Anda di halaman 1dari 30

1. Nama Penyusun, IKHSAN WIJAYA, S.

Pd,
Institusi, Tahun Ajar SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING, TP. 2021/2022
2. Jenjang Sekolah SMK
3. Fase/Kelas E/X
4. Kode Modul M.1.1_A.1.1_
5. Alokasi Waktu (menit) 3 TM x 6 JP x 45 MENIT (810 MENIT)
6. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu antara lain :
1. Menjelaskan Green Building dengan kata-kata sendiri
2. Menjelaskan Green Architecture dengan kata-kata sendiri
3. Menjelaskan Sustainable Building dengan kata-kata sendiri
7. Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkebinekaan global
3. Mandiri
4. Berfikir kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
8. Sarana Prasarana Laptop, Internet, Infokus, ATK
9. Moda (PJJ, TM, Blended) TM
10. Kegiatan Pembelajaran Diskusi, Penugasan, Presentasi
11. Kata Kunci (materi Perkembangan Teknologi dan Isu-isu Global
pokok)
12. Kode Perangkat DPIB.E.KUD.10.2
13. Jumlah Peserta Didik 36 Siswa
14. Karakteristik Peserta Reguler
Didik
15. Materi Ajar 1. Green building (hutan vertikal)
2. Sustainable building
3. Green Architecture
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Durasi Waktu
A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
- Guru memerintahkan atau meminta salah satu siswa memimpin
berdoa bersama-sama sebelum pelajaran dimulai
- Guru melakukan presensi siswa
- Guru melakukan apersepsi terkait materi pembelajaran
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
(Green Building dan Sustainable Building).

B Inti 105’
- Guru memberikan assessment diagnosis non kognitif
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan masalah
terkait tayangan video https://youtu.be/Ahoq-shlBks dan
https://youtu.be/DitBPAkFQUE
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang diketahui
dan didapatkan saat meyimak video dan membahasnya bersama
anggota kelompok kemudian membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan memberikan
pertanyaan pemantik kepada siswa untuk dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat
pada kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberi tugas individu untuk menganalisis lingkungan sekitar
apakah sudah menerapkan green building, sesuai 6 kriteria (ada
pada materi) menganalisis dan Menyusun permasalahan yang ada
pada LKPD
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik yang
sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
- pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

No. Kegiatan Durasi Waktu


A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
- Guru memerintahkan atau meminta salah satu siswa memimpin
berdoa bersama-sama sebelum pelajaran dimulai
- Guru melakukan presensi siswa
- Guru memberikan kuis yang dapat diakses dari link berikut
https://wordwall.net/play/22569/136/200
- Siswa mengerjakan kuis
- Guru menyampaikan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan
melanjutkan presentasi yang belum selesai
B Inti 105’
- Guru menyampaikan materi pembelajaran (Green Architectural)
dan tujuan pembelajaran
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan masalah
terkait tayangan video https://youtu.be/XhdQ_aTEV18 dan
https://youtu.be/MXDbnj2ibq8
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang diketahui
dan didapatkan saat meyimak video dan membahasnya bersama
anggota kelompok kemudian membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan memberikan
pertanyaan pemantik kepada siswa untuk dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberitugas kelompok untuk membuat lubang biopori pada
pertemuan selanjutnya
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik yang
sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru menyampaikan bahwa ada asesmen sumatif di pertemuan
selanjutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

No. Kegiatan Durasi waktu


A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
- Guru memerintahkan atau meminta salah satu siswa memimpin
berdoa bersama-sama sebelum pelajaran dimulai
- Guru melakukan presensi siswa
- Guru melakukan apersepsi terkait materi pembelajaran
B Inti 105’
- Melakukan asesmen sumatif
- Guru menyampaikan materi cara pembuatan lubang biopori
melalui video berikut https://youtu.be/hePQNqvyL9k dan
https://youtu.be/75xhHycvXLU
- Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru
- Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Siswa dan guru ke luar kelas membuat lubang biopori di sekitar
lingkungan sekolah, satu kelompok membuat 3 lubang
- Setelah selesai siswa Kembali ke dalam kelas
- Perwakilan kelompok menceritakan pengalaman membuat
lubang biopori
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait topik
yang sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama
ASESMENT DIAGNOSTIK NON KOGNITIF
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan 😊 ☹
1. Apakah kamu senang belajar di
rumah?
2. Apakah kamu menyukai bekerja
dalam kelompok?
3. Apakah kamu bersemangat untuk
belajar materi ini?
4. Apa harapanmu setelah mempelajari
materi ini?
5. Siapa yang membantumu jika kamu
memiliki kesulitan dalam belajar?

