Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Kegiatan Aktualisasi Dan Habituasi


Kegiatan yang saya lakukan ditempat tugas yaitu di Instalasi
Rawat Inap Ruang Pavilium Rumah Sakit Daerah Pangeran Jaya
Sumitra Kabupaten Kotabaru. Saya bertugas sebagai Perawat
Pelaksana. Saya melaksanakan kegiatan berdasaran Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP). Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar yang telah saya
laksanakan pada tanggal 06 Februari – 09 Maret 2020 adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan discharge
planning di ruang pavilliun
2. Mengusulkan draft SOP (Standard Operating Procedure) discharge
planning
3. Membuat leaflet discharge planning
4. Membuat kartu discharge planning
5. Melakukan sosialisasi draft SOP dan kartu Discharge Planning
dengan staf ruang paviliun
6. Melakukan sosialisasi tentang pentingya discharge planing bagi
pasien dan keluarga
7. Melakukan implementasi Pelaksanaan discharge Planning
berdasarkan SOP
Dokumentasi dari kegiatan berupa dokumentasi pengkajian
discharge palnning beserta foto kegiatan dalam melakukan tugas
(lampiran). Dalam melakukan kegiatan identifikasi masalah dalam
penatalaksanaan discharge planning, membuat leaflet, mengusulkan
draft SOP, membuat kartu discharge planning, melakukan sosialisasi
SOP dan kartu discharge planning, melakukan sosislisasi tentang
discharge planning bagi pasien dan keuarga serta melakukan
implementasi Pelaksanaan discharge Planning berdasarkan SOP,
kegiatan dilakukan selama beberapa kali, baik itu konsultasi kepada

48
49

atasan dan teman sejawat juga kegiatan yang bersifat langsung


menyentuh pasien dan keluarganya.
Kegiatan melibatkan banyak pihak, tidak bisa dilakukan secara
sendiri dan juga dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan
pada masa off campus atau habituasi dari tanggal 06 Februari sampai
dengan 09 Maret 2020. Besar harapannya supaya kegiatan tersebut
dapat terus dilakukan dan dilanjutkan setelah selesai masa pelatihan
dasar CPNS ini dengan waktu yang telah ditentukan dan dengan
orang pemberi materi yang berbeda-beda agar pengetahuan pasien
dan keluarga tentang Discharge planning meningkat dan pelaksanaan
discharge planning dapat semakin optimal.
1. Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan discharge
planning di ruang pavilliun
a) Tahapan kegiatan:
Sebelum melakukan identifikas masalah bersama staf dan
kepala ruangan saya melakukan konsultasi dengan kabid
keperawatan serta memaparkan kendala yang selama ini saya
alami dan rasakan selama melakukan discharge planning,
setelah memaparkan dan berkonsultasi ada bebrapa masukan
dari kabid keperawatan sekaligus sebagai mentor yaitu
menambah kan salah satu kegiatan berupa pembuatan kartu
discharge planning, karena selama ini pasien hanya di lakukan
pendidikan kesehatan secara lisan, sehingga perlunya di
berikan kartu untuk mempermudah pasien mengingat apa yang
sudah disampaikan oleh perawat, setelah berkonsultasi dengan
kabid keperawatan saya kemudian melakukan kordinasi dengan
kepala ruangan dan staf untuk memaparkan rencana kegiatan
dan bersama kembali mendiskusikan kendala yang selam ini di
alamai oleh rekan staf ruang pavillium untuk pelaksanaan
discharge planning, kemudian saya memaparkan rencana
kegiatan yang akan saya lakukan di antaranya adalah
pembuatan SOP dan kartu discharge planning untuk
mempermudah rekan staf dalam pelaksanaan discharge
50

planning, setelah memaparkan masalah yang mungkin menjadi


kendala selama pelakasanaan discharge planning saya
bersama kepala ruangan dan staf menentukan prioritas
masalah dari beberpa masalah yang sudah saya paparkan,
saya bersama staf dan kepala ruangan memutuskan yang
menjadi Kendala selama adalah kurangya pengetahuan dan
pemahaman pasien maupun staf tentang pentingya discharge
planning, serta selama ini belum adanya SOP untuk discharge
palnning, selain itu para staf dan kepala ruangan menyetujui jika
di butkan kartu discharge planning karna akan mempermudah
dalam penyampaian edukasi kepada pasien dan dapat
meefesinkan waktu karna pasien tidak akan mengulang – ulang
pertanyaan karena semua sudah tertulis di kartu discharge
planning nantinya
b) Output/Hasil Kegiatan:
Teridentifikasinya permasalahan yang timbul yang disetujui
oleh staf dan kepala ruangan
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
Penerapan nilai dasar berupa kejelasan
permasalahan yang telah disetujui bersama serta cara
mengatasinya, selain itu saya menerapkan nilai tanggung
jawab, saya bertanggung jawab atas permasalahan yang
sudah di setujui bersama untuk segera di atasi sehingga
dapat terlaksananya discharge planning secara optimal.
 Nasionalisme
Penerapan nilai mufakad dan menghargai pendapat
orang lain.Sebelum melakukan identifikas masalah
bersama staf dan kepala ruangan saya melakukan
konsultasi dengan kabid keperawatan serta memaparkan
kendala yang selama ini saya alami dan rasakan, setelah
memaparkan dan berkonsultasi ada bebrapa masukan dari
51

kabid keperawatan sekaligus sebagai mentor yaitu


menambah kan salah satu kegiatan berupa pembuatan kartu
discharge planning. Setelah saya berkonsultasi dan
bermusyawarah dengan kabid saya juga bermusyawarah
dengan staf dan kepala ruangan untuk menetukan
permaslahan yang selama ini menjadi kendala serta
bagamana cara mengatasinya, tujuan saya menerapkan
musyawarah bersama adalah dengan terlibatnya semua staf
dan kepala ruangan akan mempermudah saya untuk
melakukan intervensi nantinya, Karena apa yang akan saya
lakukan nantinya sudah menjadi keputusan bersama dan
disetujui bersama.
 Etika Publik
Penerapan nilai dasar sopan dan santun. Saya
melakukan konsultasi baik dengan kabid keperawatan juga
selaku mentor serta staf dan kepala ruangan dengan
memperhatikan sopan santun, saya memaparkan
permasalahan yang ada serta cara untuk mengatasinya
dengan sopan dan santun agar tidak menyinggung staf yang
ada di ruangan dan kepala ruangan.
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai menghasilkan jasa pelayanan yang
berkualitas tinggi. Dalam mengidentifikasi masalah saya
melakukanya bersama kabid, staf dan kepala ruangan,
masalah yang sudah saya identifikasi bersama akan
langsung di atasi secara bersama sehingga pelayanan yang
diberikan rumah sakit dapat maksimal terutama dalam
perencanaan pulang (Discharge planning) dan memberikan
kepuasan pelayanan yang tinggi terhadap pasien.
 Anti Korupsi
Penerapan nilai berkerja keras. Saya berkerja keras
dalam menentukan permaslahan yang ada dan yang akan di
52

