Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEWARNAAN BAKTERI

Oleh :
ANNISA MEIYANA AYU ARDIKA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KESEHATAN GIGI PROGRAM STUDI D-IV TERAPI GIGI
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “PEWARNAAN BAKTERI” ini dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Biomedik Dasar (Anfisman,
Histologi). Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan penulis terkait
pewarnaan bakteri. Terima kasih kami sampaikan kepada drg. Ratih Larasati, M.Kes. selaku
dosen mata kuliah Biomedik Dasar (Anfisman, Histologi) yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih terdapat bamyak
kekurangan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun, kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.

Surabaya, 2 Agustus 2022.


DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1. Pengertian Pewarna..............................................................................................................2
2.2. Macam-macam Pewarna......................................................................................................2
2.2.1. Pewarna Asam...............................................................................................................2
2.2.2 Pewarna Basa..................................................................................................................2
2.3. Teknik Pewarnaan Pada Bakteri.........................................................................................2
2.3.1. Teknik Pewarnaan Sederhana.......................................................................................2
2.3.2. Teknik Pewarnaan Diverensial......................................................................................3
2.3.3. Teknik Pewarnaan Negatif............................................................................................3
2.3.4. Teknik Pewarnaan Struktural.......................................................................................3
2.4. Tujuan Pewarnaan Pada Bakteri.........................................................................................3
2.5. Faktor yang Memengaruhi Pewarnaan Pada Bakteri.........................................................4
2.5.1 Fiksasi..............................................................................................................................4
2.5.2. Peluntur Zat Warna.......................................................................................................4
2.5.3. Substrata........................................................................................................................4
2.5.4. Intensifikasi Warna........................................................................................................4
2.5.5. Zat Warna Penutup.......................................................................................................4
BAB III PENUTUP........................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua makhluk hidup di bumi pasti memiliki morfologi, ciri-ciri, struktur, serta sifat-sifat
yang khusus. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan tidak
memiliki warna, mikroskop dibutuhkan untuk dapat melihat bentuk bakteri. Karena tipis dan
kecil terkadang bakteri menjadi sukar dilihat, maka dari itu untuk memudahkan peneliti saat
melihat bakteri perlu adanya pewarnaan bakteri. Selain memudahkan saat melihat bakteri,
pewarnaan bakteri dapat memudahkan analisis terhadap bakteri satu dengan yang lainnya.

Zat warna digunakan sebagai cara yang utama karena bakteri sulit dilihat menggunakan
cahaya. Tanpa zat pewarna cahaya tidak dapat diadsorbsi dan dibiaskan, kontras mikroba dan
sekitarnya baru akan terlihat jika diberi pewarna.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Apa itu pewarna.
2. Apa saja macam-macam pewarna.
3. Bagaimana teknik pewarnaan pada bakteri.
4. Apa tujuan pewarnaan bakteri.
5. Apa saja faktor yang memengaruhi pewarnaan bakteri.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini dibuat yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian pewarna.
2. Untuk mengetahui macam-macam pewarna.
3. Untuk mengetahui teknik pewarnaan pada bakteri.
4. Untuk mengetahui tujuan pewarnaan bakteri.
5. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pewarnaan bakteri.
6. Untuk mengetahui sifat-sifat dan pengelompokan bakteri
7. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Biomedik Dasar (Anfisman, Histologi).

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pewarna
Secara kimia pewarna/dye adalah senyawa organik yang mengandung cincin benzen dan
mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Benzen pada dasarnya adalah pelarut organik
yang tidak bewarna tetapi ketika dia memiliki gugus kimia kromofor akan menambah warna
pada benzene. Benzene dan kromofor disebut juga kromogen yaitu senyawa berwarna tetapi
bukan pewarna, benzen akan memiliki sifat pewarna jika memiliki gugus auksokrom, yaitu
gugus kimia yang membawa sifat ionisasi pada kromogen sehingga mampu membentuk
garam dan terikat pada serat/jaringan.

Kemampuan pewarna untuk berikatan dengan komponen sel makromolekul seperti protein
atau asam nukleat bergantung pada muatan elektrik yang ditemukan pada bagian kromogen
dan komponen sel yang akan diwarnai.

2.2. Macam-macam Pewarna


2.2.1. Pewarna Asam
Bersifat anionik. Karena saat terjadi ionisasi bagian kromogennya akan memiliki muatan
negatif, sehingga memiliki afinitas yang kuat terhadap komponen sel yang bermuatan positif.
Pewarna asam terdiri dari :
1. Eosin
2. Rose bengal
3. Achid fuchsin

2.2.2 Pewarna Basa


Bersifat kationik. Karena saat terjadi ionisasi bagian kromogennya akan memiliki muatan
positif, sehingga memiliki afinitas yang kuat terhadap komponen sel yang bermuatan negatif.
Pewarna basa terdiri dari :
1. Methylen blue
2. Basic fuchsin
3. Crystal violet
4. Safranin

2.3. Teknik Pewarnaan Pada Bakteri


2.3.1. Teknik Pewarnaan Sederhana
Yaitu pewarnaan bakteri yang menggunakan satu macam zat warna. Tujuannya hanya untuk
melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan.