Tindak Lanjut

a. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi.


b. Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan siswa serta orangtua jika
diperlukan.
ASESMENT DIAGNOSTIK KOGNITIF

Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan bangunan?
2. Hitunglah soal di bawah ini:
100 cm = …. m
3. Apakah yang dimaksud dengan green building?
4. Apakah yang dimaksud dengan sustainable
building?
5. Apakah yang dimaksud dengan lampu hemat
energi?
6. Apakah yang dimaksud dengan penghijauan?
7. Bagaimana cara melakukan penghijauan?
8. Bagaimana cara mengolah sampah yang baik?
9. Apakah yang dimaksud lubang biopori?
10. Apakah yang dimaksud produk ramah
lingkungan?

Tindak Lanjut

Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:
Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila
jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab
dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi
dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
● Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
● Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari guru
● Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke kelas di bawah, atau
dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga, dan
pendamping lainnya yang relevan
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

- Tugas Kelompok 1

Petunjuk :

Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://youtu.be/Ahoq-shlBks dan https://youtu.be/DitBPAkFQUE
Setelah selesai setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat pada
kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis.
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)

- Tugas Individu

Siswa diminta untuk melakukan menganalisis lingkungan sekitar (dengan pengamatan


maupun wawancara) apakah sudah sesuai dengan 6 kriterian green building:
1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD),
2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC),
3) Konservasi Air (WAC),
4) Sumber dan Siklus Material (MRC),
5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).

Hasil pekerjaan dibuat format power point dan dikirimkan ke email GoogleClassRoom
ASESMENT FORMATIF KEGIATA PEMBELAJARAN 2

- Tugas Kelompok 1

Petunjuk :

Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis video
https://youtu.be/gsFEYRTNlg8 dan mencatat pada LKPD
LKPD dan Lembar Penilaian (terlampir)
ASESMENT FORMATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

- Tugas Kelompok 1

Petunjuk :

Butlah lubang biopori di sekitar lingkungan sekolah, 1 kelompok 3 lubang.


Alat dan Bahan:
- bor biopori atau linggis
- Pipa pvc yang sudah dilubangi dengan bor/solder dengan diameter 10-15 cm dan
panjang 10-20 cm (bila tanah mudah ambrol perlu dipasang penyangga berupa pipa
PVC)
- Tutup casing biopori

Langkah Kerja:

1. Tentukan lokasi lubang resapan. Idealnya jarak antar lubang adalah 50-100 cm.
Pastikan berjarak agak jauh dengan sumur air/sumber air
2. Sirami lokasi yang diinginkan dengan air agar tanah menjadi gembur dan empuk
3. Lubangi tanah dengan diameter 10-15 cm dengan menggunakan bor biopori atau
dengan menggunakan linggis
4. Gali lubang dengan kedalaman 100-200 cm
5. Masukan PVC berlubang jika struktur tanah mudah ambrol. PVC ini akan berfungsi
sebagai penyangga. Bila tsruktur tanah cukup kuat, maka pipa PVC ini tidak diperlukan
6. Pasang tutup casing biopori
7. Biopori siap digunakan

LEMBAR PENILAIAN

NO. Nama Kelompok Alat dan Kerapihan Kesesuaian Waktu Proses


Bahan Kerja
1
2
dst

RUBRIK PENILAIAN

Belum Kompeten Cukup Kompeten Kompeten Sangat Kompeten


ASPEK
(0-60) (61-70) (71-90) (91-100)
Alat dan Bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan
yang dibawa yang dibawa cukup yang lengkap yang dibawa
tidak lengkap lengkap sangat lengkap

Kerapihan Lubang biopori Lubang biopori Lubang biopori Lubang biopori


yang dibuat yang dibuat cukup yang dibuat rapih yang dibuat
tidak rapih rapih sangat rapih
Kesesuaian Ukuran yang Ukuran yang dibuat Ukuran yang Ukuran yang
dibuat tidak cukup sesuai dibuat sesuai dibuat sangat
sesuai sesuai

Waktu Proses Proses pembuatan Proses Proses


pembuatan cukup tepat waktu pembuatan tepat pembuatan
tidak tepat waktu sangat tepat
waktu waktu
Proses Kerja Peserta didik tidak Peserta didik cukup Peserta didik Peserta didik
mampu berdiskusi mampu berdiskusi mampu berdiskusi sangat mampu
dan bekerjasma dan bekerjasma dan bekerjasma berdiskusi dan
dengan kelompok. dengan kelompok dengan kelompok bekerjasma
dengan kelompok.
ASESMENT SUMATIF

Jawablah uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!


1. Menurut pendapat kalian bagaimana efektifitas green building jika diterapkan pada
lingkungan sekolah?
2. Berikan contoh gambar suatu konstruksi bangunan yang menerapkan green building,
uraikan pemahaman kalian tentang green building dalam konstruksi bangunan!
3. Tuliskan contoh bahan bangunan berkelanjutan yang Bisa transform konstruksi dalam
proyek bangunan!
4. Apa yang dimaksud dengan green building?tuliskan dengan kalimatmu sendiri!
5. Sebutkan dasar kualifikasi green architecture menurut standar LEED!

Rumusan penilaian :

Nilai = (total skor perolehan/total skor ) x 20


Total Skor = 100

Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai denga napa yang saya rencanakan?
1. Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan?
REFLEKSI GURU
2. Apa solusi untuk hal tersebut?
3. Berapa persen siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran?
4. Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mencapai tujuan pembeajaran?
5. Apakah yang kalian pahami hari ini?
6. Bagian mana yang belum dipahami?
7. Apakah asesmen membantu kalian?

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


LEMBAR KERJA KELOMPOK
MENYIMAK TAYANGAN VIDEO

Tugas:

Lihat dan amati video yang ditayangkan lalu tulislah apa yang anda pelajari dari video tersebut ke
dalam table di bawah ini !

Kelompok : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
Nama Anggota
Kelompok : 1. …………………………………………
: 2. …………………………………………
: 3. …………………………………………

Apa yang anda pelajari


Materi Apa yang anda ketahui setelah melihat tayangan
video
LEMBAR PENILAIAN

Proses Lembar Kerja


Proses mendapatkan
NO. NAMA KELOMPOK (worksheet)
informasi dari YouTube
berkelompok
1.
2.
Dst.

RUBRIK PENILAIAN

Belum Cukup Sangat


Kompeten
ASPEK Kompeten Kompeten Kompeten
(71-90)
(0-60) (61-70) (91-100)
Proses Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mendap belum menunjukkan menunjukkan sangat
atkan menunjukkan sikap sikap menunjukkan
informas sikap memperhatikan memperhatikan sikap
i dari memperhatika video dan video dan memperhatikan
YouTub n video, mampu mampu video dan
e belum dapat menjawab lisan menjawab lisan mampu
menjawab dengan tepat dengan tepat menjawab lisan
lisan yang dengan tepat
tepat
Proses Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Lembar tidak mampu mampu mampu sangat mampu
Kerja berdiskusi berdiskusi berdiskusi berdiskusi
(worksheet) dengan dengan dengan dengan
berkelompo temannya dan temannya dan temannya dan temannya dan
k tidak menjawab 2/3 menjawab menjawab
menjawab pertanyaan. semua semua
satu pertanyaan. pertanyaan
pertanyaan dengan
pun. alasannya.

