Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA ORGANISASI DI KANTOR KEPALA DESA KEPEL

KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS

AYI KARMILAH SARI


ayikarmilah@gmail.com
Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh
Jln. RE Martadinata Nomor 150 Ciamis

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana penerapan budaya organisasi di
Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis (2) mengetahui faktor penunjang
dan penghambat dalam penerapan budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan
Cisaga Kabupaten Ciamis (3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan
budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis dengan
mengacu pada karakteristik budaya organisasi. Dalam penelitian ini menggunakan desain
penelitian analisis deskriptif dengan metode yang digunakan adalah kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan berupa observasi,
wawancara dan dokumentasi. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu 1 orang
kepala desa, 3 orang perangkat desa serta 1 orang BPD. Terdapat permasalahan dalam penerapan
budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis yang belum
berjalan dengan baik, hal itu terlihat dari lemahnya pencapaian kinerja perangkat desa secara
keseluruhan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, faktor yang menghambat dalam
penerapan budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis
yaitu berkaitan dengan Keterbatasan SDM, keterbatasan anggaran serta kurangnya ketegasan dari
Kepala Desa sehingga perangkat Desa Kepel bekerja berdasarkan pada kebiasaan tanpa melihat
pada aturan dan ketentuan yang ada. Sebagai penunjang, perangkat desa perlu memiliki inisiatif
sendiri dalam melaksanakan pekerjaan dan tidak memiliki sikap ketergantungan. Adapun upaya
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang tersebut adalah (1) Meningkatkan kinerja
masing-masing aparatur pemerintahan desa sesuai tugas pokok dan fungsinya. (2) Mengusulkan
kepada pemerintah pusat agar pencairan anggaran tidak mengalami keterlambatan, sehingga tidak
menghambat pelaksanaan program. (3) Sebagai Kepala Desa harus memiliki ketegasan dalam
memimpin, apabila terdapat perangkat desa yang lalai maka Kepala Desa harus tegas dalam
menyikapinya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran sebagai berikut: (1)
Perangkat desa perlu memahami pentingnya budaya dalam organisasi dan menjalankan tugas
dengan sebaik-baiknya sehingga akan mampu mencapai kinerja yang baik. (2) Mengenai
anggaran, mengusulkan kepada pemerintah pusat agar pencairan anggaran tidak mengalami
keterlambatan sehingga tidak menghambat pelaksanaan program (3) Perangkat desa harus
memiliki inisiatif sendiri dalam melaksanakan pekerjaan tanpa tergantung pada kepala desa dan
perlu lebih meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan setiap unit kerja, sehingga
penerapan budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis
dapat berjalan dengan baik.

Kata kunci : Budaya Organisasi

1. PENDAHULUAN hierarki, pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan


Organisasi merupakan sistem peran, tanggung jawab, sistem penggajian (reward
aliran aktivitas dan proses (pola hubungan kerja) system) dan sistem pengendalian. Sebagaimana
yang melibatkan beberapa orang sebagai diketahui bahwa dalam suatu organisasi terdapat
pelaksana tugas yang didesain untuk mencapai sistem kegiatan dari sekelompok orang untuk
tujuan bersama. Organisasi sebagai bentuk mencapai tujuan. Agar dapat mencapai tujuannya
persekutuan antara dua orang atau lebih yang organisasi harus mampu mendayagunakan
bekerjasama secara formal dan terikat dalam sumber-sumbernya juga sumber daya manusia.
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah Masyarakat dan organisasi memiliki
ditentukan. Organisasi merupakan lingkungan hubungan yang erat dengan budaya. Dalam suatu
individu dengan karakteristiknya yang antara organisasi atau lembaga, budaya memiliki fungsi
lain; keteraturan yang diwujudkan dalam susunan yang sangat penting. Budaya menciptakan

