Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN

IDENTIFIKASI
PASIEN

RSIA NUN SURABAYA


Jln. Manukan Tengah Blok 51 J No. 4-6
Surabaya
(031) 7404391 / 7415313
LEMB.4R PL.NGESAHAN

P XND€IAN IDF.NTIFIKASI PASIEN

Surabaya, 12 Februari 2015

Yang membuat, Mengetaliui,

Rizqi Khilsnul Khotimah, AiI1d.Keb


Ketiia Tim KP

Numbi Mediatma rati di.


EH.Kes Direktiir RSIA NUN'
Surabaya
RSIA NUN

$URAT KEPUTUSAN
Nomor : Nomor :283/S.KEP/DIR A/RSIA.NUN/XI/2015

TENTANG
PANDIIAN JDENTIF SI
PASIEN RSIA NUN SURABAYA

a Bahwa dalam upaya Identifikasi Pasien RSIA NUN Surabaya, maka


diperlukan surat keputusan Direktur tentang Panduan Identifikasi Pasien;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam (a) perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSIA NUN Surabaya
1. Undang-undang RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan MedikNo. YM0.2.04.3.5.2504
tanggal 10 Juni 1997 tentang Pedoman Hakdan Kewajiban Pasien,
Dokter dan Rumah Sakit;
7. Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
8. Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
MEMUTUSKAN

Pan‹iuan Identifikasi Pasien Di RSIA NUN Surabaya


sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Panduan Identifikasi Pasien ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di RSIA NUN Surabaya.
Panduan Identifikasi Pasien merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ketentuan direktur RSIA NUN.
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Surabaya
Tepat tanggal ebruari 2018

- Stanukan Tengah 51 J 4-
6, 031-7415313
* . - 7404391
3 415313
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan


rahmat Nya, panduan identifikasi pasien ini bisa kami susun. Keberhasilan panduan
ini antara lain ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang mampu menjalankan
tugasnya sesuai standar panduan yang ada.
Panduan identifikasi pasien ini dimaksudkan agar kita mempunyai acuan dalam
upaya memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien selama
pasien dirawat di rumah sakit di RSIA NUN Surabaya.
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi RSIA NUN
Surabaya dalam memberikan pelayanan, amin.

Surabaya, April 2018

RSIA NUN Surabaya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I : DEFINISI IDENTIFIKASI PASIEN......................................................1
Definisi 1
Tujuan 1
Prinsip........................................................................................1
BAB II : RUANG LINGKUP................................................................................2
Ruang Lingkup Pelaksanaan Identifikasi Pasien............................................2
Kewajiban Dan Tanggung Jawab...................................................................2
BAB III : TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN......................................4
Prosedur Pemakaian Gelang Pengenal...........................................................4
Warna Pada Gelang Pengenal....................................................6
Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien Yang Benar. 6
Prosedur Pengambilan Dan Pemberian Produk/Komponen
Darah.................................................................................. 7
Prosedur Identifikasi Pada Bayi Baru Lahir Atau Neonatus...8
Pasien Rawat Jalan.........................................................................................8
Pasien Dengan Nama Yang Sama Di Ruang Rawat.......................................9
Pasien Yang Identitasnya Tidak Di Ketahui...................................................9
Pasien Yang Meninggal..................................................................................9
Melepas Gelang Pengenal....................................................... 10
Alogaritma Identifikasi Pasien................................................ 11
BAB IV : DOKUMENTASI IDENTIFIKASI PASIEN.................................... 12
Pelaporan Insiden/Kejadian Kesalahan Identifikasi
Pasien................................................................................12
Revisi dan Audit 13
BAB V : PENUTUP..............................................................................................15
REFERENSI.........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Definisi
Identifikasi pasien adalah usaha yang dilakukan untuk memastikan tidak
terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien selama pasien dirawat di rumah
sakit.

Tujuan
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam
identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.