atasi bersama, dalam melakukan konsultasi dengan kabid


keperawatan ada beberapa kegiatan yang harus di
tambahkan sehingga membuat saya harus bekrja keras lagi
dalam penyusunan kegiatan yang baru dan dalam
pelksananya nantinya.
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Kegiatan mengidentifikasi masalah akan dapat mengatasi
permasalahan yaitu belum optimalnya pelaksanaan discharge
planning yang dapat mempengaruhi pelayanan serta kepuasan
dalam pelayanan, sehingga setelah teridentifikasinya
permasalahan tentang pelaksanna discharge planning akan
meningkatkan pelayanan yang berkualitas serta memenuhi
kebutuhan edukasi pasien sesuai dengan misi organisasi yaitu
“Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan
layanan keperawatan yang berkualitas”.
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Pengidentifikasian maslah ini sesuai dengan kompetensi
perawat yaitu harus mampu mengidentifikasi dan mencari solusi
untuk mengatasi permaslahan yang ada sehingg dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan.
Melakukan Kolaborasi dengan Kabid Keperawatan selaku
mentor, karu, dan seluruh staf dalam mengidentifikasi masalah.
Sesuai dengan nilai organisasi ; Competent dan
Collaborative.
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan melakukan
identifikasi permasalahan tentang pelaksanaan discharge
planning akan menambah pengetahuan dan cara mengatasi
berbagai kendala yang terjadi saat melakuan discharge
planning.
53

Dampak bagi organisasi adalah dengan dilakukanya


identifikasi permasalahan tentang pelaksanaan discharge
planning maka akan terselesaikannya masalah dan kendala
yang selama ini di alami oleh ruang perawatan rawat inap
khususnya ruang pavilium dan staf dapat memahami tentang
kendala selama ini dan cara mengatsinya sesuai dengan
kesepakatan bersama.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah saya tidak akan mengetahui
apa yang selama ini menjadi kendala atau penyebab tidak
optimalnya pelaksanaan discharge planning.
Dampak bagi organisasi adalah dalam pelaksanaan
discharge planning di ruang pavilium tidak akan maksimal dan
staf ruang masih tidak mengetahui kendala yang dialami dan
cara mengatasinya.
54

Gambar 4.1. Konsultasi dengan kabid keperawatan


Gambar 4.2. kordinasi dengan staf dan kepala ruangan
2. Mengusulkan draft SOP (Standard Operating Procedure)
discharge planning
a) Tahapan kegiatan:
Tahapan pertama yang saya lakukan adalah Mempelajari
kembali dan mencari literatur SOP Discharge planning, dalam
mencari literatur saya mengambil semua literature yang saya
55

temukan dan saya dapatkan agar nantinya saya dapat


menjadikanya literatur dalam penyusunan SOP yang sesuai dan
sederhana, setelah mendapatkan beberapa literatur tentang
SOP discharge planning saya melakukan konsultasi dan
bermusyawarah dengan kabid keperawatan selaku mentor,
karena ada beberapa kendala yaitu literatur yang kurang saya
pahami dan mengerti, ketika saya berkonsultasi dengan kabid
keperawatan saya diberikan penjelasan tentang beberapa
literatur yang dapat di modifikasi dan disesuaikan dengan
keadaan dan situasi di ruangan, kemudian saya berdiskusi dan
musyawarah dengan kepala rungan dengan membawa
beberapa literatrur dan saran dari kabid keperawatan dan
kepala rungan menyetujuinya. Setelah itu saya menyusun draft
SOP yang sesuai dengan form discharge planning yang sudah
ada, serta agar mudah dilaksanakan oleh staf ruangan dan tidak
menambah beban kerja staf yang ada di ruangan.
b) Output/Hasil Kegiatan:
SOP yang sesuai dengan ketentuan sederhana dan mudah
dilakukan
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
Penerapan nilai akuntabilitas yaitu dengan Tanggung
jawab. Dalam mencari literature SOP saya mencari
berdasrkan sumber yang dapat di percaya dan di
pertanggung jawabkan, terdapat banyak literarut yang di
dapatkan, kemudian dalam penyusunan draft SOP saya
bertanggung jawab dalam penyusunanya walaupun ada
beberapa yang harus saya berbaiki kembali tentang isi draf
SOP.
 Nasionalisme
Penerapan nilai Nasionalisme yaitu dengan diskusi
dan musyawarah. Saya melakukan konsultasi dan
56

musyawarah dengan kabid keperawatan selaku mentor,


karena ada beberapa literatur yang kurang saya pahami dan
mengerti, ketika saya berkonsultasi dengan kabid
keperawatan saya diberikan penjelasan tentang beberapa
literatur yang dapat di modifikasi dan disesuaikan dengan
keadaan dan situasi di ruangan, kemudian saya berdiskusi
dan bermusyawarah kembali dengan kepala rungan dengan
membawa beberapa literatrur dan saran dari kabid
keperawatan dan kepala rungan menyetujuinya.
 Etika Publik
Penerapan nilai dasar sopan dan hormat, Saya
dalam melakukan diskusi dan musyawarah dengan kabid
keperawatan selaku mentor dan kepala ruangan saya
lakukan dengan rasa hormat dan selalu memperhatikan
sopan santun saya.
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai efektif, efisien dan inovasi. SOP
yang di buat secara sederhana dan mudah dialakukan
sehingga tidak menambah beban perawat di ruang pavilium,
dengan SOP yang sederhana perawat tidak akan
memerlukan banyak waktu untuk melkasanankan discharge
planning sehingga tidak menambah beban perawat dan
mengganggu dalam melaksanan asuhan keperawatan
lainya. Dengan begitu pelayanan yang diberikan perawat
dapat maksimal dan berkualitas.
 Anti Korupsi
Penerapan nilai kerja keras dan mandiri. Dalam
penyusunan draft SOP saya lakukan dengan kerja keras
karena banyak yang harus dipilah drsft SOP dengan mandiri.
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Kegiatan pembuatan SOP Dischrge planning memudahkan
dalam pelaksanaan discharge planning sehingga
57

mempermudah petugas dalam pelaksanaan discharge planning


untuk peningkatan pelayanan sesuai dengan misi organisasi
yaitu “Menyediakan sarana dan prasarana penunjang
pelayanan”.
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Pembuatan SOP ini sesuai dengan kompetensi perawat
yaitu tentang pelaksanaan discharge planning. Melakukan
Kolaborasi dengan Kabid Keperawatan selaku mentor, karu,
dan seluruh staf. Sesuai dengan nilai organisasi ; Competent
dan Collaborative.

f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan


aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan adanya SOP
akan mempermudah saya dalam melaukan discharge planning
karena sudah ada panduan apa yang harus dilakukan.
Dampak bagi organisasi adalah dengan adanya SOP akan
membuat staf mudah dalam melakukan discharge planning
sehingga pelaksanaan discharge planning di ruang perawatan
pavilium akan optimal.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah karna tidak adanya SOP
maka akan membuat bingngung dalam pelaksanaan discharge
planning karena tidka ada panduan yang sudah di tetapkan.
Dampak bagi organisasi adalah dengan tidak adanya SOP
akan membuat staf di ruangan bingung dalam melakukan
discharge planning karena belum adanya panduan yang sudah
58

ditetapkan yang akan membuat pelaksanaan discharge

planning diruangan tidak optimal.