9
perbedaan yang jelas antara suatu organisasi f. Para karyawan merasa senang, karena diakui
dengan organisasi lain, memberikan identitas dan dihargai martabat dan kontribusinya
kepada anggota-anggotanya, mempermudah yang sangat rewarding;
timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih g. Adanya koordinasi, integrasi dan konsistensi
luas daripada kepentingan pribadi seseorang serta yang menstabilkan kegiatan-kegiatan
meningkatkan kemantapan sistem sosial. organisasi / perusahaan;
Organisasi masyarakat merupakan kerangka yang h. Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam
didalamnya terdapat tindakan sosial yang tidak tiga aspek pengarahan perilaku dan kinerja
hanya ditentukan oleh kelakuan individu. Setiap organisasi, dan kekuatannya yaitu menekan
organisasi berusaha untuk mampu meramalkan para anggota untuk melaksanakan nilai-nilai
perilaku dan prestasi karyawannya sebagai tujuan budaya;
manajemen organisasi sehingga tujuan organisasi i. Budaya berpengaruh terhadap perilaku
dapat dicapai secara efektif. individual maupun kelompok.
Tujuan organisasi akan tercapai bila Dari uraian tersebut dapat dijelaskan
pimpinan melaksanakan tugasnya dengan baik bahwa budaya organisasi dapat dijadikan alat
mengadakan kerjasama dan hubungan yang erat strategis dalam menghadapi perubahan dan
dengan pegawainya. Untuk mewujudkan diharapkan sebagai salah satu pilar competitive
keberhasilan organisasi yang telah ditetapkan advantage bagi organisasi, yang kemudian akan
tergantung dari seluruh komponen yang terlibat mengantarkan organisasi memiliki sumber daya
didalamnya, salah satu dari komponen adalah manusia yang mumpuni. Budaya organisasi
budaya organisasi, karena dengan budaya berkaitan erat dengan komponen organisasi
organisasi yang baik maka hubungan kerjasama lainnya, seperti struktur dan strategi organisasi.
dan hubungan yang akrab antara pimpinan dan Artinya, untuk memperoleh sinergi yang optimal
pegawai (bawahan) akan menghasilkan bagi perkembangan organisasi harus ada
kemampuan kerja yang optimal pada organisasi keselarasan antara strategi (bagaimana organisasi
itu sendiri. mencapai tujuan), struktur (bagaimana bentuk
Budaya organisasi yang kuat mendukung organisasi dapat mendukung pencapaian tujuan),
tujuan-tujuan dari suatu organisasi, sebaliknya dan kultur (bagaimana tindakan yang benar untuk
budaya yang lemah akan menghambat atau mencapai tujuan).
bertentangan dengan tujuan-tujuan organisasi. Untuk membentuk budaya organisasi,
Dalam suatu organisasi yang budaya prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide
organisasinya kuat, nilai-nilai bersama dipahami dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada
secara mendalam dianut dan diperjuangkan oleh tahap pembentukan ide organisasi tersebut belum
sebagian besar para anggota organisasi menjadi kenyataan atau ada wujudnya secara
(pegawai). Budaya yang kuat dan positif sangat fisik, namun tahap ini menjadi dasar
berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja terbentuknya budaya organisasi. Terbentuknya
pegawai dalam organisasi sebagaimana budaya terutama karena adanya para pendiri,
dinyatakan oleh Deal & Kennedy, Miner, dan yaitu orang berpengaruh yang dominan atau
Robbins dalam Sutrisno (2010:3) menyebutkan kharismatik yang memperagakan bagaimana
bahwa budaya organisasi menimbulkan hal organisasi seharusnya bekerja dalam
sebagai berikut : menjalankan misi guna meraih visi yang
a. Nilai-nilai kunci yang saling menjalin, ditetapkan. Budaya organisasi baru menjadi
tersosialisasikan, menginternalisasi, menjiwai kenyataan ketika organisasi sudah berdiri. Maka
pada para anggota, dan merupakan kekuatan dari itu budaya organisasi tercipta melalui suatu
yang tidak tampak; proses yang panjang dan secara bertahap dan
b. Perilaku-perilaku karyawan secara tidak berkelanjutan.
disadari terkendali dan terkoordinasi oleh Sementara, berdasarkan pada hasil
kekuatan yang informal atau tidak tampak; penjajagan yang penulis lakukan di Kantor
c. Para anggota merasa komitmen dan loyal Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
pada organisasi; Kabupaten Ciamis, menunjukkan adanya gejala-
d. Adanya musyawarah dan kebersamaan atau gejala terkait dengan penerapan budaya
kesertaan dalam hal-hal yang berarti sebagai organisasi yang kurang berjalan dengan baik, hal
bentuk partisipasi, pengakuan, dan ini dilihat dari adanya indikator-indikator sebagai
penghormatan terhadap karyawan; berikut :
e. Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan 1. Kurangnya tanggung jawab perangkat desa
kepada misi atau tujuan organisasi; terhadap kedisiplinan, sebagai contoh seperti
terkadang datang terlambat namun pulang

10
lebih cepat dan terkadang tidak berada di menunda-nunda suatu pekerjaan karena
tempat pada waktu jam kerja sehingga pemberian imbalannya pun tidak tepat waktu.
mengakibatkan pekerjaan/pelayanan yang 9. Sebagian perangkat desa masih saja ada yang
diberikan menjadi kurang lancar. melakukan kelalaian setelah adanya kritik
2. Kurangnya kemampuan berinovasi yang dan saran dari masyarakat terkait pelayanan
dimiliki perangkat desa dalam menetapkan administrasi pembuatan Surat Keterangan
skala prioritas program pembangunan Tidak Mampu (SKTM) yang prosesnya lama.
(infrastruktur jalan). Hal ini terlihat dari Hal ini terlihat dari masih adanya
banyaknya usulan masyarakat, namun masih keterlambatan dalam pelayanan administrasi
banyak jalan yang rusak padahal jalan dalam pengurusan Surat Keterangan Tidak
tersebut banyak dilewati oleh masyarakat. Mampu (SKTM) yang dibutuhkan
3. Dalam pencapaian visi misi kepala desa yang masyarakat yang proses pembuatannya lama.
tertuang dalam Rencana Pembangunan 10. Masih adanya pembatasan pelayanan pada
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) masih masyarakat hanya di jam kerja. Dalam hal ini
ada yang belum terealisasi. Hal ini terlihat terlihat dari adanya permintaan masyarakat
dari pembangunan infrastruktur (jalan) yang dalam pelayanan pembuatan Surat
masih belum merata. Keterangan Usaha (SKU) yang sifatnya
4. Kurangnya koordinasi antara kasi pelayanan mendesak, namun perangkat desa tidak bisa
dan kasi kesejahteraan dalam melaksanakan menyelesaikan pada saat itu juga.
program pembangunan dengan prinsip padat Berdasarkan permasalahan tersebut,
karya tunai yang didanai dari dana desa. Hal peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
ini terlihat dari adanya keterlambatan data penelitian dengan judul “Budaya Organisasi Di
yang dibutuhkan dari salah satu kasi yang Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
menyebabkan program padat karya tunai Kabupaten Ciamis”.
tersebut berjalan kurang baik. Dari latar belakang masalah di atas, maka
5. Minimnya motivasi yang diberikan kepala rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
desa terhadap perangkat desa. Hal ini terlihat 1. Bagaimana budaya organisasi yang
dari kurangnya dukungan yang diberikan diterapkan di Kantor Kepala Desa Kepel
oleh kepala desa untuk mengadakan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis ?
pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas 2. Apa saja faktor penunjang dan penghambat
perangkat desa. Contohnya dalam dalam penerapan budaya organisasi di Kantor
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
terkadang masih tidak sesuai karena Kabupaten Ciamis?
kurangnya pelatihan kasi kesra dalam 3. Bagaimana upaya yang dilakukan perangkat
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) desa dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut. dalam penerapan budaya organisasi di Kantor
6. Masih terdapat perangkat desa yang bekerja Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
lebih cenderung berdasarkan kebiasaan tanpa Kabupaten Ciamis ?
melihat pada aturan. Contohnya dalam
merancang siklus perencanaan, seharusnya 2. LANDASAN TEORITIS
Rencana Kerja Pembangunan (RKP) sudah Penelitian ini dilatarbelakangi dari
ditentukan pada bulan September namun adanya permasalahan mengenai budaya
masih saja ada keterlambatan. organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel
7. Perangkat desa kurang memberikan figur Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis yang
yang baik terhadap masyarakat sehingga belum berjalan dengan baik, hal itu terlihat dari
kurang diindahkannya ajakan untuk lemahnya pencapaian kinerja organisasi
melaksanakan kegiatan. Contoh kegiatan pemerintah desa secara keseluruhan.
pengajian rutin, banyak masyarakat yang Menurut Robbins dan Judge dalam
tidak mengikutinya karena perangkat desanya Sunyoto dan Burhanudin (2015:148) “budaya
pun sering tidak hadir. organisasi adalah sebagai sebuah sistem makna
8. Masih adanya keterlambatan pemberian bersama yang dianut oleh para anggota organisasi
insentif yang menyebabkan perubahan yang membedakan organisasi tersebut dengan
perilaku perangkat desa menjadi malas dalam organisasi yang lain”.
bekerja. Dalam hal ini mengakibatkan kurang Selanjutnya, Pettigrew dalam Sobirin
lancarnya pekerjaan karena perilaku (2007:129) menyatakan bahwa “budaya
perangkat desa menjadi leha-leha dan organisasi adalah sistem makna yang diterima

