PEDOMAN PENULISAN
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Laporan pendahuluan merupakan laporan yang dibuat sebelum bertemu dengan klien.
Laporan ini dibuat secara tertulis dengan mengikuti format laporan yang sudah ada. Laporan
ini dibuat disesuaikan dengan masalah keperawatan utama yang ditemukan pada pasien
kelolaan nantinya.
e. Mekanisme Koping
Metode yang dimunculkan oleh pasien dalam menghadapi masalah utama. Misalnya;
mekanisme koping pada pasien dengan perilaku kekerasan yaitu, mekanisme
pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial, dan reaksi
formasi.
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 1
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 1
f. Pohon Masalah
Berisi mengenai sebab akibat timbulnya gangguan jiwa. Pohon masalah terdiri dari
masalah utama (core problem), akibat (effect), dan penyebab (causa).
Contoh Pohon masalah :
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan hubungan sebab-akibat pada pohon
masalah. Prioritas pohon masalah adalah core problem sebagai etiologi. Perumusan
diagnosa keperawatan berdasarkan multi aksis menurut NANDA NIC NOC, yaitu :
Contoh :
Gangguan sensori presepsi halusinasi pendengaran
Gangguan : aksis 3 (Diskriptor)
Sensori presepsi : aksis 1 (Konsep diagnosa)
Halusinasi pendengaran: aksis 4 ( Topologi)
5. Rencana Tindakan
Rencana Tindakan keperawatan sebaiknya berupa standart tindakan keperawatan untuk
tiap masalah/diagnosa keperawatan.
6. Daftar Pustaka
A. Pengertian
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK) adalah laporan tertulis yang berisi
mengenai cara berkomunikasi pada saat melakukan tindakan keperawatan pada pasien.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK) ini dibuat setiap kali akan berkomunikasi
dengan pasien.
A. ISOLASI SOSIAL
Pasien Keluarga
1.1.1.1.1.1 SP Ip SP I k
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, siapa 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
yang serumah, siapa yang dekat, yang dalam merawat pasien.
tidak dekat, dan apa sebabnya. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
2. Keuntungan punya teman dan bercakap- gejala, dan proses terjadinya isolasi
cakap. sosial (gunakan booklet).
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak 3. Jelaskan cara merawat isolasi
bercakap-cakap. sosial.
4. Latih cara bercakap-cakap dengan anggota 4. Latih cara merawat: bercakap-
keluarga dalam 1 kegiatan harian. cakap saat melakukan kegiatan
5. Masukkan dalam jadwal untuk kegiatan harian.
harian.
1.1.1.1.2
SP IIp SP II k
1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
orang). Beri pujian. merawat/melatih pasien bercakap-
2. Latih cara bercakap-cakap dengan 2 orang cakap saat melakukan kegiatan
lain dalam 2 kegiatan harian. harian. Beri pujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 2. Jelaskan kegiatan rumah tangga
latihan bercakap-cakap dengan 2-3 orang: yang dapat melibatkan pasien
tetangga atau tamu, saat melakukan bercakap-cakap (makan, solat
kegiatan harian. bersama).
3. Latih cara membimbing pasien
bercakap-cakap dan member
pujian.
SP IIIp SP III k
1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
orang) saat melakukan 2 kegiatan harian. merawat/melatih pasien bercakap-
Beri pujian. cakap saat melakukan kegiatan
2. Latih cara bercakap-cakap (4-5 orang) harian dan rumah tangga. Beri
dalam 2 kegiatan harian baru. pujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 2. Jelaskan cara melatih pasien
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 7
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 7
latihan bercakap-cakap dengan 4-5 orang dalam melakukan kegiatan sosial,
saat melakukan 4 kegiatan harian. seperti berbelanja, meminta
sesuatu, dll.
3. Latih keluarga mengajak pasien
belanja.
SP IVp SP IV k
1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
melakukan 4 kegiatan harian. Beri pujian. merawat/melatih pasien bercakap-
2. Latih cara bercakap-cakap dalam kegiatan cakap saat melakukan kegiatan
sosial: belanja ke warung, meminta harian, RT, berbelanja. Beri
sesuatu, menjawab pertanyaan. pujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
latihan bercakap-cakap dengan >5 orang, kambuh dan rujukan.
orang baru, saat melakukan kegiatan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
harian, dan sosialisasi. jadwal dan memberi pujian.
