Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AUDIT MEDIS – EVALUASI KEPATUHAN TERHADAP PANDUAN

PRAKTIK KLINIS (PPK) KSM BEDAH


TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam upaya pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional maka Rumah Sakit


Umum Haji Medan bersama kelompok Staf Medis Fungsional harus menusun Panduan
Praktik Klinis (Clinical Guideline) dan prosedur –prosedur klinis yang menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pelayaan klinis.
Panduan Paraktik Klinik (PPK) adalah prosedur yang dilaksanakan oleh
sekelompok profesi yang mengacu pada Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran yang
dibuat oleh organisasi profesi dan di sahkan oleh Pimpinan Rumah Sakit. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, maka pelananan di Rumah Sakit
harus berdasarkan pada Panduan Paraktik Klinik (PPK) yang ada pada pelayanan
tersebut.
Di dalam memberikan pelayanan kepada pasien rumah sakit terdiri dari
bermacam tenaga / profesi, yag meliputi profesi medis, profesi perawat, profesi farmasi,
profesi laboratorium, profesi gizi dan profesi non kesehatan lainnya. Dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya masing-masing profesi sesuai dengan standar
profesi. Panduan Paraktik Klinik (PPK) disusun dalam rangka untuk pengendalian mutu
dan biaya bagi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Panduan Paraktik
Klinik (PPK) yang berlakukan di Rumah Sakit Umum Haji Medan juga di sesuaikan
dengan standar tenaga maupun standar peralatan yang ada. Panduan Paraktik Klinik
(PPK) tersebut memuat mengenai Pengertian, Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Diagnosis
Kerja, Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang, Tata Laksana, Prognosis, Tingkat
Evidens, Tingkat Rekomendasi, Penelaah Kritis, Indikatir dan Kepustakaan.
Penetapan Panduan Paraktik Klinik (PPK) ditentukan berdasarkan rapat Tim
Audit Klinis dengan melibatkan Komite PMKP dan seluruh profesi Pemberi Asuhan
(PPA) yang terlibat agar disahkan pelaksanaannya melalui Surat Keputusan Kepala
Rumaha Sakit. Adapun pemberlakuan Panduan Paraktik Klinik (PPK) untuk Rumah
Sakit Umum Haji Medan yang merupakan Rumah Sakit Trauma Centre maka berfokus
pada pasien bedah yaitu Appendicitis Akut, Hernia Inguinalis, Fraktur Long Bone,
Fraktur Terbuka Dan Laparatomi. RS X menetapkan fokus kegiatan pengukuran dan
perbaikan mutu dengan memprioritaskan yang bersifat high risk,
high cost, high volume dan problem prone, yang berhubungan langsung dengan mutu
perawatan dan keselamatan lingkungan.
Tujuan penyusunan area prioritas ini adalah :
1. Standarisasi proses asuhan klinis.
2. Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis.
3. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan
asuhan klinik tepat waktu dan efektif.
4. Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan
penerapan alur klinis di area yang akan di perbaiki di tingkat rumah sakit
5. Secara konsisten menggunakan prkatik berbasis buktidalam memberikan
asuhan bermutu tinggi
6. Penerapan PPK-CP di pilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di
unit-unit pelayanan dimana DPJP memberikan asuhan
7. Megacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi
diperlukan standarisasi proses asuhanklinis pada prioritas pengukuran mutu
rumah sakit
BAB II
PELAKSANAAN

Kepatuhan terhadap Panduan Praktik Klinik (PPK) untuk diagnosis Appendicitis


Akut, Hernia Inguinalis, Fraktur Long Bone, Fraktur Terbuka Dan Laparatomi
merupakan indicator prioritas area klinis dengan profil indicator sebagai berikut
A. Appendicitis Akut
Judul Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
Area Klinis
Rasional Pemilihan Mandatory
Tujuan Untuk tergambarnya pelaksanaan pross asuhan klinis
pasien Apendicitis Akut yang terstandarisasi
Defenisi Operasional Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
adalah kepatuhan para staf medis / DPJP dalam memberikan
tindakan pengobatan sesuai dengan Angka kepatuhan
Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas dan keelamatan pasien
Tipe Indikator Proses & outcome
Populasi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Sumber data Rekam Medis
Cara pengumpulan Retrospektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
Periode analisa Triwulan
Kriteria inklusi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Kriteria eksklusi Pasien appendicitis akut yang disertai penyakit penyerta
lain
Numerator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut yang
dilakukan pengobatan sesuai dengan PPK
Denominator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Cara pengukuran / (N/D) x 100%
Formula
Target Data diperoleh dengan melakukan audit dengan menilai
kesesuaian Lama hari rawat, pemeriksaan Lab/Radiologi da
obat-obatan sesuai yang di tetapkan di dalam Panduan
Praktik Klinik
PIC/Pengumpul data
Diseminasi laporan X, Ketua Komite Medik dan Komite PMKP

B. Hernia Inguinalis
Judul Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
Area Klinis
Rasional Pemilihan Mandatory
Tujuan Untuk tergambarnya pelaksanaan pross asuhan klinis
pasien Apendicitis Akut yang terstandarisasi
Defenisi Operasional Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
adalah kepatuhan para staf medis / DPJP dalam memberikan
tindakan pengobatan sesuai dengan Angka kepatuhan
Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas dan keelamatan pasien
Tipe Indikator Proses & outcome
Populasi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Sumber data Rekam Medis
Cara pengumpulan Retrospektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
Periode analisa Triwulan
Kriteria inklusi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Kriteria eksklusi Pasien appendicitis akut yang disertai penyakit penyerta
lain
Numerator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut yang
dilakukan pengobatan sesuai dengan PPK
Denominator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Cara pengukuran / (N/D) x 100%
Formula
Target Data diperoleh dengan melakukan audit dengan menilai
kesesuaian Lama hari rawat, pemeriksaan Lab/Radiologi da
obat-obatan sesuai yang di tetapkan di dalam Panduan
Praktik Klinik
PIC/Pengumpul data
Diseminasi laporan X, Ketua Komite Medik dan Komite PMKP

C. Fraktur Long Bone


Judul Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
Area Klinis
Rasional Pemilihan Mandatory
Tujuan Untuk tergambarnya pelaksanaan pross asuhan klinis
pasien Apendicitis Akut yang terstandarisasi
Defenisi Operasional Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
adalah kepatuhan para staf medis / DPJP dalam memberikan
tindakan pengobatan sesuai dengan Angka kepatuhan
Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas dan keelamatan pasien
Tipe Indikator Proses & outcome
Populasi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Sumber data Rekam Medis
Cara pengumpulan Retrospektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
Periode analisa Triwulan
Kriteria inklusi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Kriteria eksklusi Pasien appendicitis akut yang disertai penyakit penyerta
lain
Numerator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut yang
dilakukan pengobatan sesuai dengan PPK
Denominator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Cara pengukuran / (N/D) x 100%
Formula
Target Data diperoleh dengan melakukan audit dengan menilai
kesesuaian Lama hari rawat, pemeriksaan Lab/Radiologi da
obat-obatan sesuai yang di tetapkan di dalam Panduan
Praktik Klinik
PIC/Pengumpul data
Diseminasi laporan X, Ketua Komite Medik dan Komite PMKP

D. Fraktur Terbuka
Judul Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
Area Klinis
Rasional Pemilihan Mandatory
Tujuan Untuk tergambarnya pelaksanaan pross asuhan klinis
pasien Apendicitis Akut yang terstandarisasi
Defenisi Operasional Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
adalah kepatuhan para staf medis / DPJP dalam memberikan
tindakan pengobatan sesuai dengan Angka kepatuhan
Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas dan keelamatan pasien
Tipe Indikator Proses & outcome
Populasi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Sumber data Rekam Medis
Cara pengumpulan Retrospektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
Periode analisa Triwulan
Kriteria inklusi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Kriteria eksklusi Pasien appendicitis akut yang disertai penyakit penyerta
lain
Numerator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut yang
dilakukan pengobatan sesuai dengan PPK
Denominator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Cara pengukuran / (N/D) x 100%
Formula
Target Data diperoleh dengan melakukan audit dengan menilai
kesesuaian Lama hari rawat, pemeriksaan Lab/Radiologi da
obat-obatan sesuai yang di tetapkan di dalam Panduan
Praktik Klinik
PIC/Pengumpul data
Diseminasi laporan X, Ketua Komite Medik dan Komite PMKP

