Anda di halaman 1dari 3

HIDRADENITIS SUPURATIF

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :

PUSKESMAS Nama Kepala


ABCD Puskesmas + NIP

Pengertan adalah peradangan kronis dan supuratif pada kelenjar apokrin.


Tujuan Memberikan tatalaksana yang tepat pada pasien dengan
diagnosa Hidradenitis Supuratif 
Kebjakan eputusan epala Pusat esehatan Masyarakat
Karanglewas n$m$r % &&0(C)*II(SK(0(I(201  Tentang
ebijakan Pelayanan
linis Puskesmas aranglewas
Referens eputusan Menteri esehatan Republik Indonesia
Nomor  H.$2.$2&MENES&()*&2$)( Tentang Panduan
Praktik linis
+agi Dokter Di Fasilitas Pelayanan esehatan Tingkat Pertama
Pr$se/ur  -Pemeriksaan Fisik
Ruam berupa nodus dengan tanda-tanda peradangan
akut kemudian dapat melunak menjadi abses dan
meme/ah membentuk fistula dan disebut hidradenitis supuratif.
Pada yang menahun dapat terbentuk abses fistel dan sinus
yang multipel. Terdapat leukositosis.
0okasi predileksi di aksila lipat paha gluteal perineum
dan daerah payudara. Meskipun penyakit ini di aksila seringkali
ringan di perianal sering progresif dan berulang.
 1da dua sistem klasifikasi untuk menentukan keparahan
hidradenitis supuratif yaitu dengan sistem klasifikasi Hurley dan
Sartorius.
). Hurley mengklasifikasikan pasien menjadi tiga kelompok
berdasarkan adanya dan luasnya jaringan parutdan sinus.
a. Tahap I : lesi soliter atau multipel ditandai
dengan pembentukan abses tanpa saluran sinus atau jaringan
parut.
b. Tahap II : lesi single atau multipel dengan abses berulang

ditandai dengan pembentukan saluran sinus dan jaringan parut.


/. TahapIII : tahap yang palingparah beberapa saluran
saling berhubungan dan abses melibatkan seluruh daerah
anatomi
HIDRADENITIS SUPURATIF
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :
2misalnya ketiak atau pangkal paha3.
2. Skor Sartorius. Skor didapatkan dengan menghitung jumlah

lesi kulit dan tingkat keterlibatan di setiap lokasi anatomi. 0esi


yang lebih parah seperti fistula diberikan skor yang lebih tinggi
dari pada lesi ringan seperti abses. Skor dari semua lokasi
anatomi ditambahkan untuk mendapatkan skor total.

- Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap

- Penatalaksanaan
). Pengobatan oral:
a. 1ntibiotik sistemik

1ntibiotik sistemik misalnya dengan kombinasi rifampisin


4$$ mg sehari 2dalam dosis tunggal atau dosis terbagi3 dan
klindamisin 5$$ mg dua kali sehari menunjukkan hasil
pengobatan yang menjanjikan. Dapson dengan dosis ($-
)($mg&hari sebagai monoterapi eritromisin atau tetrasiklin 2($-
($$ mg *6 sehari doksisilin )$$ mg 26 sehari selama 7-)* hari.

b. ortikosteroid sistemik

ortikosteroid sistemik misalnya triamsinolon prednisolon


atau prednison.

2. 8ika telah terbentuk abses dilakukan insisi.

- onseling dan Edukasi


Edukasi dilakukan terhadap pasien yaitu berupa:
). Mengurangi berat badan untuk pasien obesitas.
2. +erhenti merokok.
HIDRADENITIS SUPURATIF
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal
Terbit:
:
Halaman
5. Tidak men/ukur di kulit yang berjerawat karena
men/ukur dapat mengiritasi kulit.
*. Menjaga kebersihan kulit. -(95-
(. Mengenakan pakaian yang longgar untuk mengurangi
 gesekan
4. Mandi dengan menggunakan sabun dan antiseptik atau
antiperspirant.

- riteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila penyakit tidak sembuh dengan
pengobatan oral atau lesi kambuh setelah dilakukan insisi dan
drainase.

Dagram
Alr 
Unt terkat TAN22A3 MU3AI
Rekaman NO
1AN2 DIUBAHISI PERUBAHAN
Hst$rs DIBER3AKUKAN
Peru"a0an

Anda mungkin juga menyukai