Patologi Birokrasi
Patologi Birokrasi
PENDAHULUAN
Sebagai warga negara yang menetap di suatu wilayah negara, kita tidak bisa
lepas dari yang namanya pemerintah dan pemerintahan. Mulai dari kita lahir
hingga kita mati. Mulai dari kita mengurus akta kelahiran hingga kita mengurus
surat kematian. Apabila kita membahas pemerintah dan pemerintahan kita juga
tak bisa jauh jauh dari pembahasan birokrasi. Tuntutan reformasi setidaknya telah
reformasi dalam tubuh birokrasi di Indonesia ditujukan bukan lagi sekedar untuk
ada untuk menjamin keterwakilan masing – masing komunitas sosial yang telah
yang sering disebut patologi dalam dunia medis sebaiknya juga dilakukan kepada
birokrasi di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar penyakit – penyakit yang ada
dalam tubuh birokrasi di Indonesia tidak menular ke yang lainnya sebagi upaya
preventif bahkan lebih dari itu bisa disembuhkan secara total meskipun
prima.
1
Persoalan patologi atau penyakit birokrasi bersumber dari rekruitmen dan
karir). Selain itu keterlibatan birokrasi dalam politik dianggap sebagai hal yang
harus diwaspadai karena birokrasi bukanlah institusi atau lembaga yang bisa
pemisahan yang jelas antara kepentingan politik dan administrasi. Masih sering
dijumpai birokrat terlibat secara aktif dalam kegiatan politik dan juga adanya
yang diambil dalam birokrasi merupakan kebijakan politik dari orang – orang
bergulir namun sampai saat ini belum ada regulasi (peraturan) yang menjamin
benang kusut karena ke depan bila model birokrasi yang seperti itu terus
Praktek – praktek yang seperti ini pada kenyataannya sudah menjadi rahasia
umum yang pada akhirnya praktek – praktek korupsi dan pengamanan sumber –
sumber ekonomi termasuk keuangan negara dari kelompok yang sedang berkuasa
dengan menjalin kerjasama menjadi sebuah sistem yang penuh dengan korupsi,
2
1.2 Rumusan Masalah
bisa dicegah olaeh praja yang dimasa yang akan datang akan bergelut dengan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Patologi
arti ilmu tentang penyakit. Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang
fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi
dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji
organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata
pada fisiologi tubuh. Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui
pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh tubuh (autopsi). Patologi
juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut patologi umum.
Pengertian Birokrasi
2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata
4
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya
didefinisikan sebagai
diperoleh dari penunjukan atau ditunjuk (appointed) dan bukan dipilih (elected).
artinya birokrasi adalah merupakan suatu organisasi dengan peran dan posisi
diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk
piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat
atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.
Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya
dideskripsikan dengan jelas. Organisasi ini pun memiliki aturan dan prosedur
ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri lainnya adalah biasanya terdapat
5
Definisi menurut beberapa ahli :
lainnya, dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular yang
mendominasi tersebut.
2. Bintoro Tjokroamidjojo
mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak
orang”. Dengan demikian sebenarnya tujuan dari adanya birokrasi adalah agar
pekerjaan yang banyak jumlahnya harus diselesaikan oleh banyak orang sehingga
Blau dan Page (1956) mengemukakan ”Birokrasi sebagai tipe dari suatu
besar dengan cara mengkoordinir secara sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak
6
orang”. Jadi menurut Blau dan Page, birokrasi justru untuk melaksanakan prinsip
4. Ismani
”Bahwa dalam birokrasi terdapat aturan - aturan yang rasional, struktur organisasi
dan proses berdasarkan pengetahuan teknis dan dengan efisiensi dan setinggi -
bahwa ”Birokrasi adalah suatu lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan
netral pada skala yang besar”. Selanjutnya dikemukakan bahwa ”Di dalam
masyarakat modern, dimana terdapat begitu banyak urusan yang terus - menerus
7
dan diam, hanya organisasi birokrasi yang mampu menjawabnya. Birokrasi dalam
Pada mulanya, patologi hanya dikenal dalam ilmu kedokteran sebagai ilmu
tentang penyakit. Namun dengan berjalannya waktu analogi ini dikenal dalam
berbagai tantangan yang mungkin timbul, baik yang bersifat politis, ekonomi,
sosio kultural, dan teknologi, berbagai penyakit yang mungkin sudah dideritanya
dicarikan terapi pengobatan yang paling efektif. Harus diakui bahwa tidak ada
birokrasi yang sama sekali bebas dari patologi birokrasi. Sebaliknya tidak ada
Ismail,2009:68).
dilihat bahwa birokrasi merupakan suatu organisasi dengan peran dan posisi
agar diketahui berbagai jenis penyakit yang mungkin diderita oleh manusia.
