intransitif di dunia)
Sebagian besar realitas dunia ini
bersifat independen dari
penggunaan bahasa.
SARANA-SARANA MANUSIA MENGETAHUI DUNIA INI
Ada banyak sesuatu/hal di dunia ini; terdiferensiasi,
terstratifikasi, bersifat emergent dan bisa berubah ▪ Panca indera ▪ Instrumen/alat
bantu: teleskop,
mikroskop, Sinar-X
dll.

▪ Penalaran akal budi


(retroduksi, abduksi,
PERSEPSI induksi, deduksi, dll)

▪ Pengetahuan terdahulu

▪ Imajinasi berbasis
Ilmuwan atau non-ilmuwan pengetahuan

▪ Bahasa : sangat penting tapi bukan satu-satunya terpenting . Dengan


Bahasa, para ilmuwan (a) menamai sesuatu di dunia ini yang terdiferensiasi; dan (b)
“Dia mengajarkan kepada Adam berkomunikasi dengan kolega dan para pembacanya (bangun mutual-understanding ).
semua nama-nama (benda)”
ILMUWAN MENYELIDIKI
REALITAS DI DUNIA
DENGAN METODE DAN
SARANA YANG RELEVAN
DENGAN OBJEK YANG
DISELIDIKI
PARA ILMUWAN MENYELIDIKI REALITAS DI DUNIA
DENGAN METODE-2 DAN SARANA-2 YANG
RELEVAN DENGAN OBJEK-OBJEK REALITAS YANG
MEREKA SELIDIKI
Strata-2 Sesuatu atau entitas-entitas dlm aneka strata, dgn Klasifikasi
Realitas karakteristik, kapasitas & kekuatan-2 yang beda disiplin sains - Realitas Strata Sosial/Masyarakat (pranata-
Strata Pranata ekonomi, pranata politik, pranata Ilmu-ilmu pranata sosial atau struktur sosial)
Sosial pendidikan, pranata sains, pranata media, sosial -dengan - Realitas strata sosial bersifat “sui generis” (unik
pranata hukum, pranata agama, pranata metode/sarana pada dirinya sendiri), yakni punya karakteristik2
keluarga, dan objek-objek sosial (ideologi, riset ilmiah
filsafat, tekno, produk-produk rekayasa sosial, yang relevan
dan kekuatan2 yang tidak bisa direduksi
dll) menjadi sekadar kapasitas/kekuatan-kekuatan
k
a
yang dimiliki individu-individu belaka. Meskipun
u “sui generis”, realitas strata sosial bekerja
Strata Individu/pribadi/persona manusia (makhluk Ilmu psikologi
/Ilmu jiwa -
k s karena dioperasikan oleh manusia juga
Individu psyco-socio-biologis, memiliki ruh/spirit/jiwa, a
atau punya aneka potensi2, kapasitas2, dengan a s (bukan oleh demit atau bebatuan)
Persona kekuatan2 dan juga kelemahan2 dan metode/sarana u i
- REALITAS STRATA SOSIAL sangat “POWERFUL”: ia
riset ilmiah yang
keterbatasan2) relevan s bisa mempengaruhi atau mengubah realitas
Strata ….. Ilmu Biologi a strata-strata di bawahnya (kurang kompleks).
Biologis s - Dalam aneka pranata-pranata sosial ini ada:
Strata ….. Ilmu Fisika i (1) kekuatan yang
Fisikal/ dan Kimia memberdayakan/mencerahkan,
Kimiawi menumbuhkembangkan/ dst dan (2) kekuatan
Strata ….. Ilmu Atom yang menindas/meminggirkan, dst.
Atomik
- Meskipun powerful, realitas strata sosial bisa
berubah/diubah oleh pribadi-pribadi. (meski
Koheren secara eksternal dengan pengetahuan lain bersumber dari tidak mudah). Guru/Dosen
Kitab Suci: “Manusia diciptakan dari saripati tanah” (Al-Mu’minun: 12)
Strata-2 Sesuatu atau entitas-entitas dalam strata Klasifikasi
Realitas dengan kapasitas & kekuatan-2 yang Disiplin sains Prof. Leslie Sklair @LSE
berbeda
Strata Ilmu-ilmu
Sosial Pranata ekonomi, pranata sosial -
politik, pranata pendidikan, dengan
pranata sains, pranata media, metode/sara
pranata hukum, pranata agama,, na ilmiah
pranata keluarga, dan objek-objek yang relevan k
sosial (ideologi, filsafat, tekno, a
u
produk-produk rekayasa, dll)
k s
Strata Individu/pribadi/persona manusia Ilmu psikologi a
Individu (makhluk psyco-socio-biologis, memiliki /Ilmu jiwa -
a s
atau ruh/spirit/jiwa, punya aneka potensi, dengan metode u i