11
secara terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk melaksanakan sesuatu di sebuah organisasi,
waktu tertentu bagi kelompok orang tertentu”. seringkali melalui asumsi yang tidak
Dari pandangan tersebut dapat diuraikan diucapkan.
bahwa budaya organisasi merupakan aturan yang Uraian di atas dapat menjelaskan bahwa
ada dalam suatu organisasi dimana aturan terdapat tiga tingkatan budaya organisasi.
tersebut diterima secara terbuka dan kolektif oleh Pertama, artifacts dapat langsung dilihat dari
anggota organisasi serta menjadi pembeda antara struktur sebuah organisasi dan proses yang
organisasi dengan organisasi lainnya. dilakukan didalamnya. Artifacts merupakan hal
Pendapat lain juga dikemukakan oleh yang paling mudah dilihat dan ditangkap saat kita
Chatab dalam Torang (2016:112) yang memasuki sebuah organisasi karena berhubungan
menyatakan bahwa : erat dengan apa yang kita lihat, kita dengar dan
Budaya organisasi dapat difungsikan kita rasakan saat berada didalamnya. Kedua
sebagai identitas organisasi, social adalah nilai-nilai yang didukung oleh organisasi
cohesion (pengikat/pemersatu), sources yang mencakup strategi, tujuan, dan filosofi dasar
(sumber inspirasi), sumber penggerak yang dimiliki oleh organisasi. Dalam hal ini
dan pola perilaku, peningkat nilai biasanya dinyatakan secara tertulis dan menjadi
tambah, pengganti formalisasi, dan aturan bagi setiap gerak dan langkah anggota
mekanisme adaptasi terhadap perubahan. organisasi. Dan ketiga, asumsi-asumsi yang
Dari pandangan di atas mengenai budaya dipegang bersama dan menjadi dasar pijakan.
organisasi dapat dijelaskan bahwa budaya Asumsi-asumsi ini dapat ditemui dengan
organisasi adalah suatu kebiasaan yang terus menelusuri sejarah organisasi.
berulang-ulang dan menjadi nilai (value) dan Selanjutnya dalam penelitian, untuk
gaya hidup oleh sekelompok individu dalam mengukur mengenai budaya organisasi di Kantor
organisasi yang diikuti oleh individu berikutnya. Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
Dapat pula dikatakan bahwa budaya organisasi Kabupaten Ciamis digunakan pendekatan teori
adalah norma-norma yang telah disepakati untuk dari Victor Tan dalam Torang (2016:111) tentang
menuntun perilaku individu dalam organisasi. karakteristik budaya organisasi, yaitu :
Oleh sebab itu, budaya organisasi merupakan 1. Individual initiative (tanggung jawab,
dasar bagi pimpinan dan staf /anggota organisasi kebebasan dan ketidaktergantungan yang
dalam membuat perencanaan atau strategi dan dimiliki individu).
taktik dalam menyusun visi-misi untuk mencapai 2. Risk tolerance (pekerja didorong untuk
tujuan organisasi. toleransi dalam mengambil resiko, menjadi
Dalam mempelajari budaya organisasi agresif dan inovatif).
ada beberapa tingkatan budaya dalam sebuah 3. Direction (kemampuan organisasi
organisasi, dari yang terlihat dalam perilaku menciptakan sasaran yang jelas dan
(puncak) sampai pada yang tersembunyi. Schein menetapkan target kinerja).
dalam Nawawi (2013:86) mengklasifikasikan 4. Integration (setiap unit dalam organisasi
budaya organisasi dalam tiga kelas, antara lain: didorong untuk bekerja dengan cara
1. Artifact terkoordinasi).
Artifact adalah hal-hal yang dilihat, didengar, 5. Management support (tersedia bantuan,
dan dirasakan, jika seseorang berhubungan dan dukungan untuk bawahannya).
dengan sebuah kelompok baru dengan budaya 6. Control (jumlah aturan, ketentuan, dan
yang tidak dikenalnya. Artifact termasuk pengawasan langsung terhadap karyawan).
produk, jasa, dan bahkan tingkah laku anggota 7. Identity (identitas)
kelompok. 8. Reward system (didasarkan pada relatif
2. Nilai-nilai yang didukung (espoused values) kinerja)
Nilai-nilai yang didukung (espoused values) 9. Conflict tolerance (konflik dan kritikan
merupakan alasan tentang mengapa orang secara terbuka)
berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya 10.Communication pattern (pola komunikasi
sebagian besar organisasi dapat melacak nilai- dibatasi pada kewenangan hierarki formal)
nilai yang didukung kembali ke penemu Adapun manfaat dari budaya organisasi
budaya. sebagaimana dikemukakan oleh Robbins dalam
3. Asumsi yang mendasari (underlying Darodjat (2015:13), yaitu:
assumptions) 1. Membatasi peran yang membedakan
Adalah keyakinan yang dianggap sudah ada antara organisasi yang satu dengan
oleh anggota organisasi. Budaya untuk organisasi lain karena setiap organisasi
menetapkan cara yang tepat, dalam mempunyai peran berbeda, sehingga

