Pd,
Institusi, Tahun Ajar SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING, TP. 2021/2022
2. Jenjang Sekolah SMK
3. Fase/Kelas E/X
4. Kode Modul M.1.1_A.1.1_
5. Alokasi Waktu (menit) 3 TM x 6 JP x 45 MENIT (810 MENIT)
6. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu antara lain :
1. Menjelaskan Green Building dengan kata-kata sendiri
2. Menjelaskan Green Architecture dengan kata-kata sendiri
3. Menjelaskan Sustainable Building dengan kata-kata sendiri
7. Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkebinekaan global
3. Mandiri
4. Berfikir kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
8. Sarana Prasarana Laptop, Internet, Infokus, ATK
9. Moda (PJJ, TM, Blended) TM
10. Kegiatan Pembelajaran Diskusi, Penugasan, Presentasi
11. Kata Kunci (materi Perkembangan Teknologi dan Isu-isu Global
pokok)
12. Kode Perangkat DPIB.E.KUD.10.2
13. Jumlah Peserta Didik 36 Siswa
14. Karakteristik Peserta Reguler
Didik
15. Materi Ajar 1. Green building (hutan vertikal)
2. Sustainable building
3. Green Architecture
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Durasi Waktu
A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
- Guru memerintahkan atau meminta salah satu siswa memimpin
berdoa bersama-sama sebelum pelajaran dimulai
- Guru melakukan presensi siswa
- Guru melakukan apersepsi terkait materi pembelajaran
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
(Green Building dan Sustainable Building).
B Inti 105’
- Guru memberikan assessment diagnosis non kognitif
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan masalah
terkait tayangan video https://youtu.be/Ahoq-shlBks dan
https://youtu.be/DitBPAkFQUE
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang diketahui
dan didapatkan saat meyimak video dan membahasnya bersama
anggota kelompok kemudian membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan memberikan
pertanyaan pemantik kepada siswa untuk dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat
pada kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberi tugas individu untuk menganalisis lingkungan sekitar
apakah sudah menerapkan green building, sesuai 6 kriteria (ada
pada materi) menganalisis dan Menyusun permasalahan yang ada
pada LKPD
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik yang
sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
- pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Tindak Lanjut
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan bangunan?
2. Hitunglah soal di bawah ini:
100 cm = …. m
3. Apakah yang dimaksud dengan green building?
4. Apakah yang dimaksud dengan sustainable
building?
5. Apakah yang dimaksud dengan lampu hemat
energi?
6. Apakah yang dimaksud dengan penghijauan?
7. Bagaimana cara melakukan penghijauan?
8. Bagaimana cara mengolah sampah yang baik?
9. Apakah yang dimaksud lubang biopori?
10. Apakah yang dimaksud produk ramah
lingkungan?
Tindak Lanjut
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:
Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila
jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab
dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi
dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
● Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
● Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari guru
● Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke kelas di bawah, atau
dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga, dan
pendamping lainnya yang relevan
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://youtu.be/Ahoq-shlBks dan https://youtu.be/DitBPAkFQUE
Setelah selesai setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat pada
kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis.
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
- Tugas Individu
Hasil pekerjaan dibuat format power point dan dikirimkan ke email GoogleClassRoom
ASESMENT FORMATIF KEGIATA PEMBELAJARAN 2
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://youtu.be/gsFEYRTNlg8 dan mencatat pada LKPD
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Langkah Kerja:
1. Tentukan lokasi lubang resapan. Idealnya jarak antar lubang adalah 50-100 cm.
Pastikan berjarak agak jauh dengan sumur air/sumber air
2. Sirami lokasi yang diinginkan dengan air agar tanah menjadi gembur dan empuk
3. Lubangi tanah dengan diameter 10-15 cm dengan menggunakan bor biopori atau
dengan menggunakan linggis
4. Gali lubang dengan kedalaman 100-200 cm
5. Masukan PVC berlubang jika struktur tanah mudah ambrol. PVC ini akan berfungsi
sebagai penyangga. Bila tsruktur tanah cukup kuat, maka pipa PVC ini tidak diperlukan
6. Pasang tutup casing biopori
7. Biopori siap digunakan
LEMBAR PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN
Rumusan penilaian :
Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai denga napa yang saya rencanakan?
1. Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?