E. Laparatomi
Judul Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
Area Klinis
Rasional Pemilihan Mandatory
Tujuan Untuk tergambarnya pelaksanaan pross asuhan klinis
pasien Apendicitis Akut yang terstandarisasi
Defenisi Operasional Angka kepatuhan Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut
adalah kepatuhan para staf medis / DPJP dalam memberikan
tindakan pengobatan sesuai dengan Angka kepatuhan
Panduan Praktik Klinis Apendicitis Akut yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas dan keelamatan pasien
Tipe Indikator Proses & outcome
Populasi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Sumber data Rekam Medis
Cara pengumpulan Retrospektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
Periode analisa Triwulan
Kriteria inklusi Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Kriteria eksklusi Pasien appendicitis akut yang disertai penyakit penyerta
lain
Numerator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut yang
dilakukan pengobatan sesuai dengan PPK
Denominator Seluruh pasien dengan diagnosa appendicitis akut
Cara pengukuran / (N/D) x 100%
Formula
Target Data diperoleh dengan melakukan audit dengan menilai
kesesuaian Lama hari rawat, pemeriksaan Lab/Radiologi da
obat-obatan sesuai yang di tetapkan di dalam Panduan
Praktik Klinik
PIC/Pengumpul data
Diseminasi laporan X, Ketua Komite Medik dan Komite PMKP

Untuk melakukan audit Panduan Praktik Klinik (PPK), populasi yang digunakan
adalah berkas Rekam Medik. Pelaksanaan audit dilakukan dengan membandingkan
catatan perawatan pasien disesuaikan dengan Panduan Praktik Klinik (PPK). Apabila
terdapat variabilitas dama perjalanan penyakit atau komplikasi tidak digunakan sebagai
populasi pengambilan data.

FORM EVALUASI PPK

APPENDICITIS

No Konten Ya Tidak Keterangan

1 Penegakan diagnosis

2 Pemeriksaan penunjang

3 Kesesuaian tindakan bedah terhadap


diagnosis

4 Terapi antibiotic profilaksis


FORM EVALUASI PPK

HERNIA INGUINALIS

No Konten Ya Tidak Keterangan

1 Penegakan diagnosis

2 Pemeriksaan penunjang

3 Kesesuaian tindakan bedah terhadap


diagnosis

4 Terapi antibiotic profilaksis

FORM EVALUASI PPK

FRAKTUR LONG BONE

No Konten Ya Tidak Keterangan

1 Penegakan diagnosis

2 Pemeriksaan penunjang Imaging

3 Kesesuaian tindakan bedah terhadap


diagnosis

4 Terapi antibiotic

FORM EVALUASI PPK

FRAKTUR TERBUKA

No Konten Ya Tidak Keterangan

1 Penegakan diagnosis

2 Pemeriksaan penunjang Imaging

3 Kesesuaian tindakan bedah terhadap


diagnosis
4 Terapi antibiotic

FORM EVALUASI PPK

LAPARATOMI

No Konten Ya Tidak Keterangan

1 Penegakan diagnosis

2 Pemeriksaan penunjang Imaging

3 Kesesuaian tindakan bedah terhadap


diagnosis

4 Terapi antibiotic
BAB III
HASIL

A. Hasil Evaluasi Audit Panduan Praktik Klinik (PPK) Appendicitis Akut


Pada kasus Appendicitis Akut, semua pasien di diagnosis oleh DPJP Spesialis
Bedah dengan pemeriksaan penunjang berupa Darah Rutin, CT/BT dan
diberikan antibiotic profilaksis sesuai dengan Pedoman Praktik Klinik yang
berlaku di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Kriteria Hasil evaluasi audit Panduan Praktik Klinik