Gambar 4.3. Konsultasi draft SOP discharge planning

3. Membuat leaflet discharge planning


a) Tahapan kegiatan:
Leaflet discharge planning sebelumnya tidak ada di RSUD
Pangeran Jaya Sumitra, sehingga saya harus mencari contoh
referensi dan mengumpulkan materi untuk bahan pembuatan
leaflet tersebut, dari beberapa referensi dan materi saya
berusaha menyusun isi leaflet agar tepat sasaran dan mudah di
pahami keluarga pasien yang tingkat pendidikan dan
pengetahuanya berbeda – beda, setelah saya selesai menyusun
isi leaflet saya Mengkonsultasikan dengan Kepala Bidang
Keperawatan selaku mentor, dan Kepala Ruangan untuk Menilai
Isi dari leaflet yang dibuat apakah sudah jelas dan layak
digunakan untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga nantinya, saat saya berdiskusi dan bermusyawarah
mentor dan kepala ruangan menyetujui isi dari leaflet yang saya
buat dan mengintruksikan untuk mencetak isi leaflet, Setelah
disetujui saya mengajukan desain leaflet ke tim promosi
59

kesehatan RSUD pangeran jaya sumitra untuk percetakan


leaflet. Setelah leaflet tersedia saya membagikan leaflet saat
mengedukasi dengan Pasien dan Keluarga serta menyediakan
beberapa leaflet di ruangan untuk dapat digunakan staf lainya
untuk mengedukasi pasien.
b) Output/Hasil Kegiatan:
Leaflet Discharge planning sebagai media utk edukasi
pasien dan Keluarga di Ruang Pavillium
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
Penerapan nilai dasar berupa tanggung jawab dan
jelas. Dari sejak mencari literatur dan materi untuk isi leaflet
saya melakukanny dengan tanggung jawab, tanggung jawab
terhadap sumber dan isi dari leaflet yang saya buat,
kemudian saya menyusunya dengan jelas agar mudah
dipahami pasien dan keluarga nantinya, saya juga
bertanggung jawab dalam membagikan leaflet dan jelas
dalam menyampaikan isi dari leaflet dan tujuan saya
membagikan leaflet tersebut, agar pasien dan keluarga tidak
bingung dan bertanya – Tanya.
 Nasionalisme
Penerapan nilai bermusyawarah. setelah saya
selesai menyusun isi leaflet saya Mengkonsultasikan dengan
Kepala Bidang Keperawatan selaku mentor, dan Kepala
Ruangan untuk Menilai Isi dari leaflet yang dibuat apakah
sudah jelas dan layak digunakan untuk memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga nantinya, saat saya berdiskusi
dan bermusyawarah mentor dan kepala ruangan menyetujui
isi dari leaflet yang saya buat dan mengintruksikan untuk
mencetak isi leaflet tersebut.
 Etika Publik
60

Penerapan nilai dasar bertanggung jawab, hormat


dan sopan. Dari sejak mencari literatur dan materi untuk isi
leaflet saya melakukannya dengan tanggung jawab baik dari
isi maupun referensi, kemudian saya juga
mengkonsultasikan isi leaflet yang saya buat dengan kabid
keperawatan maupun kepala ruangan dengan sopan dan
santun serta mengormati dan menghargai pendapat yang
diberikan oleh kabid keperawatan maupun kepala ruangan.
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai efektif, efisien dan inovasi.
Pembuatan leaflet discharge planning dilakukan dengan
desain leaflat yang dibuat mandiri, mengumpulkan beberapa
gambar yang menarik, dan bahasa yang mudah dipahami,
sehingga dalam memberikan penyuluhan tentang discharge
planning sesuai target prioritas pelayanan.
 Anti Korupsi
Penerapan nilai mandiri, sederhana. Medesain
leaflet sendiri, menkonsultasikan kepada atasan dan
menyerahkan kepada tim promosi kesehatan RSUD untuk
dicetak dengan kertas yang mana tidak memerlukan banyak
biaya
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Kegiatan pembuatan leaflet tentang discharge planning
memudahkan dalam pemberian infomasi pada pasien dan
keluarga sehingga mempermudah petugas dalam pelaksanaan
discharge planning untuk peningkatan pelayanan sesuai dengan
misi organisasi yaitu “Menyediakan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Pembuatan leaflet ini sesuai dengan kompetensi perawat
yaitu pelaksananan discharge planning, materi dan pengetahuan
discharge planning yang sudah dikuasi oleh para Staf ruang
61

pavilium. Melakukan Kolaborasi dengan Kabid Keperawatan


selaku mentor, kepala ruangan, dan seluruh staf. Sesuai dengan
nilai organisasi ; Competent dan Collaborative.
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan adanya leaflet
sebagai media edukasi pada pasien akan mempermudah dalam
pemberian edukasi sehingga dapat mengefesiankan waktu
pemeberian edukasi.
Dampak bagi organisasi adalah dengan tersedainya leaflet
akan mempermudah pasien dalam mengingat edukasi yang
diberikan, serta akan menambah media edukasi tentang
discharge planning di ruang perawatan khususnya ruang
pavilium.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah akan membuat pemberian
edukasi tentang pentingya discharge planning yang akan saya
lakukan memerlukan banyak waktu karena tidak ada media
untuk pasien membaca dan mengingat apa yang sudah saya
sampaikan.
Dampak bagi organisasi adalah pasien akan sulit memahami
tentang pentingya discharge planning, sehingga pasien kurang
motivasi saat diberikan edukasi oleh staf yang akan membuat
pelaksanaan discharge planning di ruang perawatan pavilium tidak
optimal.
62

Gambar 4.4. Menyususun isi leaflet


Gambar 4.5. Konsultasi isi leaflet discharge planning
Gambar 4.6 membagikan leaflet
4. Membuat kartu discharge planning
63

a) Tahapan Kegiatan :
Kartu discharge planning sebelumnya tidak ada di RSUD
Pangeran Jaya Sumitra, dan tidak ada di kegiatan sebelumya,
karena setelah konsultasi dengan kabid keperawatan di rasa
perlu adanya kartu discharge planning untuk memudahkan
dalam pemyampaian edukasi kepada pasien saat pulang,
sehingga saya membuat kartu discharge planning dimulai
dengan mencari literatur Kartu Discharge planning, dalam
mencari literatur saya menemukan beberpa literatur yang
kemudian harus saya konsultaskan kembali dengan kabid
keperawatan dan kepala ruangan tentang isi kartu discharge
planning , dsalam konsultasi saya mendapat beberapa masukan
dari kabid keperawtan diantaranya adalah menambahkan daftar
nama obat yang harus dibawa pasien nantinya agar jelas dan
paham, setelah saya konsultasikan dengan kabid keperawatan
saya berkonsultasi dengan kepala ruangan, kepala ruangan
menambahkan tentang disign kartu yang dibuat agar sederhana
dan mudah dibawa serta mudah dipahami oleh pasien dan
keluarga. Setelah mendapat beberapa masukan dari kabid
keperawatan dan kepala ruangan kemudian saya membuat kartu
discharge planning yang sesuai dengan masukan dan saran dari
kepala ruangan dan kabid keperawatan. Setelah disetujui saya
mengajukan desain kartu discharge planning ke tim promosi
kesehatan RS untuk percetakan Kartu. Setelah Kartu discharge
planning tersedia saya membagikan kartu saat saat pasien
pulang serta menyediakan beberapa kartu di ruangan untuk
dapat digunakan staf lainya pada saat pasien pulang.
b) Output/Hasil Kegiatan:
Kartu Discharge planning sebagai media utk edukasi pasien
saat pasien pulang
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
64

Penerapan nilai dasar berupa tanggung jawab dan


jelas. Dari sejak mencari literatur dan materi untuk kartu
discharge planning saya melakukanny dengan tanggung
jawab, tanggung jawab terhadap sumber dan isi dari kartu
discharge planning yang saya buat, kemudian saya
menyusunya dengan jelas dan sederhan agar mudah
digunakan oleh staf dan mudah dipahami oleh pasien dan
keluarga, saya juga bertanggung jawab dalam membagikan
kartu discharge planning utuk dibawa pasien saat pulang.

 Nasionalisme
Penerapan nilai bermusyawarah. setelah saya
selesai mencari beberapa literatur kartu discharge planning,
saya mengkonsultasikan dengan Kepala Bidang
Keperawatan selaku mentor, dan Kepala ruangan untuk
menilai isi dari kartu discharge planning sesuai dengan
literatur yang saya dapatkan, dan kemudian ada beberapa
masukan dan saran dari kabid keperawatan maupun kepala
ruangan untuk isi maupun design.
 Etika Publik
Penerapan nilai dasar bertanggung jawab, hormat
dan sopan. Dari sejak mencari literatur dan materi untuk isi
kartu discharge planning saya melakukannya dengan
tanggung jawab baik dari isi maupun referensi, kemudian
saya juga mengkonsultasikan isi dan design kartu discharge
planning yang saya buat dengan kabid keperawatan maupun
kepala ruangan dengan sopan dan santun serta mengormati
dan menghargai pendapat yang diberikan oleh kabid
keperawatan maupun kepala ruangan
 Komitmen Mutu
65

Penerapan nilai efektif, efisien dan inovasi. Kartu


discharge planning merupakan inovasi baru untuk membatu
perawat dalam memberikan edukasi maupun membatu
pasien dalam mengingat edukasi yang diberikan oleh
perawat. Pembuatan kartu discharge planning dilakukan
dengan desain kartu yang dibuat mandiri, menggabungkan
beberapa literatur, dan isi yang mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan pasien saat pulang, sehingga dalam
memberikan edukasi dapat efektif maupun efisien.
 Anti Korupsi
Penerapan nilai mandiri, sederhana. Medesain kartu
discharge planning sendiri, menkonsultasikan kepada atasan
dan menyerahkan kepada tim promosi kesehatan RSUD
untuk dicetak dengan kertas yang mana tidak memerlukan
banyak biaya
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Kegiatan pembuatan kartu discharge planning memudahkan
bagi perawat dalam pemberian infomasi pada pasien dan
keluarga serta memudahkan pasien dan keluarga untuk
mengingat edukasi yang diberikan, sehingga dapat meningkatan
pelayanan sesuai dengan misi organisasi yaitu “Menyediakan
sarana dan prasarana penunjang pelayanan”
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Pembuatan kartu discharge planning ini sesuai dengan
kompetensi perawat yaitu tentang pelaksananan discharge
planning, materi dan pengetahuan discharge planning yang
sudah dikuasi oleh para Staf ruang pavilium. Melakukan
Kolaborasi dengan Kabid Keperawatan selaku mentor, kepala
ruangan, dan seluruh staf. Sesuai dengan nilai organisasi ;
Competent dan Collaborative.
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
66

Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan adanya kartu


discharge planning sebagai media edukasi pada saat pasien
pulang akan mempermudah dalam penyampaian edukasi karena
dapat menulisakn apa yang di sampaikan di kartu discharge
planning.
Dampak bagi organisasi adalah dengan tersedainya kartu
discharge planning akan mempermudah pasien dalam
mengingat edukasi yang diberikan, serta akan mempermudah
staf lainya dalam memberikan edukasi, sehingga pemberian
edukasi di ruang pavilium dalam memeprsiapkan pasien pulang
akan optimal.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah akan membuat saya dalam
menyampaikan edukasi memerlukan waktu yang lebih lama
karena pasien susah mengingat apa yang sudah disampaikan
sehingga harus mengulang penjelasan yang sudah diberikan
sebelumya.
Dampak bagi organisasi adalah pasien akan susah
mengingat tentang edukasi yang sudah diberikan sebelumnya
sehingga pasien tidak mandiri saat pulang dari rumah sakit yang
menandakan belum optimalnya pelaksanaan discharge planning
di ruangan tersebut.
67
68

Gambar 4.7. Membuat kartu Discharge planning

Gambar 4.8. Konsultasi tentang isi kartu discharge planning

Gambar 4.9 Kartu discharge planning

5. Melakukan sosialisasi draft SOP dan kartu Discharge Planning


dengan staf ruang paviliun
a) Tahapan Kegiatan :
SOP dan kartu discharge planning merupakan suatu hal
yang baru di ruang pavilium RSUD pangeran jaya sumitra
kotabaru sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada staf dan
kepala ruangan tentang SOP dan kartu discharge planning,
kegiatan pertama yang saya lakukan adalah mengkonsultasikan
kepada kepala ruangan untuk waktu pelaksanaan sosialisasi,
kepala ruangan menyarankan untuk melakukam sosialisasi
berbarengan dengan kegiatan rapat ruangan yang akan
dilakukan di akhir februari 2020, setelah berkonsultasi kembali
dan mmemperlihatkan jadwal aktualisasi yang akan saya
lakukan saya meminta kepala ruangan untuk memajukan rapat
ruangan agar pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan jadwal
aktualisasi yang sduah saya buat dan kepala ruangan
menyetujuinya, setelah waktu pelaksanaan disetujui oleh kepala
ruangan dan staf saya melanjutan dengan membuat SAP agar
dalam pelaksanaan sosailisasi dapat terarah dan tepat waktu,
selain itu saya juga membuat daftar hadir untuk pelaksanaan
sosialisasi, kemudian saya lanjutkan dengan membuat daftar
hadir kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan.
b) Output/Hasil Kegiatan:
Pemahaman tentang SOP dicharge planning dan cara
pengisian kartu discharge planning
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
69

Penerapan nilai dasar berupa transparan. Saya


melakukan kordinasi dan mengkonsultasikan waktu
pelaksanaan sosialisasi denga terbuka dan transparan,
dengan memperlihatkan jadwal yang akan saya lakukan
dalam pelaksanaan aktualisasi.
 Nasionalisme
Penerapan nilai dasar tanpa membedakan. Pada
saat berjalanya sosialisasi saya melakukanya dengan tidak
membedakan dan memberikan kesempatan kepada seluruh
staf untuj bertanya da memberikan masukan agar dapat
menerapkan SOP dan dapat menggunakan kartu discharge
palnning.serta mengundang seluruh staf pavilium.
 Etika Publik
Penerapan nilai dasar Menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama, hormat dan sopan. Sebelum
melakukan sosialisasi sebelumnya saya sudah
mengkonsultasikan dengan kepala ruangan untuk waktu
pelaksanaanya. Sosialisasi di laksanakan dengan baik dan
menggunakan komunikasi yang baik, dengan
menyampaikan kontrak waktu yang jelas dan tujuan dari
dilakuka sosialisasi, saya juga menyampaikan materi
dengan memperhatikan rasa hormat dan sopan santun
karena dilihat dari segi usia saya lebih muda dan dari segi
peggalaman pun saya masih kurang berpengalaman
dibandingkan rekan – rekan yang saya beri sosialisasi,
selain itu saya juga berkerjsama dengan staf dan kepala
ruangan dengan baik sehingga jalannya sosialisasi dapat
berjalan dengan baik dan sesuai denga tujuan dan rencana.
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai menghasilkan jasa pelayanan yang
berkualitas tinngi. Sosialisasi yang akan saya lakukan akan
menambah pengetahuan kepada staf tentang pelaksanaan
70

discharge planning sesuai dengan SOP dan cara


menggunakan kartu discharge planning, sehingga akan
memberikan pelayanan yang optimal dan memuaskan
terhadap pasien saat keluar dari RSUD pangeran jaya
sumitra kotabaru.
 Anti Korupsi
Penerapan nilai disiplin, Sebelum saya melakukan
sosialisasi saya terlebih dahulu memebuat SAP yang akan saya
gunakan sebagai panduan dalam melaukan sosialisasi agar
tetap waktu dansesuai target.
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Sosialisasi ini ditujukan untuk peningkatan pelaksanaan
discharge planning di ruang pavilium, dengan diadakan
sosialisasi SOP dan kartu discharge planning ini sehingga
teman-teman staf pavilium paham tentang SOP dan
penggunaan kartu discharge planning sehingga dapat
mengimplementasikan untuk penunjang pelayanan dalam
sesuai dengan misi organisasi yaitu misi ke 3: Memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan menyediakan layanan
keperawatan yang berkualitas
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Sosialisasi di ikuti hampir seluruh staf pavilium dari kepala
ruangan dan perawat yang sudah memahami tentang
pelaksanaan discharge planning dan penggunaan kartu
discharge planning. Sesuai dengan nilai organisasi ;
Competent dan Collaborative.
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan saya
melakukan sosialisasi SOP discharge planning akan menambah
pengetahuan tentang SOP karena saya harus mempelajari nya
sebelumnya, serta menambah pengalaman untuk berbicara di
71

depan publik. Selain itu dengan saya melakukan sosialisasi


akan meningkatkan interaksi dan keakraban antara saya dan
staf lainya yang akan sangat penting dalam menjalankan
komunikasi efektif nantinya.
Dampak bagi organisasi adalah dengan dilakukan sosialisasi
akan menambah pengetahuan staf tentang SOP discharge
planning yang baru, sehingga pelaksanaan discharge planning
di ruang perawatan pavilium akan optimal.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah saya tidak akan
mendapatkan pengetahuan yang baru tentang bagaimana SOP
discharge planning harus dijalankan dan dilakukan.
Dampak bagi organisasi adalah staf tidak akan memahami
tentang SOP discharge planning,karena sebelumnya tidak ada
SOP discharge planning, sehingga walaupun SOP sudah di
buat pelaksanaan discharge planning di ruangan belum dapat

optimal.
72

Gambar 4.10 Sosialisasi staf ruang pavilium

6. Melakukan sosialisasi tentang pentingya discharge planing


bagi pasien dan keluarga :
a) Tahap kegiatan :
Kegiatan sosialisasi ini saya lakukan agar memberi kan
pengetahuan kepada pasien tentang pentingnya dilakukan
discharge planning dan meningkatkan motivasi pasien saat nanti
73

dilakukan edukasi pada saat pulang , kegiatan ini saya mulai


dengan Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP), SAP saya
buat agar dalam sosialisasi saya dapat berjalan dengan lancar
dab tidak banyak memakai waktu, karena pasien butuh istirahta
yang cukup dalam perawatnya, dalan pelaksanaan sosialisasi
saya mendapatkan beberapa kendala karena ruang pavilium
merupakan ruang perawatan yang mandiri setiap ruangan hanya
satu pasien, sehingga saya harus melakukan sosialisasi di setiap
kamar sehingga banyak memerlukan waktu.
Tetapi dengan adanya SAP yang saya buat sebelumnya
membatu saya mengefektifkan waktu pemeberian sosialisasi
karena sudah direncanakan sebelumnya dan sudah jelas kontrak
waktunya. Kemudain saya melakukan sosialisasi sesuai dengan
rencana di SAP dengan mengucapkan salam dan membuat
kontrak waktu sesuai dengan SAP , saya memeperkenalkan diri
untuk terjalinya hubungan saling percaya, sehingga pasien mau
untuk diberikan pengetahuan tentang sosialisasi, setelah itu saya
membagikan beberap leaflet dan membagikan leaflet tersebut,
dalam penyampaian materi terdapat beberpa pasien dan
keluarga yang aktif bertanya da nada beberapa yan g hanya
mendengar dan tidka bertanya.
b) Output/Hasil Kegiatan:
Dengan mengedukasi Pasien dan keluarga sehingga paham
dan siap dan mengalami peningkatan motivasi dalam discharge
planning

c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :


 Akuntabilitas
Penerapan nilai dasar berupa bertanggung jawab
kejelasan. Saya melakukan sosialisasi kepada pasien
dengan materi yang sudah saya konsultasikan sebelumnya
dan saya bertanggung jawab dengan kebenaran materi yang
74

saya smpaikan berdasarkan beberapa sumber, selain itu


dalam melakukan sosialisasi saya menjelaskan kontrak
waktu dan tujuan knapa harus dilakukan sosialisas sehingga
jelas dan tidak membuat pasien keluarga bingung.
 Nasionalisme
Penerapan nilai dasar tanpa membedakan, Saat
melakukan sosislisasi saya melakukanya kesemua pasien
dan keluarga yang dirawat di ruangn pavilium RSUD
pangeran jaya sumitra sesuai dengan jadwal aktualisasi
tanpa membedakan setatus ekonomi, suku, agama maupun
jaminan kesehatan, pasien BPJS maupun pasien umum.
 Etika Publik
Penerapan nilai dasar sopan dan santun. saya melakukan
sosialisasi kepada pasien dan keluarga memulai dengan
mengucapkan salam dan memeperkenalkan diri dengan
sopan dan santun.
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai dasar menghasilkan jasa pelayanan yang
berkualitas tinggi, Sosialisasi yang akan saya lakukan akan
menambah pengetahuan kepada pasien tentang
pelaksanaan discharge planning sehingga akan menambah
motivasi pasien saat diberikan edukasi dan pemahaman
pasien tentang discharge planning , sehingga pelayanan
yang akan diberikan dapat optimal.

 Anti Korupsi
Penerapan nilai disiplin dan mandiri, Sebelum saya
melakukan sosialisasi saya terlebih dahulu memebuat SAP
yang akan saya jadikan panduan dalam pelaksanaan
sosialisasi yang saya lakukan, sehingga pada saat
melakukan sosialisasi saya melakukanya dapat tepat waktu
75

dan sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati


sebelumnya, selain itu saya melakukan sosialisasi saya
lakukan dengan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan
kepala ruangan.
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Dengan menerapkan nilai pada kegiatan pemberian
sosialisasi tentang discharge planning membuat pasien dan
keluarga merasa dilayani dengan baik dan diberikan
pengetahuan baru serta mengetahui bahwa sejak pasien masuk
sudah di rencanakan dengan baik bagai mana perawatan
dirumah selanjutnya, sesuai dengan misi organisasi yaitu misi ke
3 : Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan
layanan keperawatan yang berkualitas
e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
Pemberian sosialisasi pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan tentang pentingya discharge planning yang saya
lakukan dengan sopan dan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan terhadap pasien dan keluarga Sesuai dengan nilai
organisasi ; Competen dan Compassionate
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah dengan saya
melakukan sosialisasi pentingya discharge planning akan
menambah pengetahuan tentang discharge planning karena
saya harus mempelajari nya sebelumnya, serta menambah
pengalaman untuk berbicara di depan public
Dampak bagi organisasi adalah dengan dilakukan sosialisasi
akan menambah pengetahuan pasien tentang discharge
planning, dan dapat di lakukan oleh ruangan perawtan lainya
sebagai edukasi tambahan yaitu pentingya discharge planning.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
76

Dampak bagi diri sendri adalah saya tidak akan


mendapatkan pengetahuan tentang pentingya dilakukan
discharge planning bagi pasien dan keluarga, sehingga saya
tidak akan optimal dalam melakukan discharge plannig
Dampak bagi organisasi adalah pasien tidak akan
memahami tentang pentingya dan perlunya serta mengapa
harus dilakukan discharge planning kepada dirinya. sehingga
pelaksanaan discharge planning yang diberikan oleh ruang
perawatan pavilium tidka maksimal.
77

Gambar 4.11. Sosialisasi pasien dan keluarga


7. Melakukan implementasi Pelaksanaan discharge Planning
berdasarkan SOP
a) Tahapan Kegiatan :
Saya melakukan pengkajian dengan lembar pengkajian
rawat inap yang sudah ada tentang kebutuhan discharge
planning sebelumnya, saya melakulan pengkajian disaat pasien
baru saja di pindahkan dari IGD keruangan pavilium, dimulai
dengan mengucapkan salam, memeperkenalkan diri dan tujuan
saya mlakukan pengkajian, saya melakukan pengkajian tidak
78

hanya pengakajian tentang kebutuhan discharge planning


karena setiap pasien masuk memang harus dilakukan
pengkajian bio, psiko, sosio, budaya, ekonomi dan spiritual
maupun kebutuhan discharge planning.
Setelah saya mendapatkan kebutuhan yang harus diberikan
saya membuat perencanan untuk pasien yang saat pulang
memerlukan pengetahuan tentang diet dan gizi, saya sudah
merencanakan untuk mengkonsultasikan nya dengan petugas
gizi maupunn dengan dokter DPJP, kemudian saat pasien
pulang sayan memberikan edukasi sesuai dengan apa yang
sudah saya rencanakan sebelumnya dan sesuai dengan SOP.
Selain itu saya juga memberikan kartu discharge planning
saat pasien pulang, saya juga meminta kepada teman sejawat dan
atas persetujuan kepala ruangan untuk setiap pasien pulang
diberikan edukasi sesuai dengan pengkajian discharge planning
dan diberikan kartu discharge planning. Pada saat diberikan kartu
discharge planning beberapa pasien mengatakan bahwa dengan
kartu yang diberikan akan membantu dia dalam mengingat yang
sudah disampaikan dan sangat membantu.
b) Output/Hasil Kegiatan:
Discharhe planning dapat terlaksana sesuai dengan SOP
yang ada
c) Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan :
 Akuntabilitas
Penerapan nilai dasar Tanggung jawab. Setelah
saya melakukan pengkajian terhadap pasien saya
bertanggung jawab untuk segera melakukan perencanaan
berdasarkan pengkajian yang telah saya dapatkan.
 Nasionalisme
Penerapan nilai dasar tanpa membedakan. Saya
melakukan pengkajian pasien melakukanya tanpa
membedakan pasien baik dari suku, agama, jaminan
79

kesehatan maupun jabatan, dan melakukan perencanaan


sesuai dengan kebutuhanya.
 Etika public
Penerapan nilai dasar sopan dan ramah. Saya
melakukan pengkajian awal kepada pasien dengan
memperkenalkan diri bersikap sopan dan ramah kepada
semua pasien
 Komitmen Mutu
Penerapan nilai dasar pelayanan yang berkualitas
tinggi. Saya melakukan pengkajian terhadap pasien
dengan baik, kemudian saya melakukan perencanaan
sesuai kebutuhkan pasien saat pulang, kemudian saat
pasien pulang saya memberikan kartu discharge planning
yang akan membuat pasien mudah dalam mengingat
edukasi yang saya berikan, dengan demikian pasien akan
merass terlayani dengan baik dan mendapatkan
pengetahuan yang penting untuk meningkatkan drajat
kesehatanya.
 Anti korupsi
Penerapan nilai dasar bekerja keras. saya
melakukan dari pengkajian kemudian perencanaan sampai
dengan memberi edukasi pada pasien pulang saya lakukan
dengan kerja keras agar dapat memberikan pelayanan yang
optimal dan memuaskan serta dapat memandirikan pasien
untuk di rumah.
d) Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi :
Dengan melakukan pengkajian sampe dengan implementasi
pemeberian edukasi dan kartu discharge planning sesuai dengan
SOP akan dapat memenuhi kebutuhan edukasi pasien dan
memberikan pelayanan yang optimal, sesuai dengan misi
organisasi yaitu misi ke 3 : Memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan menyediakan layanan keperawatan yang berkualitas
80

e) Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :


Dengan melakukan implementasi discharge planning sesuai
dengan SOP dan memberikan karti discharge planning saat
pulang sesuai dengan kompetensi yamng sudah dimiliki oleh staf
pavilium dan melakukan discharge planning dilakukan bersama
dengan professional pemeberi asuhan lainya, Sesuai dengan
nilai organisasi ; Competen dan Collaborative
f) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau dilaksanakan
aktualisasi :
Dampak bagi diri saya sendiri adalah akan membiasakan
dalam pelaksanaan discharge planning sesuai dengan SOP.
Dampak bagi organisasi adalah dengan discharge planning
yang diberikan dapat optimal sehingga meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan ruang perawatan pavilium.
g) Dampak bagi diri sendiri dan organisasi kalau tidak
dilaksanakan aktualisasi :
Dampak bagi diri sendri adalah saya tidak akan terbiasa
dalam melakukan discharge planning sesuai dengan SOP.
Dampak bagi organisasi jika tidak dilakukan implementasi
maka discharge planning yang diberikan tidak akan optimal yang
akan mengakibatkan menurunya kualitas pelayanan yang akan
diberikan ruang perawtan pavilium.
81
82

Gambar 4.12. Kartu discharge planning


Gambar 4.13. Lembar pengkajian discharge planning dan bukti
edukasi
Gambar 4.14. Membagikan kartu discharge planning
Gambar 4.15 pemberian edukasi pasien pulang oleh staf
B. Diskripsi core isu dan strategi pemecahan
Discharge planning merupakan proses mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. Dengan demikian discharge planning
merupakan tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan dengan cara memberikan pendidikan kesehatan.
Discharge planning diperlukan untuk memberikan motivasi dalam
mencapai kesembuhan pasien. Discharge planning sangat diperlukan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dirumah sakit,
sehingga perlu dipersiapkan oleh perawat dan dilakukan sedini
mungkin. Discharge planning yang diberikan secara dini akan
memberikan dampak terhadap pemendekan lamanya perawatan
pasien di rumah sakit, dapat memberikan dampak pada penurunan
anggaran biaya rumah sakit, dapat menurunkan angka kekambuhan
setelah mereka pulang dari rumah sakit, dan dapat memungkinkan
intervensi rencana pulang dilakukan dengan tepat waktu.
83

Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning di karenakan


kuaranggnya Kepatuhan tenaga medis di Ruang rawat inap pavilium
terhadap pelaksanaan discharge planning serta masih kurangnya
informasi dan belum tersedianya SOP discharge planning, selain itu
juga kurangnya komunikasi antara perawat dengan pasien, juga
kurangnya pengetahuan pasien tentang discharge planning dapat
mempengaruhi jalanya discharge planning dengan baik.
Dengan optimalisasi pelaksanaan discharge planning diharapkan
dapat meningkatkan kepatuhan dan informasi tentang discharge
planning bagi perawat maupun pasien dan keluarga, sehingga
pengoptimalisasian pelaksanaan discharge planning merupakan salah
satu kegiatan yang sangat penting dalam menunjang pelayananan di
rumah sakit, karena itu saya ingin mengangkat isu tersebut untuk
segera diselesaikan dengan kegiatan aktualisasi yang selanjutnya
akan menjadi kebiasaan dalam pelaksanaan discharge planning.
C. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Inovatif
Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan
dan ditingkatkan. Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini
adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan
sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kita harus
mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda,
kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan
juga dapat mempengaruhi kreativitas.  Kreativitas merupakan sumber
yang penting dari kekuatan persaingan  meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Seorang PNS yang memliki daya pengembangan kreativitas yang
tinggi akan dapat merombak dan mendorongnya di dalam
pengembangan lingkungan kerjanya menjadi berhasil. Karena
dengan kreativitas seorang dapat meningkatkan efisiensi kerja,
inisiatif, penampilan, mutu prduk dan keuntungan.
Keberhasilan rangkaian kegiatan dalam rangka mengatasi isu di
Ruang pavilium Rumah Sakit Pangeran Jaya Sumitra sangat
84

memerlukan inisiatif dan gagasan kreatif baik dari saya sendiri


maupun dari petugas yang lain untuk waktu sekarang maupun yang
akan datang agar dapat memberikan alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi. Gagasan kreatif dan inisiatif yang dilaksanakan oleh
saya telah dikonsultasikan dengan mentor, dan mendapat dukungan
sepenuhnya dari mentor, coach, kepala ruangan, dan rekan kerja
saya.
Inisiatif yang saya lakukan adalah dengan membuat SOP discharge
planning, dan media edukasi berupa leaflet, Membuat mediai untuk
edukasi saat pasien pulang berupa kartu discharge planning. Dengan
menggunakan media ini dapat membantu memperjelas informasi yang
disampaikan kepada pasien dan keluarga karena dapat lebih menarik,
lebih interaktif, dapat membantu pasien mengingat saat dirumah apa
yang sudah disampaikan.
Inisiatif dan gagasaan kreatif selanjutnya adalah mengenai
sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingya discharge
palnning, diharapkan nantinya dapat dialkukan edukasi tetang
pentingya discharge planning pada setiap pasien masuk ruangan
dengan menggunakan media leaflet.
D. Kendala-Kendala Pelaksanaan Aktualisasi dan Cara
Mengatasinya
1. Kendala Internal dan Cara Mengatasinya
Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini
tidak ada kendala yang terlalu sulit atau menghambat di lapangan.
Namun dikarenakan ada beberapa kegiatan sehinga pelaksanaan
aktualisasi tertunda dalam tanggal yang sudah ditentukan.
Kendala yang lain adalah pencarian data atau materi yang
belum ada dan cara mengatasinya perlu dilaporkan dengan
atasan dan rekan kerja dengan sebaik-baiknya. Kendala yang lain
adalah perlunya sosialisasi pada pasien dan anggota keluarga,
namun sosialisasi harus dilakukan pada setiap pasien dan
keluarga yang di rawat di ruang pavilium, karena ruang pavilium
85

adalah ruang perawatan satu kamar hanya satu pasien maka


harus melakulan sosialisasi kesetiap kamar ruang perawatan
sehingga lebih banyak menggunakan waktu. Jadi cara
mengatasinya adalah dengan mencari waktu senggang pada
pasien dan keluarga untuk membagikan leaflet untuk
sosialisasinya, serta menunggu visite dari dokter penangung
jawab pasien, dan sosialisasinya dilakukan dengan jelas dengan
waktu yang cukup singkat saja kurang lebih 20 menit. Demikian
cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di ruang
pavilium saat melakukan aktualisasi, kalau ada permasalahan
yang lain kami diskusikan sebaik-baiknya dengan staf dan kepala
ruangan.
2. Kendala Eksternal dan Cara Mengatasinya
Sedangkan untuk kendala eksternal yaitu manakala peserta
pasien dan keluarga memiliki kepercayaan bahwa penyakit yang
di derita sulit untuk sembuh dan ragu untuk pulang, maka mereka
enggan untuk untuk pulang dan ragu apakan akan baik – baik saja
saat dirumah. Untuk mengatasi hal tersebut penulis membantu
dan memberikan motivasi dalam mentransfer pengetahuan
kepada pasien dankeluarga untuk memahami masalah tentang
penyakit yang diderita dan cara perawatanya di rumah.

E. Pengendalian Coach
Nama Peserta : Soriyadi, S.Kep.,Ns
Instansi : Pemkab Kotabaru
Unit Kerja : RSUD Pangeran jaya sumitra kotabaru
Tempat Aktualisasi : RSUD Pangeran jaya sumitra kotabaru
NDH : 37

Tabel 4.1 Pengendalian Coach


No Tanggal Kegiatan Output Komunikas Paraf
86

i
1. 03 Februari Konsultasi Lanjutkan Tatap
2020 judul membuat Muka
rancangan rancangan
aktualisasi aktualisasi
dan dan perbaikan
rancangan
aktualisasi
bab 1-3
2. 02 Maret Konsultasi Tambah kan Pesan Via
2020 Bab 4 untuk setiap Gmail
kegiatan 5
foto
dokumentasi
Dampak
kegiatan
ditambahkan,
dampak kalau
kegiatan
aktualisasi
dilaksanakan
dan damak
kalau kegiatan
aktualisasi
tidak
dilaksanakan
4. 09 Maret Konsultasi Tatap
2020 Laporan Muka
Aktualisasi

Banjarbaru, 9 Maret 2020


87

Coach

Ir. H.ADHANOOR YANI,M. Si


NIP. 196604081999031 004
88

F. Pengendalian Mentor
Nama Peserta : Soriyadi, S.Kep.,Ns
Instansi : Pemkab Kotabaru
Unit Kerja : RSUD Pangeran jaya sumitra
kotabaru
Tempat Aktualisasi : RSUD Pangeran jaya sumitra
kotabaru
NDH : 37

Tabel 4.2 Pengendalian Mentor


No Tanggal Kegiatan Output Komunikasi Paraf
1. 30 Januari 2020 1. Konsultasi 1. Isu yang Pesan via
tentang isu diangkat Whatsapp
yang
diangkat
untuk
rancangan
aktualisasi

2. 04 Februari 1. Konsultasi 1. Saran Tatap Muka


2020 tentang dan
pelaksanaa perbaikan
n aktualisasi
3. 10 Februari 1. Konsultasi 1. Buat Tatap Muka
2020 kartu kartu
discharge discharge
planning planning
belum ada 2. Leaflet
2. Konsultasi sudah
leaflet sesuai
lanjutkan
4. 14 Februari 1. Konsultasi 1. Kartu Tatap Muka
2020 kartu discharge
discharge planning
planning sudah
2. Konsultasi sesuai
leaflet dan
3. Konsultasi sosialisas
SOP ikan
dengan
teman
sejawat
2. Perbanya
k untuk
89

sosialisas
i dengan
pasin dan
keuarga
3. Sudah
sesuai
lanjutkan

5. 27 Februari 1. Konsultasi 1. BAB I Tatap Muka


2020 BAB I lengkapi
2. BAB II data
3. BAB III 2. BAB II
4. BAB IV ACC
3. BAB III
Konsep
discharge
planning
sdah baik
4. BAB IV
ACC
6. 03 Maret 2020 1. Konsultasi 1. Sudah Tatap Muka
BAB I selesai
sampai BB tahapan
V habituasi
siapkan
untuk
bahan
ujian

Banjarbaru, 04 Maret 2020


Mentor

H, Said Syarifuddin, S.Kep


NIP. 1974119 199903 1 005
88

G. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi

Tabel 4.3 Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi


No Kegiatan Pelaksanaan Tempat
(1) (2) (3) (4)
1. 06 – 08 Februari RSUD pangeran
Mengidentifikasi
2020
masalah dalam jaya sumitra
penatalaksanaan kotabaru
discharge planning di
ruang pavilliun

2. 08 - 11 Februari RSUD pangeran


Mengusulkan draft
2020
SOP (Standard jaya sumitra
Operating Procedure) kotabaru
discharge planning

3. Membuat leaflet discharge 11 - 13 Februari RSUD pangeran


2020
planning jaya sumitra
kotabaru
4. Membuat kartu discharge 13 – 15 Februari RSUD pangeran
2020
planning jaya sumitra
kotabaru
5. Melakukan sosialisasi draft 26 Februari 2020 RSUD pangeran
SOP dan kartu Discharge jaya sumitra
Planning dengan staf ruang kotabaru
paviliun

6. Melakukan sosialisasi 15 Februari – 20 RSUD pangeran


Februari 2020
tentang pentingya discharge jaya sumitra
planing bagi pasien dan kotabaru
keluarga
7. Melakukan implementasi 26 februari – 08 RSUD pangeran
maret 2020
Pelaksanaan discharge jaya sumitra
Planning berdasarkan SOP kotabaru
89
89

H. Realisasi Matriks Penjadwalan Aktualisasi


Tabel 4.4 Realisasi Matriks Penjadwalan Aktualisasi
BULAN
No. KEGIATAN FEBRUARI MARET
I II III IV I
Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan
1.
discharge planning di ruang pavilliun
Mengusulkan draft SOP (Standard Operating
2.
Procedure) discharge planning

3. Membuat leaflet discharge planning

4. Membuat kartu discharge planning


Melakukan sosialisasi draft SOP dan kartu Discharge
5.
Planning dengan staf ruang pavilion
Melakukan sosialisasi tentang pentingya discharge
6
planing bagi pasien dan keluarga
Melakukan implementasi Pelaksanaan discharge
7
Planning berdasarkan SOP
90

Anda mungkin juga menyukai