SP Vp SP V k
1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. merawat/melatih pasien bercakap-
Beri pujian. cakap saat melakukan kegiatan
2. Latih kegiatan harian. harian, RT, berbelanja, kegiatan
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri. lain dan follow up. Beri pujian.
4. Nilai apakah isolasi sosial teratasi. 2. Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan control ke PKM.
B. HALUSINASI
Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, 1. Diskusikan masalah yang
waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, dirasakan dalam merawat pasien.
respon. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: gejala, dan proses terjadinya
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan halusinasi (gunakan booklet).
kegiatan. 3. Jelaskan cara merawat halusinasi.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan 4. Latih cara merawat halusinasi:
menghardik.
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 8
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 8
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk hardik.
latihan menghardik. 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
SP II p jadwal dan member pujian.
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri SP II k
pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan merawat/melatih pasien
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, menghardik. Beri pujian.
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat). 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk obat.
latihan menghardik dan minum obat. 3. Latih cara
memberikan/membimbing pasien
minum obat.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP III p
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan SP III k
minum obat. Beri pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan merawat/melatih pasien
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi. menghardik dan memberikan obat.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Beri pujian.
latihan menghardik, minum obat dan 2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan
bercakap-cakap. melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinasi.
3. Latih dan sediakan waktu
bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP IVp
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, SP IV k
obat dan bercakap-cakap. Beri pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan merawat/melatih pasien
melakukan kegiatan harian (mulai 2 menghardik, memberikan obat dan
kegiatan). bercakap-cakap. Beri pujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
latihan menghardik, minum obat, kambuh dan rujukan.
bercakap-cakap dan kegiatan harian. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
C. WAHAM
Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Identifikasi tanda dan gejala waham 1. Diskusikan masalah yang
2. Bantu orientasi realitas: panggil nama, dirasakan dalam merawat pasien.
orientasi waktu, orang dan 2. Jelaskan pengertian, tanda dan
tempat/lingkungan. gejala, dan proses terjadinya
3. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak waham (gunakan booklet).
terpenuhi. 3. Jelaskan cara merawat: tidak
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya disangkal, tidak diikuti/diterima
yang realistis. (netral).
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 4. Latih cara mengetahui kebutuhan
pemenuhan kebutuhan. pasien dan mengetahui
kemampuan pasien.
5. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian.
SP II p SP II k
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pasien dan berikan pujian. membimbing pasien memenuhi
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki. kebutuhannya. Beri pujian.
3. Latih kemampuan yang dipilih dan 2. Latih cara memenuhi kebutuhan
berikan pujian. pasien.
4. Masukkan pada jadwal pemenuhan 3. Latih cara melatih kemampuan
kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih. yang dimiliki pasien.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 10
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 10
jadwal dan memberi pujian.
SP III k
SP III p 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan membimbing memenuhi
pasien, kegiatan yang dilakukan pasien kebutuhan pasien dan
dan berikan pujian. membimbing pasien melaksanakan
2. Jelaskan tentang obat yang diminum (6 kegiatan yang telah dilatih. Beri
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, pujian.
kontinuitas minum obat. 2. Jelaskan obat yang diminum oleh
3. Masukkan pada jadwal pemenuhan pasien dan caramembimbingnya.
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
obat. jadwal dan memberi pujian.
SP IV k
SP IV p 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan membimbing memenuhi
pasien, kegiatan yang telah dilatih dan kebutuhan pasien, membimbing
minum obat, Berikan pujian. pasien melaksanakan kegiatan
2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara yang telah dilatih dan minum obat.
memenuhinya. Beri pujian.
3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
memilih yang akan dilatih.Kemudian kambuh dan rujukan.
latih. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
4. Masukkan pada jadwal pemenuhan jadwal dan memberi pujian.
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan
obat.
SP V k
SP V p 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan membimbing memenuhi
pasien, kegiatan yang dilatih dan minum kebutuhan pasien, membimbing
obat, Berikan pujian. pasien melaksanakan kegiatan
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri. yang telah dilatih dan minum obat.
3. Nilai apakah waham terkontrol. Beri pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke PKM.
SP II p SP II k
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian. merawat/ melatih pasien fisik 1, 2.
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat Beri pujian.
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat). obat.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan fisik dan minum obat. jadwal dan memberi pujian.
