Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS SUBANG

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA : Deden Sutisna


NPM : A1B.18.0025
PROGRAM STUDI : Administrasi Bisnis
MATA KULIAH : Teori Pengambilan Keputusan
DOSEN : Dr. H. Iwan Henri Kusnadi. S.Sos.,M.Si
HARI/TANGGAL : Rabu, 07 April 2021

1. Kemukakan beberapa definisi pengambilan keputusan menurut para ahli dan berikan
kesimpulan oleh saudara !
Jawab :
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di
antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau
suatu opini terhadap pilihan. Ada beberapa pengertian atau definisi Pengambilan
Keputusan Menurut Para Ahli :
1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut Sondang P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
3. Menurut James A. F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu
tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah
suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima
oleh semua pihak. Masalahnya terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan
jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternative yang ada.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

2. Kemukakan dan jelaskan dasar pengambilan keputusan !


Jawab :
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi : Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
a. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :
 Waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan relatif lebih
pendek.
 Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan
memberikan kepuasan pada umumnya.
 Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat
berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :
 Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik
 Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya.
 Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman : Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat
bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang
akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang
dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan
peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta : Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang : Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
 Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tsb secara sukarela ataukah terpaksa.
 Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
 Memiliki otentisitas (otentik)
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

b. Segi negative dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah


 Dapat menimbulkan sifat rutinitas
 Mengasosiasikan dengan praktek dictatorial
 Sering melewati permasalahan yang seterusnya dipecahkan sehingga
dapat menimbulkan kekaburan.
5. Logika/Rasional : Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu
studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada
pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
 Kejelasan masalah.
 Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
 Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya.
 Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria.
 Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis
yang maksimal

3. Jelaskan jenis-jenis keputusan organisasi ! Apa saja faktor-faktor yang terkait dengan
pengambilan keputusan ! Bagaimana dengan implikasi manjerial dalam pengambilan
keputusan !
Jawab:
 Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan
banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian
mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada
bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Keputusan Rutin : Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin
dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.
2. Keputusan tidak Rutin : Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang
diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.

 Faktor faktor yang terkait dengan pengambilan keputusan


Menurut Terry (1989) dalam blogkomunitas diamond faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

1. hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun


rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai
tujuan organisasi;
3. setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
4. jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental
ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
7. diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang baik;
8. setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul; dan
9. setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan berikutnya.
Ada 6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan :
1. Fisik : Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku
yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
2. Emosional : Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada
suatu situasi secara subjective.
3. Rasional: Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal : Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal : Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada.
Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan
individual.
6. Struktural : Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik
suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin
pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan
kemampuan.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

 Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan


Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi
sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
Gaya pengambilan keputusan :
1. Langsung (directive)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang
memiliki karakter ini tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam
melakukan analisis pilihan yang ada dan segera mengambil tindakan yang
runtut. Pengambilan keputusan didasarkan kepada pengalaman, sehingga
akan sangat mudah menghadapi situasi yang berulang, tetapi cenderung
mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan untuk situasi baru yang
belum pernah dihadapi. Umumnya mereka tidak terlalu tertarik untuk
mendengarkan masukan orang lain terutama yang memiliki pandangan
berbeda. Bagi seseorang dengan gaya seperti ini, mengambil keputusan yang
tepat lebih baik dibanding mengikuti pendapat orang lain.
2. Analitis (analytic)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan
khawatir membuat keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa
tidak nyaman apabila harus mengambil keputusan segera. Data dan informasi
adalah hal yang penting sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
Karena harus mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi untuk
setiap pilihan sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang
lama untuk menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya ini menikmati
situasi-situasi baru yang tidak pasti, dan berusaha mencari data dan informasi
untuk mendapatkan kepastian. Selain itu, terbuka untuk mendengarkan
pendapat orang-orang di sekitar, dan memiliki kemampuan yang sangat baik
pada situasi yang menyediakan beberapa pilihan sulit.
3. Konseptual (conceptual)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara
baru dan berani menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil
keputusan jangka panjang, tetapi kurang cepat dalam menentukan rencana
tindakan jangka pendek yang harus segera diterapkan. Orang dengan gaya ini
memiliki ide-ide yang original dan berbeda, hanya saja kurang terdorong
untuk melakukan tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka
lebih menikmati proses berpikir dan merencanakan daripada bertindak,
memiliki rasa percaya diri dan optimisme tinggi bahwa keputusan akan
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

membawa keberhasilan, memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai


prestasi serta mendapatkan pengakuan dari pihak lain, dan lebih
mengutamakan intuisi daripada data.

