Ikhaaaaa
Ikhaaaaa
docx-Listiawaty Harun
berbagai alternatif usaha agar anak balita tetap dapat terpantau tumbuh
Apabila terjadi gangguan perkembangan pada anak dan tidak ditangani dengan
baik maka akan berdampak negatif pada perkembangan motorik anak nantinya.
ada tidaknya masalah perkembangan pada anak sehingga pemulihan dapat terjadi
secara dini dan tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal.
antara lain: lingkungan prenatal. perinatal dan postnatal. Faktor lingkungan prenatal
BBLR.sedangkan lingkungan postnatal terdiri dari faktor biologis (ras. jenis kelamin.
status gizi).
kandung).
yang lahir dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami masalah.Bayi yang
lahir dengan riwayat berat badan lahir rendah cenderung mengalami masalah
perkembangan di kemudian har. Berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap
penyakit infeksi, sehingga berdampak pada proses tumbuh kembang anak BBLR
dapat mempengaruhi kemampuan bolajar dan mombataei participaci aktif dalam
kehidupan sehari-hari anak, sehingga faktor berat badan lahir rendah adalah 2 kali
Gizi buruk pada anak akan berdampak pada keterbatasan tumbuh kembang.
anak.Selain status gizi buruk,status gizi berlebih juga berdampak negatif terhadap
badan akan merasa kurang percaya dini bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Selain itu, pendapatan dan pendidikan orang tua juga merupakan faktor yang
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana orang tua dapat memenuhi
segala kebutuhannya, baik primer maupun sekunder, pada Di sisi lain, pendidikan
Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima semua
informasi dari luar.terutama tentang praktik orang tua yang baik.Oleh karena itu.
semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pendapatan orang tua dalam pendidikan
dan pengasuhan anak. maka akan semakin besar kemungkinan untuk mempercepat
perkembangan anak, karena persentase keluarga dengan lebih dari satu anak
menderita gizi buruk (50.8%) dibandingkan dengan keluarga dengan satu anak
(31.5%) pada keluarga dengan tingkat sosial yang cukup. Kondisi ekonomi,akan
jumlah balita gizi buruk di Indonesia. Hal ini disebabkan turunnya tingkat ekonomi
banyak keluarga, yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan anak. Persagi),
gizi selama Covid 19. 51% posyandu yang berhenti beroperasi saat pandemi.
aktivitasnya secara normal sehingga menimbulkan masalah status gizi 31,01% litas.
pada awal tahun 2020 kegiatan layanan posyandu dengan presentase kunjungan
sebanyak 80% tetapi selama pandemi Covid-19 mulai pada bulan Juni 2020
Sehingga balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang dari semua total data
Berdassarkan problem di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti " Faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid -
Dalam Islam kita di haruskan untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan
diri terutama pada masa pendemi Covid-19 seperti saat ini. Sebagaimana sabda
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha
Qs.AI-Hajj Ayat:5
Artinya:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur).
maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu
apa yang kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
ansur-ansur) kamu sampai kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahuiyang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi
itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
sebagai berikut:
tumbuh kembang dari semua total data sebanyak 63 orang dan balita
1.3
Rumusan Masalah
ajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor - faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Tibawa"
Puskesmas Tibawa
2.Untuk mengetahui hubungan faktor berat badan lahir rendah dengan status
1.Bagi Puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Perkembangan
1.1.1.Definisl Perkembangan
kemampuan manusia yang lebih rumit dalam suatu pola yang teratur, sebagai akibat
tahun yang pada umumnya kelompok anak ini telah belajar mempercayai orang lain.
dan memakai pakaian. berjalan, mengambil mainan, makan sendiri dan pergi ke
kemandirian anak tidak didukung oleh orang tua, maka rata-rata anak akan memiaki
kepribadian yang meragukan, dan jika anak merasa tidak enak ketika aktivitas
stimulasi gagal, anak akan menjadi pemalu dan pendiam (Lestari dan Hati. 2016).
perkembangan otak yang sangat penting. agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal untuk menghindari tumbuh kembang yang tidak normal. diragukan.
kematangan fungsi setiap bagian tubuh, mulai dari berfungsinya jantung untuk
emosional (berkaitan dengan perasaan seperti takut. malu, kecewa) dan aspek
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan
terhadap dirinya sendiri.Pada saat ini anak juga mulai mempelajari struktur
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang baik
pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya pada anak.
