Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : SUBHANI
NIM : 2001472
MATA KULIAH : HUKUM PERTANAHAN
DOSEN : Dr. AKHMAD SUHAIMI, S.Sos., S.H., M.H.
MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM
SULTAN ADAM BANJARMASIN

SOAL !
1. Berdasarkan filosopi dasar pemberian Hak Atas Tanah baik
itu hak milik, Hak Guna Bangunan, hak pakai, hak guna
usaha maupun hak pengelolaan, sebelum calon subjek
hak/pemohon mengajukan permohonan hak atas tanah
terlebih dahulu menguasai tanah yang dimohon dengan
dibuktikan dengan data fisik dan data yuridis.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data fisik dan
data yuridis serta bagaimana bentuk-bentuk data
yuridisnya?
b. Suatu data fisik dan data yuridis harus memenuhi
syarat umum yaitu clear and clean Apa yang
dimaksud dengan clear and clean dalam kontek
permohonan hak atas tanah?
2. Jelaskan kapan Terjadinya atau lahirnya hak atas tanah
Berdasarkan PP 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak
Pakai serta UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
JAWABAN:
1. a. Data Fisik Dan Data Yuridis Serta Bentuk-Bentuknya
Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 6 dan
angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 yang
menyatakan bahwa pengertian Data fisik adalah keterangan
mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai
adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya.
Sedangkan Data yuridis adalah keterangan mengenai status
hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar,
pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain
yang membebaninya.
Bentuk data yuridis adalah surat tanah ( Petok D, Girik,
Surat Hijau, Letter C, Ketitir, Wigendom, Opstaal, Erfpacht,
Rincik atau Surat Pendaftaran Sementara Tanah Milik
Indonesia) dan Sertifikat Tanah

b. Clear And Clean Dalam Kontek Permohonan Hak Atas


Tanah
Clean and Clear dalam kontek permohonan hak atas
tanah adalah:
Clean adalah Data yuridis lengkap dan tak bermasalah
(tidak ada sengketa atau beban lain dari pihak ketiga)
Clear adalah Data fisik jelas: letak, luas dan batas-batas
objek
2. Hak Atas Tanah
Negara dapat memberikan tanah kepada seseorang atau
badan hukum dengan sesuatu hak misalnya hak milik, HGU,
HGB atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan
kepada Badan Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah
Swatantra). lahirnya hak atas tanah sejak diberikan dengan
keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.

Hak Guna Usaha


HGU adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh negara, dalam jangka waktu paling
lama 25 tahun, guna perusahaan pertanian, perikanan atau
peternakan.
Untuk perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih
lama dapat diberikan HGU untuk waktu paling lama 35
tahun. Atas permintaan pemegang hak dan mengingat
keadaan perusahaannya, jangka waktu HGU dapat
diperpanjang dengan waktu yang paling lama 25 tahun.  HGU
diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar,
dengan ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih
harus memakai investasi modal yang layak dan teknik
perusahaan yang baik, sesuai dengan perkembangan zaman.
Yang dapat mempunyai HGU adalah:
a. warga negara Indonesia;
b. badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
 HGU dapat beralih dan dialihkan kepada pihak
lain. HGU hapus karena:
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir
karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; 
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka
waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah.
Orang atau badan hukum yang mempunyai HGU dan
tidak lagi memenuhi syarat-syarat, dalam jangka waktu satu
tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada
pihak lain yang memenuhi syarat.
 Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang
memperoleh HGU, jika ia tidak memenuhi syarat tersebut.
Jika HGU yang bersangkutan tidak dilepaskan atau dialihkan
dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena
hukum, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain akan
diindahkan, menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.

Hak Guna Bangunan


HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri,
dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.
Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat
keperluan serta keadaan bangunan-bangunannya, jangka
waktu HGB dapat diperpanjang dengan waktu paling lama 20
tahun.  Yang dapat mempunyai HGB adalah warga negara
Indonesia dan badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
HGB dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
HGB hapus karena
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir
karena sesuatu syarat tidak dipenuhi;
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka
waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. ditelantarkan; dan
f. tanahnya musnah.
Orang atau badan hukum yang mempunyai HGB dan
tidak lagi memenuhi syarat, dalam jangka waktu satu tahun
wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak
lain yang memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga
terhadap pihak yang memperoleh hak guna-bangunan, jika ia
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika HGB yang
bersangkutan tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka
waktu tersebut, maka hak itu hapus karena hukum, dengan
ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain akan diindahkan,
menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.

Hak Pakai
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau
memungut hasil dari:
1. tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, yang
memberi wewenang dan kewajiban yang
ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
pejabat yang berwenang memberikannya, atau
2. tanah milik orang lain dalam perjanjian dengan
pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-
menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala
sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan
ketentuan-ketentuan UUPA.
Selain itu, hak pakai juga dapat diberikan atas tanah
dengan hak pengelolaan, yang diberikan dengan keputusan
pemberian hak oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan
usul pemegang hak pengelolaan. 
Hak pengelolaan sendiri adalah hak menguasai dari
negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian
dilimpahkan kepada pemegangnya. Yang dapat mempunyai
hak pakai adalah:
a. warga negara Indonesia;
b. orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
c. badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
d. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan
di Indonesia.
Hak pakai dapat diberikan untuk jangka waktu paling
lama 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu
paling lama 20 tahun atau diberikan untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk
keperluan tertentu.
Hak pakai yang diberikan untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan selama dipergunakan untuk keperluan
tertentu diberikan kepada:
a. departemen, lembaga pemerintah non departemen,
dan pemerintah daerah;
b. perwakilan negara asing dan perwakilan badan
internasional;
c. badan keagamaan dan badan sosial.
d. Pemberian hak pakai tidak boleh disertai syarat-
syarat yang mengandung unsur-unsur
pemerasan. 

Anda mungkin juga menyukai