Analogi itulah yang berlaku pula bagi suatu birokrasi. Artinya agar seluruh
8
birokrasi pemerintahan negara mampu menghadapi berbagai tantangan yang
mungkin timbul baik bersifat politik, ekonomi, sosio - kultural dan teknologikal.
penyakit atau bentuk perilaku birokrasi yang menyimpang dari nilai - nilai etis,
berikut:
adalah “hasil interaksi antara struktur birokrasi yang salah dan variabel - variabel
peran birokrasi sebagai implementator dari kebijakan politik, atau dengan kata
9
penyelenggaraan pemerintahan akibat kinerja birokrasi tidak mampu dalam
memenuhi kebutuhan publik dengan baik. Patologi birokrasi dapat saja terjadi
politik). Dalam hal ini patologi birokrasi dapat dilihat dari perspektif
perilaku yang kadang - kadang disibukkan oleh para birokrat. Fitur dari patologi
berlebihan, pemasangan taat pada aturan atau rutinitas - rutinitas dan prosedur -
prosedur, perlawanan terhadap perubahan, dan desakan atas hak - hak dari otoritas
dan status.
kewaspadaan, kinerja efisien dari tugas - tugas, hak keadilan, rasionalisme, dan
pemerintah adalah efisien, ideal dan cocok untuk memperkecil pengaruh dari
10
politik dan pribadi di dalam keputusan - keputusan organisasi serta wujud terbaik
dan mengendalikan yang bertanggung jawab untuk siapa atas apa yang dilakukan
karena orientasi lebih pada melayani pemerintah, tidak lagi menjadi alat rakyat
tetapi telah menjadi instrumen politis dengan sifat sangat otoritatif dan represif.
absolut berkorupsi secara absolut pula). Namun pendapat Acton bahwa absolutism
dapat menjadikan kesempatan korupsi itu lebih mudah. Hal ini tentu karena
lemahnya bahkan tidak adanya kontol dari luar. Tanpa akuntabilitas, korupsi
‘berjamaah’ para birokrat sulit sekali diungkap. Namun, Birokrasi Weberian yang
diharapkan akan menghasilkan hal - hal yang telah tersebut di atas, ternyata tidak
producing), tidak obyektif, anti terhadap kontrol dan kritik, tidak mengabdi
birokrat, politisi maupun akademisi yang beraneka ragam bentuk dan karakternya
dalam suatu organisasi negara. Para birokrat, politisi, akademisi dan bahkan
11
1. Rasionalitas yang dapat difungsikan untuk menentukan faktor - faktor
yang positif dalam interaksi dan reaksi manusia dari seluruh aspek yang ada
disekitarnya.
2. Kebuasaan yang sangat kejam dimana binatang yang paling buas bagi
baru, dan membuat kombinasi - kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang
berpikir dengan cara bertinadak setiap manusia individu dalam ikatan birokrasi
penalaran maupun yang berkaitan dengan hasil kerja dari setiap individu yang
perubahan secara fluktuatif, tidak ada sesuatu perubahan yang terjadi dalam
sebuah birokraasi yang selalu mengarah kepada perbahan secara positif , misalnya
12
kamudahan dalam penyelesaian sesuatu kegiatan. Tetapi kondisi negatif, misalnya
dengan otoritas. Bila kita mengidentifikasi otoritas dalam suatu birokrasi kita
memiliki tingkatan yang berbeda - beda, semakin tinggi posisi seseorang maka
aktivitas semakin kecil. Demikian pula sebaliknya bila posisi seseorang semakin
rendah, semakin kecil pula kekuasaan dan kewenangan yang di miliki, tetapi
yang absolut pasti korup) secara implisit juga menjelaskan birokrasi dalam
13
menyelewengkan wewenangnya. Dalam hal ini selain sistem , juga aparaturnya.