Pada thap ini anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh
kembangnya seperti fungsi motorik dan bahasa, mulai latihan jalan sendiri
dan belajar berbicara. Pada tahap ini pula anak akan merasakan malu
atau kebebasan pada anak bahkan menuntut anak dengan harapan yang
tinggi.
Perkembangan.balita_dipengaruhi.oleh.berbagaifaktor.genetik.dan faktor.
lingkungan.sepertilingkungan.pranatal.perinatal.dan.postnatal.
mempengaruhi
Mekanis
c.Toksin/zat kimia
Endokrin
e.Radiasi
f.Infeksi
g.Imunitas
hari setelah bayi lahir. Masa ini merupakan masa yang rentan bagi tumbuh kembang
a. Trauma lahir.
b.BBLR
keuangan pada sistem perawatan kesehatan. Anak yang lahir dengan riwayat berat
perkembangan di kemudian hari. Hal tersebut disebabkan karena bayi dengan berat
badan lahir rendah lebih rentan terhadap penyakit infeksi sehingga akan berdampak
sekolah maupun di rumah.Anak dengan berat lahir kurang dari 2500 gram lebih
a. Ras/suku bangsa
Turnitin Listiyawati Harun.docx-Listiawaty Harun
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Status gizi
Status gizi sangat berperan krusial dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak
berbeda dengan manusia yang dewasa, karena gizi anak selain untuk kegiatan sehari-hari
juga diperlukan untuk pertumbuhan terhadap status gizi anak.Ditambah lagi dengan
keamanan pangan,yang meliputi pelepasan pangan dari berbagai "racun" fisik, kimia, dan
biologi yang semakin mengancam kesehatan manusia.
Adapun penilaian status gizi anak dapat dilakukan berdasarkan standar Antropometri pada Anak
yang berdasarkan pada parameter panjang/tinggi badanvdan berat badan yang terdiri atas 4 indeks,
yaitu:
Adapun penilaian status gizi anak dapat dilakukan berdasarkan standar Antropometri pada Anak
yang berdasarkan pada parameter panjang/tinggi badan dan berat padan yang terdiri atas 4 indeks,
yaitu :
1. Indeks berat badan menurut umur (BB/U) Indeks BB/U ini memperlihatkan berat badan relatif
dalam kaitannya dengan usia anak. Berat badan, mungkin memiliki masalah pertumbuhan, jadi harus
dikonfirmasi dengan BB/PB atau indeks berat/berat badan atau BMI/U sebelum dilakukan intervensi.
2. 'Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) Indeks PB/U atau TB/U
memperlihatkan pertumbuhan tinggi atau panjang tubuh seorang anak menurut usianya. Indeks ini
mengidentifikasi anak-anak yang kerdil atau sangat pendek (penyakit yang sangat umum)
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang dialami dalam waktu lama dan mengalami sering sakit.
3. Indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau
BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini memperlihatkan apakah berat badan anak
berat badan. Gizi buruk biasanya disebabkan oleh penyakit dan kekurangan gizi
yang terjadi baru-baru ini (akut) atau dalam waktu lama (kronis).
badan dan obesitas.Bagan BMIU dan grafik BW/PB atau BW/TB cenderung
menunjukkan hasil yang sama. Namun, indeks BMI/U lebih sensitif untuk
Status gizi buruk, memiliki potensi perkembangan yang tidak sesuai dengan
usia. Pada hal ini menerangkan bahwa anak yang kurangnya makanan bergizi akan
membuat mereka lemah dan tidak aktif, sehingga terjadi lambatnya pertumbuhan
terhadap infeksi dan pada akhirnya dapat menghambat tumbuh kembang anak
sehingga anak membutuhkan makanan yang tepat kuantitas dan kualitas setiap
harinya(Kemenkes IR,2016).
