Anda di halaman 1dari 6

MODUL

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Disajikan pada Minggu ke- 3
Dosen Pengampu:

Dr. Ahmad Kosasih, M.A

Materi - 3

SUMBER AJARAN ISLAM I


(AL QURAN)

Learning Outcomes
Mengenal, memahami, menganalisis dan membuat kesimpulan materi al-Quran sebagai sumber ajaran
Islam. Sehingga dapat meyakini kebenaran al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam.

Pokok-pokok Materi

A. Pengertian Al-Qur’an

Nama Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yaitu mashdar dari kata “ qa-ra-a”. Kata kerja qara’a dan
berbagai kata bentukannya muncul 17 kali dalam Al-Qur’an. Menurut Manna Khalil al-Qattan, kata kerja ini,
dengan rujukan kepada pembaca wahyu (Al-Qur’an) oleh Muhammad SAW, muncul dalam beberapa
kesempatan (QS.16:98; 17:45, 106; 7:204; 84:21). Menurut Moenawar Chalil (1969:174) al-Qur’an ialah
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dangan bahsa Arab untuk diperhatikan dan diambil pelajaran
oleh manusia, dinukilkan oleh (dipindahkan) kepada kita dengan jalan khabar mutawatir, yang dituliskan
dalam mushafdimulai dengan surat Al-Fatihah dan disudahi dengan surat An-Nas. Selanjutnya Al-Zarqani ,
(1934:13) menjelaskan beberapa komponen istilah defenisi antara lain:

Pertama : Al-Qur’an adalah kalamullah atau firman Allah SWT, bukan ucapan nabi atau manusia lainnya.
Tidak ada sepatah kata pun kata nabi dalam al-Qur’an.

Kedua : Diturunkan kepada nabi MuhammadSAW, yaitu pada tahun 571M. Rasul yang terakhir,
penutup segala wahyu yang diturunkan Allah Swt ke muka bumi, sebagai mana firman-Nya
dalam surat Al-Ahzab,[33]:40:

Ketiga : Diturunkan melalui parantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur, yaitu selama 22 tahun
2 bulan 2 hari kepada Nabi Muhammad Saw.
Keempat : Dikumpulkan dalam mashaf, yang seluruhnya berisi 6.236 ayat atau 114 surat.

Kelima : Disampaikan kepada umat Islam sacara mutawatir, atau terus-menerus disampaikan dari
generasi ke generasi dalam keadaan tetap dan terjaga, baik huruf maupun kalimat-kalimat
yang ada di dalamnya, sehingga keaslian al-Qur’an tetap terjamin sepanjang masa.

Keenam : Bernilai ibadah bagi pembaca dan pendengarnya.

Ketujuh : Isinya dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas

B. Kandungan Al-Qur’an

1. Nama-nama al-Qur’an

a. Al-Qur’an artinya yang dibaca (Q.S. 17: 9)


b. Al-Kitab artinya yang ditulis/dibukukan (Q.S. 21: 10)
c. Al-Furqan artinya pembeda (Q.S. 25: 1)
Al-Zikra pelajaran/peringatan (Q.S. 15: 9)
e. Al-Tanzil yang diturunkan (Q.S. 26: 192)

2. Sifat-sifat al-Qur’an

Adapun sifat-sifat al-Qur’an antara lain:

a. Nur (cahaya) (Q.S. 4: 174)

c. Mau’izah (nasehat),Syifa’ (obat), Huda (petunjuk), Rahmah (rahmat) (Q.S.10: 57)

d. Mubin (yang menerangkan) (Q.S. 5: 57)

e. Mubarak (yang diberkati) (QS. 6:92).

f. Busyra (khabar gembira) (Q.S.2:97).

g. ’Aziz (yang mulia) (Q.S. 41:14).

h. Majid (yang dihormati) (Q.S.85:41).

i. Basyir (pembawa kegembiraan) dan,

j. Nazir (pembawa peringatan) (Q.S.41:3-4).

Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketahui bahwa dalam al-Qur’an terkandung semua aspek
kehidupan manusia dan alam semesta. Al-Qur’an memberi prinsip dasar terhadap kehidupan manusia
untuk kebahagiaan didunia dan akherat. Maka daptlah diterangkan bahwa secara umum isi kandungan
al-Qur’an terdiri atas :

1. Pokok-pokok keyakinan atau keimanan yang melahirkan teologi atau kalam


2. Pokok-pokok aturan atau hukum yang melhirkan ilmu hukum, syari’ah atau ilmu fikih
3. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah)
4. Pokok-pokok aturan bertingkah laku (akhlak)
5. Petunjuk tetang tanda-tanda alam yang menunujukan adanya Tuhan dan juga dapat
memotivasi lahirnya ilmu pengetahuan
6. Petunjuk mengenai hubungan golongan kaya dan miskin
7. Sejarah para nabi dan para umat terdahulu.

Jumlah kitab samawi mungkin saja banyak karena rasulnya juga banyak tetapi yang disebutkan
dalam al-Qur’an hanya 4 kitab. Empat kitab itu wajib diimani. Semua kitab samawi sebelum al-Qur’an
masa berlakunya telah habis karena isinya telah tertuang dalam al-Qur’an. Dengan demikian ia hanya
wajib diimani tetapi isinya tidak diwajibkan mempelajari isinya.

C. Fungsi dan Peranan Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan fungsi dan peranan sebagai berikut:

1. Sebagai huda ( ) ) atau petunjuk bagi kehidupan umat. Fungsi huda ini banyak sekali
terdapat dalam al-Qur’an, lebih dari 79 ayat, umpamanya Q.S 2: 2
2. Sebagai rahmah ( ) atau keberuntungan yang diberikan Allah dalam bentuk kasih
sayang-Nya. Al-Qur’an sebagai rahmat untuk umat ini, tidak kurang dari 15 kali disebutkan
dalam al-Qur’an. Umpamanya Q.S. 31: 2-3
3. Sebagai furqan ( )yaitu pembeda antara yang baik dengan yang buruk; yang halal
dengan yang haram; yang salah dan yang benar; yang indah dan yang jelek; yang dapat
dilakukan dan yang terlarang untuk dilakukan. Fungsi al-Qur’an sebagai alat pemisah ini
terdapat dalam 7 ayat al-Qur’an. Umpamanya pada Q.S. 2:185
4. Sebagai mau’izhah ( ) atau pembelajaran yang akan mengajar dan membimbing umat
dalam kehidupannya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Fungsi mau’izhah
ini terdapat setidaknya dalam 5 ayat Al-Quran. Umpamanya Q.S.10: 57
5. Sebagai busyra ( ) yaitu berita gembira bagi orang yang telah berbuat baik kepada
Allah dan sesama manusia. Fungsi busyra itu terdapat dalam sekitar 8 ayat Al-Quran, seperti
pada Q.S.27: 1-2
6. Sebagai “tibyan” atau ”mubin” ) yang berarti penjelasan atau yang
menjelaskan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah. Contoh fungsinya sebagai
tibyan adalah Q.S. 16: 89. Sedangkan contohnya sebagai mubin terdapat dalam Q.S. 27:1-2
di atas.
7. Sebagai mushaddiq / atau pembenar terhadap kitab yang datang sebelumnya, dalam
hal ini adalah: Taurat, Zabur dan Injil. Ini berarti bahwa Al-Quran memberikan pengakuan
terhadap kebenaran Taurat, Zabur, dan Injil sebagai berasal dari Allah (sebelum adanya
perubahan terhadap isi kitab suci itu). Al-Quran sebagai mushaddiq terdapat di sekitar 10
ayat, umpamanya pada firman Allah SWT Q.S.3: 3
8. Sebagai nur ( ) atau cahaya yang akan menerangi kehidupan manusia dalam
menempuh jalan menuju keselamatan. Umpamanya dalam Q.S.5:46
9. Sebagai tafsil ( ) yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT. Umpamanya dalam Q.S. 12:111
10. Sebagai Syifa’ al-shudur ( ) atau obat bagi rohani yang sakit. Al-Qur’an
untuk pengobat rohani yang sakit ini adalah petunjuk yang terdapat didalamnya; terdapat
dalam 3 ayat al-Qur’an, umpamanya dalam Q.S. 17: 82
11. Sebagian hakim yaitu sumber kebijaksanaan sebagaimana tersebut dalam surat
Q.S.31:2
Dengan menganalisa berbagai fungsi Al-Quran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
ada dua fungsi pokok yaitu:

Pertama, sebagai rahmat yang dikaruniakan Allah kepada umat manusia. Bila mereka
menerima dan mengamalkan keseluruhan isi al-Qur’an, maka akan mendapatkan kehidupan
yang bahagia di dunia dan kesenangan hidup di akhirat.

Kedua, sebagai ‘huda’ atau petunjuk. Kata petunjuk ini mengandung arti luas. Ia dapat berarti
petunjuk bagi manusia untuk mengenal Rasul dan membuktikan kebenaran serta sekaligus
menjadi tanda atau identitas kerasulan. Juga menjadi petunjuk akan kebenaran Rasul, karena
dalam al-Qur’an terdapat daya mu’jizat yang menunjukkan bahwa pembawa al-Qur’an itu
adalah betul-betul seorang Rasul. Al-Qur’an itu bukan ciptaannya sendiri, tetapi ciptaan Allah,
sedangkan Rasul hanya menyampaikan firman Allah tersebut (Amir Syrifuddin, 1997: 53-57).

D. Mukjizat Al-Qur’an

Alquran adalah mukjiat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi SAW. Ia merupakan
sumber petunjuk dan ilmu pengetahuan disegala bidang disiplin ilmu. Al-Qur’an dikatakan
mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw karena isinya yang tidak dapat
ditandingi oleh pikiran manusia. Jangkauan prediksi Al-Qur’an jauh melebihi kemampuan otak
manusia namun ia dapat merangsang hati dan pikiran manusia untuk melahirkan karya-karya
besar. Bentuk keunggulan al-Qur’an adalah sbagai berikut:

a. Dari segi keindahan gaya bahasa (Q.S. 2:23)


b. Dari segi pemberitaan mengenai kejadian masa lalu yang kemudian terbukti
kebenarannya, dan sesuai pemberitaan kitab suci sebelumnya (Q.S. 29:48)
c. Dari segi pemberitaan al-Qur’an tentang hal-hal yang akan terjadi dan ternyata
kemudian memang terjadi (Q.S 30: 2-7)
d. Dari segi kandungannya akan hakekat kejadian dengan seisinya serta hubungan antara
satu dengan yang lainnya (Q.S. 23:12-14)
e. Dari segi kandungannya mengenai pedoman hidup yang menuntun manusia mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan dan akhirat, tentang halal dan haram dan sebagainya.

E. Sejarah Pememliharaan Al-Qur’an

1. Pemeliharaan al-Qur’an Periode Nabi Muhammad SAW


Pada masa Nabi SAW Al-quran dipelihara dalam ingatan nabi Muhammad SAW
yang sangat kuat. sebab tradisi hafalan yang telah membudaya dikalangan bangsa Arab ketika
itu memungkinkan terpeliharanya Al-Quran dalam metode hafalan oleh para sahabat Nabi
SAW. Cara kedua yang dilakukan oleh Nabi pada SAW beliau adalah penulisan ayat-ayat Al-
Quran kedalam media tulis yang ada waktu itu, seperti pelapah kurma, kulit onta dan tulang
belulang.

2. Pemeliharaan al-Qur’an periode khalifah Abu Bakar As-Shiddiq.


Periode pemeliharaaan kedua terjadi pada masa khalifah Abu Bakar as-Shidiq. Atas
saran Umar bin Khatab, Abu Bakar memerintahkan Zaid Bin Sabit untuk mengumpulkan dan
memeriksa kembali ayat-ayat Al-Quran yang pernah terkumpulkan. Dalam menjalankan
tugasnya ini,Zaid bin Sabit dibantu tim pencatat wahyu pada masa Nabi, diantaranya Ubay
bin Ka’ab, Ali bin Abi Talib, da Usman bin Affan. Hasilnya, terkumpul sebuah Al-Quran
dalam bentuk suhuf (lembaran) dari kulit dan pelepah kurma.

3. Pemeliharaan Al-Qur’an periode khalifah Usman Bin Affan


Sejalan dengan perluasan daerah Islam, mulai timbul perbedaan pendapat mengenai
qiraah (bacaan) Al-Qur’an. Hal ini segera ditangapi oleh khlifah Usman bin Affan untuk
menuliskan Al-Qur’an ke dalam satu mushaf. Penulisan ini disesuaikan dengan tulisan aslinya
( hasil pengumpulan pada masa Abi Bakar RA.). Khalifah Usman memberikan tanggung
jawab penulisan Al-Quran itu kepada Zaid bin Sabit dengan dibantu Abdullah bin Zubair.
Said bin As dan Abdurahman bin Al-Haris, setelah terkumpul kedalam satu mashaf, Usman
mengirim salinan Al-Qur’an tersebut ke beberapa kota besar, masing-masing satu buah.
Mushaf Al-Qur’an yang ditulis tanpa titik dan baris ini kemudian dikenal dengan sebutan “
Mushaf al-Imam” atau “Mushaf Usmani”

4. Pemeliharaan al-Qur’an periode khalifah Ali bin Abi Thalib


Pemeliharaan al-Qur’an pada periode khalifah Ali bin Abi Thalib dapat disebut
sebagai periode penyempurnaan, karena mushaf Usmani tidak memakai tanda baca titik dan
syakal, karena semata-mata didasarkan pada watak pembawaan orang-orang Arab yang masih
murni, sehingga mereka tidak memerlukan syakal dengan harakat dan pemberian titik. Ketika
bahasa Arab mulai mengalami kerusakan karena banyaknya percampuran (dengan bahasa non
Arab), maka para penguasa merasa pentingnya ada perbaikan penulisan Mushaf dengan
syakal, titik dan lain-lain yang dapat membantu pembacaan yang benar. Banyak ulama yang
berpendapat bahwa orang yang pertama yang melakukan hal itu hádala Abul Aswad ad-Duali,
peletak pertama dasar-dasar caída bahasa Arab, atas permintaan Ali bin Abi Thalib.

Tugas-tugas:
1. Jelaskan pengertian al-Qur’an secara bahasa dan istilah!
2. Tulislah empat istilah lain tentang Al-Qur`an beserta ayat pendukungnya !
3. Jelaskan garis-garis besar isi kandungan Al-Qur’an !
4. Jelaskan cara-cara pemeliharaan al-Qur’an dari waktu ke waktu dan keistimewaan masing-
masing periode!
5. Apakah yang dimaksud dengan kemukjizatan Al-Qur’an dan berikanlah contohnya!
6. Jelaskan keunggulan al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya!

Buku sumber:

Depag RI. 1998. Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang
Imam as-Suyuthi. 1995. Apa itu al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, h. 15-62
Manna' Khalil al-Qattan. 2000. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Penterjemah: Mudzakir, Judul Asli:
Mabahits fi Ulumil Qur’an, Bogor: Lentera Antar Nusa, h. 10-17; 72-85; 178-224
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni. 1999. Mutiara Ilmu-ilmu al-Qur’an, Penterjemah:
Rosihan Anwar, Judul Asli: Zubdah al-Itqan fi Ulumi al-Qur’an, Bandung: CV. Pustaka
Setia, h. 111-116
Quraish Sihab. 1999. Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, h. 3-13
Tim Dosen PAI UNP. 20017. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinngi Umum, Padang:
UNP Press.
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, h.
794-796

Anda mungkin juga menyukai