Persona kapasitas, kekuatan dan juga /sarana ilmiah s


kelemahan dan keterbatasan- yang relevan a
keterbatasan)
s
Strata ….. Ilmu Biologi i
Biologis
Strata ….. Ilmu Fisika
Fisikal/ dan Kimia
Kimiawi
Strata ….. Ilmu Atom
Atomik
KRISIS : LINGKUNGAN, PERUB IKLIM
KRISIS: PERANG, KONFLIK, PENGUNGSI
KRISIS: KORUPSI, KEMISKINAN, KETIMPANGAN
MENGAPA SEBAGIAN ORANG INGKAR TERHADAP
KEBENARAN??
KATA PARA PENINDAS:
“Kebenaran adalah kebohongan yang diulang
seribu kali”.
(ADOLF HITLER).

“Kebohongan yang diulang-ulang akan


diterima sebagai kebenaran”.
(Paul Joseph Goebbel)
MENGAPA SEBAGIAN ORANG INGKAR TERHADAP KEBENARAN??

“Tidak ada kebenaran; CONTOH INGKAR/MENYANGKAL


kebenaran itu ilusi…..” DALAM TEORI/DISKURSUS/OMONG2,
TAPI JALAN/AFIRMASI DALAM
PRAKTIK.

Bila memang tidak ada kebenaran, kenapa Si Doi


masih ada di dalam ruang gedung kampus, seolah-
olah Si Doi percaya adanya kebenaran bahwa
gedung kampus dimana dia dan (maha)siswa
berada sekarang ini tidak bakal runtuh
(berdasarkan struktur intrinsik bangunan gedung yang kokoh
) setidaknya selama Doi mengajar??!
SAINS/ILMU SEBAGAIMANA YANG BENAR-BENAR
DIPRAKTIKKAN OLEH SAINTIS
SAINS INGIN MENEMUKAN “MISTERI ATAU
Penyebab: entitas-entitas,
RAHASIA“ DUNIA INI.
BASIS DARI
HUKUM
struktur-struktur atau relasi- KALAU BUKAN MISTERI, NGAPAIAN DICARI??!!
relasi, kapasitas-kapasitas,
KAUSAL
kekuatan-kekuatan, Domain REAL
mekanisme-mekanisme
pada sesuatu
MISTERI TERSEBUT ADALAH
“KAUSA”/“PENYEBAB”
Fenomena/Peristiwa Domain AKTUAL DARI SESUATU/FENOMENA/PERISTIWA
aktual, entah yang
teramati maupun DI DUNIA.
yang tidak terketahui.

ILMUWAN BERIKHTIYAR UNTUK MEMBERI


Domain EMPIRIS EKSPLANASI/MENJELASKAN: BAGAIMANA SESUATU
(pengalaman
Fenomena/Peristiwa
empiris: yang dan observasi) ADA SEBAGAIMANA ADANYA (hasilnya: pengetahuan
teramati/terobservasi atau taksonomik), ATAU MENGAPA SESUATU ATAU PERISTIWA
dialami (termasuk dokumen,
artefak, dll) TERJADI SEBAGAIMANA ADANYA (hasilnya: pengetahuan
eksplanatif)?

