Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Akhlak
Menurut al-Maidani,1999 akhlak adalah berbagai literatur
terkait konsep akhlak yang menjelaskan sifat di dalam jiwa, baik
bawaan (fitrah) atau didapat dengan usaha (mustajab), yang
menghasilkan efek berupa perilaku terpuji atau tercela.
Dalam Mausu’at Nadrat al-Na’im disebutkan bahwa akhlak
secara Bahasa merupakan bentuk jama’ atau plural dari kata al-
khuluq,yang berarti nama untuk suatu kebiasaan atau pembawaan
seseorang dan tabiat yang ia sudah terlahir dengan membawanya.
Al-jurjani mendefinisikan akhlak ,bahwa akhlak merupakan
pengibaratan tentang sesuatu didalam jiwa yang bersifat
rasikh(mendalam dan kokoh) yang muncul dari perbuatan-perbuatan
dengan begitu mudah tanpa membutuhkan pemikiran (fikr) dan
pertimbangan (rawiyyah). Dan perilaku-perilaku itu jika hal baik maka
disebut akhlak terpuji dan jika hal itu buruk maka disebut dengan
perilaku tercela.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak
Akhlak merupakan sifat yang ada pada manusia yang dapat
berubah. Sifat itu bisa mengarah kepada dua hal yaitu antara kebaikan
dan juga keburukan. Namun, sesuai dengan perintah Syariah bahwa
akhlak bisa dirubah, apabila memiliki perilaku tercela maka dengan
menjauhi akhlak yang buruk. Ini merupakan bagian dari bukti jika
akhlak bisa dirubah. Karena jika akhlak tidak bisa diusahakan, maka
tidak mungkin Syariah memerintahkan untuk berakhlak terpuji dan
melarang akhlak tercela,sebagaimana dalam fikih Islam bahwa “tidak
ada pembebanan kecuali dengan adanya kemampuan, dan tidak ada
pembebanan pada sesuatu yang mustahil dikerjakan.”
Factor umum yang mempengaruhi akhlak yaitu ada tidaknya
hidayah yang didatangkan oleh Allah dan jika kita menjemputnya.
Disini hidayah dibagi menjadi 2 yaitu hidayah taufik dan hidayah
irsyad. Hidayah taufik yaitu tuntunan Allah atas hati seorang hamba
dan pertolongan dari-Nya untuk mengetahui,menginginkan dan meniti
hidayah tersebut. Sedangkan hidayah irsyad yaitu tuntunan yang benar
untuk menuju ke jalan yang benar, dan tuntunan itu dating dari ilmu
yang benar juga.
Seluruh ilmu Syariah adalah hidayah, termasuk juga ilmu tentang
akhlak itu sendiri. Maka dari itu semakin banyak ilmu Syariah maka
akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi semakin berakhlak.
Hidayah yang paling besar datang ketika diberi pengetahuan tentang
keimanan dan diberikan bimbingan oleh Allah untuk mengimani
pengetahuannya itu di dalam hati.
Akhlak seseorang tidak akan bisa dipisahkan dari akidah atau
keyakinannya. Sebagai contoh, rasa malu adalah Mutiara akhlak
seorang muslim. Rasulullah menyebutkan secara langsung jika rasa
malu termasuk kedalam keimanan, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Ibn hibban, Rasulullah bersabda :

“Sifat malu adalah bagian dari iman, dan iman tempatnya di dalam
surge dan buruk perangai adalah bagian dari kelalaian dan kelalaian
tempatnya neraka” (HR. al-Tirmidzi dan Abu Dawud).

Al- qur’an sebagai sumber hidayah telah merinci akhlak bagi seorang
muslim, dan semakin banyak seseorang mempelajari dan memahami
al-Qur’an maka akan semakin banyak hidayahnya dan akan semakin
baik pula akhlaknya. Diantara rincian akhlak dalam Al-Qur’an adalah:
Perintah menepati janji (QS. Al-Isra’[17]:34), larangan berbicara tanpa
ilmu[17]:36),larangan angkuh dalam berjalan sebagaimana tingkah
laku orang sombong (Qs. Al-Isra’ [17]:37),larangan berlebihan boros
dan pelit (QS. Al-Isra’ [17]:26-27 dan 29), perintah berbuat adil dalam
setiap keadaan termasuk pada orang kafir (QS. Al-An’am [6]:152) dan
(QS. al- Maidah [05]:8), perintah tolong menolong dalam kebaikan
dan ketaqwaan serta larangan tolong menolong dalam hal dosa dan
permusuhan (QS. al-Mai’dah [05]:8), perintah tolong menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan serta larangan tolong menolong dalam hal
dosa dan permusuhan (QS. al-Ma;idah [05]:2), ancaman untuk orang
yang dzalim (QS.al-An’am [6]:21), dan masih banyak dalil lainnya
yang menunjukan bahwa al-Quran sebagai sumber hidayah telah
menyebutkan tuntunan akhlak secara terperinci.

C. Sumber-sumber Akhlak
Akhlak bersumber pada Al-Qur’an yang tidak diragukan lagi
keasliannya dan kebenarannya, dengan nabi Muhammad SAW,sebagai
“the living Qur’an”. Akhlak islam adalah sebagai alat untuk
mengontrol suatu sumber yaituAl-Qur’an dan As-sunnah. Dengan
demikian manusia harus selalu mendasarkan pada Al-Qur’an dan As-
sunnah sebagai sumber akhlak.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi sejak awal hingga sebelum masa
lahirnya agama islam selalu menjaga martabat kemanusiaan agar tidak
mengalami penurunan dan berakibat menyamai martabat kebinatangan.
Karena akhlak merupakan buah dari tauhid yang tertanam dalam jiwa
manusia untuk menjadi manusia yang baik dan berbudi luhur, maka
kedudukan akhlak dalam islam sangat penting.
Hamka membagi sumber akhlak sebagai berikut :
1. Al-Qur’an
Al -Qur’an selain dijadikan sebagai pegangan hidup dalam islam,
Al-Qur’an juga dijadikan sebagai dasar dan alat pengukur baik
buruknya akhlak seseorang. Dan apa yang baik dan tercantum
dalam Al-Quran itu berarti baik dan harus dijalankan , sedangkan
apa yang buruk menurut Al-Qur’an berarti tidak baik dan harus
dijauhi. Sebagai dasar Pendidikan akhlak adalah QS. At-Tahrim
ayat 6:
“ Hai orang-orang yang beriman,peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu apa yang diperintahkan.” (QS.At-
Tahrim/66:6).

Anda mungkin juga menyukai