REFLEKSI GURU
2. Apa solusi untuk hal tersebut?
3. Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?
4. Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mencapai tujuan pembeajaran?
5. Apakah yang kalian pahami hari ini?
6. Bagian mana yang belum dipahami?
7. Apakah asesmen membantu kalian?
Tugas:
Lihat dan amati video yang ditayangkan lalu tulislah apa yang anda pelajari dari video tersebut ke
dalam table di bawah ini !
Kelompok : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
Nama Anggota
Kelompok : 1. …………………………………………
: 2. …………………………………………
: 3. …………………………………………
RUBRIK PENILAIAN
Keterangan :
Penilaian sikap berbentuk buku anekdot (tentang perilaku siswa saat berdiskusi dan saat
pembelajaran)
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten
PERTEMUAN 1
A. GREEN BUILDING
Pertumbuhan pembangunan gedung gedung tinggi, pertumbuhan penduduk, jika
tidak dikelola secara seksama dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sangat
memungkinkan terjadinya degradasi lingkungan. Mengingat penggunaan energi terbesar di
dunia adalah bangunan yaitu sekitar 40%, maka usaha perencanaan dan pengelolaan
bangunan hemat energi sangat diperlukan. Mengapa Green Building penting dalam
Pembangunan Berkelanjutan.
Proyek pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Sebuah bangunan akan mengkonsumsi energi, material, dan air baik dalam
proses konstruksi maupun dalam operasional bangunan. Dengan cara ini pembangunan
gedung tinggi akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep green building harus
memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD),
2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC),
3) Konservasi Air (WAC),
4) Sumber dan Siklus Material (MRC),
5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).
Dengan Peraturan Gubernur tahun 2012, Jakarta menjadi kota pertama di Asia Pasifik
yang mewajibkan pembangunan gedung ramah lingkungan. Konsep green building yang
ramah lingkungan serta hemat energi sangat baik bagi kesehatan karena memperbaiki
kualitas udara, kualitas air maupun kenyamanan.
Konsep green building perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar
pembangunan yang dilaksanakan dalam perkotaan tidak hanya merusak lingkungan tetapi
juga berusaha memperbaiki lingkungan perkotaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Istilah green di dalam green building bukan berarti bangunan berwarna hijau atau dikelilingi
pohon pohon, tetapi lebih menekankan pada keselarasan dengan lingkungan global, yaitu
udara, air, tanah dan api.
Pengertian Green Building adalah merupakan gabungan bangunan berkelanjutan
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus
hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Penerapan Green Building bukan saja memberikan
manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya
operasional dan perawatan gedung. Bangunan ramah lingkungan (Green Building) menurut
peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang Kriteria dan
Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan, adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip
lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan
aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Green Building dirancang untuk
mengurangi dampak lingkungan bangunan dan alam terhadap kesehatan manusia dengan
cara:
1) Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien,
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan,
3) Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Bangunan hijau (Green Building) adalah konsep untuk bangunan yang berkelanjutan
dan mempunyai syarat tertentu yaitu:
1) Konsep ramah lingkungan dan High Performance Building
a. Ditinjau dari dinding bangunan, terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsi banyak
kaca untuk menghemat penggunaan elektricity bangunan terutama dari segi
pencahayaan dari lampu. Penempatan jendela yang efektif dalam pencahayaan dapat
memberikan lebih banyak cahaya alami dan mengurangi kebutuhan untuk penerangan
listrik pada siang hari.
Kolam air disekitar bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga
dapat mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.
(Apriathama, 2020)
Gambar 2.5. Kolam sebagi pereduksi panas
Memiliki konsep yang berkelanjutan Menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat
terbatas, dengan konsep alamiah dan natural dipadukan konsep teknologi tinggi,
bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak
merusak lingkungan sekitar yang ada.
B. SUSTAINABLE BUILDING
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (sumber: Brundtland
Report dari PBB). Pembangunan berkelanjutan bisa dicapai jika ada kepedulian baik dari
pihak pemerintah maupun swasta dalam merencanakan dan mengelola perkembangan kota,
dengan memperbaiki atau mengurangi kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga
pilar utama, yaitu: (a) pembangunan ekonomi; (b) pembangunan sosial, dan (c) pelestarian
lingkungan hidup. Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain
saling terkait dan saling menunjang. Konsep pembangunan yang memiliki kepedulian lebih
terhadap lingkungan, dalam perkembangannya sering hadir dan dipandang sebelah mata
karena berlawanan dengan pembangunan ekonomi. Mengingat teknologi bangunan dengan
konsep bangunan berkelanjutan (Sustainable Building) bukanlah hal yang murah.
Sebetulnya konsep bangunan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif,
karena berkontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.
Hanya saja konsep ini biasanya memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal pada awalnya,
namun dalam jangka menengah akan mengurangi biaya operasional bangunan dari
penghematan energi. Berbagai nilai tambah ini selaras dengan investasi biaya yang
kedepannya justru akan memberikan keuntungan jangka panjang. Hal inilah yang menjadi
keunggulan dari konsep bangunan berkelanjutan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran
stakeholder mengenai kesehatan dan kesejahteraan diri, bangunan dituntut secara langsung
berkontribusi kepada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan
menimba ilmu di dalamnya. Dengan kata lain, stakeholder menuntut bangunan
berkelanjutan (sustainable).
Lima Bahan Bangunan Berkelanjutan yang Bisa Transform Konstruksi adalah;
1) Wol Bata
Dikembangkan oleh para peneliti Spanyol dan Skotlandia dengan tujuan untuk
mendapatkan komposit yang lebih berkelanjutan, tidak beracun, menggunakan bahan
lokal yang melimpah bahwa mekanik akan meningkatkan batu bata kekuatan. Cukup
dengan menambahkan wol dan polimer alami yang ditemukan dalam rumput laut dengan
tanah liat dari batu bata, batu bata adalah 37% lebih kuat dari batu bata lain, dan lebih
tahan terhadap iklim basah yang dingin sering ditemukan di Inggris. Mereka juga kering
keras, mengurangi energi yang diwujudkan karena mereka tidak perlu dipecat seperti
batu bata tradisional.
(Indeco, 2018)
Gambar 2.6. Pengunaan wal bata dala pembuatan rumah
2) Ubin surya
Genteng tradisional baik ditambang dari tanah atau set dari beton atau tanah liat semua
metode energi intensif. Setelah terinstal, mereka ada hanya melindungi bangunan dari
unsur-unsur meskipun fakta bahwa mereka menghabiskan sebagian besar hari menyerap
energi dari matahari. Dengan pemikiran ini, banyak perusahaan sedang mengembangkan
ubin surya. Tidak seperti kebanyakan unit surya yang tetap di atas atap yang ada, ubin
surya sepenuhnya terintegrasi ke dalam gedung melindunginya dari cuaca dan
pembangkit listrik untuk penghuninya.
(Safaraz, 2018)
Gambar 2.7. Ubin Surya di jalanan Doha Qatar
3) Beton Ramah Lingkungan
Sementara 95% dari emisi CO2 bangunan adalah hasil dari energi yang dikonsumsi
selama hidupnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahwa 5 %
terkait dengan konstruksi. Beton adalah tempat yang ideal untuk memulai, sebagian
karena hampir setiap bangunan menggunakan itu, tapi sebagian besar karena fakta
bahwa beton bertanggung jawab untuk mengejutkan 7-10 % dari emisi CO2 global.
Bentuk yang lebih berkelanjutan beton ada yang menggunakan bahan daur ulang dalam
campuran. Kaca hancur dapat ditambahkan, seperti dapat chip kayu atau slag - produk
sampingan dari produksi baja. Sementara perubahan ini tidak secara radikal mengubah
beton, dengan hanya menggunakan bahan yang akan dinyatakan pergi ke limbah, emisi
CO2 yang terkait dengan beton berkurang.
Sebuah bangunan yang menggabungkan semua lima dari metode ini akan menjadi pilihan
mengagumkan berkelanjutan untuk perumahan. Sementara industri konstruksi cenderung
maju dengan lambat, pentingnya keberlanjutan adalah masalah profil tinggi, dan salah
satu yang hanya cenderung meningkat. Dengan bahan bangunan yang berkelanjutan
sudah sepenuhnya dikembangkan, sekarang sampai kepada konsumen untuk secara aktif
menuntut penggunaan dan bangunan pengembang mereka untuk merespon segera.
PERTEMUAN 3
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA