Pendekatan studi kasus akrab bagi para ilmuwan sosial karena popularitasnya dalam
psikologi (Freud), kedokteran (analisis kasus suatu masalah), hukum (hukum kasus), dan
ilmu politik (laporan kasus). Penelitian studi kasus memiliki sejarah panjang yang menonjol
di banyak disiplin ilmu. Hamel, Dufour, dan Fortin (1993) menelusuri asal mula studi kasus
ilmu sosial modern melalui antropologi dan sosiologi. Mereka mengutip studi antropolog
Malinowski tentang Kepulauan Trobriand, studi sosiolog Prancis LePlay tentang keluarga,
dan studi kasus Departemen Sosiologi Universitas Chicago dari tahun 1920-an dan 1930-an
hingga 1950-an (misalnya, studi Thomas dan Znaniecki tahun 1958 tentang petani Polandia
di Eropa dan Amerika) sebagai anteseden penelitian studi kasus kualitatif. Saat ini, penulis
studi kasus memiliki banyak pilihan teks dan pendekatan. Yin (2014), misalnya, mendukung
pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk pengembangan studi kasus dan membahas studi
kasus eksplanatori, eksploratif, dan deskriptif kualitatif. Merriam dan Tisdell (2015)
menganjurkan pendekatan umum untuk studi kasus kualitatif di bidang pendidikan. Stake
(1995) secara sistematis menetapkan prosedur untuk penelitian studi kasus dan mengutipnya
secara ekstensif dalam contoh “Harper School.” Buku terbaru Stake (2006) tentang analisis
studi kasus ganda menyajikan pendekatan langkah demi langkah dan memberikan ilustrasi
yang kaya tentang berbagai studi kasus di Ukraina, Slovakia, dan Rumania. Dalam
membahas pendekatan studi kasus, kita akan mengandalkan Stake (1995) dan Yin (2014)
untuk membentuk ciri khas dari pendekatan ini.