Jika gangguan gizi ini tidak segera diobati, maka dapat mengakibatkan
di bawah usia lima tahun mempunyai nilai perkembangan kognitif yang jauh lebih
rendah daripada anak-anak normal.Status gizi yang baik dapat bermanfaat bagi
Sisi lain dari status gizi buruk, gizi lebih juga memiliki dampak negatif pada
Dari segi psikologis, anak yang kelebihan berat badan akan merasa kurang percaya
cepat lelah dan anak tidak kuat untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang lama
e. Perawatan kesehatan.
Perkembangan anak juga di pengaruhi oleh faktor keluarga yang terdiri atas :
Keluarga merupakan turunan sosialisasi utama anak, dalam hal ini pendapatan
orang tua yang baik akan menjamin umbuh kembang anak, orang tua bisa
memenuhi segala kebutuhan primer dan sekunder anak. Rendahnya status sosial
paling utama guna anak-anak. Ketersediaan masakan membaik guna anak kurang
anak, paling utama anak umur dini. kecuali sediakan keinginan dasar,semacam
pangan, kediaman, serta pakaian, keluarga memberikan poin budi pekerti serta
pembelajaran dan juga menolong anak sesuaikan diri serta berhubungan dengan
kekurangan zat makanan serta kekurangan berat tubuh, selalu dikorelasikan dengan
mereka.
Pendidikan orang tua adalah bagian faktor penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, karena dengan pendidikan yang baik, orang tua bisa menerima
segala informasi dari luar, antara lain cara mendidik anak yang benar, cara menjaga
pengasuhan anak. Seorang ibu dengan pendidikan rendah tidak mudah mengerti dan
memahami kebutuhan anak dalam mendukung perkembangan anak sesuai tahapan
yang luas maka orangtua memahami bagalmana harus memposisikan diri dalam
Tingkat kecerdasan seorang anak pada usia dini menentukan arah hidup di
masa dewasa. Oleh karena itu, semakin tinggi pengetahuan dan kapasitas orang tua
untuk mendidik dan merawat anak mereka sejak usia dini. semakin tinggi
Seorang ibu dengan pendidikan rendah tidak mudah mengerti dan memahami
Berbeda dengan orang tua yang berpendidikan tinaqi,atau pengetahuan yang luas
maka orang tua memahami bagaimana harus memposisikan diri dalam tahapan
pekembangan anak.
3. Jumlah Saudara
Tingginya jumlah anak dalam keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang
cukup akan mengakibatkankurang perhatian dan kasih sayang yang diterima oleh
kasih.sayang.dan.perhatian.terhadap.anak..selain.itu.kebutuhan.dasaranakjuga.
tidak terpenuhi,
Persentase keluarga dengan lebih dari 2 anak mengalami gizi buruk (51%)
dibandingkan dengan keluarga dalam satu anak (31,5%). Hasil analisis penelitian ini
mejelaskan Bahwa ada hubungan antara jumlah anak dengan status gizi dari anak
balita.
faktor risiko sosial ekonomi sama pentingnya dengan faktor risiko biologis dalam
sering ditemukan dan didefinisikan bila terjadi keterlambatan yang signifikan, yaitu:
motorik halus, terapi wicara, kognisi, individu-sosial atau adanya hambatan dalam
Banyak.dari faktor.risiko.ini_dapat.memiliki.dampak.jangka.panjang.dan.
perialananhidup.termasukpencapaianpenddkan,pendapatanorangdewasa.dan
kemiskinan.antargenerasi.
Perkembangan_anak.yang.baik.merupakan.kebutuhan.prioritas.karena
tinggi.
1.Kerlambatan kognitif
mengganggu kesadaran, dan mengakibatkan sulitnya belajar. Sisi lain, anak jua
2. Keterlambatan motorik/gerak
untuk mengontrol otot-otot lengan, kaki dan tangan. Keterlambatan pada bayi
dalam cara otak memproses informasi atau bereaksi terhadap lingkungan, yang
3.Keterlambatan berbicara
kata-kata yang diucapkan orang lain. Anak menjadi sulit dalam mengidentifikasi
ditandai dengan kurangnya kosakata dan kalimat rumit yang dimiliki untuk anak
berbicara juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi.