Karena itu perlu dipikirkan pula para birokrat yang sudah terlalu lama berkuasa
birokrasi itu sendiri. Erziony Helevy (1983) melihat kekuasaan birokrasi publik
dan ekonomi
5. Pejabat politik memiliki sumber daya serta selalu ada (tidak dibatasi waktu
/ pergantian)
14
Tabel 1: Penyebab dan Bentuk-bentuk Patologi Birokrasi
PERSEPSI
SITUASI
DAN RENDAHNYA
PELANGGA PERILAKU INTERNAL
GAYA PENGETAHU
RAN YANG DALAM
MANAJERI AN
TERHADAP BERSIFAT BERBAGAI
AL PARA &KETERAMP
NORMA DISFUNGSIO INSTANSI
PEJABAT ILAN
HUKUM NAL PEMERINTA
BIROKRAS PETUGAS
HAN
I
15
kepentingan; berkembang; Sabotase; Dramatisasi; tidak tepat;
16
saran; Kemampuan Melalaikan berat;
dan Sycophancy;
eksperimenta Tampering;
si; Imperatif
Kreativitas wilayah
17
yang rendah; kekuasaan;
Kurangnya Tokenisme;
imajinatif; professional;
Nepotisme; wajar;
Tindakan Melampaui
rasional Vasted
Bertindak di interest;
luar Pertentangan
wewenangny kepentingan;
a; Pemborosan;
Paranoia;
Sikap
Opresif;
Patronase;
Penyeliaan
dengan
pendekatan
punitive;
Keengganan
mendelegesa
18
ikan;
Keengganan
memikul
tanggung
jawab;
Ritualisme;
Astigmatism
e;
Xenophobia;
contoh kasus korupsi misalnya, pada umumnya tidak dilakukan oleh rendahnya
akhlak aparatur. Korupsi pada umumnya tidak dilakukan oleh karena pengetahuan
yang rendah, tetapi justru dilkukan oleh aparatur berpendidikan tidak rendah.
norma - norma etika sebagai acuan dalam bepikir, betindak dan berperilaku dalam
19
Moralitas merupakan suatu dorongan dari untuk melakukan suatu sistem
atau etika, sehingga semakin tinggi kadar moralitas seseorang semakin kuat pula
nepotisme
20
5. Akibat situasi internal berbagai instansi pemerintahan yang berakibat
negatif terhadap birokrasi seperti imbalan dan kondisi kerja yang kurang
memadai, ketiadaan deskripsi dan indikator kerja dan sistem pilih kasih.
Pengabur masalah
Kurang teliti
Kenerja rendah
Bingung
21
c. Pelaku birokrasi yag melanggar hukum, antra lain adanya:
Boros
Praktek suap-menyuap
Kejujuran kurang
Korupsi
Kriminal
Sewenang-wenang
Pura-pura sibuk
Pemaksaan
Konspirasi
Diskiminasi
Tak acuh
Sulit di jangkau
Disiplin rendah
Eksploitasi
Pengangguran terselubung
Misinformasi
22
Selain kategori patologi birokrasi yang disebutkan tersebut, penulis juga
kinerja birokrasi yang buruk, dapat dipetakan dalam dua konsep besar, yaitu :
arogan, mis - informasi, tidak peduli dan bias, atau erat kaitannya dengan
birokrasi.
dorongan untuk melakukan hal – hal yang menguntungkan diri dan kelompoknya
Suatu perilaku itu dikatakan baik bila secara universal semua orang
memang baik. Sedangkan sebaliknya perilaku itu dikatakan buruk bila secara
23
universal semua orang sepakat menyatakan bahwa tingkah laku seseorang itu
buruk. Karena hakikatnya hanya dua jenis perilaku yang ada dalam diri manusia
dalam perspektif perilaku, maka yang dijadikan indikator adalah berbagai perilaku
memiliki tujuan moral, sebuah birokrasi yang menghargai hak hak masyarakat
(Teruna, 2007).
Proses patologi birokrasi yang akut di indonesia ini bukan sesuatu yang
datang tiba tiba, tetapi terpelihara sejak lama. Birokrasi sudah terbiasa menjadi
(Teruna,2007).
sangat mudah tergoda untuk melakukan abuse of power. Dalam penelitian Teruna
(2007) dinyatakan bahwa salah satu ruang yang rentan terhadap patologi birokrasi
24
proyek – proyek pembangunan atau dikenal dengan istilah pengadaan barang dan
jasa, seperti tindakan mark up, penggelapan, manipulasi, suap, penyunatan, dan
pembangunan, khususnya bagi pengadaan barang dan jasa, baik di tingkat pusat
maupun daerah.