1.1.1.1.4
SP III p SP III k
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2,
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
dan obat. Beri pujian.
merawat/ melatih pasien fisik 1, 2
2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3
dan memberikan obat. Beri pujian.
cara yaitu: mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar). 2. Latih cara membimbing
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk verbal/bicara.
latihan fisik minum obat, dan verbal.
3. Latih cara membimbing kegiatan
1.1.1.1.3
spiritual.
SP II k
SP IIp 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1. Evaluasi kegiatan pertama yang dipilih membimbing pasien melaksanakan
dan berikan pujian. kegiatan kebersihan diri, beri
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua pujian.
yang akan dilatih 2. Bersama keluarga melatih pasien
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara). dalam melakukan kegiatan kedua
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk yang dipilih pasien
latihan: dua kegiatan masing-masing dua 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
kali per hari jadwal dan memberi pujian.
SP III k
SP III p 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang
kegiatan yang telah dilatih, beri
telah dilatih dan berikan pujian.
pujian.
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga
2. Bersama keluarga melatih pasien
yang akan dilatih
dalam melakukan kegiatan ketiga
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
yang dipilih pasien
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
3. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua
jadwal dan memberi pujian.
kali per hari
SP IV k
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
SP IV p
membimbing pasien melaksanakan
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan
kegiatan, beri pujian.
ketiga yang telah dilatih dan berikan
2. Bersama keluarga melatih pasien
pujian.
dalam melakukan kegiatan
2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat
keempat yang dipilih pasien
yang akan dilatih
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
kambuh, rujukan,
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
latihan: empat kegiatan, masing-masing
jadwal dan memberikan pujian.
dua kali per hari.
SP V k
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
SP V p
membimbing pasien melakukan
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 14
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 14
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan kegiatan yang dipilih oleh pasien,
pujian. beri pujian.
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak 2. Nilai kemampuan keluarga
terhingga. membimbing pasien.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri. 3. Nilai kemampuan keluarga
4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat. melakukan kontrol ke PKM.
BAB III
PEDOMAN PENULISAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengertian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
berikan tanda “ ” didepannya dan tuliskan usia klien (tahun) saat terjadinya hal
itu.
Bila dari hasil pengkajian terdapat tanda mayor / batasan karakteristik dari
suatu diagnosa keperawatan, tuliskan diagnosa keperawatan tersebut.
4. Apakah ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (seperti kegagalan,
perpisahan, kematian, trauma) selama tumbuh kembang yang pernah dialami klien
sepanjang hidupnya.
Bila dari hasil pengkajian terdapat tanda mayor / batasan karakteristik dari
suatu diagnosa keperawatan, tuliskan diagnosa keperawatan tersebut.
Apakah ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa ? bila ada,
bagaimana hubungan keluarga dengan klien, bagaimana gejala yang terjadi
dan tiwayat pengobatan atau perawatannya.
Bila dari hasil pengkajian terdapat tanda mayor / batasan karakteristik dari
suatu diagnosa keperawatan, tuliskan diagnosa keperawatan tersebut.
= Perempuan
= laki-laki
= cerai/putus
hubungan
= meninggal
= orang yang
tinggal
serumah
= orang yang
Terdekat
= klien
67
4 = umur
2. Konsep diri
Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yan
gmembuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain. Konsep diri ada melalui pembelajaran setelah lahir sebagai hasil
pengalaman unik dalam dirinya, bersama orang terdekat dan dengan dunia nyata.
Konsep diri terdiri atas :
3. Hubungan sosial
Dalam setiap interaksi dengan klien, perawat harus menyadari luasnya dunia
kehidupan klien, memahami pentingnya kekuatan sosial dan budaya bagi klien,
mengenal keunikan aspek ini dan menghargai perbedaan klien. Berbagai faktor sosial
budaya klien meliputi usia, suku, bangsa, gender, pendidikan, penghasilan, dan sistem
keyakinan.
Hubungan sosial dapat dikaji sbb:
a. Siapa orang yang berarti dalam kehidupan klien, tempat mengadu, berbicara,
minta bantuan, atau dukungan baik secara material maupun nonmaterial.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat, kelompok sosial apa saja yang
diikuti dilingkuingannya dan sejauh mana ia terlibat. Hambatan apa saja dalam
berhubungan dengan orang lain/kelompok tsb.