UNTUK MENEMUKAN MISTERI TERSEBUT, ILMUWAN BERANGKAT DARI YANG “ZAHIR” (DOMAIN
EMPIRIS DAN AKTUAL) KE MENYINGKAP YANG “BATIN” (DOMAIN REAL).
SAINS/ILMU SEBAGAIMANA YANG BENAR-BENAR DIPRAKTIKKAN
OLEH SAINTIS

Dimensi Objek-objek realitas di KEBENARAN


INTRANSITIF
dunia
(REALISME ONTOLOGIS) ONTOLOGIS
/ONTOLOGIS

Jangan dicampuradukkan –bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan - – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan – bahaya reduksionis - jangan dicampuradukkan

KEBENARAN
Dimensi
TRANSITIF/
EPISTEMOLOGIS
EPISTEMOLOGIS
Usaha manusia/ilmuwan Manusia/ilmuwan bisa menilai secara rasional
untuk mengetahuirealitas. teori/pengetahuan yang lebih akurat dan lebih baik di antara
Hasilnya bisa keliru/fallible klaim-klaim pengetahuan yang saling berbeda dan saling
(RELATIVISME EPISTEMOLOGIS) bertentangan
(RASIONALITAS JUDGMENTAL)
61
KEBENARAN : KEBENARAN ONTOLOGIS & KEBENARAN EPISTEMOLOGIS
Sesuatu di dunia Pengetahuan manusia/ilmuwan ttg
sesuatu di dunia

KEBENARAN ONTOLOGIS => Kriteria kebenaran dalam sains KEBENARAN EPISTEMOLOGIS =>
Kebenaran dari “sesuatu itu sendiri dari klaim pengetahuan: Kebenaran dari klaim-klaim pengetahuan
sebagaimana adanya”. 1. Koherensi internal manusia/ilmuwan tentang sesuatu.
2. Koherensi eksternal
3. Korespondensi trans- Klaim-klaim pengetahuan manusia tentang
posisional sesuatu BISA KELIRU (FALLIBLE) .
4. Praktikal-pragmatis aka.
Kemaslahatan.

Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berulang kali diumumkan. Sebaliknya, kebenaran tidak akan jadi
kesalahan walau tak seorang pun mengetahuinya (Mahatma Gandhi)
KRITERIA KOHERENSI INTERNAL
Kebakaran hutan

KOHERENSI INTERNAL:
Serangkaian pernyataan kita (orang biasa/ilmuwan)
mengenai sesuatu atau kejadian bersifat konsisten secara
internal (berhubungan secara logis) antar pernyataan satu
dengan yang lain.
Kecelakaan lalu lintas
Pendayagunaan akal-budi/intelek secara baik adalah
sangat penting, sehingga kesimpulan-kesimpulan yang kita
tarik sungguh-sungguh tepat benar.
KRITERIA KOHERENSI EKSTERNAL
KOHERENSI INTERNAL:
Kebakaran hutan
Pengetahuan kita (orang biasa/ilmuwan) mengenai sesuatu atau kejadian
bersifat konsisten secara ekternal dengan pernyataan-pernyataan dari
pengetahuan lain yang sudah kita percaya juga kebenarannya.
Contoh:
Pengetahuan mengenai kerusakan hutan yang diakibatkan pembakaran hutan
secara ugal-ugalan koheren secara eksternal (konsisten/tidak bertentangan)
dengan pengetahuan lain yang menyatakan bahwa “kerusakan di daratan dan
Kecelakaan lalu lintas di lautan adalah ulah perbuatan manusia.” (Al-Quran).
Jika ada dua sistem pengetahuan yang berbeda, dan keduanya tampak saling
bertentangan antar satu sama lain, padahal keduanya sama-sama diyakini
kebenarannya, maka para ilmuwan biasanya akan mencari penjelasannya.