12
memiliki akar budaya yang kuat dalam hubungannya dengan masalah yang sedang
sistem dan kegiatan yang ada diteliti penulis.
didalamnya. 2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan
2. Menimbulkan rasa memiliki identitas data yang diperoleh secara langsung di lokasi
bagi anggota; dengan budaya yang kuat penelitian dengan cara:
anggota organisasi akan merasa memiliki a. Observasi, yaitu cara memperoleh data
identitas yang merupakan ciri khas dengan mengadakan pengamatan
organisasinya. langsung ke objek penelitian yang
3. Mementingkan tujuan bersama daripada berkaitan dengan penerapan budaya
mengutamakan kepentingan individu. organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel
4. Menjaga stabilitas organisasi; komponen- Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.
komponen organisasi yang direkatkan b. Wawancara adalah teknik pengumpulan
oleh pemahaman budaya yang sama akan data melalui suatu percakapan yang
membuat kondisi internal organisasi diarahkan pada suatu masalah tertentu
relatif stabil. dan merupakan proses tanya jawab lisan
Dari keempat fungsi tersebut dimana dua orang atau lebih berhadapan
menunjukkan bahwa budaya dapat membentuk secara fisik. Dalam pelaksanaannya
perilaku dan tindakan karyawan dalam penulis melakukan wawancara secara
menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, nilai- terstruktur, dengan wawancara ini
nilai yang ada dalam organisasi perlu ditanamkan penulis menetapkan sendiri masalah dan
sejak dini pada diri setiap anggota. pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan. Format wawancara yang
3. METODE PENELITIAN digunakan dengan menggunakan
Dalam penelitian ini peneliti memilih pedoman wawancara.
menggunakan desain penelitian analisis deskriptif c. Dokumentasi, dalam hal ini berupa Profil
dengan metode yang digunakan adalah kualitatif. Desa Kepel Kecamatan Cisaga
Melalui metode tersebut penulis berusaha Kabupaten Ciamis Tahun 2018,
menyelidiki keadaan sebenarnya mengenai Peraturan Bupati Ciamis No 80 Tahun
penerapan budaya organisasi di Kantor Kepala 2016 tentang Struktur Organisasi dan
Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Tata Kerja Pemerintahan Desa, Peraturan
Ciamis. Desa RPJMDes Tahun 2014- 2019 yang
Tujuan dari analisis deskriptif ini agar berisi Visi Misi Kepala Desa.
mampu mendeskripsikan, menggambarkan atau Analisis data yang penulis gunakan
melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat sebagaimana menurut Miles dan Huberman
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan (Gunawan, 2013:210) mengemukakan tiga
antar fenomena yang diselidiki. Alasan mengapa tahapan yang harus dikerjakan dalam
peneliti menggunakan penelitian kualitatif adalah menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu:
dengan metode ini peneliti dapat mengetahui cara a. Reduksi data (data reduction)
pandang obyek penelitian secara lebih mendalam Mereduksi data merupakan kegiatan
dan tidak bisa diwakili dengan angka-angka merangkum, memilih hal-hal pokok,
statistik sehingga permasalahan akan dapat memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan
diungkapkan dengan jelas. mencari tema dan polanya.
Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal b. Paparan data (data display)
02 Februari 2018 sampai dengan 31 Juli 2018 Pemaparan data sebagai sekumpulan
bertempat di Kantor Kepala Desa Kepel informasi tersusun, dan memberi
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
Dengan jumlah informan sebanyak 5 dan pengambilan tindakan.
orang, yang terdiri dari: 1 Orang Kepala Desa, 1 c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Orang Sekretaris Desa, 1 Kaur Perencanaan Dan (conclusion drawing/verifying)
Keuangan, 1 Kasi Pelayanan Dan 1 Orang Penarikan simpulan merupakan hasil
Perwakilan Dari BPD. penelitian yang menjawab fokus penelitian
Teknik pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan hasil analisis data. Simpulan
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai disajikan dalam bentuk deskriptif objek
berikut: penelitian dengan berpedoman pada kajian
1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan penelitian.
data dengan cara mempelajari buku-buku dan
bahan-bahan, kepustakaan yang ada

13
4. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN bahwa perangkat desa di Kantor Kepala Desa
Penelitian ini dilatarbelakangi dari Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis
adanya permasalahan terkait dengan penerapan dalam menyelesaikan permasalahan secara
budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel umum terlaksana dengan cukup baik, karena
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis yang dalam pelaksanaan kerja perangkat desa sudah
dirasakan belum berjalan secara optimal. melaksanakan sesuai tugas pokok dan
Selanjutnya, untuk dapat mengetahui mengenai fungsinya masing-masing dan jika ada
ketidakoptimalan hal tersebut, maka penulis kendala yang cukup rumit, dilakukan
mencoba melakukan analisa mengenai budaya musyawarah untuk mencari solusinya yaitu
organisasi yang terjadi dengan melakukan pada minggon. Namun terkadang dalam
observasi di lapangan serta studi wawancara menyelesaikan pekerjaan, sebagian perangkat
sebagai alat pengumpul data sehingga diharapkan desa melihat terlebih dahulu sesuatu yang
dapat memperoleh data yang akurat dan bersifat finansial. Apabila tidak ada Biaya
akuntabel. Adapun untuk mengukur mengenai Operasional (BOP), perangkat desa kurang
budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel cepat tanggap dalam menyelesaikan suatu
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis digunakan permasalahan. Begitu pula dalam penguasaan
pendekatan teori dari Victor Tan dalam Torang teknologi, masih terdapat perangkat desa yang
(2016:111) tentang karakteristik budaya memang kurang memahami dalam
organisasi, yaitu Individual initiative, Risk mengaplikasikan teknologi sehingga dalam
tolerance, Direction, Integration, Management menyelesaikan pekerjaan perlu meminta
support, Control, Identity, Reward system, bantuan rekan kerja. Hal ini dibuktikan di
Conflict tolerance, Communication pattern. Kantor Kepala Desa Kepel terdapat perangkat
Berikut beberapa penjelasan dari pembahasan desa yang usianya sudah tua, sehingga tidak
hasil penelitian terkait dengan penerapan budaya menguasai teknologi modern.
organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel 3. Direction
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hasil wawancara dan
a. Penerapan Budaya Organisasi di Kantor observasi yang dilakukan dapat diketahui
Kepala Desa Kepel KecamatanCisaga bahwa masing-masing perangkat desa di
Kabupaten Ciamis Kantor Kepala Desa Kepel sudah memahami
1. Individual Initiative visi dan misi kepala desa, dan misi kepala
Berdasarkan hasil wawancara dan desa sebagian sudah dilaksanakan. Hal ini
observasi yang dilakukan dapat diketahui dapat dibuktikan dengan program-program
bahwa terdapat sebagian perangkat desa yang sudah berjalan meski belum terealisasi secara
kurang bertanggungjawab dalam keseluruhan sehingga perlu adanya partisipasi
melaksanakan pekerjaan sehingga rasa langsung dari masyarakat dalam
tanggung jawab perangkat desa perlu melaksanakan pembangunan di Desa Kepel
ditingkatkan. Sementara, dalam mengambil baik itu fisik maupun non fisik. Dan seluruh
keputusan, perangkat desa perlu berkoordinasi perangkat desa selalu berusaha untuk
terlebih dahulu dengan Kepala Desa. Karena menyelesaikannya sesuai target yang telah
bagaimanapun juga kepala desa merupakan ditentukan. Dan hingga saat ini sekitar 80%
pimpinan tertinggi di Desa, maka dalam telah dilaksanakan.
mengambil keputusan perlu diajukan terlebih 4. Integration
dahulu kepada kepala desa untuk Berdasarkan hasil wawancara dan
dipertimbangkan kembali. Perangkat desa di observasi, di Kantor Kepala Desa Kepel
Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis selalu
Kabupaten Ciamis dapat dikatakan cukup baik melakukan koordinasi terlebih dahulu dalam
dalam melaksanakan pekerjaan, hal ini terlihat melaksanakan program yang dilaksanakan
bahwa perangkat desa di Desa Kepel baik itu rapat melalui internal maupun
melaksanakan pekerjaan sesuai pada tugas eksternal. Seluruh Perangkat desa ikut
pokok dan fungsinya masing-masing. Dan berpartisipasi dalam pencapaian visi dan misi
sebagai pengingat tupoksi tersebut, kepala desa, dengan mengikuti setiap aturan
dibelakang kursi masing-masing perangkat dan ketentuan yang berlaku maka semua
desa tertera mengenai tugas pokok dan program yang akan dilaksanakan akan bisa
fungsinya. tercapai. Dalam merumuskan dan
2. Risk Tolerance menciptakan sasaran yang telah ditentukan
Berdasarkan hasil wawancara dan yang dilakukan atau dibahas pada saat
observasi yang dilakukan dapat diketahui minggon. Prinsip Desa Kepel adalah

