Anda di halaman 1dari 40

Kontrasepsi

PEMBIMBING : dr.Hj.HUSNA AMELZ,Sp.OG

REFERAT

Oleh:
Luthfi Pratama (2012730058)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
DEFINISI
 
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut.
CIRI-CIRI KONTRASEPSI IDEAL

1. Efektivitas yang tinggi


2. Efek samping yang minimal
3. Reversible
4. Melindungi dari STD
5. Mudah didapatkan
6. Tidak ada kontraindikasi
KONTRASEPSI

Kontrasepsi

Hormonal Non hormonal

Dengan
Tanpa alat/obat
alat/obat
KONTRASEPSI NON-HORMONAL
Tanpa
alat/obat

Coitus Post coital Prolonged Pantang


interuptus douche Lactation berkala

Metode Metode Metode Metode


suhu basal lendir sympthotermal kalender
tubuh serviks
n
• Pengendalian diri yang
besar dari pihak laki-laki
Kekuranga
• Tidak membutuhkan Kelebihan
biaya dan alat
• Penarikan penis dari interuptus
vagina sebelum terjadi Coitus
ejakulasi
Kontrasepsi tanpa alat
• Mengurangi kemungkinan
as
terjadinya konsepsi hanya
dalam batas-batas tertentu .
Efektivit
• Pembilasan vagina dengan air
douche
biasa atau tanpa tambahan coital
larutan obat (cuka atau obat
lain)
Post
Postcoital douche
• Mencegah ovulasi dan as
memperpanjang Efektivit
amenorea post partum
• Laktasi dikaitkan lactation
dengan adanya d
prolaktin menekan Prolonge
adanya ovulasi
Prolonged Lactation
• Siklus terpendek dikurangi 18 dan siklus terpanjang
kalender
dikurangi 11 Metode
l
• Penggabungan dari kedua metode diatas
sympthoterma
Metode
• Lendir di cek di vagina
serviks
• Sesaat sebelum ovulasi lendir berubah menjadi basah
dan licin.
Metode lendir
• Suhu tubuh sebelum ada aktivitas apapun.
basal
• Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi Metode suhu
Pantang berkala
KONTRASEPSI NON-HORMONAL
Dengan
alat/obat

Alat obat

Laki-laki Perempuan Spermatisida

Kondom Pessarium jelly atau tablet


Suppositorium C-film
cream. busa
Cervical Diafragma
cap vaginal
• Selaput karet sebagai penghalang kenikmatan
n
sewaktu melakukan koitus Kekuranga
• Perlindugan terhadap penyakit kelamin
Kelebihan
• Perisai dari penis sewaktu melakukan koitus dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina
laki-laki
• Kondom dilapisi pelicin yang mempunyai sifat
spermatisid
Kondom
Kontrasepsi dengan alat/obat
• Motivasi cukup kuat
• Tidak untuk dipergunakan secara massal
Kelemahan
• Kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR
• Hampir tidak ada efek samping
• Motivasi baik dan pemakaian betul hasilnya cukup
n
memuaskan
• Pengganti pil dan AKDR
Keuntunga
• Dimasukkan kedalam vagina sebelum koitus untuk
vaginal
menjaga jangan samapai sperma masuk ke uterus
• Untuk memperkuat khasiat dioles obat spermatisid
Diafragma
Perempuan (pesarium)
• Dibuat dari karet atau
plastik,bentuk seperti
mangkuk
al cap
• Cap dipasang pada
Cervic
portio servisis uteri
seperti memasang topi
Cervical cap
• Obat mulai efektif setelah 30 menit.
C-Film
• Sampoon, Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet terlebih
dahulu dicelupkan ke dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam
Tablet busa
vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30-60 menit.
• Jelly lebih encer daripada cream. Obat ini disemprotkan ke dalam
cream
vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang
lebih 20 menit sampai 1 jam
Jelly atau
• Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus.
m
Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang
lebih 20 menit sampai 1 jam.
Suppositoriu
Kontrasepsi dengan Obat
KONTRASEPSI NON-HORMONAL

Suppositorium C-film Jelly atau cream


KONTRASEPSI HORMONAL

Hormonal

Oral Suntik Implan AKDR


Oral
Kontrasep • Monofasik :estrogen dan
progestin dalam dosis sama
si • Sekuensial (bifasik/trifasik) :
estrogen dan progestin dalam
kombinasi dosis yang berbeda

Kontrasep • Progestin

si
progestin
• Memperkuat estrogen shg tdk
terjadi ovulasi
n
• Mengentalkan lendir serviks shg
Progestero
menghalagi penetrasi sperma
• Menekan sekresi FSH shg
menghalangi maturasi folikerl
dalam ovarium shg menghambat
Estrogen
pengeluaran LH
• Ovulasi terganggu
Cara kerja
• Efektivitas tinggi
• Frekuensi koitus tidak perlu
Kelebihan diatur
• Siklus haid teratur
• Keluhan-keluhan dismenorea
berkurang

• Diminum setiap hari


Kelemaha • Motivasi kuat
• Bagi sebagian kalangan harga
n mahal
Injeksi
• Progestron
Progestin saja

Medroksi
progesteron
• Progesteron
asetat/Estradio dan estrogen
l Sipionat
• Perdarahan tidak teratur
• amnorea
Kelemahan
• Efektivitas tinggi
n
• Sederhana pemakaianya (4x dalam setahun)
• Reversibel
Keuntunga
• Menghalangi terjadinya ovulasi dg menekan RH dari
hipotalamus
• Lendir serviks bertambah kental
Mekanisme
• Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi
• Depo Medroksiprogesteron (depo Provera)
• Noretindron enantat (Norgest)
Contoh
Progestin
• Menghambat ovulasi dan
e
menekan proliferasi
endomterium
Mekanism
• 25 mg Medroksiprogesteron
asetat
n
• 5mg estradiol sipionat (Cyclo-
Kandunga
Provera)
Sipionat
Medroksiprogesteron asetat/Estradiol
• 2 batang yang mengandung 75
mglenovogestrel dan lama kerjanya 3
Jadena
tahun
• 1 batang yang mengandung68 mg 3-
n
keto-desogestrel dan lam kerjanya 3
tahun
Implano
• 6 batang yang mengandung 36 mg
levonogestrel dibungkus dalam kapsul
silastic-lembut dan lama kerjanya 5
Norplant
tahun.
Implan
• Cocok untuk wanita yang tidak
boleh menggunakan obat yang
Kelebihan
mengandung estrogen
• Mengentalkan lendir serviks
uteri
e
• Menimbulkan perubahan pada Mekanism
endometrium shg tdk cocok
untuk implantasi
Implan
AKDR
• Alat
AKDR Kontrasepsi
Dalam Rahim
AKDR • Mirena
dengan
Progestin
• Perdarahan
samping
• Rasa nyeri dan kejang
• Gangguan pda suami
Efek
• Hanya memerlukan 1 kali pemasangan
• Tidak menimbulkan efek sistemik
n
• Ekonomis dan cocok untuk massal
• Reversibel
• Efektivitas tinggi

Keuntunga
• Mencegah fertilisasi

e
• Menimbulkan respon inflamasi endometrial Mekanism
KONTRASEPSI HORMONAL
KONTRASEPSI MANTAP

Kontrasepsi
Mantap

Vasektomi Tubektomi
• Cara ini paling banyak dilakukan. Dilakukan dengan
mengangkat bagian tengah dari tuba sehingga membentuk
suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan

Pomeroy
benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu dipotong.
Setelah benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba
Cara
akhirnya terpisah satu dengan yang lain.
• Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga
terbentuk suatu lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan
Madlener
tersebut dijepit dengan cunam kuat-kuat dan selanjutnya
dasar itu diikat dengan benang yang tidak diserap. Tidak
dilakukan pemotongan tuba
Cara
• Tindakan pengambilan sebgaian saluran telur perempuan

i
untuk mencegah proses fertilisasi Tubektom
Tubektomi
• Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari
lubang operasi. Suatu ikatan dengan benang

r
sutera dibuat melalui bagian mesosalping
dibawah fimbria. Jahitan ini diikat 2x, satu
mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi

Kroene
tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya.
Seluruh fimbria dipotong.
Cara
• Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan
benang yang dapat diserap, ujung proksimal
Irving
dari tuba ditanamkan kedalam miometrium,
sedangkan ujung distal ditanamkan ke dalam
ligamentum latum.
Cara
KONTRASEPSI MANTAP

Cara Madlener
Minilaparotomi
Cara Irving
KONTRASEPSI MANTAP

cara Kroener Cara Pomeroy

cara Uchida
• Tidak mengkehendaki kehamilan lagi
Indikasi
• Tidak menimbulkan kelainan fisik
n
• Tidak mengganggu libido seksualitas Keuntunga
• Tindakan yang dilakukan pada kedua
vasdeferens laki-laki yang mengakibatkan
bersangkutan tidak menyebabkan kehamilan
Vasektomi
lagi.
Vasektomi
KONTRASEPSI MANTAP
KONTRASEPSI DARURAT

Kontrasepsi
Darurat

AKDR Pil KB
• Kesalahan dalam pemakaian
kontrasepsi
si
• Perkosaan
• Tidak menggunakan kontrasepsi
Indika
• Kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan setelah
r
berhubungan seksual Konda
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Anwar, Mochamad, dkk. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga cetakan pertama. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-23. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.
4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama
cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001.
5. Sarwono. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
sarwono; 2002.

Anda mungkin juga menyukai