Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN JIWA I

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ISOLASI SOSIAL

TAK SOSIALISASI

OLEH :

KELOMPOK 4

NI LUH ADE DWI ANTARI 203213214

PUTU INTAN SATWICA DEVI 203213215

NI MADE ELIA SANTI 203213217

PUTU DIAH LESTARI 203213227

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa puja atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Isolasi Sosial ini.

Proposal ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan proposal ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaikinya dalam penulisan proposal selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Isolasi
Sosial ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Denpasar, 10 April 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

A. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ISOLASI SOSIAL......................................1

1. Latar Belakang................................................................................................................1

2. Tujuan.............................................................................................................................2

3. Waktu dan tempat...........................................................................................................2

4. Metode.............................................................................................................................2

5. Media/Alat.......................................................................................................................2

6. Setting tempat..................................................................................................................3

7. Pembagian Tugas............................................................................................................3

8. Pasien..............................................................................................................................4

9. Susunan pelaksanaan.......................................................................................................5

10. Tata tertib dan antisipasi masalah................................................................................5

11. Proses...........................................................................................................................6

B. PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ISOLASI SOSIAL.......7

Sesi 1 (Kemampuan Memperkenalkan Diri)..........................................................................7

Sesi 2 : Kemampuan Berkenalan Dengan Anggota Kelompok Lain...................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
A. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ISOLASI SOSIAL

1. Latar Belakang

Isolasi sosial dalah ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat,


hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017).Isolasi Sosial adalah kesendian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul
karena orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam (NANDA,
2018).
Kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan
orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam (NANDA, 2012). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi baik verbal dan nonverbal pada klien yang
menarik diri di Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor dan RSJP Jakarta (Keliat
dkk, 1999). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa terapi generalis dapat
meningkatkan kemampuan sosialisasi klien (Jumaini, Keliat, Hastono, 2010;
Surtiningrum, Hamid, Waluyo, 2011; Nyumirah, Hamid, Mustikasari, 2012) dalam
(Keliat et al., 2015)
Skizofrenia sekelompok gangguan psikotik dengan distorsi khas proses pikir,
kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh
kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek
abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autisme. Hampir
1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Kejadian
skizofrenia pada pria lebih besar daripada wanita. Kejadian tahunan berjumlah 15,2%
per 100.000 penduduk, kejadian pada imigran dibanding penduduk asli sekitar 4,7%,
kejadian pada pria 1,4% lebih besar dibandingkan wanita. Di Indonesia, hampir 70%
mereka yang dirawat di bagian psikiatri adalah karena skizofrenia. Angka di
masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh penduduk pernah mengalami skizofrenia
dalam hidup mereka. Berdasarkan survey dirumah sakit jiwa, masalah keperawatan
yang paling banyak ditemukan pada pasien dengan skizofrenia adalah menarik diri
(17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah
(16,92%) (Zahnia & Wulan Sumekar, 2016).
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu

1
tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena
itu seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Penatalaksanaan pasien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian
adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan
berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar pesserta.
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan
pasien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas penulis
tertarik membuat melaksanakan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada
pasien skizofrenia dengan riwayat menarik diri.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
1. Pasien mampu memperkenalkan diri
2. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
4. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang
TAK yang telah dilakukan

3. Waktu dan tempat


Hari/tanggal : Senin, 11 April 2022
Jam : 09.00 WITA
Tempat : Ruang Kenanga RSJ Provinsi Bali

4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Bermain peran/simulasi

2
5. Media/Alat
a. Buku catatan dan pulpen
b. Bola
c. Handphone
d. Speaker

6. Setting tempat

OB L CL

P P

P
P

F F

P P

P P

OP

Keterangan:

L : Leader

CL : Co Leader

OP : Operator

P : Klien

OB : Observer

F : Fasilitator

3
7. Pembagian Tugas
a. Leader
Tugas :
1. Menyampaikan tujuan dan peratauran kegiatan terpi aktivitas kelompok
2. sebelum kegiatan dimulai.
3. Menjelaskan aturan permainan.
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktiv dalam kelompok dan
5. memperkenalkan dirinya.
6. Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih.
7. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader
Tugas :
1. Mendampingi leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
3. Pasien
4. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan yang telah
dibuat.
5. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam proses
terapi.
c. Fasilitator
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
4. kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
d. Obsever
Mengevaluasi jalannya kegiatan

8. Pasien
a. Kriteria pasien
1. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemampuan untuk melakukan interaksi interpersonal
2. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah beresponssesuai
dengan stimulus yang diberikan

4
b. Proses seleksi
1. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
2. Mengumpulkanm pasien yang masuk kriteria
3. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

9. Susunan pelaksanaan
a. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
Leader : Elia Santi, S.Kep
Co. Leader : Intan Satwica, S.Kep
Fasilitator : Ade Dwi Antari, S.Kep , Diah Lestari, S.Kep,
Novitariani, S.Kep
Observer : Ira Yunita, S.Kep
Operator : Anggi Diah, S.Kep
b. Pasien peserta TAK sebagai berikut :
No Nama Masalah Keperawatan

10. Tata tertib dan antisipasi masalah


a. Tata Tertib Pelaksanaan TAKS
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan selesai.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAKS
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

5
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan.
7. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS selesai.
8. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,
sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAKS.
b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a) Memanggil pasien.
b) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau pasien yang lain.
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
a) Panggil nama pasien.
b) Tanya alasan pasien meninggalkan permainan.
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi.
3. Bila ada pasien lain ingin ikut
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih.
b) Katakana pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut.
c) Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.