14
musyawarah untuk mufakat baik itu program apabila sadar terhadap kemampuan kerjanya,
dari Pemerintah Kabupaten maupun maka akan bekerja dengan ikhlas tetapi
Pemerintah Pusat. Pelaksanaan program apabila sebaliknya maka pekerjaan akan terasa
berjalan sesuai dengan yang telah sangat membebani. Selain itu, masyarakat
direncanakan, seperti dalam pelaksanaan Desa Kepel sudah memberikan penghargaan
perbaikan sarana dan prasarana terutama jalan terhadap aparat pemerintah desa. Dan mereka
sebagian sudah ada yang diperbaiki, tinggal menghargai atas keputusan yang dilakukan
beberapa program saja yang belum terealisasi. oleh pemerintah desa. Serta masyarakat juga
Dan program yang sudah dilaksanakan sekitar berpartisipasi aktif dalam melaksanakan
60% - 80% dikarenakan untuk pencairan dana pembangunan baik fisik atau non fisik di Desa
yang masuk saat ini di bagi menjadi 3 kali Kepel.
yakni 30% 40% 40% 8. Reward System
5. Management Support Berdasarkan hasil wawancara dan
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan, dapat dijelaskan
observasi, penulis dapat menjelaskan bahwa bahwa penghasilan tetap (siltap) bagi
di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan perangkat desa diberikan secara bersyarat
Cisaga Kabupaten Ciamis motivasi yang sehingga tidak ada waktu penetapan yang
diberikan kepala desa terhadap perangkat desa pasti dalam pemberian siltap. Namun setiap
dilakukan pada saat rapat minggon. Selain itu bulannya pasti diberikan bagi perangkat desa.
salah satu motivasi yang diberikan berupa Begitu pula dengan insentif yang diberikan,
penghasilan tetap (Siltap), bagi perangkat desa tidak ada ketetapan waktu dalam
yang bertanggungjawab harus melaksanakan pemberiannya. Dan di Kantor Desa Kepel
pekerjaan sebagaimana mestinya. Begitupun telah dilaksanakan bimtek dan pelatihan untuk
fasilitas di Kantor Kepala Desa Kepel meningkatkan kinerja perangkat desa,
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis dapat pembinaan bagaimana perangkat desa bekerja
dikatakan sudah cukup memadai. secara profesional.
6. Control 9. Conflict Tolerance
Berdasarkan hasil wawancara dan Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, penulis dapat menjelaskan bahwa observasi penulis di lapangan, dapat
di Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan dijelaskan bahwa keterbukaan sesama
Cisaga Kabupaten Ciamis masih terdapat perangkat desa dalam menyelesaikan suatu
perangkat desa yang lalai dalam masalah di Kantor Kepala Desa Kepel
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis dapat
hampir semua perangkat desa bekerja dikatakan kurang berjalan dengan optimal.
berdasarkan kebiasaan tidak bekerja mengacu Hal ini dikarenakan tidak semua pegawai
pada aturan yang ada. Hal ini diakibatkan dapat secara terbuka dalam meyelesaikan
karena kurangnya ketegasan seorang Kepala masalah, masih ada perangkat desa yang
Desa.Kepala Desa sebaiknya melakukan belum terbuka ketika mendapatkan masalah,
pengawasan bagi perangkat desa yang dalam hal ini permasalahan tersebut ingin
dilakukan secara pribadi mengamati, meneliti, diselesaikan secara individu. Dan dalam
memeriksa, mengecek sendiri laporan yang penyampaian kritik dan saran perangkat desa
telah dibuat. Pengawasan tidak hanya terhadap dari perangkat desa lain secara
dilakukan oleh kepala desa akan tetapi oleh umum belum terlaksana dengan baik
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Serta dikarenakan masih adanya perangkat desa
dalam mengevaluasi setiap kegiatan yang yang memberikan saran maupun kritiknya
telah dilaksanakan biasanya diadakan dalam dengan berbicara dibelakang tidak
kegiatan minggon untuk dievaluasi bersama- disampaikan secara langsung.
sama sehingga apabila ada yang kurang sesuai 10. Communication Pattern
bisa dicarikan solusinya bersama-sama. Berdasarkan pada hasil wawancara
7. Identity dan observasi di lapangan dapat dijelaskan
Berdasarkan hasil wawancara dan bahwa komunikasi yang terjalin antara kepala
observasi dapat diketahui bahwa perangkat desa dengan perangkat desa dapat dikatakan
desa di Kantor Kepala Desa Kepel merasa sudah cukup baik, dan bapak Kepala Desa
memiliki terhadap bagian dari organisasi memberikan keleluasaan bagi perangkat desa
dalam hal ini Desa Kepel. Mengenai kepuasan sehingga komunikasi bisa dilakukan kapan
perangkat desa terhadap tempat dan jabatan saja dan dimana saja. Apabila bapak Kepala
itu tergantung kepada pribadi masing-masing, Desa sedang keluar, maka bisa dihubungi