Bila dari hasil pengkajian terdapat tanda mayor / batasan karakteristik dari suatu
diagnosa keperawatan, tuliskan diagnosa keperawatan tersebut.
Stessor Definisi
Kendaan yang merugikan Kekurangan sumber ekonomi yang merupakan
dasar untuk beradaptasi boipsikososial.
Stereotipe Konsep depersonalisasi dari individu oleh suatu
kelompok.
Intoleransi Ketidaksediaan untuk menerima perbedaan
pendapat / keyakinan orang lain yang berasal
dari latar belakang yang berada.
Stigma Suatu atribut / sifat yang melekat pada
lingkungan sosial individu sebagai sesuatu yang
berbeda dan rendah.
Prasangka Keyakinan yang tidak menyenangkan tentang
individu / kelompok dengan tidak
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 20
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 20
memperhatikan pengetahuan, pikiran atau
alasan.
Diskriminasi Perlakuan yang berbeda dari individu /
kelompok yang tidak berdasarkan atas kebaikan
yang sebenarnya.
Rasisme Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat
pada antar ras yang menentukan / yang satu
lebih dominan / lebih tinggi dari yang lainnya.
Stressor Sosial Budaya (Start dan Sundeen, 1998)dapat digambarkan pada
tabel berikut ini:
4. Spiritual
Kesejahteraan spiritual adalah keberadaan individu yang mengalami penguatan
kehidupan dalam hubungan dengan kekuasaan yang lebih tinggi sesuai dengan nilai
individu, komunitas dan lingkungan yang terpelihara (Corpenito, 1998, hal. 382) yang
ditandai dengan karakteristik : rasa kesadaran, sumber-sumber yang sakral, kedamaian
dalam diri individu, komitmen pada nilai-nilai tertinggi terhadap cita, makna, harapan,
dan kebenaran (Carson, 1998).
Distress spiritual adalah keadaan dimana individu / kelompok mengalami/bersiko
mengalami gangguan sistem keyakinan / nilai yang memberikan kekuatan, harapan
dan anti kehidupan seseorang (Corpenito, 1998, hal. 384) dengan karakteristik adanya
gangguan dalam suatu keyakinan, mempertahankan makna kehidupan, kematian
penderitaan, keputus asaan, tak melakukan ritual keagamaan, ragu akan keyakinan dan
kekosongan spiritual.
Alam perasaan merupakan laporan diri klien tentang status emosionalnya dan
cermin situasi kehidupan klien. Perilaku depresi dan mania lebih lanjut dapat
ditelusuri pada stuart dan sundeen (1998, hal. 258-259). Rentang respon emosional
dapat digambarkan sbb:
Wujud gangguan pikir (arus dan bentuk pikir) dapat dijelaskan sbb:
a. Sirkumtansial (pikiran berputar-putar) yaitu pembicaraan yang berbelit-belit
sehingga lama sampai pada tujuan/maksud yang dibicarakan, untuk menuju ide
pokok tidak langsung pada sasaran yang dimaksud namun banyak menambahkan
bumbu-bumbu pembicaraan yang tidak relevan menjemukan.
b. Tangensial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit dan tidak sampai pada
tujuan/maksud yang dibicarakan/ide intinya.
c. Asosiasi longgar (asosiasi bebas/kehilangan asosiasi) yaitu pembicaraan / hal-hal
yang dikatakannya tidak ada hubungan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya
dan klien tidak menyadarinya (bila ekstrem menjadi inkoherensi). Kurangnya
hubungan yang logis antara pikiran dan ide sehingga tak jelas maknanya,
mengambang dan tidak terfokus.
d. Flight of idea (pikiran melayang) yaitu pembicaraan pada beberapa ide-ide yang
melompat-lompat, ada perubahan yang mendadak dari satu topik ke topik lainnya,
tidak ada hubungan yang rutut/logis dan tidak sampai pada tujuan secara jelas
(perubahan ide secara cepat).
e. blocking (benturan) yaitu pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa
adanya gangguan secara eksternal, kemudian beberapa saat dilanjutkan kembali
pada pembicaraan semula atau pembicaraan selanjutnya.
f. Perseverasi yaitu pembicaraan yang berulang-ulang pada suatu ide, pikiran dan
tema secara berlebihan.
