Anda di halaman 1dari 3

LOCUS DELICTI

Slide 1 :
Apa itu Locus Delicti?
 Locus Delicti berasal dari kata Locus yang berarti tempat atau lokasi dan Delicti yang
berarti delik atau tindak pidana.
 Jadi secara istilah locus delicti dapat diartikan sebagai berlakunya hukum pidana
dilihat dari segi lokasi terjadinya perbuatan pidana tersebut atau dengan kata lain
locus delicti dapat diartikan sebgai Locus Delicti adalah tempat terjadinya suatu
tindak pidana atau lokasi tempat kejadian perkara.
Slide 2 :
Locus Delicti dalam Pasal 84 ayat (1) KUHAP :
“Pengadilan negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak pidana yang
dilakukan dalam daerah hukumnya.”
Dari pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan “Di tempat mana dilakukan tindak pidana atau
di daerah hukum Pengadilan Negeri mana dilakukan tindak pidana, Pengadilan Negeri
tersebut yang berwenang mengadili”.
Slide 3 :
Manfaat mengetahui tempat kejadian perkara (Lotus delicti) dalam penyidikan perkara pidana
 Berdasarkan hasil penelitian dipahami manfaat tempat kejadian perkara bagi penyidik dalam
penyidikan perkara pidana adalah : 
(a) mengetahui tempat kejadian perkara (TKP), dapat menentukan kompetensi untuk
mengadili perkara pidana
(b) penuntut umum dapat menuntut perkara dari tindak pidana yang terjadi dalam daerah
hukumnya menurut undangundang,
(c) sebagai salah satu sumber keterangan terpenting bagi penyidik untuk mendapat bukti-
bukti dalam proses pengungkapan tindak pidana,
(d) dapat merupakan kunci pemecah dalam proses pengungkapan tindak pidana,
(e) bagi penyidik TKP dapat menyajikan buktibukti objektif (bukti mati) dan bukti-bukti
subjektif yang berupa keterangan saksi maupun informasi-informasi,
(f) dapat menentukan wilayah atau daerah hukum kewenangan melaksanakan tugasnya
sebagai penyidik, yang menyangkut pula kompetensi relatif kejaksaan negeri dan pengadilan
negeri yang memeriksa perkaranya.
Slide 4 :
3 teori mengenai Lotus Delicti
1. Teori Perbuatan Materiel (Ieer van de lichamelijke)
2. Teori Alat (Ieer van het instrumen)
3. Teori Akibat (Ieer van het gevlog)
Slide 5 :
1. Teori Perbuatan Materiil (Ieer van de lichamelijke)
 Definisi dari teori ini didasarkan kepada perbuatan fisik.
 Dengan kata lain, tempat terjadinya tindak pidana (locus delicti) adalah tempat,
dimana pelaku melakukan perbuatan materiil-nya dari tindak pidana yang di perbuat.
 Teori ini menegaskan bahwa yang dianggap sebagai tempat terjadinya tindak pidana
adalah tempat dimana perbuatan tersebut dilakukan.
Contoh : Jika ada seseorang yang melakukan tindak pidana pembunuhan dimana si
pelaku membunuh korbannya di Bekasi, setelah terjadi pembunuhan tersebut si korban
dibawa lari ke Jakarta dan di sana ia meninggal, maka meskipun akibatnya (matinya
korban) terjadi di Jakarta, yang dianggap sebagai tempat dilakukannya perbuatan adalah
Bekasi.
Slide 6 :
2. Teori Alat (Ieer van het instrumen)
 Definisi teori ini didasarkan atas berfungsinya suatu alat yang digunakan untuk
berbuat tindak pidana. Intinya adalah Yaitu tempat di mana alat atau instrument
yang digunakan untuk melakukan kejahatan menimbulkan akibat.
Contoh : Jika seorang pelaku mengirimkan makanan beracun dari Jakarta ke
Bandung untuk seseorang, kemudian orang tersebut (korban) memakan makanan
beracun tersebut dan ia mati maka, yang dianggap sebagai tempat terjadinya kejahatan
adalah Bandung. Hal ini dikarenakan alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan
(makanan beracun) menimbulkan akibat.
Slide 7 :
3. Teori Akibat (Ieer van het gevlog)
Menurut teori ini, yang dianggap sebagai tempat dilakukannya tindak pidana adalah tempat di
mana suatu kejahatan menimbulkan akibat perbuatan.
Contoh : x mengirimkan paket berisi bom ke Bekasi kepada y yang berada di Jakarta.
Kemudian bom meledak mengenai y yang berada di Jakarta yang mengakibatkan y
meninggal di tempat, maka berdasarkan teori ini yang menjadi Locus Delicti atau tempat
kejadian perkara nya adalah di Jakarta dikarenakan di tempat tersebut akibat dari perbuatan
(pembunuhan) terjadi.
Slide 8 :
Tempus Delicti
Pengertian tempus delicti
 Tempus delicti berasal dari kata Tempo yang berarti waktu dan Delicti yang
berarti delik atau tindak pidana. 
 Jadi Tempus delicti dapat diartikan sebagai waktu terjadinya tindak pidana, saat
dilakukannya tindak pidana tersebut.
Tujuan diketahuinya tempus delicti
1. untuk keperluan kadaluarsa dan hak penuntutan
2. untuk mengetahui apakah pada saat itu sudah berlaku hukum pidana atau belum
3. apakah si pelaku sudah mampu bertanggung jawab atau belum
Slide 9 :
Arti Penting Tempus Delicti
 Pertama, menentukan asas legalitas. Yakni menentukan apakah di saat terjadinya
suatu perbuatan, apakah sudah ada UU yang mengatur bahwa perbuatan tersebut
merupakan perbuatan yang dilarang oleh UU hukum pidana sebagai tindak pidana dan
diancam dengan sanksi pidana. Hal ini terkait prinsip non-analogi dan non-retroaktif.
 Kedua, menentukan tenggang daluwarsa baik daluwarsa penuntutan tindak pidana
maupun daluwarsa untuk menjalankan pidana. Yakni menentukan apakah tenggang
daluwarsa suatu tindak pidana masih berlaku atau tidak. Daluwarsa sendiri merupakan
salah satu alasan hilangnya hak melakukan penuntutan dan hak melaksanakan
pemidanaan.
 Ketiga, menentukan keabsahan surat dakwaan. Berdasarkan Pasal 143 ayat (2)
KUHAP mensyaratkan bahwa surat dakwaan harus menyebutkan waktu dan tempat
terjadinya tindak pidana. Jika tidak terpenuhi, menurut ketentuan Pasal 143 ayat (3)
KUHAP, maka surat dakwaan batal demi hukum.

Slide 10 :

Tempus delicti adalah penting karena berhubungan dengan :

1) Pasal 1 KUHP, untuk menentukan apakah perbuatan yang bersangkut paut pada waktu itu
sudah dilarang dan diancam dengan pidana atau belum.

2) Pasal 44 KUHP, untuk menentukan apakah terdakwa ketika itu mampu bertanggung jawab
atau tidak.

3) Pasal 45 KUHP, untuk menentukan apakah terdakwa ketika melakukan perbuatan sudah
berumur 16 tahun atau belum, jika belum berumur 16 tahun, maka boleh memilih antara
ketiga kemungkinan.

4) Pasal 79 KUHP (verjaring atau daluarsa), dihitung mulai dari hari setelah perbuatan pidana
terjadi

Anda mungkin juga menyukai