a) Paternalistik, yaitu atasan bagaikan seorang raja yang wajib dipatuhi dan
dihormati, diperlakukan spesial, tidak ada kontrol secara ketat, dan pegawai
bawahan tidak memiliki tekad untuk mengkritik apa saja yang telah dilakukan
atasan. Seakan - akan nyawa mereka ada dalam genggaman atasan / penguasa
terjadi yaitu: semakin besar anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan semakin
besar pula peluang untuk memark-up anggaran, tidak adanya kejelasan antara
25
dasar input. Pembengkakan anggaran akan semakin meluas ketika kekuatan civil
mendesak.
struktur pada birokrasi dengan alasan untuk meringankan beban kerja dan lain -
Akibatnya banyak dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang secara tidak langsung dapat merugikan negara.
pemerintah lebih sering tidak didasarkan pada suatu kebutuhan untuk merespon
kepentingan masyarakat agar lebih terwadahi tetapi lebih kepada motif tertentu.
Siagian (1988) ada beberapa patologi birokrasi yang dapat dijumpai, antara lain :
2. Pengaburan masalah
26
6. Ketakutan pada perubahan, inovasi dan resiko
pertumbuhan jumlah personil dan pemekaran struktur dalam birokrasi secara tidak
terkendali. Pemekaran yang terjadi bukan karena tuntutan fungsi, tetapi semata-
mata untuk memenuhi tuntutan struktur dan kekuasaan. Birokrasi ini disebut
oleh birokrasi. Contohnya adalah promosi dan rotasi bukan atas dasar kompetensi
27
2. Formalisme dan kurang inisiatif (takut membuat kesalahan)
departementalisme
4. Red tape (cara kerja yang berbelit - belit dan ditunda - tunda)
28
4. Nepotisme/primordialisme : perekrutan dan penempatan posisi atas dasar
counter productive)
Adapun beberapa jenis penyakit birokrasi yang sudah sangat dikenal dan
nepotisme dan lain-lain. Sedangkan penyakit birokrasi yang lebih sistemik banyak
Menurut pelajaran teori birokrasi yang diampu oleh dosen bapak fernandes
29
AIDS (alfa ijin dikit dikit sakit)
30
lainnya. Karena tidak tercapainya kepuasan yang diharapkan semula, tetapi justru
pemikiran yang seimbang dan tindakan yang seimbang akan melahirkan tingkat
kepuasan secara adil dan merata dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam
sangat mudah diserang oleh virus penyakit nepotisme yang merugikan dirinya
sendiri.
dalam sebuah bentuk kerja sama, tetapi perubahan yang diciptakan tersebut
2. Penyakit kolusi, kolusi adalah suatu tindakan dari kedua belah pihak untuk
moralitas, rasionalitas, keimanan dan peraturan yang berlaku dalam suatu bentuk
ikatan kerjasama. Pengertian kolusi ini jelas bahwa sangat merugikan bagi orang-
keimanan dan peraturan yang berlaku dalam ikatan kerjasama. Dan kemudian
31
perbuatan atau tindakannya bertentangan dengan moralitas, etika, rasionalitas,
dari tingkat pusat sampai kepada tingkat daerah kabupaten atau kota, bahkan
sampai kepada desa - desa. Penyakit atau patologi kolusi administrasi ini
suatu penyakit yang sangat ditakuti oleh semua ikatan bentuk kerjasama manusia
swasta pun, semuanya ketakutan bila terjangkit virus-virus penyakit atau patologi
begitu ditakuti oleh semua pihak mulai dari anggota ikatan kerjasama yang
terendah sampai kepada anggota yang tertinggi, atau mulai dari anggota
orang baik statusnya sebagai bawahan maupun pejabat dalam suatu organisasi
beberapa orang yang dapat berakibat merugikan orang lain atau Negara.
32
Menurut Kartini Kartono korupsi adalah tingkah laku individu yang
merugikan kepentingan umum dan Negara. Jadi korupsi merupakan gejalah salah
kewenagan.
pelaksanaan ativitas adminsitrasi adalah suatu metode teknik dan taktik yang
dilakukan seseorang anggota yang terkait dalam ikatan bentuk kerjasama berpikir
dan bertindak untuk dapat menguasai sebagian atau bahkan kalau bisa
penyakit yang sangat kejam karena dapat menghancurkan ikatan kerjasama dan
bahkan mematikannya.