Prinsip
1. Bentuk identifikasi digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat
jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan
lainnya yang akan menjalani suatu prosedur harus diidentifikasi dengan benar
saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
2. Kapanpun dimungkinankan, pasien rawat inap harus menggunakan gelang
pengenal dengan minimal 2 data (nama pasien sesuai eKTP, tanggal lahir, nomor
rekam medis).
3. Tujuan utama gelang pengenal ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Gelang pengenal ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan specimen, dan pemberian
diet.
5. Identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada
pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakukan sebelum melakukan radioterapi,
menerima cairan intra vena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan

1
specimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi
diagnostic, dan identifikasi terhadap pasien koma.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelaksanaan Identifikasi Pasien


1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien dan semua area layanan rumah sakit
seperti di rawat jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan
diagnostik, dan lainnya yang akan menjalani suatu prosedur harus diidentifikasi
dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.rawat inap,
pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan pasien yang akan menjalani suatu
prosedur.
2. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan antara lain :
a. Medis
b. Perawat
c. Farmasi
d. Bidan
e. Tenaga kesehatan lainnya
f. Staf di ruang perawatan
g. Staf administratif
h. Staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.

Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Seluruh staf Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien
b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat, darah,
produk darah, pengambilan specimen, dan pemberian diet. Pasien
diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan intravena,
hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik dan
identifikasi terhadap pasien koma.

3
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien termasuk hilangnya gelang
pengenal.
2. Perawat yang bertugas (perawat penanggung jawab pasien)
a. Bertanggung jawab memakaikan gelang pengenal pasien dan
memastikan kebenaran data yang tercatat di gelang pengenal.
b. Memastikan gelang pengenal terpasang dengan baik. Jika terdapat
kesalahan data, gelang pengenal harus diganti, dan bebas coretan.
3. Kepala Unit / Kepala Ruang / Kepala Instalasi
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi
pasien dan menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali
insiden tersebut.
4. Kepala Divisi
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan
baik oleh Kepala Unit / Kepala Ruang / Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.

4
BAB III
TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN

Prosedur Pemakaian Gelang Pengenal


1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat,
darah, produk darah, pengambilan spesimen dan pemberian diet. Selain itu
pasien diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik
dan identifikasi terhadap pasien koma.
2. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan pasien yang dominan,
jelaskan dan pastikan gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
3. Pada pasien yang terpasang infus, gelang pengenal tidak boleh dipasang disisi
yang ada infusnya.
4. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di pergelangan
kaki. Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki, gelang
pengenal dapat dipakaikan di baju pasien di area yang jelas terlihat. Hal ini
harus dicatat di rekam medis pasien. Gelang pengenal harus dipasang ulang
jika baju pasien diganti dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu.
5. Pada kondisi tidak memakai baju, gelang pengenal harus menempel pada
badan pasien dengan menggunakan perekat transparan/tembus pandang. Hal
ini harus dicatat di rekam medis pasien.
6. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah
sakit.
7. Gelang pengenal pasien sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pasien, yaitu:
a. Nama pasien dengan minimal 2 suku kata sesuai dengan eKTP
b. Tanggal lahir pasien (tanggal/bulan/tahun)
c. Nomor rekam medis pasien
8. Detail lainnya adalah warna gelang pengenal sesuai jenis kelamin pasien.

5
9. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di rekam
medis dan sesuai eKTP.
10. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. Ganti gelang
pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data.
11. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru.
12. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di rumah
sakit.
13. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
14. Periksa ulang 3 detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke pasien.
15. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya:
‘Siapa nama Anda?’ (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah
nama anda Ibu Susi?’)
16. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak
sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi identitas pasien kepada keluarga /
pengantarnya. Jika mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya
bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama dan
tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan jawaban pasien dengan data yang
tertulis di gelang pengenalnya.
17. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur menggunakan
1(satu) gelang pengenal.
18. Untuk pasien anak dan neonatus, gunakan 2(dua) gelang pengenal pada
ekstremitas yang berbeda.
19. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
20. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan
pastikan gelang pengenal terpasang dengan baik.
21. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang pengenal.
22. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal, hal ini dapat
dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:
a. Menolak penggunaan gelang pengenal

6
b. Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit
c. Gelang pengenal terlalu besar
d. Pasien melepas gelang pengenal
e. Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
pengenal tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
f. Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus lebih
waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan
benar sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.

Warna pada Gelang Pengenal


1. Kepada seluruh pasien yang tidak memiliki alergi, gunakan gelang pengenal
sesuai dengan jenis kelaminnya, biru untuk pria dan merah muda untuk wanita.
2. Semua pasien harus ditanyakan mengenai alergi yang dimiliki
3. Jika pasien memiliki alergi, diberikan gelang pengenal berwarna merah Tulis
dengan jelas macam dan jenis alergi pada gelang tersebut.
4. Riwayat alergi pasien harus dicatat di rekam medis.
5. Untuk pasien dengan risiko jatuh, diberikan gelang dengan warna kuning.