Keterangan :

Penilaian sikap berbentuk buku anekdot (tentang perilaku siswa saat berdiskusi dan saat
pembelajaran)
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten
PERTEMUAN 1

A. GREEN BUILDING
Pertumbuhan pembangunan gedung gedung tinggi, pertumbuhan penduduk, jika
tidak dikelola secara seksama dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sangat
memungkinkan terjadinya degradasi lingkungan. Mengingat penggunaan energi terbesar di
dunia adalah bangunan yaitu sekitar 40%, maka usaha perencanaan dan pengelolaan
bangunan hemat energi sangat diperlukan. Mengapa Green Building penting dalam
Pembangunan Berkelanjutan.
Proyek pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Sebuah bangunan akan mengkonsumsi energi, material, dan air baik dalam
proses konstruksi maupun dalam operasional bangunan. Dengan cara ini pembangunan
gedung tinggi akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep green building harus
memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD),
2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC),
3) Konservasi Air (WAC),
4) Sumber dan Siklus Material (MRC),
5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).
Dengan Peraturan Gubernur tahun 2012, Jakarta menjadi kota pertama di Asia Pasifik
yang mewajibkan pembangunan gedung ramah lingkungan. Konsep green building yang
ramah lingkungan serta hemat energi sangat baik bagi kesehatan karena memperbaiki
kualitas udara, kualitas air maupun kenyamanan.
Konsep green building perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar
pembangunan yang dilaksanakan dalam perkotaan tidak hanya merusak lingkungan tetapi
juga berusaha memperbaiki lingkungan perkotaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Istilah green di dalam green building bukan berarti bangunan berwarna hijau atau dikelilingi
pohon pohon, tetapi lebih menekankan pada keselarasan dengan lingkungan global, yaitu
udara, air, tanah dan api.
Pengertian Green Building adalah merupakan gabungan bangunan berkelanjutan
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus
hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Penerapan Green Building bukan saja memberikan
manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya
operasional dan perawatan gedung. Bangunan ramah lingkungan (Green Building) menurut
peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang Kriteria dan
Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan, adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip
lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan
aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Green Building dirancang untuk
mengurangi dampak lingkungan bangunan dan alam terhadap kesehatan manusia dengan
cara:
1) Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien,
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan,
3) Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Bangunan hijau (Green Building) adalah konsep untuk bangunan yang berkelanjutan
dan mempunyai syarat tertentu yaitu:
1) Konsep ramah lingkungan dan High Performance Building
a. Ditinjau dari dinding bangunan, terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsi banyak
kaca untuk menghemat penggunaan elektricity bangunan terutama dari segi
pencahayaan dari lampu. Penempatan jendela yang efektif dalam pencahayaan dapat
memberikan lebih banyak cahaya alami dan mengurangi kebutuhan untuk penerangan
listrik pada siang hari.

Gambar 2.2. Rumah ramah lingkungan


(Archify, 2018)
b. Menggunakan energi alam seperti angin, sebagai penyejuk lingkungan, hal ini dapat
terlihat dari desain sirkulasi udara yang disesuaikan dengan arah mata angin di lokasi
Green Building.
(Rahmatika, 2020)
Gambar 2.3. Rumah ramah energy penghawaan

Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti


keramik dengan motif kasar pada lantai untuk pengurangi pemantulan panas yang
dihasilkan dari dinding yang berkaca.

Gambar 2.4. Motip Kramik Motif Kasar


(Kalisa, 2021)

Kolam air disekitar bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga
dapat mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.
(Apriathama, 2020)
Gambar 2.5. Kolam sebagi pereduksi panas

Memiliki konsep yang berkelanjutan Menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat
terbatas, dengan konsep alamiah dan natural dipadukan konsep teknologi tinggi,
bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak
merusak lingkungan sekitar yang ada.