4. Perilaku (behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya
terhadap orang lain. Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan
kelompok yang dianggap lebih utama daripada kepentingan pribadi, sehingga
berusaha keras untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua
pihak. Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan masukan dan
saran dari orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka
akan memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak,
sehingga tidak perlu terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat
bergantung pada lingkungan dan pandangan orang lain, membuat mereka
sering berubah-ubah pendapat.

4. Jelaskan proses Pengambilan keputusan ! kemudian jelaskan sistem pengambilan


keputusan berikut contohnya !
Jawab :
 Menurut Herbert A. Simon, tahapan dalam pengambilan keputusan sebagai
berikut :
 Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
 Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian
alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan
proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam
meneliti masalah yang ada.
 Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif
solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan /
dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan
dicapai.
 Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang


telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif
tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

 Sistem pengambilan keputusan


 Sistem Keputusan Tertutup
Sistem Keputusan Tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah
dari masukan yang tidakdiketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini
pengambil keputusan dianggap:
- Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya
masing masing.
- Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan
kepentingan semua alternatif.
- Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba,
volumepenjualan/kegunaanDalam keputusan model tertutup, komputer
dalam Sistem Informasi Manajemen bertindaksebagai sebuah alat
penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum.
 Sistem Keputusan Terbuka
Sistem Keputusan Terbuka memandang keputusan sebagian berada
dalam suatu lingkunganyang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan padagilirannya proses keputusan
kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan
ketigaanggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap
bahwa pengambilankeputusan:
- Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.-
- Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa
alternatif yangmemuaskan.
- Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Dalam sistem keputusan terbuka, komputer dalam Sistem Informasi
Manajemen bertindaksebagai pembantu bagi pengambilan keputusan
dalam menghitung, menyimpan, mencarikembali, menganalisis data dan
sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusiapengambil
keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada computer
Contoh :
1. Sebagai contoh: sebuah perusahaan toko buku on-line ingin mulai menjual
produknya secarainternasional tapi ingin tahu apakah keputusan untuk
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

menjual produknya secara internasional iniakan menjadi keputusan bisnis


yang bijak.Perusahaan tersebut dapat menggunakan DSS untuk
mengumpulkan informasi dari sumber dayasendiri (menggunakan tools
seperti OLAP) untuk menentukan apakah perusahaan memilikikemampuan
atau potensi kemampuan untuk mengembangkan usahanya dan juga dari
sumbereksternal, seperti data industri, untuk menentukan apakah memang
ada permintaan untuk bertemu.DSS akan mengumpulkan dan menganalisis
data dan kemudian menyajikannya dengan cara yangdapat diinterpretasikan
oleh manusia. Beberapa sistem pendukung keputusan datang sangat
dekatdengan bertindak agen intelijen sebagai buatan.
2. Contoh Kasus Perusahaan Nike Dalam Tugas Pemimpin Puncak Perusahaan,
Tipe Proses Pengambilan Keputusan & Gaya Pengambilan Keputusan
The Board Of directors: Phil H. Knight Tugasnya antara lain :
- Memimpin Organisasi dengan menerbitkan kebijakan- kebijakan
organisasi.
- Memilih, Menetapkan, Mengawasi tugas dari karyawan dan kepala
bagian(manager)
- Menyetujui anggaran tahunan organisasi
- Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja
organisasi.
Dalam proses pengambilan keputusan di perusahaan nike menggunakan
keputusan yang tidak diprogram. Hal ini dibuktikan dengan: PHIL
H.KNIGT (Chairman of the board of directors/Ketua Dewan Direksi) yang
terkesan dengan Onitsuka yaitu tempat pembuatan adidas dengan
kualitasnya yang bagus dan harganya murah sehingga ia mengambil
keputusan untuk melakukan perjanjian dengan mereka.
3. Pada tahun 1983, kepercayaan knight melakukan kesalahan dalam
pengelolaan nike, sehingga berdampak pada 350 karyawan yang ia
miliki,oleh karena itu PHIL sebagai Ketua Dewan Direksi memutuskan
untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu nomor satu melalui
kecepatan penjualannya dengan konsep “Nike Global Segmentation &
Targeting Positioning” Berdasarkan data kasus tersebut gaya pengambilan
keputusan di dalam perusahaan nike adalah Manajer mengambil keputusan
sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia pada waktu
tertentu.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