15
lewat telepon. Begitupun tidak ada hambatan sebagaimana mestinya agar program yang
dalam menjalin komunikasi sesama perangkat dapat dilaksanakan tepat pada sasaran.
desa. Dalam dalam menjalin komunikasi yang 11. Adanya reward khusus dari Kepala desa bagi
baik dengan masyarakat, aparatur perangkat yang bekerja dengan baik, serta
pemerintahan desa selalu mengusahakan hadir adanya punishment (hukuman) bagi
apabila terdapat acara di masyarakat, namun perangkat desa yang melanggar aturan.
di sisi lain terdapat masyarakat yang 12. Perlu adanya ketegasan dari seorang kepala
mengeluhkan mengenai pelayanan kurang desa apabila terdapat perangkat desa yang
memuaskan yang diberikan oleh perangkat tidak taat pada aturan dan ketentuan yang
desa. ada.
13. Kepala Desa harus selalu mengawasi,
b. Faktor Penunjang dan Penghambat dalam mengecek dalam penyusunan laporan agar
Penerapan Budaya Organisasi di Kantor perangkat desa dapat menyelesaikannya
Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga dengan baik.
Kabupaten Ciamis 14. Selalu diusahakan untuk mengikuti rapat
Faktor-faktor yang dapat menunjang minggon, agar perangkat desa mampu
dalam penerapan budaya organisasi di Kantor mengevaluasi kegiatan atau laporan yang
Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga telah dilaksanakan.
Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut : 15. Bimtek bagi perangkat desa agar dapat
1. Perlu adanya kesadaran perangkat desa melaksanakan pekerjaan sesuai bagiannya
dalam melaksanakan pekerjaaan dengan masing-masing.
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi 16. Memberikan pelayanan yang baik terhadap
serta melaksanakan sesuai tugas pokok dan masyarakat serta berusaha untuk mengetahui
fungsinya masing-masing. tugas pokok dan fungsi dari perangkat desa
2. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan lain agar permintaan dari masyarakat dapat
program serta dengan melakukan dilayani.
musyawarah dengan lembaga terkait sebagai 17. Dengan meningkatkan kerjasama antar
rekan kerja Kepala Desa dalam memutuskan pegawai dan seluruh perangkat desa harus
sesuatu. merasa memiliki bagian dari Desa Kepel.
3. Perangkat desa perlu mengetahui tugas 18. Perangkat desa harus berani menyampaikan
pokok dan fungsinya masing-masing, serta saran dan kritiknya demi kemajuan Desa
bersikap dewasa dan bijaksana terhadap Kepel sendiri.
permasalahan yang terjadi. 19. Melakukan pendekatan dan silaturahmi
4. Dalam menyelesaikan persoalan perlu perangkat desa terhadap masyarakat
melibatkan Lembaga-Lembaga, BPD, menghadiri ketika diadakan pertemuan
Karang Taruna, tokoh wanita, serta tokoh dengan warga, sebagai kesempatan bagi
masyarakat sesuai dengan permasalahan yang perangkat desa agar lebih dekat dengan
terjadi. masyarakat.
5. Kepala Desa memberikan arahan dalam
setiap pelaksanaan pekerjaan kepada Sementara, dalam penerapan budaya
perangkat desa agar menjadi lebih cepat organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel
tanggap terhadap persoalan yang terjadi. Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, ditemukan
6. Melengkapi fasilitas IT yang lebih modern, hambatan-hambatan sebagai berikut :
serta meningkatkan jaringan di Desa Kepel 1. Kurangnya kedisiplinan perangkat desa di
agar mudah dijangkau dimana-mana. Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan
7. Diadakan bimbingan teknis (Bimtek) bagi Cisaga Kabupaten Ciamis dalam
perangkat desa. melaksanakan pekerjaan sehingga
8. Kepala Desa agar selalu memberikan penyerahan laporan sering mengalami
pengertian agar selalu berkoordinasi dalam keterlambatan, serta perangkat desa sering
melaksanakan suatu pekerjaan. datang terlambat namun pulang lebih cepat.
9. Pengarahan dari kepala desa, serta seorang 2. Sebagian perangkat desa yang menunggu
kepala desa harus tegas dalam memutuskan perintah kepala desa dalam melaksanakan
dan menetapkan skala prioritas program. pekerjaan dan sulitnya perangkat desa dalam
10. Perlu adanya koordinasi dengan lembaga menetapkan skala prioritas.
terkait program, serta perangkat desa perlu 3. Terdapat perangkat desa yang masih baru
menjalankan verifikasi dan validasi sehingga belum memahami mengenai
pekerjaan selanjutnya sehingga harus

16
diarahkan atau diberikan petunjuk terlebih pada saat evaluasi sehingga tidak mencapai
dahulu oleh Kepala Desa. target yang ditentukan.
4. Terdapat perangkat desa yang tidak memiliki 17. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada,
solusi terhadap persoalan yang muncul serta terkadang kurangnya koordinasi antar
sehingga membutuhkan bantuan dari sesama perangkat desa karena adanya
perangkat desa yang lain. keterlambatan pembuatan laporan sehingga
5. Masih rendahnya kinerja perangkat desa kurang berjalannya suatu program dengan
dalam melaksanakan pekerjaan. baik.
6. Faktor usia perangkat desa, sehingga kurang 18. Sering terjadinya perubahan aturan sehingga
mampu mengaplikasikan teknologi serta masih terdapat pegawai yang masih belajar
sulitnya jaringan di Desa Kepel. dan memahami jabatan atau kedudukan yang
7. Terlambatnya turunnya anggaran, sehingga ditempati.
dalam menjalankan misi Kepala Desa 19. Tidak semua masyarakat menghiraukan
program yang direncanakan belum terealisasi ajakan-ajakan dari perangkat desa dan
secara keseluruhan. sebagian masyarakat bersikap acuh tak acuh,
8. Terdapat perangkat desa yang tidak langsung seperti terlambatnya pembayaran PBB
mengerjakan tugas yang diberikan, padahal sudah diingatkan jauh-jauh hari oleh
melainkan ditunda-tunda sehingga pihak pemerintahan desa.
penyelesaiannya pun tidak sesuai dengan 20. Pemberian penghasilan tetap (siltap) bagi
target yang ditentukan. perangkat desa tidak dibayarkan secara tepat
9. Dalam pelaksanaan rapat terdapat sebagian waktu sehingga kurang semangat dalam
perangkat desa berhalangan hadir sehingga bekerja.
kurangnya koordinasi dalam melaksanakan 21. Tidak tepatnya waktu pemberian insentif
pekerjaan. mengakibatkan perangkat desa kurang
10. Kurangnya pemahaman perangkat desa semangat dalam bekerja.
dalam merancang siklus RKP, sehingga 22. Tidak adanya anggaran khusus bagi
masih saja ada keterlambatan dan kesulitan perangkat desa untuk meningkatkan
perangkat desa menentukan skala prioritas pendidikan.
program. 23. Kurangnya sikap responsif terhadap masalah
11. Kurangnya kemampuan perangkat desa yang dihadapi perangkat lain karena
dalam menetapkan skala prioritas program. kesibukan masing-masing sehingga kurang
Seperti program PKH, masih terdapat memahami masalah yang dihadapi perangkat
sebagian masyarakat yang belum desa yang lain.
mendapatkannya. 24. Masih terdapat sebagian perangkat desa yang
12. Kepala Desa Kepel kurang memberikan belum berani untuk menyampaikan
penekanan terhadap perangkat desa sehingga pendapatnya secara langsung dan berbicara
perangkat desa lalai dalam melaksanakan dibelakang.
pekerjaan sehingga mengakibatkan perangkat 25. Kurangnya pendekatan dan silaturahmi
desa kurang menerapkan kedisiplinan. perangkat desa terhadap masyarakat dan
13. Terbatasnya anggaran dan seringnya terdapat sebagian masyarakat mengeluhkan
terlambat turun sehingga fasilitas di Kantor prosedur pembuatan surat pengantar dari
Kepala Desa Kepel belum lengkap. desa yang terlalu berbelit-belit.
14. Kurangnya kesadaran yang dimiliki
perangkat desa dalam melaksanakan c. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk
kewajiban. Dan Perangkat desa Kepel Mengatasi Hambatan yang Timbul dalam
bekerja cenderung berdasarkan pada Penerapan Budaya Organisasi di Kantor
kebiasaan, sehingga tidak melihat pada Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
aturan. Kabupaten Ciamis
15. Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Adapun berdasarkan pembahasan hasil
Kepala desa, sehingga perangkat desa penelitian dalam mengatasi hambatan penerapan
melaksanakan pekerjaan saat diawasi atau budaya organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel
ditanyakan oleh Kepala Desa saja. Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, aparatur
16. Terdapat perangkat desa yang tidak hadir pemerintahan Desa Kepel telah berupaya
pada saat rapat minggon dan setelah evaluasi mengatasi hambatan dengan cara sebagai berikut:
dilaksanakan masih terdapat pegawai yang 1. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dari
tidak mengerti arahan yang disampaikan dalam diri perangkat desa, dan mencintai
pekerjaan masing-masing sehingga dalam

