Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS SUBANG

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA : Deden Sutisna


NPM : A1B.18.0025
PROGRAM STUDI : Administrasi Bisnis
MATA KULIAH : Psikologi Industri dan Organisasi
DOSEN : Dr. Hj. Silvy Sondari. G. S.Psi.,MM
Titin Kartini. SE.,MM
HARI/TANGGAL : Kamis, 17 Juni 2021

1. Berikut ini adalah sejumlah variabel psikologi industri dan organisasi yang sering
dijadikan topik penelitian dalam dunia akademik dan juga sering menjadi kajian dalam
dunia praktis.
a) Motivasi Berprestasi (dalam setting kerja)
b) Kepuasan Kerja
Kemudian Anda jelaskan apa saja pemahaman Anda tentang variabel-variabel
tersebut.
Jawab :
a) Motivasi Berprestasi (dalam setting kerja)
Motivasi mengacu pada kekuatan dalam diri seseorang yang menjelaskan arah,
tingkat, dan kegigihan serta upaya yang dilakukan di tempat kerja. Arah, mengacu
pada pilihan seseorang ketika dihadapkan pada sejumlah kemungkinan-
kemungkinan yang ada. Kegigihan, mengacu pada lamanya waktu seseorang untuk
bertahan dengan tindakan yang diberikan. Tingkat, mengacu pada jumlah upaya
yang dilakukan seseorang.
Teori kebutuhan yang lebih komprehensif tentang motivasi, dan teori yang
membahas secara khusus dengan motivasi kerja, adalah teori motivasi berprestasi
David McClelland (McClelland, 1961, 1975). Teori ini menyatakan bahwa tiga
kebutuhan adalah pusat dari motivasi kerja: kebutuhan untuk pencapaian,
kekuasaan, dan afiliasi. Menurut McClelland, orang termotivasi oleh pola
kebutuhan yang berbeda, atau motif, istilah yang dia gunakan secara bergantian.
Faktor-faktor yang menyebabkan motivasi kerja mungkin berbeda dari orang ke
orang, tergantung pada pola khusus mereka adalah kebutuhan. Tiga motif utama,
atau kebutuhan, dalam teorinya adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan prestasi
Dorongan kuat untuk berhasil dan menyelesaikan pekerjaan. Individu
dengan kebutuhan yang sangat tinggi untuk berprestasi adalah mereka yang
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

mencintai tantangan kerja. Mereka termotivasi oleh keinginan untuk maju dalam
pekerjaan, untuk memecahkan masalah, dan menjadi pekerja yang berprestasi.
Perlu prestasi juga dikaitkan dengan menjadi berorientasi tugas, lebih suka
situasi yang menawarkan moderat memakan tingkat risiko atau kesulitan, dan
menginginkan umpan balik tentang pencapaian tujuan.
2. Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan orang lain
dan menjadi berpengaruh. Individu dengan kebutuhan tinggi akan kekuasaan
berorientasi pada status dan lebih termotivasi oleh kesempatan untuk
mendapatkan pengaruh dan prestise daripada untuk menyelesaikan masalah
tertentu secara pribadi atau mencapai sasaran kinerja. McClelland berbicara
tentang dua sisi tentang kebutuhan akan kekuatan: Satu adalah kekuatan pribadi
digunakan untuk tujuan pribadi dan yang lainnya adalah kekuatan institusional,
atau kekuatan itu berorientasi pada tujuan organisasi (McClelland, 1970).
3. Kebutuhan akan afiliasi
Keinginan untuk disukai dan diterima oleh orang lain. Individu yang
dimotivasi oleh afiliasi perlu berjuang untuk persahabatan. Mereka sangat
peduli dengan hubungan interpersonal di tempat kerja dan lebih suka bekerja
dengan orang lain dalam suatu tugas. Mereka lebih termotivasi oleh koperasi
daripada situasi kerja yang kompetitif.
b) Kepuasan Kerja.
Kepuasan kerja adalah sebuah perasaan positif yang dimiliki seseorang dari
hasil evaluasi karakteristik. Lima aspek kepuasan kerja yang diukur oleh JDI (Job
Desuctive Index) :
(1) The work itself – tanggung jawab, minat dan pertumbuhan.
(2) Quality of Supervision – bantuan, teknis dan dukungan sosial.
(3) Relationships with co workers – keharmonisan sosial dan rasa hormat.
(4) Promotion opportunities – peluang untuk kenaikan gaji lebih lanjut.
(5) Pay – kecukupan upah.
Apa yang menyebabkan pada kepuasan kerja?
Penyebab kepuasan kerja adalah berasal dari saling ketergantungan, umpan
balik, dukungan sosial, dan interaksi dengan rekan kerja diluar tempat kerja. Hal
tersebut sangat terkait dengan kepuasan kerja bahkan setelah memperhitungkan
karakteristik dari pekerjaan itu sendiri.
Kepuasan kerja bukan hanya faktor dari luar, tetapi kepribadian juga berperan
dalam kepuasan kerja. Penelitian menunjukkan bahwa ;
(a) Orang yang memiliki “core self-evaluations” positif, cenderung percaya pada
dasar kompetensi diri, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