11. Proses
a. Sesi 1 : kemampuan memperkanalkan diri
b. Sesi 2 : kemampuan berkenalan
c. Sesi 3 : kemampuan bercakap – cakap
d. Sesi 4 : kemampuan bercakap – cakap topik tertentu
e. Sesi 5 : kemampuan bercakap – cakap masalah pribadi
f. Sesi 6 : kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi

6
B. PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ISOLASI
SOSIAL

Sesi 1 (Kemampuan Memperkenalkan Diri)

a. Tujuan
Klien mampu menyebutkan jati diri: nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi.
b. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
c. Pesiapan alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Bola plastik kecil
3. Speaker bluetooth
4. Handphone dengan paket data
5. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
Dinamika kelompok
e. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana ruang
yang tenang dan nyaman).
1. Orientasi
b. Mengucapkan salam terapeutik
c. Menanyakan perasaan klien hari ini
d. Menjalankan tujuan kegiatan
e. Menjelaskan aturan main
- Klien harus mengikuti kegiatan awal sampai akhir
- Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Masing-masing menyebutkan jati diri
2. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: speaker bluetooth akan dinyalakan saat
music terdengar bola plastik kecil dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain.

7
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola plastik kecil
menyebutkan salam, nama, nama panggilan, hobi.
b. Terapis menyalakan speaker bluetooth dan mengedarkan bola lalu menghentikan.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola plastik kecil
menyebutkan salam, nama panggilan, hobi.
c. Tulis nama panggilan pada kertas dan pakaikan.
d. Ulangi langkah no 3 sampai semua peserta mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan perasaanya.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas pencapain kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan agar pasien melatih perkenalan dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal kegiatan harian
pasien
c. Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAK selanjutnya
4. Evaluasi dan dokumentasi : Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAKS Sesi I dievaluasi kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut (Prabowo, 2014)
5. Penilaian
a. Kemampuan Verbal
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan
nama lengkap
2. Menyebutkan
nama panggilan
3. Menyebutkan asal

8
4. Menyebutkan hobi
Jumlah
b. Kemampuan Non Verbal
No Aspek yang Nama Pasien
dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
aal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK.
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
c. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 dan 4 klien mampu, dan jika
nilai 0,1 atau 2 klien belum mampu.

9
Sesi 2 : Kemampuan Berkenalan Dengan Anggota Kelompok Lain

a. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan jati diri: nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi.
b. Klien mampu menyebutkan jati diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal, hobi.
b. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
c. Pesiapan alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Bola plastik kecil
3. Speaker bluetooth
4. Handphone dengan paket data
5. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran stimulasi
e. Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana ruang
yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Menanyakan perasaan klien hari ini
c. Menjalankan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan aturan main
- Klien harus mengikuti kegiatan awal sampai akhir
- Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Masing-masing memperkenalkan diri dengan anggota lain.
3. Kerja

10
a. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: speaker bluetooth akan dinyalakan saat
music terdengar bola plastik kecil dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola plastik kecil
menyebutkan salam, nama, nama panggilan, hobi.
b. Terapis menyalakan speaker bluetooth dan mengedarkan bola lalu menghentikan.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola plastik kecil
menyebutkan salam, nama panggilan, hobi anggota kelompok yang berada di
sebelah kanannya.
c. Ulangi langkah no 2 sampai semua peserta mendapat giliran.
d. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai.
e. Terapis menyalakan speaker bluetooth dan menghentikan kembali. Saat music
dihentikan peserta yangsedang memegang bola plastik kecil dimohon
memperkenalkan anggota kelompok yang berada di sebelah kananya kepada
semua kelompok.
f. Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai.
4. Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
- Memberi pujian atas pencapain kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan agar pasien melatih perkenalan dengan orang lain di kehidupan
sehari-hari
- Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal kegiatan harian
pasien
c. Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAK selanjutnya
5. Evaluasi dan dokumentasi : Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAKS Sesi I dievaluasi kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut (Prabowo, 2014)
6. Penilaian
a. Kemampuan Verbal
No Aspek yang Nama Pasien
11
dinilai

1. Menyebutkan
nama lengkap
2. Menyebutkan
nama
panggilan
3. Menyebutkan
asal
4. Menyebutkan
hobi
5. Menanyakan
nama lengkap
6. Menanyakan
nama
panggilan
Jumlah
b. Kemampuan Non Verbal
No Aspek yang Nama Pasien
dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk :
a. Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK.

12
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
c. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
d. Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6: disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
e. Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 dan 4 disebut belum
mampu jika mendapat nilai kurang dari 2

13
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., Putri, Y. S. E., Novianti, E., Imelisa, R., Martina, Jalil, A., Syisnawati, & PH,
L. (2015). Standar asuhan keperawatan jiwa diagnosa sehat, resiko dan gangguan.
Universitas Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI
Zahnia, S., & Wulan Sumekar, D. (2016). Kajian Epidemiologis Skizofrenia. Majority, 5(5),
160–166. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/904/812

14

Anda mungkin juga menyukai