17
melaksanakan pekerjaan tidak merasa desa atau bahkan teguran untuk
terbebani dan menjalankan pekerjaan mendisiplinkan perangkat desa.
berdasarkan tugas pokok dan fungsinya serta 13. Anggaran Dana Desa (ADD) perlu
selalu berkomitmen untuk mencapai tujuan dibesarkan khususnya untuk Biaya
organisasi. Operasional (BOP) dan BPD agar fasilitas
2. Dalam mengambil keputusan selalu lebih dilengkapi.
koordinasi dengan Kepala Desa dan pihak- 14. Untuk meningkatkan kedisiplinan perangkat
pihak tertentu baik BPD, lembaga, dan juga desa terhadap aturan dan tata tertib yang ada
masyarakat tergantung permasalahan yang adalah dengan disediakannya Finger Print di
terjadi dan selalu memupuk rasa Desa Kepel.
kebersamaan serta gotong royong sesama 15. Perangkat desa bekerja harus sesuai dengan
masyarakat Desa Kepel agar tercipta aturan dan ketentuan yang ada, karena tiap
kebersamaan dan diperoleh keputusan yang organisasi memiliki aturan dan ketentuannya
tepat menyelesaikan persoalan yang terjadi. masing-masing dan setiap perangkat desa
3. Adanya inisiatif dari perangkat desa mematuhi aturan yang ada dan menjalankan
menjalankan tugas pokok dan fungsinya arahan kepala desa.
masing-masing tanpa menunggu perintah 16. Dengan diberikan saran dan arahan baik dari
terlebih dahulu. kepala desa dan juga BPD sebagai bahan
4. Kebersamaan harus tetap terjalin selalu evaluasi kinerja perangkat desa.
sharing dengan perangkat desa lain mengenai 17. Meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia)
program yang sedang dijalankan serta dan mengusulkan agar dana desa segera turun
menyampaikan keluhan yang terjadi pada untuk melengkapi fasilitas kebutuhan
saat rapat minggon agar dicarikan solusinya. perangkat desa dan juga melaksanakan
5. Kepala desa memberikan pengarahan program yang ada agar dapat berjalan dengan
mengenai kinerja perangkat desa pada saat lancar.
minggon agar perangkat desa lebih responsif 18. Perangkat desa memiliki tanggungjawab
terhadap permasalahan yang terjadi. terhadap pekerjaan, dan mengusulkan kepada
6. Perlu adanya pelatihan agar perangkat Desa pemerintah agar aturan bagi desa untuk tidak
Kepel mampu mengaplikasikan teknologi sering berubah karena menghambat dalam
dalam menyelesaikan pekerjaan secara pelaksanaan penyelesaian laporan.
keseluruhan. 19. Sebagai tokoh masyarakat perlu memiliki
7. Dengan mengusulkan kepada pemerintah sifat jujur, berwibawa, memberi tauladan
tingkat atas, agar tidak ada keterlambatan terhadap masyarakat serta memberikan
anggaran untuk menjalankan program- pelayanan prima terhadap masyarakat.
program yang telah direncanakan. 20. Dengan memberikan usulan kepada
8. Menjaga komunikasi yang baik antar pemerintah agar siltap perangkat desa
perangkat desa, dan melakukan pekerjaan diberikan secara tepat waktu serta siltap perlu
sesuai aturan dan waktu yang telah ditingkatkan demi kesejahteraan aparatur
ditentukan. pemerintah desa.
9. Saat rapat minggon seluruh perangkat desa 21. Mengusulkan agar pemberian insentif
hadir untuk membahas permasalahan yang diberikan secara tepat waktu dan lebih
terjadi, karena semua permasalahan yang ditingkatkan.
terjadi dibahas pada saat rapat minggon. 22. Perlu disediakan dana khusus bagi perangkat
10. Dalam perumusan dan penciptaan sasaran desa untuk meningkatkan pendidikan bagi
yang telah ditentukan dengan perlu adanya perangkat desa agar SDM (Sumber Daya
kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam Manusia) di Desa Kepel lebih profesional
skala prioritas program yang ada, sehingga dalam bekerja sesuai bidangnya masing-
tepat sasaran. masing.
11. Dalam merealisasikan program yang telah 23. Selalu terbuka terhadap permasalahan yang
ditentukan secara keseluruhan, perangkat terjadi, sehingga dapat dicarikan solusi yang
desa ikut terjun ke lapangan agar bersama- tepat untuk menyelesaikan permasalahan
sama mewujudkan Desa Kepel menjadi lebih secara bersama-sama.
baik bersama dengan masyarakat. 24. Perlu disediakannya kotak saran agar segala
12. Kepala Desa perlu memberikan masukan- kritikan dan saran perangkat desa dapat
masukan, saran-saran, reward yang sifatnya tersampaikan demi kemajuan Desa Kepel.
membangkitkan semangat kerja perangkat 25. Melakukan silaturahmi (open house) untuk
masyarakat dan pihak pemerintah desa ikut

18
berpartisipasi apabila ada acara di desa akan menghasilkan kemampuan
masyarakat misalnya saja acara hajatan dan kerja yang optimal pada organisasi itu
tidak lupa juga melayat apabila ada sendiri. Dalam hal ini, seorang kepala
masyarakat yang meninggal dunia sehingga desa bersifat tegas dalam mengawasi
terjalin komunikasi yang baik dengan kinerja perangkat desa sehingga
masyarakat. perangkat desa menjalankan tugas
dengan sebaik-baiknya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Untuk lebih mengoptimalkan upaya-
Berdasarkan hasil pembahasan, upaya dalam mengatasi hambatan yang
penelitian yang dilakukan dengan wawancara dan mempengaruhi kelancaran dan
observasi mengenai “Budaya Organisasi Di keberhasilan budaya organisasi, perlu
Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga lebih meningkatkan komunikasi dan
Kabupaten Ciamis”. Maka penulis dapat menarik koordinasi dengan setiap unit kerja, agar
kesimpulan dan memberikan saran sebagai penerapan budaya organisasi di Kantor
berikut: Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
Kesimpulan Kabupaten Ciamis dapat berjalan dengan
Dalam penerapan budaya organisasi di baik.
Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan Cisaga
Kabupaten Ciamis dengan melihat pada DAFTAR PUSTAKA
karakteristik budaya organisasi dapat dikatakan
belum berjalan dengan baik, hal itu terlihat dari Darodjat, Tubagus Achmad. 2015. Pentingnya
lemahnya pencapaian kinerja organisasi Budaya Kerja Tinggi dan Kuat Absolute.
pemerintah desa secara keseluruhan. Hasil Bandung : PT. Refika Aditama.
wawancara dan observasi yang telah dilakukan Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian
menunjukkan bahwa masih terdapat Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta :
permasalahan dalam pelaksanaannya seperti Bumi Aksara.
keterbatasan SDM di Kantor Kepala Desa Kepel, Nawawi Uha, Ismail. 2013. Budaya Organisasi
keterbatasan anggaran serta kurangnya ketegasan Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta :
dari Kepala Desa sehingga perangkat Desa Kepel Kencana.
bekerja berdasarkan pada kebiasaan tanpa Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi:
melihat pada aturan dan ketentuan yang ada. Pengertian, Makna dan Aplikasinya dalam
Untuk meminimalisir hambatan yang terjadi, Kehidupan Organisasi. Yogyakarta :Unit
perlu ditunjang dengan adanya bimtek bagi Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
perangkat desa, mengatur anggaran dalam Ilmu Manajemen YKPN.
pelaksanaan pembangunan agar tetap terlaksana Sunyoto, Danang & Burhanudin. 2015. Teori
pekerjaan serta setiap perangkat desa harus Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta :
memiliki inisiatif sendiri dalam melaksanakan CAPS (Center of Academic Publishing
pekerjaan tanpa tergantung pada kepala desa. Service)
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi Sutrisno, Edi. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta :
hambatan yang terjadi dengan melihat pada Kencana.
karakteristik budaya organisasi agar budaya Torang, Syamsir. 2016. Organisasi dan
organisasi di Kantor Kepala Desa Kepel Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis dapat
berjalan dengan baik.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan dan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam penerapan budaya organisasi di
Kantor Kepala Desa Kepel Kecamatan
Cisaga Kabupaten Ciamis, seluruh
aparatur pemerintah desa perlu
memahami pentingnya budaya dalam
organisasi karena dengan budaya
organisasi yang baik maka hubungan
kerjasama kepala desa dan perangkat

19
20

Anda mungkin juga menyukai