2) Memiliki konsep Future Healthy


Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim
udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena
lokasi yang jauh dari keramaian dan beberapa vegetasi dapat digunakan sebagai penahan
kebisingan

3) Memiliki Konsep Penghijauan


Dengan konsep penghijauan sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis
(khatulistiwa). Pada saat penghujan dapat sebagai resapan air dan pada saat kemarau
dapat sebagai penyejuk udara. PT. Pembangunan Perumahan (Persero) menyatakan
bahwa green construction target memiliki 6 kriteria untuk diaplikasikan di lokasi proyek,
diantaranya:
a. Tepat guna lahan
b. Efisiensi dan konservasi energi
c. Konservasi air
d. Manajemen lingkungan proyek
e. Sumber dan siklus material
f. Kesehatan dan kenyamanan di area proyek
PERTEMUAN 2

B. SUSTAINABLE BUILDING
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (sumber: Brundtland
Report dari PBB). Pembangunan berkelanjutan bisa dicapai jika ada kepedulian baik dari
pihak pemerintah maupun swasta dalam merencanakan dan mengelola perkembangan kota,
dengan memperbaiki atau mengurangi kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga
pilar utama, yaitu: (a) pembangunan ekonomi; (b) pembangunan sosial, dan (c) pelestarian
lingkungan hidup. Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain
saling terkait dan saling menunjang. Konsep pembangunan yang memiliki kepedulian lebih
terhadap lingkungan, dalam perkembangannya sering hadir dan dipandang sebelah mata
karena berlawanan dengan pembangunan ekonomi. Mengingat teknologi bangunan dengan
konsep bangunan berkelanjutan (Sustainable Building) bukanlah hal yang murah.
Sebetulnya konsep bangunan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif,
karena berkontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.
Hanya saja konsep ini biasanya memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal pada awalnya,
namun dalam jangka menengah akan mengurangi biaya operasional bangunan dari
penghematan energi. Berbagai nilai tambah ini selaras dengan investasi biaya yang
kedepannya justru akan memberikan keuntungan jangka panjang. Hal inilah yang menjadi
keunggulan dari konsep bangunan berkelanjutan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran
stakeholder mengenai kesehatan dan kesejahteraan diri, bangunan dituntut secara langsung
berkontribusi kepada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan
menimba ilmu di dalamnya. Dengan kata lain, stakeholder menuntut bangunan
berkelanjutan (sustainable).
Lima Bahan Bangunan Berkelanjutan yang Bisa Transform Konstruksi adalah;
1) Wol Bata
Dikembangkan oleh para peneliti Spanyol dan Skotlandia dengan tujuan untuk
mendapatkan komposit yang lebih berkelanjutan, tidak beracun, menggunakan bahan
lokal yang melimpah bahwa mekanik akan meningkatkan batu bata kekuatan. Cukup
dengan menambahkan wol dan polimer alami yang ditemukan dalam rumput laut dengan
tanah liat dari batu bata, batu bata adalah 37% lebih kuat dari batu bata lain, dan lebih
tahan terhadap iklim basah yang dingin sering ditemukan di Inggris. Mereka juga kering
keras, mengurangi energi yang diwujudkan karena mereka tidak perlu dipecat seperti
batu bata tradisional.

(Indeco, 2018)
Gambar 2.6. Pengunaan wal bata dala pembuatan rumah

2) Ubin surya
Genteng tradisional baik ditambang dari tanah atau set dari beton atau tanah liat semua
metode energi intensif. Setelah terinstal, mereka ada hanya melindungi bangunan dari
unsur-unsur meskipun fakta bahwa mereka menghabiskan sebagian besar hari menyerap
energi dari matahari. Dengan pemikiran ini, banyak perusahaan sedang mengembangkan
ubin surya. Tidak seperti kebanyakan unit surya yang tetap di atas atap yang ada, ubin
surya sepenuhnya terintegrasi ke dalam gedung melindunginya dari cuaca dan
pembangkit listrik untuk penghuninya.

(Safaraz, 2018)
Gambar 2.7. Ubin Surya di jalanan Doha Qatar
3) Beton Ramah Lingkungan
Sementara 95% dari emisi CO2 bangunan adalah hasil dari energi yang dikonsumsi
selama hidupnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahwa 5 %
terkait dengan konstruksi. Beton adalah tempat yang ideal untuk memulai, sebagian
karena hampir setiap bangunan menggunakan itu, tapi sebagian besar karena fakta
bahwa beton bertanggung jawab untuk mengejutkan 7-10 % dari emisi CO2 global.
Bentuk yang lebih berkelanjutan beton ada yang menggunakan bahan daur ulang dalam
campuran. Kaca hancur dapat ditambahkan, seperti dapat chip kayu atau slag - produk
sampingan dari produksi baja. Sementara perubahan ini tidak secara radikal mengubah
beton, dengan hanya menggunakan bahan yang akan dinyatakan pergi ke limbah, emisi
CO2 yang terkait dengan beton berkurang.