5. Jelaskan model pengambilan keputusan menurut para ahli ! Jelaskan pula bagaimana
hubungan kepemimpinan dengan pengambilan keputusan !
Jawab :
 Model pengambilan keputusan menurut para ahli
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu
sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model
secara cepat dan benar.
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur
itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan
itu.
2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara
unsur-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar
variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau
system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks
itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan
tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat
memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari konstruksi. Model adalah
abstraksi, elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu
seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik. Untuk
mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi
perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan
menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.
Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan kerangka
pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi
atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

kompleks disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan


tujuan untuk memudahkan pemahaman.
Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah
digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih
sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu
memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri
merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik
khusus.
model pengambilan keputusan diantaranya:
1. Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-
orang, organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai,
yang secara mendasar konsisten.
Pengambialan keputusan yang rasional merukan proses yang komplek.
Tahapan rasional decision making proses:
a. Mengenal permasalahan
b. Definisikan tujuan.
c. Kumpulkan data yang relevan.
d. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible).
e. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik.
f. Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative.
g. Prediksi hasil dari semua alternative.
h. Pilih alternative terbaik.
2. Organisasional, model-model pengambilan keputusan yang
memperhitungkan karakteristik politik dan structural dari organisasi.
3. Birokrasi, apapun yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan
proses bisnis yang terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun.
4. Keputusan klasik (classical dision), berpandangan bahwa manager bertindak
dalam kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan
keputusan manajerial.
5. Keputusan administrasi, menurut Herbert Simon, manager dalam
pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:
a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).
Klasifikasi model pengambilan keputusan
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model,
dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja.
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

1. Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model


perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti
purpose.
2. Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi,
model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang
kesehatan, dan sebagainya.
3. Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan
nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
4. Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
5. Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik,
model non konflik, dan sebagainya.
6. Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika
perlu digunakan; lain-lain.
7. Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model
global, model keseluruhan, dan lain-lain.
8. Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu
telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara
formal perlu dibicarakan juga.
Quade membedakan model ke dalam dua tipe:
1. Model kuantitatif
adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis
lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-
program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara
lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis
dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai
proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk
pemecahannya.
2. Model kualitatif
didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika
dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui
kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan
pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah
yang pemecahannya dibuatkan model.
Gullet dan Hicks klasifikasi model pengambilan keputusan:
1. Model Probabilitas
Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas
dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability
and expected value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance
of particular event occuring).
Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic
dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui
sampel dari populasi tersebut.
Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam
organisasi, yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan
masa mendatang, misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap
kesulitan-kesulitan dalam masa resesi, untuk dapat menaikkan tingkatan
pendapatan masyarakat, lain sebagainya.

2. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)


Dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya
nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan
bagi situasi dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan
dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya
peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai
kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan
masih diragukan.
3. Model Matriks
Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and excpected
value), ada juga model lainnya. Model lainnya adalah model matriks (the
payoff matrix model). Model matriks merupakan model khusus yang
menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang
diharapkan.
Gullett dan Hicks mengatakan : “The payoff matrix is a particularly
convenient method of displaying and summarizing the expected value
alternative strategics”. Model matriks terdiri dari dua hal, yaitu baris dan
lajur . Baris (Row) bentuknya menjajar , sedangkan Lajur (Coloum)
bentuknya menegak (vertical) .
4. Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)
Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses
untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-
komponen, kemudian dibuatkannya alternatif-alternatif pemecahan beserta
konsekuensi masing-masing.
Pohon keputusan dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Welch and Comer
memberikan definisi sebagai berikut : “The decision tree is a simple diagram
showing the possible consequences of alternative decision. The tree includes
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

the decision nodes chance modes, pay offs for each combination, and the
probabilitie of each event.”
Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yakni : Simpul
Keputusan,Simpul Kesempatan,Hasil dari kombinasi, dan Kemungkinan-
kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi, Diagram pohon ini
salah satu lanngkah yang diperlukan dalam pengambilan rancangan bangun
proyek
5. Model kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh)
Kurva berbentuk garis dimana titik yang berada pada garis kurva tersebut
mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.
Kurva Indiferen mempunyai 4 ciri penting , yaitu :
a. Kurva indiferen membentuk lereng yang negatif. Kemiringan yang ngatif
menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu dapat diganti dengan
komoditas lain sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang
tetap sama.
b. Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka
keduanya tidak akan saling berpootngan
c. Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik
melalui setiap titik sehingga membentuk gari kurva.
d. Kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanaan tertentu untuk
mendapatkan kepuasan yang optimal.
6. Model Simulasi Komputer
Pengambilan keputusan siperlukan rancangan bangun (design) yang
biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan apa-apa yang
dilakukan organisasi.
 Hubungan kepemimpinan dengan pengambilan keputusan
Peran pemimpin dalam mengambil keputusan adalah sentral dan strategis.
Salah satu fungsi manajemen, dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa
desicion maker memiliki gaya tersendiri. Biasanya gaya kepemimpinan yang
dimiliki oleh pemimpin ada beberapa yang sering menjadi pola dalam
pengambilan keputusan. Seringkali seorang manajer menggunakan dua atau tiga
gaya dalam pengambilan keputusan. Kekuatan dan kelemahan pembuat
keputusan ditentukan pada Gaya yang digunakan oleh pemimpin atau manajer.
Informasi yang sama akan dievaluasi dan diambil keputusannya dengan gaya
kepemimpinan yang berbeda. Hal ini membantu menjelaskan mengapa manajer
yang berbeda membuat keputusan yang berbeda. Secara keseluruhan, analisis
gaya pembuat keputusan berguna dalam memberikan pemikiran mengenai
bagaimana menghadapi berbagai gaya pengambilan keputusan. Seorang
pemimpin dalam suatu organisasi dapat mengambil keputusan yang tepat dan
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

menerapkan gaya kepmimpinan sesuai dengan situasi dengan berbagai


pertimbangan yang telah diperhutungkan secara matang.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya
dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan,
seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin. Di lain hal, pengambilan
keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang
pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang
diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan
melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan
keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini
keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif.
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer
memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya,
menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan
menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan
mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif
tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah.
b. Mendefinisikan masalah.
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative.
d. Implementasi keputusan.
e. Evaluasi keputusan
2. Gaya pengambilan keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan
keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya
pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
a. Cara berpikir, terdiri dari:
1. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
2. intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secarakeseluruhan.
b. Toleransi terhadap ambiguitas
UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Program studi : Ilmu Administrasi Negara (Terakreditasi “B”)
Administrasi Bisnis (Terakreditasi “B”), Administrasi Keuangan (Terakreditasi “B”)
Jalan RA Kartini KM.3 Telp. 0260-417508 Fax. 0260-417508
Website : www.unsub.ac.id Email : tatusahafiaunsub@gmail.com- sms center :085759727803

1. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara


meminimalkan ambiguitas
2. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat
memproses banyak pemikiran pada saatyang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya
pengambilan keputusan seperti:
a. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas.
Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka
pendek.
b. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas.
Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan
situasi baru.
c. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif.
Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas
masalah
d. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba
menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai