Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING

Pembimbing
dr. Dewi,Sp.OG

Disusun oleh
Luthfi Pratama 2012730058

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 7 NOVEMBER 2016 – 15 JANUARI 2017
RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
2016
Placental Nutrient Transport and Intrauterine Growth
Restriction

Pendahuluan
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) didefinisikan sebagai kegagalan janin untuk
mencapai potensi pertumbuhannya yang ditentukan secara genetik. PJT mempengaruhi
sekitar 5-15% dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi bervariasi antara
negara-negara berkembang (30-55% dari bayi yang lahir di Asia Tengah, 15-25% di Afrika,
dan 10-20% di Amerika Latin.
Janin PJT didasarkan pada berat badan saat lahir (<2500 g) atau perkiraan berat janin
(<10 persentil), dan dengan penilaian pertumbuhan janin via ultrasound (lingkar perut <2.5th
persentil). Selain itu, perubahan indeks velocimetry Doppler, seperti bentuk gelombang arteri
umbilikalis abnormal atau berkurangnya pulsasi arteri serebri medial, menunjukkan kelainan
pada sirkulasi janin dan adalah indikasi dari PJT. bayi dengan berat lahir di bawah persentil 2
untuk usia kehamilan beresiko tinggi untuk mengalami pertumbuhan janin terhambat.
PJT dikaitkan dengan peningkatan risiko lahir mati, sementara juga merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi PJT memiliki pada risiko tinggi
kelahiran prematur, asfiksia, gangguan termoregulasi, hipoglikemia, disfungsi jantung, dan
infeksi. Serta konsekuensi yang merugikan pada kesehatan seumur hidup, termasuk gangguan
perkembangan saraf di masa kecil dan risiko untuk penyakit metabolisme dan kardiovaskular
yang lebih tinggi saat dewasa

Transport nutrien plasenta


Plasenta merupakan mediasi perukaran nutrisi, oksigen dan hasil yang tidak
digunakan, sehingga memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin. Plasenta memiliki 2
lapisan yaitu kapiler endontel janin dan sinsitiotrofoblas. Sinsitiotrofoblas memiliki dua
membran plasma terpolarisasi: membran microvillous (MVM) diarahkan menuju ruang
intervillous dan membran basal (BM) berhadapan dengan kapiler janin
Berbagai faktor mempengaruhi transfer zat antara sirkulasi ibu dan janin. Faktor-
faktor ini meliputi aliran darah utero-plasenta dan imbilikus, gradien konsentrasi nutrisi, serta
ketebalan, daerah pertukaran, dan metabolisme plasenta. Kedua membran plasma
sinsitiotrofoblas mengekspresikan beberapa transporter asam amino. Transporter akumulatif
meningkatkan konsentrasi asam amino intraseluler dengan memediasi penyerapan asam
amino tertentu ke sinsitiotrofoblas, biasanya dengan kotransport Na+. Penukar menggantikan
asam amino non-esensial menjadi asam amino esensial. Pada plasenta manusia, sekitar 20
transporter asam amino yang berbeda telah diidentifikasi. Baik transporter akumulatif
maupun penukar diekspresikan dalam MVM tersebut. BM mengekspresikan transporter yang
memungkinkan untuk difusi terfasilitasi, selain transporter akumulatif dan pertukaran.
Asam lemak melewati plasenta dalam beberapa proses. Lipase yang terkait dengan
MVM menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak non-esterifikasi; plasenta
mengekspresikan beberapa lipase, termasuk lipase lipoprotein. Kemudian asam lemak yang
terikat pada membran protein yang mentransport protein (FATPs) memediasi penyerapan
asam lemak rantai panjang. Lima isoform FATP berbeda diekspresikan dalam plasenta
manusia. Plasenta manusia juga mengekspresikan CD36 (translokase asam lemak), sebuah
reseptor yang diusulkan untuk mengangkut atau menyerap asam lemak dekat dengan
membran sel untuk memfasilitasi penyerapannya FATPs. CD36 dan FATPs diekspresikan
oleh baik MVM maupun BM, menunjukkan keterlibatan penyerapan dan efluks asam lemak
sinsitiotrofoblas. Selanjutnya, asam lemak dikirim ke kompartemen intraseluler yang berbeda
oleh protein yang berikatan dengan asam lemak (FABPs). Plasenta manusia mengekspresikan
empat isoform FABP.
Transport glukosa plasenta terjadi melalui difusi difasilitasi oleh protein transporter
glukosa tertentu (GLUTs), diekspresikan oleh kedua membran plasma dari sinsitiotrofoblas.
Kadar glukosa lebih tinggi dalam sirkulasi ibu dari dalam sirkulasi janin, sehingga
menyebabkan transportasi glukosa ke janin.
Etiologi Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
PJT sering dikaitkan dengan gangguan perkembangan, struktur dan morfologi
plasenta, yang pada gilirannya mengubah fungsi dan kapasitas plasenta dalam memberikan
nutrisi ke janin. Beberapa penyebab, dari lingkungan, ibu, dan janin, dapat menyebabkan
insufisiensi plasenta. Ini termasuk kehamilan pada dataran tinggi, kondisi yang berhubungan
dengan perubahan aliran uteroplasenta darah, usia muda ibu, gizi kurang, infeksi plasenta dan
proses inflamasi, asap rokok, obat-obatan terlarang digunakan, penyakit genetik janin, dan
malformasi kongenital.