2
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat
alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).

2.3.2. Teknik Pewarnaan Diverensial


Yaitu pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarna gram
dan pewarna tahan asam.

1. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka.

2. Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan yang digunakan pada bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan
diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol.
Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).

2.3.3. Teknik Pewarnaan Negatif


Pewarnaan negatif digunakan untuk mewarnai latar belakang bakteri menjadi hitam gelap.
Pada pewarnaan ini mikroorganisme akan terlihat transparan (tembus pandang). Teknik ini
berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak
mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

2.3.4. Teknik Pewarnaan Struktural


Yaitu pewarnaan yang hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan
bagian-bagian dari sel. Yang termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora,
flagella dan pengecatan kapsul.

2.4. Tujuan Pewarnaan Pada Bakteri


1. Mempermudah melihat bentuk bakteri.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk bakteri.
3. Melihat struktur luar dan dalam bakteri.

3
4. Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui.

2.5. Faktor yang Memengaruhi Pewarnaan Pada Bakteri


2.5.1 Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berfungsi untuk merekatkan sel
bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran), menjadi gugusan
reaktif (NH3+) yang membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya, autolisis sel,
mengubah avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau menggunakan bahan kimia.

2.5.2. Peluntur Zat Warna


Kontras yang lebih baik pada bayangan mikroskop dapat dihasilkan jika memakai peluntur
zat warna. Pada umumnya sel yang mudah diwarnai akan mudah pula dilunturkan warnanya,
begitupula jika sel sukar diwarnai akan sukar dilunturkan juga warnanya.

2.5.3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa yang dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu.
Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam
nukleat akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel,
maka dapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.

2.5.4. Intensifikasi Warna


Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia yang
dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat lebih
kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan mordan
basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa.Sedangkan
mordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.

2.5.5. Zat Warna Penutup


Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-
mula yang digunakan.Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang berbeda
warnanya dengan zat warna mula-mula.Zat warna penutup diberikan pada akhir pewarnaan
dengan tujuan untuk memberikan kontras pada selsel yang tidak menyerap zat warna utama
(Sutedjo, 1991).

4
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Bakteri merupakan mikroorganisme yang kecil dan tipis, sehingga memerlukan
bantuan mikroskop dan pewarna agar wujud bakteri terlihat.
2. Pewarna adalah zat organik organik yang mengandung cincin benzen dan mempunyai
gugus kromofor dan auksokrom.
3. Pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna asam dan pewarna basa.
4. Pewarna asam terdiri dari : Eosin, Rose Bengal, Achid fuchsin
5. Pewarna basa terdiri dari : Methylen blue, Basic fuchsin, Crystal violet, dan Safranin
6. Teknik pewarnaan pada bakteri ada empat yaitu : Teknik pewarnaan sederhana, teknik
pewarnaan diverensial, teknik pewarnaan negatif, dan teknik pewarnaan struktural
7. Teknik pewarnaan diverensial dibagi menjadi dua macam, yaitu : Pewarnaan gram
dan pewarnaan tahan basa.
8. Teknik pewarnaan structural dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Pengecatan
endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
9. Tujuan pewarnaan pada bakteri adalah :
 Mempermudah melihat bentuk bakteri.
 Memperjelas ukuran dan bentuk bakteri.
 Melihat struktur luar dan dalam bakteri.
 Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan adalah : Fiksasi, peluntur zat warna,
substrata, intensifikasi warna, dan zat penutup

5
DAFTAR PUSTAKA

Triatmoko, Bawon. 2020. “Teori Pewarnaan Bakteri”, https://youtu.be/pjOM8elV2z4,


diakses pada 2 Agustus 2022 pukul 08.30.

Budiyanto, Moch. Agus Krisno. 2011. “Macam-macam Teknik Pewarnaan Bakteri”,


https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-bakteri/,
diakses pada 2 Agustus 2022 pukul 13.00.

Tamam, MH Badrut. 2016. “Cara, Teknik, dan Prinsip Pewarnaan / Pengecatan Bakteri”,
https://generasibiologi.com/2016/12/jurnal-cara-teknik-prinsip-tujuan-pewarnaan-morfologi-
bakteri.html, diakses pada 2 Agustus 2022 pukul 14.30.

Astuty, Estry Indri. 2019. “MAKALAH PEWARNAAN BAKTERI”,


https://pdfcoffee.com/makalah-pewarnaan-bakteri-pdf-free.html, diakses pada 2 Agustus
2022 pukul 15.30.

Anda mungkin juga menyukai