Anda di halaman 1dari 6

KASUS SPESIAL : INTOKSIKASI HERBISIDA PADA

IBU HAMIL

Devi Silvia Agustina, Nuswil Bernolian, Hadrians Kesuma Putra

Bagian/KSM Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

ABSTRAK

Pendahuluan: Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang


digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan
pengganggu. Berdasarkan cara kerjanya herbisida yang digunakan dibagi
menjadi herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak langsung
mematikan jaringan atau bagian tumbuhan yang terkena langsung, bereaksi
sangat cepat dan efektif terutama tumbuhan yang masih hijau, dengan
menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan
merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida jenis ini sering digunakan karena
tumbuhan yang tidak terkena langsung tidak akan rusak, dan bagian
tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, salah
satunya adalah Paraquat (Gramaxone). Gramaxone membunuh tanaman dengan
cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel
dan merusak seluruh konfigurasi sel. Gramaxone dapat masuk ke janin melalui
plasenta dan cairan amnion. Perubahan patologis organ janin mungkin
berhubungan dengan usia kehamilan, dan prognosisnya sangat buruk baik pada
ibu maupun janin.
Laporan Kasus: Wanita berusia 22 tahun, G1P0A0 hamil 27 minggu
dengan keracunan herbisida. Pasien meminum racun rumput Gramaxone,
banyaknya sekitar setengah gelas ( ± 100 cc) sekitar 6 jam SMRS. Pasien lalu
dibawa ke RS Rivai Abdullah Kundur, dilakukan bilas lambung kemudian
pasien dirujuk ke RSMH Palembang. Manajemen pematangan paru
dilakukan dengan deksametason 12 mg tiap 24 jam. Terapi konservatif
dilakukan karena kondisi pasien stabil. Pada hari rawat ke-9 pasien sesak
hebat dengan EKG menunjukkan gambaran takiaritmia (SVT) dan kemudian
meninggal.
Kesimpulan: Keracunan herbisida selama kehamilan menyebabkan kematian
yang tinggi pada pasien hamil, janin, dan bayi baru lahir terutama pada pasien
dengan gejala sistemik.
Kata Kunci: Herbisida, Keracunan, Mortalitas

SPECIAL CASE: HERBICIDE INTOXICATION IN


PREGNANT WOMEN

Devi Silvia Agustina1, Nuswil Bernolian1, Hadrians Kesuma Putra1

Departement of Obstetrics and Gynaecology Faculty of Medicine of Sriwijaya University


dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang, South Sumatera, Indonesia

ABSTRACT

Introduction: Herbicide is a substance or chemical compound used to inhibit


the growth or kill pests. Based on how it works, the herbicides used are
divided into contact and systemic herbicides. Direct contact herbicides kill
plant that are directly affected, react very quickly and effectively, especially
green plants, by producing hydrogen peroxide radicals that break cell
membranes and damage the entire cell configuration. This herbicide is
often used because plants that are not directly affected will not be damaged,
and underground plant parts such as roots or rhizomes are not affected, one of
which is Paraquat (Gramaxone). Gramaxone kills plants by producing
hydrogen peroxide radicals which break down cell membranes and damage
the entire cell configuration. Gramaxone can enter the fetus through the
placenta and amniotic fluid.
Case Report: A 22-year-old woman, G1P0A0, 27 weeks gestational age
with herbicide poisoning. Patient ingested half glass of Gramaxone ( ± 100
cc) about 6 hours of before admission. The patient was then taken to Rivai
Abdullah Kundur Hospital, gastric lavage was performed and the patient was
referred to RSMH Palembang. Management of lung maturation was carried out
with dexamethasone 12 mg every 24 hours. Conservative therapy was carried
out because the patient's condition was stable. On the 9th day of admission, the
patient had severe dyspnea with ECG showing tachyarrhythmias (SVT) and
later died.
Conclusion: Herbicide poisoning during pregnancy causes high mortality in
pregnant patients, fetuses, and newborns, especially in patients with systemic
effect.

Keywords: Herbicide, Poisoning, Mortality


KASUS SPESIAL : INTOKSIKASI HERBISIDA PADA
IBU HAMIL

Devi Silvia Agustina, Nuswil Bernolian, Hadrians Kesuma Putra

Bagian/KSM Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pendahuluan
Herbisida merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan pengganggu. Berdasarkan
cara kerjanya herbisida yang digunakan dibagi menjadi herbisida kontak dan
sistemik. Herbisida kontak langsung mematikan jaringan atau bagian tumbuhan
yang terkena langsung, bereaksi sangat cepat dan efektif terutama tumbuhan yang
masih hijau, dengan menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan
membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida jenis ini sering
digunakan karena tumbuhan yang tidak terkena langsung tidak akan rusak,
dan bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak
terpengaruhi, salah satunya adalah Paraquat (Gramaxone). Gramaxone
membunuh tanaman dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang
memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Gramaxone
dapat masuk ke janin melalui plasenta dan cairan amnion. Perubahan
patologis organ janin mungkin berhubungan dengan usia kehamilan, dan
prognosisnya sangat buruk baik pada ibu maupun janin.

Tujuan
Melaporkan sebuah kasus spesial seorang ibu hamil yang keracunan herbisida dan
tatalaksananya.