33
5. Penyakit egoisme, penyakit atau patologi egoism terhadap pelaksanaan
kegiatan atau aktivitas administrasi adalah sifat - sifat manusia yang terkait dalam
bentuk kerjasama yang selalu ingin menang sendiri ketika mendiskusikan sesuatu
permasalahan atau kegiatan. Egoism sebenarnya adalah suatu virus penyakit atau
yang dilakukan dalam bentuk kerjasama itu akan bersifat negative dan tidak
adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih
34
dalam suatu organisasi sebenarnya merupakan bagian penyakit yang dapat
pekerjaan ada jenis pekerjaannya ringan tetapi hasilnya besar dan ada juga
sebaliknya pekerjaan nya sulit tapi hasilnya kurang. Fenomena inilah yang
Persekongkolan status yang di miliki oleh manusia dalam sebuah organisasi jika
keprofesian yang kuat, sehingga kepuasan dalam kehidupan kedua belah pihak
35
tindakan yang dapat menciptakan penyakit administrasi bila tidak ditangani dan
merupakan salah satu ancaman yang dapat mengangu tatapi juga dapat merupakan
Menerapi virus patologi ini bukan saja dilakukan oleh dokter konsultan
yang memiliki kemampuan spesialisasi dari berbagai jenis virus yang handal
lain tetapi merugikan dirinya sendiri. Oleh sebab itu harus dilibatkan seluruh
jajaran anggota birokrasi yang mulai dari tingkat pimpinan yang tertinggi sampai
36
Untuk mengatasi patologi birokrasi, sebaiknya seluruh lapisan masyarakat
dengan sebaik-baiknya. Solusi dari Patologi Birokrasi tidak akan menjadi obat
yang mujarab jika seluruh lapisan masyarakat tidak saling mendukung. Karena
setiap element baik dari pemerintah, dunia bisnis, masyarakat kecil, dan pihak
reformasi administrasi bukan hanya sekedar mengganti personil saja, bukan hanya
merubah nama intansi tertentu saja, atau bukan hanya mengurangi atau
merampingkan birokrasi saja namun juga reformasi yang tidak kasat mata seperti
upgrading kualitas birokrat, perbaikan moral, dan merubah cara pandang birokrat,
bahwa birokrasi merupakan suatu alat pelayanan publik dan bukan untuk mencari
keuntungan.
sering melihat bahwa para koruptor tidak pernah jera walaupun sering keluar
masuk buih. Ini dikarenakan hukuman yang diterima tidak sebanding dengan apa
2. Alat penegak hukum yang yang kuat dan bersih dari kepentingan politik
37
3. Adanya pengawasan tidak berpihak dalam pelaksanaan kegiatan
transparansi. Kurangnya demokrasi dan rasa ber-tanggung jawab yang ada dalam
birokrasi membuat para birokrat semakin mudah untuk menyeleweng dari hal
yang semstinya dilakukan. Pengawasan dari bawah dan dari atas merupakan alat
good governance itu ada jika pembagian kekuasaan ada. Jadi ada disperse of
publik. Jadi kalau tidak ada prinsip ini, good governance perlu untuk menekan
korupsi. Dan korupsi itu selalu abuse of power. Semakin tinggi kualitas dari good
jelas betapa prinsip - prinsip good governance dapat mencegah patologi birokrasi
38
1. Participation. Melalui prinsip ini akan masyarakat terlibat dalam
memanfaatkan pemerintah.
39
responsiveness pemerintah harus sedapat mungkin memberikan pelayanan
kepada stakeholders.
7. Strategic vision. Melalui straegi visi maka akan tumbuh dalam setiap
negara untuk masa yang akan datang. Nilai-nilai dan harapan-harapan ini
Birokrasi antara lain sebagai berikut. Penanganan virus penyakit nepotisme dalam
akan berkembang apabila kita tidak waspada. Tindakan yang dilakukan itu
wawasan keilmuan, ketangguhan moralitas, dan keteguhan iman. Oleh sebab itu
kita semua harus senantiasa menjunjung tinggi niali kebenaran sehingga virus-
virus penyakit nepotisme itu tidak akan mengancam kehidupan kita setiap saat.
Sebaikanya semua manusia yang terlibat dalam kerja sama untuk melakukan
40
aktivitas adminsitrasi saling mengontorol dan mengingatkan antara satu dengan
antar sesame manusia yang terkait dalam bentuk kerja sama. Diharapkan pula
terciptanya keteraturan kerja yang dilakukan oleh seluruh unsur yang ada dalam
kebutuhan anggota yang terkait dalam kerjasama. Penaganan virus patologi kolusi
dalam administrasi yang tidak tepat terutama konsultan yang bukan ahli dalam
rangka menerapi virus patologi kolusi sebenarnya bukan saja merugikan manusia
yang terkait dalam kerjasama tetapi mungkin manusia lainnya yang berada diluar
ikatan kerjasama.
penyadaran etika
penyadaran moralitas
peningkatan keimanan
kelayakan hidup
penegakan peraturan
pemberian pemahaman
pemberian sanksi
41
Penanganan virus patologi keserakahan dalam administrasi diperlukan
ketegasan dan kejujuran secara individual disamping harus pula diperlakukan atau
dengan merampas hak orang lain disamping mendapat hukuman moral juga
aktivitas administrasi sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan agar hasil
yang diharapkan dalam ikatan kerjasama itu dapat terwujud dengan baik.
melakukan keterbukaan
Persyaratan jabatan
Penghasilan jabatan.
dalam suatu ikatan dalam bentuk kerjasama yang dewasa ini dimana - mana
terdengar jerit tangis manusia yang tidak memiliki kemampuan itu. Yang perlu
diciptakan adalah :
42
Menciptakan kondisi sosial yang baik
administrasi itu sendiri dan pencapaian tujuan yang efektif, efisian dan
rasional.
dalam proses kerjasama aktivitas dapat terindar dari virus penyakit ini.
43
Dalam hubungan dengan berpola patron, klien tidak memiliki standar
Setiap daerah provinsi dan kabupaten dituntut membuat Perda yang jelas
44
Peran kualitas sumber daya aparatur sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan publik.
dalam urusan pelayanan ke posisi yang lain (tour of duty). Baik itu rotasi
ini didasarkan atas asumsi bahwa semakin sering seseorang mengadakan kontak
langsung dengan uang tunai, semakin besar pula kesempatan orang itu untuk
45
mengadakan KKN. Walaupun katakanlah sudah secara ekspilist diterangkan biaya
serta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pelayanan, akan tetapi
praktek di lapangan akan berbicara lain. Hal seperti ini dapat disiasati dengan
menyediakan mesin.
pengadaan mesin pencetak perangko ataupun kupon sebagai pengganti uang tunai
urusan uang tunai di sekitar loket mereka. Mereka hanya akan berkonsentrasi di
seputaran urusan administrasi persuratan saja, tidak ada yang lain. Hal ini cukup
efektif dalam menekan angka kolusi di Jepang yang biasa disebut dalam ungkapan
shuden no shita (lengan baju bawah baju kimono). Dampak seperti inilah
diharapkan dapat menekan angka KKN di dalam proses birikrasi pelayanan publik
kita.
Cara lain dapat berupa transfer uang di bank dengan sistem online dengan
dengan pihak bank. Yang kedua, ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa
46
pola atau gaya hidup yang efektif. Sistem ini telah banyak diaplikasikan di
luar loket pelayanan dipasang nama petugas pelayanan yang bertugas pada hari itu
pelanggan kepada penyedia jasa layanan akan langsung dapat dicatat nama
KKN yang sudah berakar di setiap lini kehidupan bangsa kita. Memang
sebenarnya akar dari tindakan KKN ini tidak terlepas dari belum terpenuhinya
mereka. Akan tetapi, berdasarkan penelitian dari The World Bank Development
Research Group Public Service Delivery (Juni, 2001) meragukan mengenai gaji
disebutkan disana bahwa merubah struktur penggajian mungkin suatu bagian yang
penting dalam reformasi birokrasi, tapi seharusnya jangan dilihat sebagai alat
DPR saat ini merupakan bentuk political will dari pihak Pemerintah dan DPR
47
dalam mengakomodasi hak serta kewajiban baik untuk birokrat maupun
masyarakat. Dan juga dengan naiknya gaji PNS mulai awal tahun depan
diharapkan dapat mendongkrak semangat aparatur negara untuk lebih giat dan
48
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
melakukannya tetapi juga orang lain di dalam organisasi tersebut akan merasakan
bahaya patologi birokrasi tersebut, bahkan lebih dari itu patologi dalam birokrasi
penyakit atau bentuk perilaku birokrasi yang menyimpang dari nilai-nilai etis,
Menurut Sondang P. Siagian (1988) ada beberapa patologi birokrasi yang
2. Pengaburan masalah
49
5. Empire bulding (membina kerajaan)
3.2 Saran
Dari materi diatas saran dari penulis mari bersama-sama jangan terlibat
atau sekali-kali berada di dalam patologi birokrasi, tetapi marilah kita sama-sama
50
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
https://www.caradaftarcpns.com/cpns-2019-kab-manggarai
51