Anda di halaman 1dari 9

Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

LAPORAN KASUS

Aspek Medikolegal Korban Luka Akibat Trauma Tumpul

Asan Petrus
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan
Email:asanpetrus95@gmail.com

Abstrak: Pendahuluan Kekerasan terhadap korban pembunuhan maupun


penganiayaan korban hidup dapat terjadi dalam berbagai bentuk kekerasan/trauma,
dapat berupa kekerasan tumpul, kekerasan tajam maupun bentuk-bentuk trauma
yang lain, baik secara bersama-sama maupun berdiri sendiri-sendiri. Korban trauma
tumpul merupakan korban yang banyak dilayani dalam pelayanan kedokteran
forensic klinik, pada kasus trauma tumpul korban umumnya mengalami luka
memar, luka lecet maupun luka robek. Aspek medikolegal dari suatu trauma dapat
akibat kecelakaan, penganiayaan atau perbuatan sendiri. Kasus dilaporkan sebuah
kasus dengan korban seorang laki-laki, berinisial BB, umur 43 tahun, korban
mengaku telah mengalami penganiayaan oleh sekelompok orang yang tidak
dikenal. Diskusi Pemeriksaan terhadap korban ditemukan luka lecet pada leher
sebelah kanan, punggung sebelah kanan dan kiri, pinggang sebelah kiri.
Kesimpulan Luka yang terjadi pada tubuh korban merupakan luka akibat tindak
pidana dengan kategori penganiayaan ringan dimana akibat luka yang di derita
korban tidak menimbulkan suatu penyakit ataupun berdampak terhadap
pelaksanaan dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan.
Kata kunci: aspek medikolegal, korban luka, penganiayaan, trauma tumpul

Medicolegal Aspects of Injured Victims Due to Blunt Trauma

Abstract: Introduction Violence against victims of killings and mistreatment of


living victims can occur in various forms of violence / trauma, can be in the form
of blunt violence, violent violence and other forms of trauma, both jointly and
independently. Blunt trauma victims are victims who are served a lot in clinical
forensic medical services, in cases of blunt trauma victims generally suffer bruises,
abrasions or torn wounds. The medicolegal aspects of a trauma can result from
accidents, mistreatment or acts of self. Case reported a case with the victim of a
man, with the initials BB, age 43 years old, the victim claimed to have been tortured
by a group of people who are not known. by an unknown group of people. The
examination of the victim found abrasions on the right neck, right and left back, left
waist. Conclusion Injuries that occur on the victim's body are injuries due to
criminal acts in the category of minor maltreatment where the result of injuries
suffered by the victim does not cause an illness or have an impact on the conduct
of carrying out his position or job.
Keywords: medical aspects, injuries, persecution, blunt trauma

Anatomica Medical Journal


34
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

PENDAHULUAN perbuatan sendiri, perbuatan orang


Kekerasan terhadap korban lain atau akibat kecelakaan, lalu
pembunuhan maupun penganiayaan menilai sejauh mana luka tersebut
korban hidup dapat terjadi dalam berdampak terhadap kesehatan dan
berbagai bentuk kekerasan/trauma, pekerjaan korban.
dapat berupa kekerasan tumpul, Kerusakan jaringan akibat benda
kekerasan tajam maupun bentuk- tumpul bergantung pada berbagai
bentuk trauma yang lain, baik secara factor, factor-faktor ini termasuk jenis
bersama-sama maupun berdiri benda yang mengenai tubuh,
sendiri-sendiri. Korban trauma kekuatan benda itu menekan tubuh,
tumpul merupakan korban yang kecepatan benda tersebut bersentuhan
banyak dilayani dalam pelayanan dengan tubuh dan daerah tubuh yang
kedokteran forensic klinik, pada terkena serta luas daerah tubuh yang
kasus trauma tumpul korban terkena. Jika benda itu membengkok
umumnya mengalami luka memar, atau patah ketika mengenai tubuh
luka lecet maupun luka robek. Aspek maka cedera yang ditimbulkan lebih
medikolegal dari suatu trauma dapat ringan oleh karena sebagian kekuatan
akibat kecelakaan, penganiayaan atau yang ada pada benda tadi telah
perbuatan sendiri. Pengetahuan yang digunakan dalam proses
terkait dengan luka/trauma dalam membengkok atau mematahkan
ilmu forensic disebut Traumatologi. benda tersebut. Kadang kala sewaktu
Traumatologi dalam ilmu kedokteran dipukul, tubuh bergerak searah
forensic selain untuk kepentingan dengan pukulan maka ini
pengobatan yaitu penanganan untuk menyebabkan lebih lama kekuatan
penyembuhan luka, juga untuk benda itu berpindah ke tubuh
kepentingan penyelesaian kasus sehingga cedera yang terjadi lebih
hukum yang mana awal pemeriksaan ringan. Begitu juga bila dengan
oleh penyidik diduga ada unsure kekuatan tertentu mengenai
tindak pidana. Ahli forensic akan permukaan tubuh yang lebih luas
menilai luka tersebut berupa kapan maka kekuatan itu akan tersebar
terjadinya, apakah luka terjadi akibat sehingga kekuatan yang mengenai

Anatomica Medical Journal


35
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

tiap satuan luas menjadi lebih rendah bagian yang masih ditutupi epitel dan
sehingga cedera yang terjadi lebih reaksi jaringan disebut luka lecet.1
ringan dibandingkan dengan luas Kualifikasi luka; luka adalah suatu
permukaan tubuh yang lebih sempit. kelainan yang dapat disebabkan oleh
Misalnya benda yang lebih lebar suatu tindak pidana, baik yang
seperti papan menghasilkan cedera bersifat sengaja (intensional),
yang lebih ringan jika dibandingkan ceroboh (recklessness) atau kurang
dengan cedera yang ditimbulkan oleh hati-hati (negligence) merupakan
sebatang besi jika kekuatan yang pengertian luka ditinjau dari sudut
digunakan sama.4 hukum. Berat ringannya hukuman
Luka akibat kekerasan benda tumpul pelaku ditentukan oleh berat
dapat dibagi dalam empat kategori, ringannya luka yang timbul akibat
yaitu: Lebam (kontusi), Abrasi (luka tindak pidana yang dilakukannya
lecet), Laserasi (luka robek), dan terhadap korbannya. Kitab Undang-
Patah tulang. Sering kali keempat undang hukum pidana dalam
kategori luka ini terjadi bersama- menentukan berat ringannya luka
sama, sebagai contoh, retak yang dialami korban didasarkan atas
tempurung kepala biasanya disertai dampaknya terhadap: Kesehatan
oleh laserasi kulit kepala yang jasmani korban, Kesehatan rohani
dikelilingi oleh abrasi dan korban, Kelangsungan hidup janin di
lebam.(4,5,6,7,8) dalam kandungan korban, Estetika
Luka yang yang timbul karena jasmani korban serta pekerjaan
lepasnya lapisan luar dari kulit jabatan atau pekerjaan mata pencarian
(epidermis) dengan ciri: bentuk luka korban.1
tidak teratur, batas luka tidak tegas Luka ringan adalah luka yang tidak
kelihatan, tepi luka tampak tidak rata, menimbulkan suatu penyakit atau
Kadang-kadang bisa ditemukan tidak mengakibatkan halangan dalam
sedikit perdarahan, Permukaannya menjalankan pekerjaan jabatan atau
tertutup oleh krusta, Warna coklat mata pencariannya, sementara Luka
kemerahan, Pada pemeriksaan ringan yang mengakibatkan penyakit
mikroskopik terlihat adanya beberapa atau halangan dalam menjalankan

Anatomica Medical Journal


36
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

pekerjaan jabatan atau mata Keguguran atau kematian janin


pencariannya untuk sementara waktu seorang perempuan keguguran disini
oleh karena korban memerlukan yaitu keluarnya janin sebelum masa
perawatan di rumah sakit disebut luka waktunya, yaitu tidak didahului oleh
sedang.1 proses yang sebagaimana umumnya
Untuk kategori Luka berat adalah terjadi seorang wanita ketika
luka yang sebagai mana diuraikan melahirkan.1
didalam pasal 90 KUHP, yang terdiri
atas: KASUS
Luka atau penyakit yang tidak dapat Korban seorang laki-laki, berinisial
diharapkan akan sembuh dengan BB, umur 43 tahun, datang ke RS
sempurna (tidak berfungsi/cacat). didampingi oleh temannya dengan
Luka yang dapat mendatangkan membawa surat permintaan visum et
bahaya maut (potensi untuk repertum dan dilakukan pemeriksaan
menimbulkan kematian, tetapi dan perawatan medic. Pada
sesudah diobati dapat sembuh). pemeriksaan didapati raut wajah
Luka yang menimbulkan korban murung, korban datang dengan
kehilangan pekerjaannya, Contohnya berjalan sendiri dengan didampingi
trauma pada tangan kiri pemain biola oleh temannya. Tidak tampak pucat,
atau pada wajah seorang peragawati tidak tampak lemah dan dapat
dapat dikatagorikan luka berat jika berkomunikasi dengan baik
akibatnya mereka tidak dapat lagi Temuan pemeriksaan
menjalankan pekerjaan tersebut Leher: dijumpai luka lecet geser pada
selamanya leher sebelah kanan dengan ukuran
Kehilangan salah satu dari panca panjang 4 cm, lebar 2 cm, dengan
indera. jarak 9 cm dari garis tengah tubuh, 6
Cacat berat atau kudung. cm dari telinga kanan. Bentuk luka
Lumpuh. tidak teratur, permukaan luka
Gangguan daya pikir lebih dari 4 berwarna merah kecoklatan. Tidak
minggu. dijumpai tanda-tanda patah tulang
(Gambar 1).

Anatomica Medical Journal


37
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

Punggung; Dijumpai luka lecet geser luka berwarna merah kecoklatan


pada punggung sebelah kiri dengan (Gambar 5). Tidak dijumpai tanda-
ukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, tanda patah tulang.
dengan jarak 4 cm dari garis tengah DISKUSI
tubuh, 15 cm dari puncak bahu kiri. Kasus penganiayaan merupakan
Bentuk luka tidak teratur, permukaan kasus yang cukup sering ditangani
luka berwarna merah kecoklatan oleh dokter, terutama penganiayaan
(Gambar 2). yang disebabkan oleh rudapaksa
Dijumpai luka memar pada punggung tumpul. Pada kasus ini dilaporkan
sebelah kiri dengan ukuran panjang 8 seorang laki-laki yang bekerja
cm, lebar 3 cm, dengan jarak 4 cm sebagai operator computer di
dari garis tengah tubuh, 20 cm dari perusahaan swasta di Medan menjadi
puncak bahu kiri. Garis batas memar korban penganiayaan oleh
tidak tegas, bentuk tidak teratur, sekelompok orang yang tidak dikenal
warna merah kebiru-biruan (Gambar di Pub Entrance Hotel Grand Aston
3). jalan Balai Kota Medan. Akibat
Dijumpai luka lecet geser pada penganiayaan tersebut korban
punggung sebelah kanan dengan menderita luka memar dan luka lecet
ukuran panjang 4 cm, lebar 1 cm, pada beberapa bagian anggota tubuh.
dengan jarak 3 cm dari garis tengah Berdasarkan pemeriksaan yang
tubuh, 24 cm dari puncak bahu kanan. dilakukan, bahwa luka memar dan
Bentuk luka tidak teratur, permukaan luka lecet yang diderita korban jelas
luka berwarna merah kecoklatan menggambarkan adanya kekerasan
(Gambar 4). Tidak dijumpai tanda- (trauma) dengan benda tumpul.
tanda patah tulang. Korban tidak mengeluhkan pusing
Pinggang; Dijumpai luka lecet geser maupun sakit kepala, hanya
pada pinggang sebelah kiri dengan mengalami sakit nyeri pada daerah
ukuran panjang 5 cm, lebar 3 cm, yang luka. Demikian pula korban
dengan jarak 4 cm dari garis tengah tidak mengalami sesak napas, sakit
tubuh, 34 cm dari puncak bahu kiri. perut, mual ataupun muntah. Inilah
Bentuk luka tidak teratur, permukaan salah satu alasan tidak dilakukan

Anatomica Medical Journal


38
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

pemeriksaan tambahan berupa luka yang di derita korban tidak


pemeriksaan Head CT-Scan maupun menimbulkan penyakit atau halangan
foto rontgen dada dan perut korban. dalam menjalankan jabatan atau
Dalam menentukan derajat luka, pekerjaan.
selain melihat kondisi ataupun Laporan kasus ini menyimpulkan
keadaan luka yang diderita dalam bahwa korban mengalami
hubungannya dengan kesehatan penganiayaan ringan oleh karena luka
korban, juga harus diperhatikan jenis yang diderita korban meliputi luka
pekerjaan korban itu sendiri yang memar dan luka lecet akibat trauma
akan berdampak pada kemampuan tumpul. Luka termasuk ringan
dalam menjalankan pekerjaan sebagai dihubungkan dengan kondisi luka itu
mata pencahariannya. Pada kasus sendiri dan pengaruhnya terhadap
melibatkan korban seorang operator kesehatan korban serta pekerjaannya
computer yang mengalami luka sebagai operator komputer.
memar dan luka lecet pada beberapa Dalam pemeriksaan kedokteran
anggota tubuh akibat persentuhan forensik, pasien yang sekaligus
dengan benda tumpul. Hasil dianggap juga sebagai korban harus
pemeriksaan terhadap fungsi organ dilakukan pemeriksaan dengan
tubuh korban tidak ada yang cermat sehingga tidak salah dalam
mengkhawatirkan dan korban menilai dan mengkwalifikasikan
dianggap dapat cukup beristirahat di derajat luka, serta tidak dipengaruhi
rumah beberapa hari dan akan mampu oleh pihak manapun.
melakukan pekerjaannya seperti sedia Aspek hukum
kala. Atas dasar pemeriksaan tersebut Pelaku penganiayaan terhadap korban
yang tertuang didalam laporan tertulis ini dapat dikenakan sebagai tindak
visum et repertum, maka korban pidana yang mengakibatkan
dianggap mengalami luka ringan terjadinya penganiayaan ringan
sesuai KUHP pasal 352 ayat 1. dengan hukuman /sangsi pidana
Penganiayaan ringan merupakan hasil penjara paling lama tiga bulan, sesuai
dari tindakan pidana penganiayaan isi pasal 352 ayat 1 Kitab Undang-
ringan terhadap korban dimana akibat undang Hukum Pidana.

Anatomica Medical Journal


39
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

KESIMPULAN USU Press, Medan, 1989.


Negara kita adalah negara hukum, Hal: 20.
dan setiap warga negara wajib 4. Wahid. SA. Patologi
mengetahui undang-undang yang Forensik. Fakulti Perubatan
berlaku termasuk undang-undang Universiti Kebangsaan
hukum pidana, setiap orang yang Malaysia. Kuala Lumpurb,
mengalami tindak pidana harus 1993. Hal: 131-149.
melaporkan kepada polisi untuk 5. Chadha PV. Catatan Kuliah
dilakukan penyidikan dan Ilmu Forensik dan
penyelesaian disidang pengadilan Toksikologi, Edisi V, Alih
untuk mendapatkan keadilan bagi bahasa: J.Hutauruk, Widya
korban dan sanksi pidana bagi pelaku Medika ,Jakarta 1995. Hal:
serta menimbulkan efek jera sehingga 66-73.
tidak lagi melakukan hal yang sama 6. Amir A. Rangkaian Ilmu
dikemudian hari. Kedokteran Forensik. Edisi
DAFTAR PUSTAKA Kedua. Bagian Ilmu
1. Dahlan. S. Ilmu Kedokteran Kedokteran Forensik dan
Forensik, Pedoman bagi Medikolegal Fakultas
Dokter dan Penegak Hukum. Kedokteran USU, Medan,
Cetakan Ketiga. Universitas 2005.Hal: 75-79.
Diponegoro, Semarang. 2000. 7. Budiyanto.A. Widiatmaka.
Hal: 67,89-91. W. Atmaja. DS, dkk.
2. Gani M. Husni. Ilmu Traumatologi Forensik,
Kedokteran Forensik. Bagian dalam: Ilmu Kedokteran
Kedokteran Forensik Fakultas Forensik, Bagian Kedokteran
Kedokteran Universitas FK-UI, Jakarta. 1999. Hal:
Andalas. Padang, 2002. 37-54.
Hal.27. 8. Hamdani. N. Ilmu Kedokteran
3. Amir. A. Ilmu Kedokteran Kehakiman, Edisi Kedua. PT.
Kehakiman, Bagian Kedua. Gramedia, Jakarta, 1992, Hal:
102-108.

Anatomica Medical Journal


40
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

9. Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan Kitab
Undang-Undang Hukum
Acara Pidana beserta
penjelasannya. Cetakan IV.
Citra Umbara, Bandung,
2009. Hal: 31, 109-110.

Anatomica Medical Journal


41
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 4 No 1 Januari 2021

E-ISSN: 2614-5219

LAMPIRAN

Gambar 1

Gambar 3
Gambar 4

Gambar 2

Gambar 5

Anatomica Medical Journal


42
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Anda mungkin juga menyukai