Deskripsi Kasus
Nama : Nn. SS
Umur : 22 tahun
Pekerjaan :IRT
Keluhan Utama : Hamil kurang bulan dengan keracunan racun rumput

Riwayat Perjalanan Penyakit


6 jam sebelum masuk rumah sakit pasien meminum racun rumput gramakson
sebanyak ½ gelas. Pasien mengeluh tenggorokan seperti terbakar, dada terasa
panas, badan lemas, badan sempoyongan, mual ada, muntah 10x, Pasien
kemudian dibawa oleh keluarga ke RS Kundur. Pasien dilakukan kumbah
lambung kemudian dirujuk ke RSMH. Riwayat nyeri perut menjalar ke pinggang
tidak ada. Riwayat keluhan keluar darah tidak ada. Tidak ada riwayat sakit kepala,
mual muntah, nyeri ulu hati, dan pandangan kabur. Pasien mengaku hamil kurang
bulan dengan gerakan janin masih dirasakan.
Dilakukan pemeriksaan USG di IGD dengan hasil tampak janin tunggal
hidup intrauterine, cairan ketuban cukup, plasenta di corpus anterior, dengan
kesan : Hamil 27 minggu janin tunggal hidup intrauterine.
Pada hari rawatan ke-2 pasien mulai mengalami mengalami penurunan
kondisi, yakni kesulitan menelan, muntah hitam dan terjadi penigkatan nilai
ureum dan kreatinin. Terapi pematangan paru selesai, pasien dikonsultasikan ke
bagian THT dan direncanakan Hemodialisa. Hari rawatan ke-6 pasien mulai
mengalami penurunan kesadaran dan demam. Pada hari rawat ke-9 pasien
sesak hebat dengan EKG menunjukkan gambaran takiaritmia (SVT) dan
kemudian meninggal.
Manajemen pematangan paru dilakukan dengan deksametason 12 mg
tiap 24 jam. Terapi konservatif dilakukan karena mulanya kondisi pasien
stabil dan dilakukan perawatan bersama dengan bagian Penyakit Dalam. Pada
kasus ini difokuskan pada perbaikan keadaan umum pasien dan kehamilan
dipertahankan selama mungkin. Belum direncanakan untuk terminasi kehamilan
dikarenakan usia kehamilan yang masih 27 minggu serta taksiran berat janin yang
hanya 780 gram.
Diskusi
Pada kasus ini, pasien meminum Gramakson yang termasuk golongan
dipyrydyl yaitu paraquat, yang merupakan herbisida non-selektif dan secara luas
sering digunakan, terutama pada sistem pertanian dan oleh agen pemerintah dan
perindustrian untuk mengontrol hama tanaman. Pada pasien ditemukan gejala-
gejala tersebut pada awal kedatangan ke RS. Pada hari kedua, pasien mengeluh
nyeri kepala, demam, dan nyeri otot. Khas dengan tanda dan gejala awal dari
keracuanan. Pada hari ke 6 pasien mulai mengalami penurunan kesadaran yaitu
somnolen. Letargi, koma dan kelainan susunan saraf pusat juga bisa dijumpai
pada psien dengan intoksikasi paraquat. Hematuria, piuria, dan azotemia
merefleksikan kerusakan ginjal. Oliguria dan anuria mengindikasikan nekrosis
tubular akut.
Pada kasus ini pasien mengaku terakhir haid pada tanggal 11 November
2022. Pemeriksaan urine menghasilkan dipstick positif. Dan dari pemeriksaan
USG didapatkan usia kehamilan 27 minggu intrauterine dengan DJJ 158x/m.
Sehingga dapat ditegakkan diagnosa Primigravida dengan intoksikasi pestisida,
JTH Intra uterine.
Pestisida diketahui merupakan endocrine disruptor chemical (EDC) atau
pengganggu sistem endokrin. EDC melakukan inhibisi terhadap reseptor hormon
estrogen, androgen, dan hormon lainnya sehingga hormon-hormon tersebut tidak
dapat bekerja. Salah satu hormon yang dipengaruhi oleh EDC ini adalah hormon
tiroid. Inhibisi hormon tiroid oleh berbagai golongan pestisida ini dapat
menyebabkan kondisi hipotiroid yang akan mempengaruhi ibu hamil dan
mengakibatkan BBLR, ADHD, Partus premature dan Autisme
Pada kasus ini masih difokuskan pada perbaikan keadaan umum pasien
dan kehamilan dipertahankan selama mungkin. Belum direncanakan untuk
terminasi kehamilan dikarenakan usia kehamilan yang masih 27 minggu serta
taksiran berat janin yang hanya 780 gram.

Simpulan
Keracunan herbisida selama kehamilan menyebabkan kematian yang tinggi pada
pasien hamil, janin, dan bayi baru lahir terutama pada pasien dengan gejala
sistemik.

Kata Kunci : Herbisida, Keracunan, Mortalitas

References
1. World Health Organization. Children’s Health and the Environment.
WHO Training Package for he Health Sector. www.who.int/ceh. July
2008 version
2. Al-Jaghbir Madi. Toxicity of Pesticides. USAID From the American
People. 2009
3. Pond, SM. Manifestations and management of paraquat poisoning.
Paraquat and Diquat Poisoning Chapter 12. Med J Aust; 152:256-9
4. Dinis-Oliveira R. J. Paraquat Poisonings: Mechanisms of Lung Toxicity,
Clinical Features, and Treatment. Critical Reviews in Toxicology.
Copyright 2008 informa Healthcare USA. Inc. 2008; 38:13-71.
5. Hong Sae-Y et al. Paraquat intoxication in Korea. Archives of
Enviromental and Occupational Health; Mar/Apr 2002; 57, 2; ProQuest
pg. 162

Anda mungkin juga menyukai