Prosedur yang Membutuhkan Identifikasi Pasien dengan Benar


1. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:
a. Pemberian obat-obatan
b. Prosedur pemeriksaan radioterapi dan radiologi diagnostik (rontgen,
MRI, dan sebagainya)
c. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya (katerisasi jantung)
d. Transfusi darah
e. Pemberian cairan intaravena
f. Hemodialisis
g. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan klinis (misalnya darah, tinja,
urin, dan sebagainya)
h. Transfer pasien

7
i. Konfirmasi kematian
2. Para staf RS harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar dengan
menanyakan nama sesuai degan eKTP dan tanggal lahir pasien, kemudian
membandingkannya dengan yang tercantum direkam medis dan gelang pengenal.
Jangan menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamat pasien dan meminta pasien
untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
3. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang
pengenal. Gelang pengenal harus dipakaikan ulang oleh perawat yang bertugas
menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
4. Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan radiologi:
a. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan
prosedur, dengan cara:
- Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap sesuai eKTP dan
tanggal lahirnya.
- Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis.
Jika data yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
- Jika terdapat ≥ 2 pasien di departemen radiologi dangan nama yang
sama, periksa ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum
pajanan radiasi (exposure) dilakukan.
c. Identifikasi pasien yang menjalani tindakan operasi:
1. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2. Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama dilakukan operasi,
tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab
melepas dan memasang kembali gelang pengenal pasien.
3. Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis
pasien

8
Prosedur Pengambilan dan Pemberian Produk / Komponen Darah
1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan komponen
darah (transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang mengambil darah.
2. Dua orang staf RS yang kompeten harus memastikan kebenaran: data demografik
pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang tertera
pada kantong darah,waktu kadaluarsanya, dan identitas pasien pada gelang
pengenal.
3. Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahirnya
4. Jika staf RS tidak yakin / ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan lakukan
transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.

Prosedur Identifikasi pada Bayi Baru Lahir atau Neonatus


1. Gunakan gelang pengenal di ekstremitas yang berbeda
2. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di gelang pengenal
berisikan nama ibu dan tanggal lahir bayi baru lahir.
3. Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu dapat dilepas
dan diganti dengan gelang pengenal yang berisikan data bayi.
4. Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi perempuan
dan biru untuk bayi laki-laki.
5. Pada kondisi di mana jenis kelamin bayi sulit ditentukan, gunakan gelang
pengenal berwarna putih.

Pasien Rawat Jalan


1. Tidak perlu menggunakan gelang pengenal (kecuali pasien yang mengunjungi
poliklinik mata).
2. Pasien poliklinik mata yang akan menjalani prosedur berikut ini harus
menggunakan gelang pengenal.
3. Angiogram fluoresens
4. Terapi fotodinamik (photo dynamic therapy)

9
5. Infus intravena
6. Sebelum melakukan suatu prosedur/ terapi, tenaga medis harus menanyakan
identitas pasien berupa nama sesuai eKTP dan tanggal lahir. Data ini harus
dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis.
7. Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum / puskesmas / layanan kesehatan
lainnya, surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal
lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur / terapi tidak dapat
dilaksanakan.
8. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi
data dengan menanyakan keluarga / pengantar pasien.

Pasien dengan Nama yang Sama di Ruang Rawat


1. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada
perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga.
2. Berikan label / penanda berupa ‘pasien dengan nama yang sama’ di lembar
pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan pada status rekam medis
pasien.
3. Kartu bertanda ‘pasien dengan nama yang sama’ harus dipasang di tempat tidur
pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.

Pasien yang identitasnya tidak diketahui, pasien tidak sadarkan diri / koma
1. Pasien akan dilabel menurut prosedur setempat sampai pasien dapat
diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa:
Pria/Wanita Tidak Dikenal; Alfa alfa, dan sebagainya.
2. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan
identitas yang benar.

10
Pasien yang Meninggal
1. Pasien yang meninggal di ruang rawat rumah sakit harus dilakukan konfirmasi
terhadap identitasnya dengan gelang pengenal dan rekam medis (sebagai bagian
dari proses verifikasi kematian).
2. Semua pasien yang telah meninggal harus diberi identifikasi dengan
menggunakan 2 gelang pengenal, satu di pergelangan tangan dan satu lagi di
pergelangan kaki.
3. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan di kain kafan. Salinan kedua harus
ditempelkan di kantong jenazah (body bag). Salinan ketiga disimpan di rekam
medis pasien.

Melepas Gelang Pengenal


1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggungjawab
terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini
meliputi: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan
mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
4. Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi potongan-
potongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah.
5. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal
sementara (saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan
gelang pengenal mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai
dilakukan, gelang pengenal dipasang kembali.

11
Alogaritma Identifikasi Pasien

12
BAB IV
DOKUMENTASI IDENTIFIKASI PASIEN

Pelaporan Insiden / Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien


1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien
harus segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang rawat / divisi
tersebut, kemudian melengkapi laporan insiden.
2. Petugas harus berdiskusi dengan Kepala unit atau kepala divisi mengenai
pemilihan cara terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien / keluarga
mengenai kesalahan yang terjadi akibat kesalahan identifikasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Kesalahan penulisan alamat di rekam medis
b. Kesalahan informasi / data di gelang pengenal
c. Tidak adanya gelang pengenal di pasien
d. Misidentifikasi data / pencatatan di rekam medis
e. Misidentifikasi pemeriksaan radiologi (rontgen)
f. Misidentifikasi laporan investigasi
g. Misidentifikasi perjanjian (appointment)
h. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
i. Salah memberikan obat ke pasien
j. Pasien menjalani prosedur yang salah
k. Salah pelabelan identitas pada sampel darah
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya misidentifikasi,
dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi di
mana misidentifikasi terdeteksi sebelum dilakukan suatu prosedur.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
a. Kesalahan pada administrasi / tata usaha
- Salah memberikan label
- Kesalahan mengisi formulir
- Kesalahan memasukkan nomor / angka pada rekam medis

13
- Penulisan alamat yang salah
- Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
b. Kegagalan verifikasi
- Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
- Tidak mematuhi protokol verifikasi
c. Kesulitan komunikasi
- Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien,
atau keterbatasan bahasa
- Kegalan untuk pembacaan kembali
- Kurangnya kultur / budaya organisasi
d. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut
ini:
- Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
- Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
- Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para klnisi harus memastikan bahwa langkah-langkah
yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada
pasien yang tepat.

Revisi dan Audit


1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan kantor audit medik dan akan
dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit klinis
ini meliputi:
- Jumlah persentase pasien yang menggunakan gelang pengenal
- Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di gelang pengenal
- Alasan mengapa pasien tidak menggunakan gelang pengenal
- Efikasi cara identifikasi lainnya
- Insidens yang terjadi dan berhubungan dengan misidentifikasi

14
3. Setiap pelaporan insidens yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan
dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

15
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan identifikasi pasien di RSIA NUN Surabaya yang


merupakan keharusan untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota divisi keperawatan
RSIA NUN Surabaya. Semoga dengan adanya panduan identifikasi pasien ini bisa
dicapai pelayanan yang lebih maksimal terhadap pasien guna meningkatkan tingkat
kepuasan pasien dan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien di RSIA
NUN Surabaya

16
REFERENSI

Departement of Health, Government of Western Australia. Western Australian


patient identification policy 2010; 2010.

World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions.


Patient identification. Dalam: Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2. 2007.

Critical Management Solutions. Patient identification policy. [diakses tanggal 25


Februari 2012] Diunduh dari www.kraskerhc.com. 2009.

Mid Western Regional Hospital, Mid Western Regional Orthopaedic Hospital, Mid
Western Regional Maternity Hospital. Patient identification policy and procedure;
2010.

Tameside Hospital NHS Foundation Trust. Patient identification policy; 2010.

Royal United Hospital Bath. Policy for the positive identification of patients; 2010.

Primary Care Provision. Patient identification policy. [diakses tanggal 25 Februari


2012].Diunduh dari www.bolton.nhs.uk. 2009.

Bath and North Somerset. Patient identification policy and procedure; 2009.

California Association for Medical Laboratory Technology Distance Learning


Program. Patient identification; 2010.

Royal Free Hampstead NHS Trust. Patient identification policy; 2008.

17

Anda mungkin juga menyukai