(b) Orang yang memiliki “core self-evaluations” negatif, cenderung kurang


ambisius dan lebih mudah menyerah saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaan.
Dengan demikian, mereka yang memiliki “core self-evaluations” yang negatif
mengalami rasa bosan dalam pekerjaannya yang berulang daripada mereka yang
memiliki “core self-evaluations” positif.

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Psikologi Konsumen ?


Jawab :
Menurut Achmad (2009: 95), pilihan-pilihan seseorang dalam membeli
dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi.
Schiffman and Kanuk dalam buku Widjaja (2009:30), yang mengatakan bahwa
motivasi dan teori kebutuhan akan menjadi faktor- faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan pembelian konsumen yang tercermin dalam customer
behavior- nya.

Hirarki kebutuhan Maslow


Kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai yang kurang mendesak. Hierarki kebutuhan Maslow dapat dilihat di atas.
Diurut dari segi kepentingannya, kebutuhan dibagi menjadi 5 macam yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri.
b. Persepsi.
Durianto, et al (2004: 96), mengatakan bahwa Perceived quality akan
membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan. Perceived
quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa
yang diharapkan oleh pelanggan.
Menurut Achmad (2009: 95), persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
mengatur dan menginterpretasikan informasi. Persepsi tidak hanya bergantung
pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
c. Pembelajaran.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Menurut Schiffman (Rangkuti, 2009: 112), proses yang dilakukan oleh


konsumen untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pembelian dan
konsumsi yang dapat diaplikasikan untuk perilaku dimasa yang akan datang.
Istilah pembelajaran meliputi total pembelajaran dari yang sederhana, sampai
penyelesaian masalah yang komplek. Unsur- unsur yang termasuk dalam
kebanyakan teori pembelajaran konsumen antara lain motivasi, isyarat, respons,
penguatan.
Pembelajaran merupakan tahap dimana konsumen memperoleh pengetahuan
tentang produk, apakah produk tersebut memberikan kepuasan atau tidak akan
mempengaruhi perilakunya dalam membeli dimasa yang akan dating.
d. Sikap.
Definisi sikap konsumen terhadap merek adalah mempelajari kecenderungan
konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi atau tidak disenangi secara
konsisten. Dengan demikian, konsumen mengevaluasi merek tertentu secara
keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik.
Menurut Simamora (2004: 185), pembentukan sikap dipengaruhi secara
berarti oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga atau kawan, pemasaran
langsung dan media massa.
Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi Psikologi Konsumen
Faktor Internal
Faktor ini biasa menjadi bahan pertimbangan dari seorang konsumen untuk
mengambil keputusan kepada produk yang Anda jual. Berikut ini beberapa faktor
internal yang menjadi alasannya:
a. Motivasi
Motivasi adalah kegiatan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berguna untuk mencapai
suatu tujuan. Hal ini sangat berpengaruh dalam pertimbangan berperilaku
seseorang karena memberikan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Konsumen dengan kebutuhan mendesak biasanya akan lebih cepat
menentukan pembelian suatu produk atau jasa dibandingkan dengan keinginan saja.
b. Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku pengambilan
keputusan dalam pembelian sebuah produk. Jika orang tersebut sedang memiliki
uang yang lebih, secara otomatis Ia akan memilih produk berkualitas yang
harganya lebih mahal. Jika sedang tidak memiliki uang lebih, konsumen akan
memilih produk yang harganya cenderung lebih murah atau bahkan akan mencari
produk yang berdiskon.
c. Sikap
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan


tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing
tingkah laku orang tersebut. Bagaimana sikap seseorang terhadap produk atau
merek memengaruhi tindakan membeli atau menggunakan produk atau merek
tersebut.
d. Persepsi
Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian
yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut. Ketika seseorang menerima persepsi mengenai suatu produk dengan baik,
maka Ia akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut baik dan akan mencoba
produk tersebut.
e. Integrasi
Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Dengan maksud respon
atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli
dan perasaan tidak suka akan membuat seseorang untuk tidak membeli produk
tersebut.
Faktor Eksternal
a. Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh
manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur
perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Faktor budaya terdiri dari kultur,
sub-kultur dan kelas sosial. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling
luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen karena seseorang cenderung akan
mengikuti budaya di daerah tempat tinggalnya.
b. Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu
berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan di antara mereka. Sedangkan
kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk
membentuk kepribadian dan perilaku. Kedua jenis kelompok tersebut berpengaruh
dalam penentuan pembelian barang karena seseorang akan mencari referensi dari
produk yang dimiliki anggota kelompok lainnya.
c. Keluarga
Keluarga inti menunjukkan lingkungan keluarga yang meliputi ayah, ibu dan
anak-anak yang hidup bersama. Dengan arti lain, kelompok paling kecil di dalam
kehidupan masyarakat tetapi mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan
sikap dan perilaku seseorang terutama pada pembelian sebuah produk. Seseorang
yang sudah memiliki anak pasti memiliki pemikiran yang berbeda dalam
menentukan sebuah produk yang akan dibeli karena pada umumnya akan menuruti
keinginan anak tersebut.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

3. Bagaimana hubungan rencana kerja dengan teknologi ? Serta berikan contohnya !


Jawab :
Hubungan rencana kerja dengan teknologi
Rancangan kerja merupakan pengembangan dari analisis pekerjaan terkait
dengan upaya untuk memperbaiki efisiensi, efektifitas, produktifitas, dan kinerja
perusahaan. Menurut Simamora (2004:116) Desain pekerjaan (job design) adalah
proses penentukn tugas-tugas yang akan dilakukan, metode-metode yang digunakan
dalam melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana cara pekerjaan tersebut
berkaitanyang dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Perancangan ulang
pekerjaan (job redesign) adalah proses restrukturisasi pekerjaan dengan
menambahkan, mengubah atau menghilangkan tugas atau fungsi tertentu untuk
membuat pekerjaan lebih memuaskan atau menantang.
Dengan adanya rencana kerja tentu akan sangat berhubungan antara rencana
kerja dan teknologi, apabila rencana kerja tersebut akan melibatkan pengguanaan
teknologi, sehingga dapat melakukan pemanfaatan teknologi untuk merencanakan
sebuah pekerjaan. Dalam rencana kerja dan teknologi ada 4 persoalan khusus yang
berkaitan antara teknologi dan kerja yaitu :
a. TQM (total quality management) dan proses perbaikan berkesinambungan.
TQM sebagai suatu filsafat manajemen yang didorong oleh pencapaian
kepuasan pelanggan secara konstan lewat perbaikan yang berkesinambungan dari
semua proses organisasi.Program TQM mengusahakan tercapainya perbaikan
berkesinambungan sehingga variabilitas secara konstan dikurangi.
b. Merekayasa ulang proses kerja
Istilah rekayasa ulang berasal dari proses historis tindakan membongkar produk
dan merancang suatu versi yang lebih baik. Jadi, seperti diterapkan dalam
organisasi, rekayasa ulang berarti manajemen harus memulai dengan kertas kosong,
baru memikirkan kembali dan merancang ulang proses-proses yang dilewati oleh
organisasi untuk menciptakan nilai dan menjalankan pekerjaan, membersihkan diri
dari operasi yang telah using dalam zaman komputer.
c. Sistem manufaktur fleksibel
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Merupakan integrasi dan desain berbantuan komputer, rekayasa, dan


manufaktur untuk menghasilkan produk-produk volume rendah dengan biaya
produksi massal. Sistem ini menuntun jenis karyawan industri yang berlainan.
d. Keusangan pekerja
Perubahan teknologi telah mengurangi jangka waktu manfaat dari keterampilan
kebanyakan karyawan. Teknologi yang didorong oeh komputer, rekayasa ulang,
TQM, dan sistem manufaktur fleksibel akan mengubah tuntutan dari pekerjaan dan
keterampilan yang diperlukan para karyawan untuk mengerjakannya.
Contoh Hubungan rencana kerja dan teknologi
Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi
akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja
tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan
institusi.
Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi informasi juga harus
mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung
optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi yang bertahap
yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola, operasional sampai
dengan tahap pemeliharaan.
Dengan adanya teknologi informasi, maka produktivitas suatu organisasi atau
perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh
pesaing, karena pada dasarnya peranan teknologi informasi bagi setiap perusahaan
bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing organisasi
atau perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga
berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi,
pengawasan kinerja organisasi atau perusahaan menggunakan teknologi informasi baik
sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikandan
mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru
sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.
Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi informasi memiliki dampak
positif yang secara umum adalah terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka
panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu,
pengoperasian secara optimal juga harus diperhatikan, agar semua perangkat teknologi
informasi bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selanjutnya diupayakan
terjadi integrasi perangkat.
Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua karyawan dalam
organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh staf administrasi dan bagian teknologi
informasi. Karyawan dengan kualifikasi tertentu baik bagian teknologi informasi
maupun bagian lain perlu dilibatkan selain untuk memberikan masukan juga untuk
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

mempersiapkan karyawan dalam menghadapi perubahan.Di sisi lain, diperlukan


kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem bagi dirinya dan kemudahan
penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk menigkatkan
kemampuan mereka.
Untuk dapat mengetahui peran penting teknologi bagi perusahaan adalah dengan
mengetahui keuntungan-keuntungannya. Apa saja keuntungan yang bisa didapatkan
perusahaan dengan memanfaatkan sebuah teknologi?
1. Mengubah proses manual menjadi otomatis, sehingga dapat mengurangi biaya
untuk tenaga kerja, biaya untuk kertas, alat tulis, dan lain sebagainya.
2. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas pekerjaan menjadi lebih
cepat dengan adanya teknologi. Teknologi akan memperpendek rantai birokrasi,
misalnya yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan teknologi hanya butuh
waktu 1 hari saja.
3. Pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, karena dengan teknologi maka data
yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal tersebut tentu saja akan
menjadikan perusahaan lebih kompetitif.
4. Menghemat biaya untuk promosi dan pemasaran. Karena promosi dapat dilakukan
melalui website yang sangat mudah dan konsumen dapat melihat profil perusahaan
dari mana saja di seluruh dunia.
5. Dengan teknologi, maka sistem akan dapat terintegrasi di semua kantor atau
perusahaan. Sehingga akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon
sesuatu. Pihak manajemen pun akan dengan cepat mengetahui kondisi perusahaan
tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan membutuhkan biaya
akomodasi.

4. Apa perbedaan antara rekrutmen dan seleksi ? dan apa fungsi rekrutmen dan seleksi
dalam penempatan kerja ?
Jawab :
 Perbedaan antara rekrutmen dan seleksi
a. Pengertian
Rekrutmen merupakan kegiatan untuk menghubungkan bakal calon
tenaga kerja dengan organisasi atau perusahaan. Sedangkan seleksi adalah
proses perkenalan antara calon tenaga kerja dengan organisasi atau
perusahaan.
b. Tujuan
Rekrutmen bertujuan untuk menjaring bakal calon tenaga kerja dari
masyarakat. Sedangkan seleksi bertujuan untuk membatasi calon tenaga
kerja sehingga tersisa orang yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Rekrutmen bersifat mengumpulkan dan seleksi bersifat mengurangi.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

c. Proses
Rekrutmen memiliki tahapan atau proses yang mudah karena hanya
dengan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa organisasi
membutuhkan tenaga kerja. Sedangkan seleksi memiliki proses atau tahapan
yang rumit dan ketat untuk menemukan tenaga kerja yang tepat.

d. Pendekatan
Rekrutmen adalah proses yang menerapkan pendekatan positif. Orang-
orang akan diajak untuk bergabung dengan organisasi dengan syarat dan
ketentuan. Sedangkan seleksi menerapkan pendekatan negatif karena akan
mengurangi jumlah kandidat yang mendaftar sehingga sampai pada jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan.
e. Tantangan
Proses rekrutmen tidak membuat tantangan untuk bakal calon tenaga
kerja. Sedangkan proses seleksi harus menyediakan tantangan kepada
kandidat tenaga kerja. Tantangan itu berupa berbagai macam tes dan
wawancara, serta tugas-tugas tertentu yang bertujuan untuk menguji kualitas
claon tenaga kerja.
f. Urutan
Proses rekrutmen menghasilkan seleksi, sedangkan proses seleksi untuk
menindaki hasil rekrutmen. Artinya ada rekurtmen terlebih dulu kemudian
ada proses seleksi. Rekrutmen harus ditindaki melalui seleksi dan seleksi
harus dilakukan berdasarkan hasil rekrutmen.
g. Biaya
Rekrutmen memakan biaya relatif kecil karena kegiatannya tidak terlalu
membutuhkan banyak biaya. Sedangkan seleksi memakan biaya cukup
mahal karena memiliki tahapan kegiatan yang sangat ketat dan
membutuhkan biaya besar.
h. Waktu
Proses rekrutmen tidak banyak memakan waktu pelaksanaan, sedangkan
proses seleksi biasanya memakan waktu yang panjang.
 Fungsi rekrutmen dan seleksi dalam penempatan kerja
Fungsi Rekrutmen dan seleksi dalam penempatan kerja juga termasuk
dalam fungsi-fungsi MSDM yang mempunyai peranan strategis dalam
mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam analisis pekerjaan
khususnya deskripsi dan spesifikasi. Kedua kegiatan tersebut didahului oleh
kegiatan analisis pekerjaan dan perencanaan sumber daya manusia. Hal ini
berarti bahwa kegiatan rekrutmen dan seleksi harus didasarkan pada suatu
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

kebutuhan yang dialami organisasi, baik dalam fisik maupun dari segi
kemampuan dan keterampilan. Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut secara
wajar dan dikerjakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik, akan
dapat mencegah suatu organisasi akan mengalami surplus pegawai, kecuali
karena adanya faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh
organisasi itu sendiri.
Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil setelah
terlaksananya fungsi rekrutmen yaitu proses mencari, menemukan dan menarik
pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Seleksi dan
penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar diterima atau ditolak, tetap atau tidak
seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada dalam
organisasi.
Setelah melalui tahap rekrutmen kemudian seleksi, tahap selanjutnya
adalah penempatan. Pada tahap ini seorang karyawan baru akan ditempatkan
pada posisi tertentu untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Penempatan tidak
hanya berlaku bagi pegawai baru akan tetapi berlaku pula bagi pegawai lama
yang mengalami alih tugas dan mutasi dan konsep penempatan ini berarti
mencakup pula promosi, transfer dan bahkan demosi atau penurunan pangkat,
jabatan seorang pegawai.

5. Menurut anda apa dampak terjadinya pandemic covid-19 terhadap SDM Perusahan ?
Berikan Solusi !
Jawab :
a. Rendahnya kualitas tenaga kerja, Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat
ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar
tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini
menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah.
Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap rendahnya
kualitas hasil produksi barang dan jasa yang disebabkan Karena adanya pandemic
Covid-19.
b. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja,
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan
kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang
tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal
harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi
pendorong pembangunan ekonomi.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

c. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, Sebagian besar tenaga kerja di
Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga
kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain
masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
d. Pengangguran yang sebabkan adanya PHK akibat Covid-19, Terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami
gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu,
banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat.
Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.
e. Problem Gaji/UMR, Salah satu problem yang langsung menyentuh kaum buruh
adalah rendahnya atau tidak sesuainya pendapatan (gaji) yang diperoleh dengan
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta tanggungannya. Faktor ini,
yakni kebutuhan hidup semakin meningkat, sementara gaji yang diterima relatif
tetap, menjadi salah satu pendorong gerak protes kaum buruh. Adapun dalam
sistem ekonomi Kapitalis, rendahnya gaji buruh justru menjadi penarik bagi para
investor asing. Termasuk pemerintah, untuk kepentingan peningkatan pendapatan
pemerintah (bukan rakyat), justru memelihara kondisi seperti ini. Kondisi ini
menyebabkan pihak pemerintah lebih sering memihak „sang investor‟, dibanding
dengan buruh (yang merupakan rakyatnya sendiri) ketika terjadi krisis perburuhan.
Rendahnya gaji juga berhubungan dengan rendahnya kualitas SDM. Persoalannya
bagaimana, SDM bisa meningkat kalau biaya pendidikan mahal. Solusi terhadap
problem UMR dan UMD ini tentu saja harus terus diupayakan dan diharapkan
mampu membangun kondisi seideal mungkin.
Solusinya
Maka dari pada itu, pengusaha dan organisasi mereka harus mematuhi saran
yang diberikan oleh otoritas nasional dan lokal, termasuk terkait pengaturan kerja dan
mengomunikasikan informasi penting kepada pekerja. Mereka harus menilai potensi
risiko gangguan terhadap usaha, meninjau atau menyusun rencana kesinambungan
usaha yang konsisten dengan pedoman yang diberikan oleh otoritas nasional dan lokal
demi meningkatkan ketahanan usaha dan mendukung pekerja dan keluarga mereka.
Pengusaha harus mengidentifikasi dan mengurangi risiko terhadap pekerja dan orang
lain terkait dengan tempat kerja yang diakibatkan oleh wabah Covid-19 dan
mempromosikan kebersihan di tempat kerja.
Mereka juga harus menilai tanggung jawab perusahaan untuk kompensasi
pekerja, khususnya di sektor-sektor berisiko tinggi, serta mencari saran dan dukungan
dari pengusaha dan organisasi keanggotaan bisnis yang dapat menyalurkan
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