3.2
untuk mengetahui apakah tumbuh kembang anak normal atau ada penyimpangan.
dan 36 bulan. Anak belum mencapai usia skrining, minta ibu untuk kembali ke usia
skrining terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi berusia 7 bulan diundang
kembali untuk pemeriksaan KPSP pada usia 9 bulan. Bayi-bayi tersebut berada di
bawah usia skrining, sehingga skrining menggunakan KPSP untuk usia skrining
b.Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
b.Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari,
c.Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
duduk".
a.Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
ditanyakan.
bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
adanya
penyakit
yang
menyebabkan
penyimpangan
perkembangannya.
4.
dan kemandirian).
3.3 Balita
Balita adalah anak yang berusia di atas 1 tahun atau biasa disebut dengan
seorang anak dianggap balita jika berusia 12 bulan. dan 59 bulan Sedangkan bayi
bisa cepat atau lambat tergantung beberapa faktor antara lain faktor keturunan,
fisik,dan saraf yang pesat dan memerlukan nutrisi yang cukup agar anak
maksimal, tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga dari segi tingkat pendidikan dan
penghasilan.
Usia anak antara 1 dan 3 tahun.Usia ini merupakan usia emas bagi anak
karena pada masa ini anak akan mempelajari hal-hal baru dengan sangat cepat.
anak mudah sakit dan anak rawan gizi buruk. Di luar itu, masa kanak-kanak
khusus. 13 tahun Masa ini merupakan masa yang sangat penting untuk
perilaku sosial.Pada masa anak ini, bila masa tumbuh kembang tidak terpantau
dengan baik maka akan terjadi gangguan tumbuh kembang sehingga tidak dapat
berbeda pada setiap tahapannya. Ciri-ciri perkembangan pada anak usia dini
meningkatkan rasa aman mereka. Anak kecil akan bebas melakukan sesuatu jika
marah jika mereka tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan.
dan berprestasi dengan caranya sendiri dan anak juga sadar akan kegagalan untuk
berprestasi.sesuatu.
Selanjutnya perkembangan pada anak usia 3 tahun adalah anak mulai bisa
menggunakan sepeda roda tiga, berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik,
Tumitin Listiyawati Harun.docx-Listiawaty Harun
melompat dengan satu kaki, dapat menyalin gambar persegi, tahu lagu-lagu
mudah,dan ingin tahu bermain seolah-olah dia adalah seorang dokter atau
perawat.Anak berusia 5 tahun dapat melempar dan menangkap bola dengan baik,
sebagainya.
dunia.Banyak hal yang tidak pernah terjadi bisa terjadi di masa pandemi covid19
lain sektor ekonomi,aktivitas sehari-hari dan seluruh aspek kehidupan anak (Agus
Purwanto 2020).
bukanlah tindak lanjut kesehatan anak yang optimal.Hal ini disebabkan kurangnya
yang mengandung virus SARS-CoV2 yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung.
a.Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air
b. Menggunakan APD seperti masker yang menutupi hidung dan mulut jika harus
keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
c.Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak memungkin
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak diketahui
status kesehatannya.
f. Tingkatkan sistem imun dengan menerapkan cara hidup bersih dan sehat
Kondisi kesehatan jiwa dan kondisi optimal dari psikososial dapat tingkatkan
melalui:
1) Emosi positif: gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan hobi
yang disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman dengan
mempertimbangkan aturan pembatasan sosial berskala besar di daerah
masing-masing
i.Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera
j.
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
mempengruhi status perkembangan balita usia 1-3 tahun. Adapun desain penelitian
tahun 2021.
Kabupaten Gorontalo.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah berat badan lahir rendah,
status gizi,pendapatanorang tua, pendidikan orang tua, dan jumlah saudara balita
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan balita usia 1-3
tahun.
3.5.3 Sampling
Cluster random sampling. Hal ini digunakan agar peneliti dapat mudah menentukan
Kriteria Sampel dalam penelitian ini meliputi dua kriteria, yaitu kriteria inklusi
yang ditujukan kepada responden dan dijawab oleh responden dengan memberi
tanda check list pada kolom yang tersedia. Adapun KPSP yang digunakan terdiri
dari 7 jenis KPSP yang terdiri atas KPSP untuk balita umur 12,15,18,21,24,30
timbangan injak digital untuk mengukur berat badan pada balita dan pita ukur
atau microtoice untuk pengukuran panjang badan pada balita. Pada penelitian ini
status gizi balita diukur menggunakan rumus IMT/U dengan kategori ambang
3.Kuesioner BBLR
89.7
Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini
1.Data primer
Data primer yaitu data diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner
dan KPSP berupa daftar pertanyaan sebagai alat bantu,dimana terlebih dahulu
kelengkapannya.