1. Ibu Kurang Nutrisi


Menurun dan / atau tidak seimbangnya ketersediaan nutrisi ibu dikaitkan dengan
peningkatan risiko persalinan bayi kecil untuk usia kehamilan. kurang gizi ibu pada
trimester ketiga menghambat pertumbuhan plasenta. Kurang gizi ibu karena pasokan
makanan terbatas adalah penyebab utama dari PJT di negara-negara berkembang dan
merupakan masalah yang signifikan di negara-negara industri. Penyebab lain dari asupan
makanan yang rendah adalah muntah berat setelah minggu ke-16 kehamilan. Dampak
kurang gizi ibu pada pertumbuhan janin setidaknya sebagian dimediasi oleh efeknya
pada plasenta, karena kondisi ini dikaitkan dengan perubahan ukuran plasenta,
perkembangan pembuluh darah, fungsi endokrin, dan transportasi nutrisi.
2. Pre Eklamsia
Perubahan dalam sirkulasi ibu dan janin telah dilaporkan pada kehamilan pre-
eklampsia. Kadar amino dan asam lemak darah ibu meningkat pada kehamilan dengan
komplikasi pre-eklampsia. Selanjutnya, konsentrasi asam amino lebih tinggi dan
berkorelasi berbanding terbalik dengan pertumbuhan janin dalam umbilikus pada
kehamilan pre-eklampsia. Perubahan dalam kadar asam lemak umbilikus dengan pre-
eklampsia menunjukkankan penurunan asam lemak omega-3 dan peningkatan kadar
asam lemak tak jenuh tunggal.
Plasenta dari kehamilan pre-eklampsia memiliki kapasitas yang berkurang untuk
mengangkut asam amino esensial taurin. Sementara kadar mRNA dan aktivitas
transporter Sistem A tidak terpengaruh, transport arginin melewati BM meningkat pada
plasenta dari kehamilan pre-eklampsia. Oleh karena itu, pre-eklampsia memiliki efek
yang berbeda pada beberapa pengangkutan asam amino yang ditemukan dalam plasenta.
Ekspresi transporter asam lemak plasenta juga mengalami perubahan oleh pre-eklampsia
juga. Kadar FATP1 dan FATP4 dari mRNA plasenta lebih rendah pada pre-eklampsia
dibandingkan dengan kehamilan yang sehat, sementara kadar CD36 dan lipoprotein
lipase tetap tidak berubah.
3. Usia Ibu
Usia ginekologi ibu yang muda dan pertumbuhan yang berkelanjutan selama
kehamilan. Hal ini dapat berdampak pada suplai darah rahim dan menyebabkan
persaingan untuk nutrisi antara ibu dan janin.
Penelitian oleh Hayward dan rekan menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan
dan perkembangan plasenta tidak dipengaruhi oleh usia ibu, ibu remaja memiliki
aktivitas Sistem A plasenta yang lebih rendah dan berkurangnya ekspresi mRNA dari
isoform Sistem A, SNAT1 dan SNAT2 dibandingkan dengan ibu dewasa. Hasil ini
sebagian dapat menjelaskan risiko persalinan bayi kecil untuk usia kehamilan yang lebih
tinggi pada kehamilan remaja. Sistem A plasenta yang lebih rendah bisa menunjukkan
usaha untuk mencadangkan asam amino untuk ibu kurang gizi.
4. Kehamilan pada dataran tinggi
Ekspresi transporter glukosa GLUT1 BM yang lebih rendah di ketinggian > 3000
meter dibandingkan dengan 1600 meter atau 400 meter mungkin menunjukkan bahwa
kapasitas transportasi glukosa plasenta menurun pada kehamilan di dataran tinggi
(Zamudio et al., 2006, 2010). Selain itu, Zamudio et al. melaporkan konsumsi glukosa
plasenta meningkat pada ketinggian tinggi dan menunjukkan bahwa metabolisme
anaerobik plasenta menyebabkan ketersediaan oksigen namun glukosa yang terbatas
untuk pertumbuhan janin.
5. Infeksi dan Inflamasi
Pertumbuhan janin juga dapat terganggu oleh inflamasi (villitis) dan infeksi
plasenta. Villitis, digambarkan sebagai infiltrasi sel inflamasi ke dalam vili plasenta,
telah dilaporkan lebih sering terjadi pada plasenta dari janin kecil untuk usia kehamilan
atau PJT dibandingkan pada janin AGA. Serupa pada peradangan plasenta, infeksi
bakteri dan virus tertentu selama kehamilan telah dikaitkan dengan pertumbuhan janin
berkurang.
Infeksi malaria selama kehamilan dikaitkan dengan penurunan berat badan lahir.
Selain itu, infeksi malaria mempengaruhi aliran darah uterus dan arteri umbilikalis dan
merusak kapasitas plasenta dalam mengangkut nutrisi ke janin. Secara khusus, aktivitas
Sistem A berkurang dalam membran MVM plasenta dan ekspresi transporter glukosa
GLUT1 lebih rendah di BM pada kehamilan ini. Oleh karena itu, perubahan aliran darah
dan transport nutrisi yang berkurang di sinsitiotrofoblas dapat berkontribusi terhadap
berat badan lahir rendah sehubungan dengan infeksi malaria plasenta.
6. Alkohol, Rokok dan Kokain
Dalam beragam model in vitro plasenta, paparan etanol telah terbukti mengurangi
transportasi taurin (Sistem β) dan transfer asam lemak α-linolenat dan DHA. Sebaliknya,
etanol tidak mempengaruhi glukosa plasenta atau transport asam amino Sistem A.
Ibu yang merokok dikaitkan dengan penurunan berat badan lahir. Penggunaan
tembakau juga terkait dengan peningkatan risiko persalinan bayi kecil untuk usia
kehamilan. Penggunaan tembakau ibu telah terbukti memiliki beberapa efek pada
plasenta, seperti berkurangnya fungsi mitokondria, meningkatnya pemutusan untai ganda
DNA, dan volume kapiler plasenta yang lebih rendah. Berkaitan dengan transport asam
amino plasenta, nikotin mengurangi transport arginin dan menghambat transport asam
amino Sistem A. Transport asam lemak tampaknya tidak dipengaruhi oleh ibu yang
merokok.
Penggunaan kokain oleh ibu juga dikaitkan dengan penurunan berat badan lahir.
Dalam perfusi kotiledon plasenta, kokain mengurangi transport arginin, fenilalanin, dan
valin, tetapi tidak mempengaruhi transport alanin dan lisin.

Kesimpulan
Perubahan transport nutrisi plasenta yaitu asam amino, asam lemak, atau glukosa
telah dikaitkan dengan beberapa kondisi yang diketahui meningkatkan risiko persalinan bayi
kecil atau pertumbuhan janin terhambat.

Anda mungkin juga menyukai