Gambar 2.8. Beton geopolimer Berbahan Fly Ash


(Ismail, 2021)

4) Triple-Glazed Windows (jendela mengkilap tiga)


Bahkan, jendela super-efisien yang lebih baik akan menggambarkan bahan bangunan
tertentu. Tiga lapisan kaca melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menghentikan
panas dari meninggalkan gedung, dengan bingkai jendela sepenuhnya terisolasi lanjut
berkontribusi. Dalam kebanyakan jendela kacaganda, argon gas diinjeksikan antara setiap
lapisan kaca untuk membantu isolasi, tetapi dalam jendela ini super-efisien, krypton lebih
baik, tapi isolator lebih mahal - digunakan. Selain itu, lapisan emisivitas rendah yang
diterapkan pada kaca, lanjut mencegah panas dari melarikan diri.
Gambar 2.9. Model Triple- Glazed Windows
(Brooks, 2019)

Sebuah bangunan yang menggabungkan semua lima dari metode ini akan menjadi pilihan
mengagumkan berkelanjutan untuk perumahan. Sementara industri konstruksi cenderung
maju dengan lambat, pentingnya keberlanjutan adalah masalah profil tinggi, dan salah
satu yang hanya cenderung meningkat. Dengan bahan bangunan yang berkelanjutan
sudah sepenuhnya dikembangkan, sekarang sampai kepada konsumen untuk secara aktif
menuntut penggunaan dan bangunan pengembang mereka untuk merespon segera.
PERTEMUAN 3

C. PENGERTIAN ARSITEKTUR HIJAU


Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture
merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah
lingkungan. Beberapa poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber daya alam,
efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material non polusi serta
daur ulang.
Arsitektur hijau juga merupakan suatu pendekatan perencanaan pembangunan yang
bertujuan untuk meminimalisasi kerusakan alam dan lingkungan di tempat bangunan itu
berdiri. Dalam istilah arsitektur hijau kemudian berkembang berbagai istilah penting seperti
pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development.
Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan orang-orang masa kini tanpa harus mengorbankan sumber daya alam yang harus
diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini diucapkan oleh Perdana Menteri Norwegia
Bruntland.

D. PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU


Pada tahun 1994 the one arsitektur hijau Amerika atau U.S. Green building Council
mengeluarkan sebuah standar yang bernama Leadership in Energy and Environmental
Design (LEED) standards. Adapun Dasar kualifikasinya adalah sebagai berikut :
1) Pembangunan yang berkelanjutan
Diusahakan menggunakan kembali bangunan yang ada dan dengan pelestarian
lingkungan sekitar. Tersedianya tempat penampungan tanah, Taman diatas atap,
penanaman pohon sekitar bangunan juga dianjurkan
2) elestarian air
Dilakukan dengan berbagai cara termasuk diantaranya pembersihan dan daur ulang air
bekas serta pemasangan bangunan penampung air hujan. Selain itu penggunaan dan
persediaan air harus juga di pantai secara berkelanjutan
3) Peningkatan efisiensi energi
Dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya membuat layout dengan orientasi
bangunan yang mampu beradaptasi dengan perubahan musim terutama posisi matahari.
4) Bahan bangunan terbarukan
Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan daur ulang
atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga membutuhkan sedikit
energi untuk diproduksi. Bahan bangunan ini idealnya adalah bahan bangunan lokal dan
bebas dari bahan kimia berbahaya. Sifat bahan bangunan yang baik dalam arsitektur
hijau adalah bahan mentah tanpa polusi yang dapat bertahan lama dan juga bisa didaur
ulang kembali.
5) Kualitas lingkungan dan ruangan
Dalam ruangan diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi bagaimana pengguna merasa
dalam sebuah ruangan itu. Hal ini seperti penilaian terhadap kenyamanan dalam sebuah
ruang yang meliputi ventilasi, pengendalian suhu, dan penggunaan bahan yang tidak
mengeluarkan gas beracun.
Sementara Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable
Future mengungkapkan bahwa Arsitektur Hijau memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan
sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu
yang lama untuk menghasilkannya kembali.
Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi
iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah
ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara
mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
 Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.
 Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai
sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap.
Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
maksimal.
 Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga
menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu
hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang
tertentu.
 Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas
cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
 Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
 Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
 Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

2) Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)


Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal
ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke
dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
 Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
• Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang
bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
• Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat
kolam air di sekitar bangunan.
• Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

3) Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)


Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
• Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
• Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan
secara vertikal.
• Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.

4) Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)


Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan
di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5) Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan
meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat
digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6) Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi
satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak
dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain.
Tentu secara parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh
karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

E. ARSITEKTUR HIJAU DI RUMAH


Penerapan arsitektur hijau yang paling mungkin dan mudah adalah pada bangunan
hunian seperti rumah. Cara yang sederhana adalah pada desain yang dapat memadukan
ruang luar dan ruang dalam. Misalnya ruang keluarga atau ruang makan yang dihubungkan
dengan taman belakang. Selain dapat meningkatkan estetika hal ini juga dapat menambah
efisiensi energi serta mengurangi kesan bangunan yang jenuh.
Arsitektur hijau menekankan bahwa dekorasi dan perabotan di dalam sebuah rumah
tidakPENGAYAAN
perlu berlebihan. Hal ini juga dimaksudkan hal ini juga dimaksudkan untuk
mengurangi penggunaan bahan-bahan furniture yang tidak diperlukan. Saniter yang lebih
baik, Dapur yang bersih, desain hemat energi, pengolahan air yang benar, luas dan jumlah
ruang yang sesuai kebutuhan, serta ketersediaan ruang hijau.
Untuk lebih memperkaya pemahaman siswa mengenai pengaplikasian green building,
silakan kalian simak video di bawah ini dengan cara mengklik langsung pada gambar
tangkapan video berikut, catat informasi apa yang kalian dapatkan setelah melihat video
tersebut:
sumber: channel youtube: Lutfimub,
link https://youtu.be/GfbyZ9IS3pI
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya
tujuan pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument
penilaian/assesmen masih dibawah SKM (Standar Ketuntasan Minimal).

Jawablah uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!


1. Menurut pendapat kalian bagaimana efektifitas green building jika diterapkan
perumahan?
2. 2. Berikan contoh gambar suatu konstruksi bangunan Gedung perkantoran yang
menerapkan green building, uraikan pemahaman kalian tentang green building dalam
konstruksi bangunan!

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Sulistiyowati, Naniek. 2021. Dasar-Dasar Pemodelan dan Informasi Bangunan. Jakarta:


Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Direktorat Jendral
Pendidikan Vokasi Direktorat SMK

Studio Arsitektur, 2020. “Pengertian Green Architecture, Prinsip dan Contohnya”.


https://www.arsitur.com/2017/09/pengertian-green-architecture-prinsip.html.
Diakses pada 30 September 2021 pukul 12.10

“Bangunan Gedung Hijau”. https://youtu.be/Ahoq-shlBks. Diakses pada 30 September 2021


pukul 13.00

“Apa itu green building?”. https://youtu.be/DitBPAkFQUE. Diakses pada 8 September 2021


pukul 08.00

“Green Architecture”. https://youtu.be/XhdQ_aTEV18. Diakses pada 30 September 2021


pukul 13.20

“Rumah Kantor Scandinavian Konsep Green Building”. https://youtu.be/MXDbnj2ibq8.


Diakses pada 30 September 2021 pukul 13.25

“Lubang Resapan Biopori”. https://youtu.be/75xhHycvXLU Diakses pada 30 September


2021 pukul 13.30

“Cara Pembuatan Lubang Biopori Konsep Sederhana” https://youtu.be/hePQNqvyL9k.


Diakses pada 30 September 2021 pukul 13.33

Anda mungkin juga menyukai