g. Inkoherensi (irrelevansia) yaitu pembicaraan dimana satu kalimat sulit dipahami
maksudnya, isi pembicaraan tidak ada hubungannya dengan stimulasi/petanyaan
atau hal-hal yang sedang dibicarakan (asosiasi longgar ekstrim).
h. Logorhoe yaitu banyak bicara yang bertubi-tubi tanpa adanya kontrol yang jelas
bisa koheren atau inkiheren.
i. Clang association (asosiasi bunyi) yaitu mengucapkan perkataan yang
mempunyai persamaan bunyi.
j. Neologisme yaitu membentuk kata-kata/simbol/tanda/kode baru yang dimengerti
secara umum, kadang-kadang dirinya juga tidak mengerti apa yang dimaksud.
k. Main-main dengan kata-kata yaitu membuat sajak/puisi/pantun/cerita yang tidak
wajar.
l. Afasia yaitu ia tidak bisa/sukar mengerti pembicaraan orang lain (secara sensorik)
dan ia tidak dapat/sukar berbicara dengan orang lain (secara motorik).
m. Otistik (autisme) yaitu bentuk pemikiran yang berupa fantasi atau lamunan untuk
memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapainya. Hidup dalam pikiran sendiri,
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 31
Buku Ajar Penulisan Asuhan Keperawatan Jiwa | 31
hanya memuaskan keinginannya tanpa peduli sekitarnya, menandakan ada distoris
arus asosiasi dalam diri klien yang dimanifestasikan dengan
lamunan,fantasi,wahan, dan halusinasi yang cenderung menyenangkan dirinya.
n. Dereistik yaitu bentuk pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada
atau tidak mengikuti logika secara umum (tak ada sangkut pautnya antara proses
mental individu dan pengalaman yang sedang terjadi).
o. Nonrealistic yaitu bentuk pemikiran yang sama sekali tidak logis / tidak masuk
akal, sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
p. Word salad yaitu mengucapkan rangkaian kata-kata yang tidak lengkap dan tidak
berhubungan.
9. Orientasi yaitu berisi mengenai gangguan orientasi akibat gangguan kesadaran dan
dapat menyangkut waktu (tidak tahu tentang jam, hari, pekan, bulan, musim,
tahun), tempat (tidak tahu dimana ia berada), orang (tidak tahu tentang dirinya,
orang lain, identitasnya, salah menafsirkan identitas orang lain) dan
lingkungan/keadaan sekitarnya dimana ini berada saat ini.
Bila dari hasil pengkajian terdapat tanda mayor / batasan karakteristik dari
suatu diagnosa keperawatan, tuliskan diagnosa keperawatan tersebut.
PERHATIAN
BAB IV
PEDOMAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN JIWA
Petunjuk:
1. Diagnosis keperawatan adalah pernyataan tunggal problem keperawatan.
2. Untuk merumuskan diagnosis keperawatan maka menggunakan data mayor dan data
minor.
3. Data mayor adalah data yang harus ada untuk merumuskan diagnosa keperawatan
(minimal 1 datum)
4. Data minor adalah data yang boleh ada, boleh tidak ada untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.
2 Diagnosa
Deskripsi Data Mayor Data Minor
No Keperawatan
2. Klien dapat 2. Setelah ….. x interaksi b.1 Adakan kontak sering dan singkat secara
mengenal klien menyebutkan : bertahap
halusinasinya o Isi b.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan
o Waktu halusinasinya (* dengar /lihat /penghidu
o Frekuensi /raba /kecap), jika menemukan klien yang
Keterangan :
* Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan/kekiri/kedepan seolah – olah ada teman bicara
* Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan
* Halusinasi penghidu : menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengengdus
* Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll
* Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah
4. Klien dapat 4. Setelah … X interaksi klien 4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan
melaksanakan dapat melaksanakan sosial.
8. Keluarga klien 8. Setelah ..... X pertemuan 8.1 Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas
mampu dengan keluarga klien, kesehatan yang tersedia
memanfaatkan keluarga mampu 8.2 Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan
pelayanan memanfaatkan pelayanan pencegahan relaps
kesehatan untuk kesehatan untuk follow up 8.3 Mengidentifkasi tanda-tanda relaps dan
follow up kesehatan klien isolasi sosial kemungkinan kambuh
9.2 Setelah ... X interaksi 8.4 Latih keluarga cara merawat waham.