REFERAT
Oleh:
Luthfi Pratama (2012730058)
Kontrasepsi
Dengan
Tanpa alat/obat
alat/obat
KONTRASEPSI NON-HORMONAL
Tanpa
alat/obat
Alat obat
Hormonal
Kontrasep • Progestin
si
progestin
• Memperkuat estrogen shg tdk
terjadi ovulasi
n
• Mengentalkan lendir serviks shg
Progestero
menghalagi penetrasi sperma
• Menekan sekresi FSH shg
menghalangi maturasi folikerl
dalam ovarium shg menghambat
Estrogen
pengeluaran LH
• Ovulasi terganggu
Cara kerja
• Efektivitas tinggi
• Frekuensi koitus tidak perlu
Kelebihan diatur
• Siklus haid teratur
• Keluhan-keluhan dismenorea
berkurang
Medroksi
progesteron
• Progesteron
asetat/Estradio dan estrogen
l Sipionat
• Perdarahan tidak teratur
• amnorea
Kelemahan
• Efektivitas tinggi
n
• Sederhana pemakaianya (4x dalam setahun)
• Reversibel
Keuntunga
• Menghalangi terjadinya ovulasi dg menekan RH dari
hipotalamus
• Lendir serviks bertambah kental
Mekanisme
• Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi
• Depo Medroksiprogesteron (depo Provera)
• Noretindron enantat (Norgest)
Contoh
Progestin
• Menghambat ovulasi dan
e
menekan proliferasi
endomterium
Mekanism
• 25 mg Medroksiprogesteron
asetat
n
• 5mg estradiol sipionat (Cyclo-
Kandunga
Provera)
Sipionat
Medroksiprogesteron asetat/Estradiol
• 2 batang yang mengandung 75
mglenovogestrel dan lama kerjanya 3
Jadena
tahun
• 1 batang yang mengandung68 mg 3-
n
keto-desogestrel dan lam kerjanya 3
tahun
Implano
• 6 batang yang mengandung 36 mg
levonogestrel dibungkus dalam kapsul
silastic-lembut dan lama kerjanya 5
Norplant
tahun.
Implan
• Cocok untuk wanita yang tidak
boleh menggunakan obat yang
Kelebihan
mengandung estrogen
• Mengentalkan lendir serviks
uteri
e
• Menimbulkan perubahan pada Mekanism
endometrium shg tdk cocok
untuk implantasi
Implan
AKDR
• Alat
AKDR Kontrasepsi
Dalam Rahim
AKDR • Mirena
dengan
Progestin
• Perdarahan
samping
• Rasa nyeri dan kejang
• Gangguan pda suami
Efek
• Hanya memerlukan 1 kali pemasangan
• Tidak menimbulkan efek sistemik
n
• Ekonomis dan cocok untuk massal
• Reversibel
• Efektivitas tinggi
Keuntunga
• Mencegah fertilisasi
e
• Menimbulkan respon inflamasi endometrial Mekanism
KONTRASEPSI HORMONAL
KONTRASEPSI MANTAP
Kontrasepsi
Mantap
Vasektomi Tubektomi
• Cara ini paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan
mengangkat bagian tengah dari tuba sehingga membentuk
suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan
Pomeroy
benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu dipotong.
Setelah benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba
Cara
akhirnya terpisah satu dengan yang lain.
• Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga
terbentuk suatu lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan
Madlener
tersebut dijepit dengan cunam kuat-kuat dan selanjutnya
dasar itu diikat dengan benang yang tidak diserap. Tidak
dilakukan pemotongan tuba
Cara
• Tindakan pengambilan sebgaian saluran telur perempuan
i
untuk mencegah proses fertilisasi Tubektom
Tubektomi
• Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari
lubang operasi. Suatu ikatan dengan benang
r
sutera dibuat melalui bagian mesosalping
dibawah fimbria. Jahitan ini diikat 2x, satu
mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi
Kroene
tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya.
Seluruh fimbria dipotong.
Cara
• Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan
benang yang dapat diserap, ujung proksimal
Irving
dari tuba ditanamkan kedalam miometrium,
sedangkan ujung distal ditanamkan ke dalam
ligamentum latum.
Cara
KONTRASEPSI MANTAP
Cara Madlener
Minilaparotomi
Cara Irving
KONTRASEPSI MANTAP
cara Uchida
• Tidak mengkehendaki kehamilan lagi
Indikasi
• Tidak menimbulkan kelainan fisik
n
• Tidak mengganggu libido seksualitas Keuntunga
• Tindakan yang dilakukan pada kedua
vasdeferens laki-laki yang mengakibatkan
bersangkutan tidak menyebabkan kehamilan
Vasektomi
lagi.
Vasektomi
KONTRASEPSI MANTAP
KONTRASEPSI DARURAT
Kontrasepsi
Darurat
AKDR Pil KB
• Kesalahan dalam pemakaian
kontrasepsi
si
• Perkosaan
• Tidak menggunakan kontrasepsi
Indika
• Kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan setelah
r
berhubungan seksual Konda
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Anwar, Mochamad, dkk. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga cetakan pertama. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-23. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama
cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001.
5. Sarwono. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
sarwono; 2002.