keprihatinan kepada pemerintah dan membentuk langkah-langkah kebijakan yang


kondusif untuk ketahanan dan keberlanjutan
 pembatasan sosial menyebabkan banyak kantor yang mengharuskan karyawannya
untuk bekerja dari rumah (work from home).
Beberapa solusi yang bisa diterapkan dalam menghadapi dampak di bidang sumber
daya manusia adalah:
a. Buatlah kebijakan yang dapat menunjang pekerjaan karyawan di perusahaan
saat melakukan remote working. Baik dari segi aturan hingga fasilitas.
b. Jika pekerja tidak bisa bekerja dari rumah, pastikan Anda memfasilitasi pekerja
agar tetap sehat dan aman saat bekerja dari kantor atau bekerja dari lapangan.
(seperti memberikan masker atau hand sanitizer)
c. Kurangi jam operasional agar karyawan tidak menghabiskan waktu lebih lama
di luar.
d. Kurangi jumlah pekerja di dalam satu shift untuk menerapkan social distancing.

 Masalah PHK
Masalah PHK menjadi salah satu permasalahan SDM perusahaan di tengamn
pandemic Covid-19. Dalam penekanan Undang-Undang Ketenagakerjaan meminta
untuk meminimalisir PHK oleh pengusaha terhadap karyawan, artinya, PHK
merupakan jalan terakhir setelah upaya dan usaha dari pemerintah dan pengusaha
menemui jalan buntu.
Faktanya, pemerintah telah berupaya untuk mengantisipasi bertambahnya
jumlah PHK oleh perusahaan kepada pekerja dengan memberikan insentif pajak
bagi wajib pajak yang terdampak wabah COVID-19, yaitu insentif pajak
penghasilan (Pph) Pasal 21, insentif Pph Pasal 22 Impor, insentif Angsuran Pasal
25, dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak
Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona.
Solusinya :
Dengan diberikannya berbagai insentif dari pemerintah bagi perusahaan yang
terdampak COVID-19 diharapkan dapat meminimalisir kebijakan PHK oleh
perusahaan. Di samping itu, perusahaan juga dapat membuat terobosan-terobosan
melalui kebijakan perusahaan dan berbagai skema kerja dan pemberian upah
kepada karyawan agar kegiatan perusahaan tetap berlangsung dan menghidarkan
opsi PHK. Tentunya kebijakan dan skema kerja serta pemberian upah wajib
didiskusikan bersama dengan pekerja dan memperhatikan aturan hukum yang
berlaku.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Namun, apabila berbagai upaya dan usaha telah dilakukan tidak mencapai titik
temu, sehingga kebijakan PHK tidak dapat dihindari, maka perusahaan memiliki
kewajiban memenuhi hak-hak karyawan akibat PHK. Hal yang terbaik dan wajib
dilakukan adalah melakukan perundingan bersama antara pengusaha dan pekerja
yang menyangkut pemenuhan hak-hak pekerja. Disamping itu, pekerja juga wajib
mengedepankan win-win solution dalam melakukan perundingan, mengingat iklim
usaha yang melanda saat ini.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Anda mungkin juga menyukai