Koherensi eksternal diperlukan untuk membantu ”laku-


lampah”/”ngelmu” (theory-practice consistency)
orang-orang dalam praktik hidup sehari-hari (juga praktik ilmiah). Misalnya,
dengan menimbang aspek kemaslahatan yang lebih luas.
KRITERIA KORESPONDENSI TRANSPOSISIONAL
Kebakaran hutan

KORESPONDENSI TRANSPOSISIONAL:
KONTEN pernyataan-pernyataan kita (orang
biasa/ilmuwan) mengenai sesuatu atau kejadian
bersesuaian dengan sesuatu atau kejadian tersebut.
Transposisional => pernyataan/pengetahuan/teori kita
Kecelakaan lalu lintas
tentang sesuatu tidak sama dengan sesuatu itu sendiri.
Contoh: kita minum air untuk menghilangkan rasa
dahaga; bukan minum teori/pengetahuan tentang air.
KRITERIA PRAKTIKAL-PRAGMATIS AKA.
KEMASLAHATAN
Kebakaran hutan
PRAKTIKAL-PRAGMATIS AKA. KEMASLAHATAN:
Pernyataan-pernyataan kita mengenai sesuatu atau kejadian
memiliki kegunaan atau manfaat atau kemaslahatan praktis
dalam kehidupan manusia.
“Kemaslahatan” di sini termasuk:
- Tumbuh kembangnya setiap orang sebagai kondisi bagi
Kecelakaan lalu lintas tumbuh kembangnya semua”.
- Addhoruriyatul khomsah: menjaga kehidupan jiwa manusia,
agama, akal budi, kehormatan dan harta.
Mengapa orang perlu kebebasan hidup, karena hidup manusia itu
penting/berharga. Mengapa orang perlu kebebasan beragama, karena
agama itu penting. Mengapa orang perlu kebebasan berpikir, karena
berpikir itu penting.
RASIONALITAS JUDGMENTAL

Pengetahuan manusia mengenai sesuatu di dunia ini


bisa keliru (fallible).
Karena itulah PARA ILMUWAN BIASANYA BERSIKAP
RENDAH D HATI:
mereka bersedia dikoreksi, sebagaimana yang
biasa dilakukan oleh para ilmuwan
RASIONALITAS JUDGMENTAL
MESKIPUN PENGETAHUAN MANUSIA BISA KELIRU; ini bukan
berarti bahwa semua pengetahuan manusia tentang satu hal tertentu sama akurat
dan sama baiknya.
Jika ada klaim-klaim pengetahuan yang berbeda dan saling bertentangan tentang satu hal tertentu, maka para
ilmuwan melakukan penilaian rasional terhadap klaim-klaim mana yang lebih akurat dan lebih baik
ketimbang klaim-klaim yang lain-lainnya.

Jika semua pengetahuan sama mutunya (sama akurat dan sama baiknya),
maka buat apa orang-orang belajar dan keluar banyak tenaga dan uang.
Kenyataannya, para orang tua mengirimkan anak-anak/remaja/dewasa (jumlahnya jutaan)
belajar mencari ilmu di pesantren-pesantren, atau di lembaga-lembaga pendidikan dari SD
hingga perguruan tinggi!!!
YUUK… MENJADI BAGIAN DARI PROBLEM SOLVING
"Para filsuf hanya memberikan interpretasi yang berbeda
kepada dunia, yang penting ialah mengubahnya”

TRANSFORMASI
ATAUKAH REPRODUKSI?

Bagaimana kita mau mengubah, kalau kita tidak


memahami realitas dunia ini secara lebih
akurat dan memadai???!!
PENYANGKALAN TERHADAP KEBENARAN SUNGGUH
SANGAT MERUGIKAN BAGI IKHTIYAR-2 MANUSIA UNTUK
MELAKUKAN TRANSFORMASI DIRI DAN TRANSFORMASI
SOSIAL YANG BERMAKNA

“Kebenaran adalah kebohongan yang diulang seribu kali”.