Penegakan diagnosis 100%

Pemeriksaan penunjang 100%

Kesesuaian tindakan bedah 100%


terhadap diagnosis

Terapi antibiotic profilaksis 100%

B. Hasil Evaluasi Audit Panduan Praktik Klinik (PPK) Hernia Inguinalis


Pada kasus Hernia Inguinalis, semua pasien di diagnosis oleh DPJP Spesialis
Bedah dengan pemeriksaan penunjang berupa Darah Rutin, CT/BT dan
diberikan antibiotic profilaksis sesuai dengan Pedoman Praktik Klinik yang
berlaku di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Kriteria Hasil evaluasi audit Panduan Praktik Klinik

Penegakan diagnosis 100%

Pemeriksaan penunjang 100%

Kesesuaian tindakan bedah 100%


terhadap diagnosis

Terapi antibiotic profilaksis 100%


C. Hasil Evaluasi Audit Panduan Praktik Klinik (PPK) Fraktur Long Bone
Pada kasus Fraktur Long Bone, semua pasien di diagnosis oleh DPJP Spesialis
Bedah Ortophedi dengan pemeriksaan penunjang berupa Darah Rutin, CT/BT
dan imaging focus lokasi fraktur dan diberikan antibiotic profilaksis sesuai
dengan Pedoman Praktik Klinik yang berlaku di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Kriteria Hasil evaluasi audit Panduan Praktik Klinik

Penegakan diagnosis 100%

Pemeriksaan penunjang 100%

Kesesuaian tindakan bedah 100%


terhadap diagnosis

Terapi antibiotic profilaksis 100%

D. Hasil Evaluasi Pedoman Praktik Klinik (PPK) Fraktur Terbuka


Pada kasus Fraktur Terbuka, semua pasien di diagnosis oleh DPJP Spesialis
Bedah Ortophedi dengan pemeriksaan penunjang berupa Darah Rutin, CT/BT
dan imaging focus lokasi fraktur dan diberikan antibiotic profilaksis sesuai
dengan Pedoman Praktik Klinik yang berlaku di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Kriteria Hasil evaluasi audit Panduan Praktik Klinik

Penegakan diagnosis 100%

Pemeriksaan penunjang 100%

Kesesuaian tindakan bedah 100%


terhadap diagnosis

Terapi antibiotic profilaksis 100%


E. Hasil Evaluasi Pedoman Praktik Klinik (PPK) Laparatomi
Pada kasus laparatomi, semua pasien di diagnosis oleh DPJP Spesialis Bedah
dengan pemeriksaan penunjang berupa Darah Rutin, CT/BT an diberikan
antibiotic profilaksis sesuai dengan Pedoman Praktik Klinik yang berlaku di
Rumah Sakit Umum Haji Medan

Kriteria Hasil evaluasi audit Panduan Praktik Klinik

Penegakan diagnosis 100%

Pemeriksaan penunjang 100%

Kesesuaian tindakan bedah 100%


terhadap diagnosis

Terapi antibiotic profilaksis 100%


BAB IV
PENUTUP

RS X menetapkan lima bidang prioritas sebagai fokus yang diintegrasikan


berdasarkan diagnosis pasien, prosedur, populasi, atau penyakit. Di bidang-bidang
tersebut guidelines (pedoman), pathway (alur), dan protokol berdampak terhadap
aspek mutu dan keselamatan perawatan pasien; juga dapat mengurangi terjadinya
variasi hasil yang tidak diinginkan. Diharapkan dengan Kerangka Acuan Program ini
akan dapat memberikan penjelasan kepada unit-unit terkait dalam menyelenggarakan
kegiatan ini.

Mengetahui, Medan, Januari 2020


Direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan Ketua Komite KMKP

dr. Khainir Akbar Yusuf, Sp.A dr.Nurdiani, Sp.A


Pembina Utama Muda
NIP. 19610803 198710 1 001

Anda mungkin juga menyukai