(ADOLF HITLER).

“Kebohongan yang diulang-ulang akan diterima sebagai kebenaran”.


(Paul Joseph Goebbel)

“Tidak ada kebenaran; kebenaran itu ilusi”.


(FULAN)
“AL-’ULAMA WAROSTATUL AMBIYA”

PARA ILMUWAN/’ALIM YANG SEJATI ADALAH


PEWARIS, PENERUS, PEMIKUL, PEMBAWA, DAN
PEWARTA NILAI-NILAI PROFETIK KENABIAN
PARA ILMUWAN “DITRAINING” AGAR PUNYA KAPASITAS
DAN KAPABILITAS UNTUK MEMPRODUKSI SAINS
* Manusia dianugerahi potensi dan kapasitas.
Sebagian kapasitas manusia bersifat “emergent”,
yakni terbentuk dari gabungan kapasitas-kapasitas
yang sudah dimilikinya.
* Tidak semua potensi manusia berkembang dengan
baik menjadi kapasitas, lalu menjadi kapabilitas.
Lingkungan dan konteks (sosial dan alam) sangat
berpengaruh. Ada lingkungan yang menghambat,
atau sebaliknya yang memungkinkan
tumbuhkkembanganya potensi2 tersebut.
* Lingkungan (sosial) turut mempengaruhi
perkembangan kapasitas-kapasitas manusia.
Misalnya, para calon ilmuwan “ditraining” atau
“dididik” (di lingkungan tertentu: pesantren, sekolah,
PT, lembaga riset) lebih dulu agar dapat memproduksi
pengetahuan ilmiah.
TRAINING ILMUWAN
Para ilmuwan ditraining atau dididik untuk bisa:
➢ Mencari dan menemukan bukti-bukti
empiric tentang bagaimana/mengapa sesuatu/peristiwa
ada atau terjadi sebagaimana adanya..

➢Mendayagunakan akal budi

Penggunaan akal-budi sangat penting untuk memahami realitas dunia. Penegasan ini punya koherensi eksternal dengan
pengetahuan yang kita peroleh dari kitab suci (ada tak kurang dari 100 ayat):
‫س ِط َح إ‬
‫ت‬ ُ ‫إف‬َ ‫ض َكي‬ ِ ‫اْل إر‬ َ ‫ َو ِإلَى إ‬. ‫ت‬ ‫ص َب إ‬ َ ‫ َو ِإلَى الإ ِج َبا ِل َكي‬. ‫ت‬
ِ ُ ‫إف ن‬ َ ‫ َو ِإلَى ال َّس َم ِاء َكي‬. ‫ت‬
‫إف ُر ِف َع إ‬ ‫إف ُخ ِلقَ إ‬
َ ‫ٱْل ِب ِل َكي‬ َ ‫أَفَ ََل َينظُ ُر‬
ِ ‫ون ِإلَى إ‬
‫ون‬ َ ‫ص ُّم الإب ُ إك ُم الَّ ِذ‬
َ ُ ‫ين ََل َيعإ ِقل‬ ِ َّ ‫اب ِعنإ َد‬
ُّ ‫َّللا ال‬ ِ ‫ِإ َّن ش ََّر ال َّد َو‬
‫ير‬
ِ ‫ب ال َّس ِع‬ ‫َوقَالُوا لَ إو كُنَّا نَ إس َم ُع أَ إو نَعإ ِق ُل َما كُنَّا فِي أَ إ‬
ِ ‫ص َحا‬
Ayat-ayat yang berisi seruan Allah untuk mendayagunakan anugerah akal-budi tersebut biasanya selalu didahului oleh
kisah-kisah tentang keagungan alam semesta dan seisinya (dan manusia sendiri adalah bagian darinya), dan juga sejarah
manusia atau kaum-kaum di masa lampau, dan penyesalan bagi mereka yang tidak menggunakan akal-budi mereka.
Bukti-bukti empiriK ttg apa…?
“KAUSA”/“PENYEBAB”
DARI SESUATU ATAU
FENOMENA ATAU PERISTIWA DI
DUNIA.

Proses-proses kausal yang real


&
Mekanisme-mekanisme kausal
yang real

• PARA ILMUWAN BERANGKAT DARI “YANGZAHIR” (DOMAIN EMPIRIS DAN AKTUAL) KE MENYINGKAP “YANG BATIN” (DOMAIN REAL).
• DAN BAHWA “YANG BATIN” TERSEBUT BENAR-BENAR BEROPERASI SECARA EFEKTIF MENYEBABKAN/MENGHASILKAN/MEMPRODUKSI “YANG ZAHIR”
Tidak ada (minimum) kekuatan-kekuatan penghambat yang berasal dari:
• Relitas strata sosial: pranata-pranata sosial (termasuk produk-produk yang
dihasilnya: ideologi, filsafat, ilusi-ilusi) yang mereproduksi permusuhan, penindasan,
kebencian, egosentrisme, nihilism moral dan intelektual, irealisme, penyangkalan thd
kebenaran, dll.
• Realitas strata pribadi: trauma, stress, dendam, rasa takut, apatisme, invantilisme, dll

KAUSA/
PENYEBAB
Beroperasi/bekerja efektif

KAPASITAS-2 DAN KEKUATAN-2 DALAM DIRI MEREKA BERTUMBUH


KEMBANG DENGAN BAIK + PRANATA-2 SOSIAL PENDUKUNG:
• Memupuk kasih sayang, bela-rasa, dan kerjasama antar-
pribadi,
• Memupuk, merawat dan berbuat kebajikan,
• Menikmati estetika dan membuat penilaian estetis,
• menemukan kebenaran,
• Kesadaran moral terbangun dan mampu memberi
penilaian moral,
• Memahami secara intersubjektif, dll
Akal-budi… untuk apa?
Para (calon) ilmuwan “ditraining” atau “dididik” untuk
mendayagunakan akal-budi agar mampu menalar
dengan baik.
Aneka jenis penalaran dalam aktivitas ilmiah sebagaimana
yang benar-benar dipraktikkan oleh para ilmuwan:

➢Retroduktif,
➢Abduktif; bukan hanya
➢ Deduktif, dan
➢ Induktif
PENALARAN RETRODUKTIF Hemm… Apa-apa saja
entitas2/potensi2/kapasitas2/kekuatan2/relasi2/str
uktur2 atau kondisi2 sosialdanmekanisme2 yang
harus ada (meskipun “unobservable”) dan
yang kemungkinan besar beroperasi secara
Retroduction (Retro = “Runut-balik” & Duction: “Gerak mata akal- efektif, yang membuat fenomena/peristiwa
budi”), Aka. “argumen transendental”. tersebut terjadi begitu?

Retroduksi adalah jenis penalaran yang Ilmuwan mendayagunakan


bertujuan untuk menemukan premis- ? kreativitas, imajinasi, analogi
dan metafor
premis “dunia real” ketika suatu ?
?

kesimpulan (fenomena/peristiwa yang ?


?
manifest, atau outcome tertentu yang menjadi
perhatian) sudah ada.

- Dengan kata lain, ilmuwan menarik


kesimpulan (berangkat) dari efek-efek
fenomena/peristiwa yang terobservasi ke
struktur-struktur penjelas (atau kekuatan-
kekuatan kausal yang tersembunyi). Kesim
pulan

Fenomena/peristiwa yang manifest


atau outcome
Fenomena

KONTEKS /LINGKUNGAN PENGARUH + MEKANISME-2 KAUSAL = Empiris


atau
Outcome

Hemm… Apa-apa saja


entitas2/potensi2/kapasitas2/kekuatan2/relasi2/struktur2 atau
kondisi2 sosial dan mekanisme2 yang harus ada (meski
“unobservable”) dan kemungkinan besar beroperasi
secara efektif, yang membuat fenomena/peristiwa tersebut terjadi
begitu?

“Deep” Stratification

TIPE PENALARAN RETRODUKTI F:


• APA HAL-HAL YANG HARUS ADA PADA SESUATU SEHINGGA SESUATU ITU
BISA ADA SEBAGAIMANA ADANYA?
• APA HAL-HAL YANG HARUS ADA SEHINGGA SUATU PERISTIWA BISA TERJADI
SEBAGAIMANA ADANYA?
• APA HAL-HAL YANG HARUS ADA SEHINGGA MANUSIA BISA ADA
SEBAGAIMANA ADANYA?
• APA HAL-HAL YANG HARUS ADA YANG MEMUNGKIN ADANYA SAINS?
FENOMENA/PERISTIWA DI DUNIA TERJADI KARENA ADA
SESUATU ATAU KEKUATAN2 YANG SALING PENGARUH- Hemm… Apa-apa saja
MEMPENGARUHI. ADA PENGARUH-PENGARUH YANG LEBIH entitas2/potensi2/kapasitas2/kekuatan2/relasi2/
struktur2 ataukondisi2 sosialdan mekanisme2
KUAT KETIMBANG YANG LAIN yang harus ada dan kemungkinan besar
beroperasi secara efektif, yang membuat
fenomena/peristiwatersebut terjadi begitu?

? Ilmuwan mendayagunakan kreativitas, imajinasi,


analogi dan metafor
?
?

? ?

Kesim
pulan

Fenomena/peristiwa yang manifest


atau outcome
ILMUWAN BIASANYA MELAKUKAN GENERALISASI. SUATU GENERALISASI TIDAK BISA DILAKUKAN
PADA LEVEL PERISTIWA EMPIRIK, MELAINKAN PADA KEKUATAN-KEKUATAN YANG SUNGGUH-
SUNGGUH BEROPERASI DALAM KONTEKS/LINGKUNGAN DAN WAKTU TERENTU
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHITUNGKAN SECARA
RETRODUKTIF:
❑Si Nenek tidak dapat
memenuhi kebutuhan pangan,
sandang, papan.
❑Pranata agama gagal
menyantuni umatnya.
❑Pranata politik gagal
menjamin
kesejahteraan/kecukupan hidup
warganya yang paling rentan
(LANSIA).
MENGAPA NENEK ASYANI ❑dll
MENCURI?
Transdiksi adalah pengambilan
kesimpulan dari yang
terobservasi ke yang tak
terobservasi.

TIPE Transduksi adalah pengambilan


PENALARAN kesimpulan dari sistem yang
tertutup ke sistem yang terbuka.
SERUPA
Retrodiksi adalah pengambilan
kesimpulan dari efek-efek ke
penyebab, atau dari keadaan
sistem sekarang ke keadaan
sistem yang sebelumnya.

82
Ilmu/Sains membantu kita Mengenali Diri Sendiri.
Siapa yang mengenali diri sendiri akan mengenali potensi-potensi,
kapasitas-kapasitas dan kekuatan-kekuatan Yang dianugerahkan
pada kita.
Siapa yang tidak mampu mengontrol dirinya sendiri akan
dikontrol oleh sesuatu atau kondisi-kondisi (prestise, gelar, jabatan,
“ideologi politik maupun ideology filsafat”, dll) yang munkin akan
membuat kita jatuh “Lupa Diri”
Muhammad Nurul Huda

Mhnur ulhuda@un usia. ac.i d

TERIMAKASIH
84

Anda mungkin juga menyukai