2.Data sekunder
laporan kesehatan Balita atau laporan pihak Wilayah Kerja Puskesmas Tibawa.
3.8
1.Editing(Penyuntingan Data)
data. Peneliti mengecek kuisioner yang telah diisi oleh responden dan
pengumpulan data.
2.Coding(Kode)
kode. Kegunaan dari koding ini adalah untuk mempermudah pada saat
analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
4.Cleaning
3.9
P=/3x100
Keterangan:
pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, dan jumlah saudara balita dengan
Uji statistic yang digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel tersebut
adalah dengan uji Chi-Square.Rumus yang digunakan yaitu:
x2=
Σ(0o-f0)2
Keterangan:
P=Nilai chi-kuadrat
Dari uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan variabel independen
dan variabel dependen dalam penelitian ini bermakna atau tidak mengguanakan
derajat kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5% (α=0,05). sehingga jika nilai p (p
value)<0,5 berarti hasil perhitungan signifikan (Ho ditolak dan Ha diterima) atau
dan apabila p value>0.05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak
1. Jika nilai p Value < a (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti
terdapat hubungan antara faktor BBLR, status gizi, pendapatan orang tua,
pendidikan orang tua, dan jumlah saudara dengan status perkembangan anak
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
2) Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
BAB IV
5dengan jumlah KK sebanyak 7.728 KK. Jumlah laki-laki sebanyak 13.438 jiwa,dan
agar pasien dan perawat dapat merasa nyamanan saat di puskesmas. Oleh karena
itu puskesmas tibawa direnovasi kembali pada tahun 217 dengan dipimpin oleh
bapak Suharto Akaseh, SKM di tahun 2017-2018 dan sekarang dipimpin oleh bapak
memliki ruangan UGD dan ruangan rawat inap, dan juga memiliki ruangan kepala
puskes, 1 ruangan dokter gigi, 1 ruangan dokter umum,1 ruangan apotik,1 ruangan
Berdasarkan tabel di atas menunjukan balita yang tidak ada saudara dengan
status perkembangan kategori sesuai sebnayak 31 anak balita (55.3%) dan yang
memiliki jumlah saudara >1 yang status perkembangan dengan kategori sesuai
sebanyak 9 anak balita (16.1%) dan kategori meragukan sebanyak 9 anak balita
(16.1%).
Hasil Chi Square didapatkan nilai p= 0.015 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan jumlah saudara balita dengan status perkembngan anak
4.3 Pembahasan
1.
Berdasarkan karakteristik responden dari usia Orang tua yang memiliki anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Tibawa terbanyak berkisar antara usia 26-30
tahun sebanyak 19 responden (33.9%). Kelompok usia 26-30 tahun termasuk pada
kelompok usia dewasa hal ini berdasarkan klasifikasi WHO (2020) yang menyatakan
bahwa usia dewasa seseorang sejak masuk pada usia 20-60 tahun.
ibu yang berusia < 20 tahun. Hal ini karena Kelompok usia dewasa awal memiliki
pemikiran yang matang dan pengalaman yang lebih banyak memengaruhi ibu untuk
peningkatan dalam batas tertentu yaitu sejak 20-35 tahun dapat meningkatkan
pengalaman ibu dalam mengasuh anak, sehingga akan berpengaruh dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan timbulnya penyakit. Ibu yang berusia dewasa (20-
kesehatan anaknya.
karakteristik dimana seseorang lebih mau mencari informasi terkini dan memiliki
sudut pandang yang lebih baik terhadap sesuatu hal yang baru. Hal ini lambat laun
dapat meningkatkan pengetahuannya. Ibu yang memiliki usia tersebut dapat berpikir
dengan lebih beralasan dan memiliki pola pikir yang matang tentang pentingnya
2.
kerja Puskesmas Tibawa rata - rata paling banyak usia 25 bulan -30 bulan
dilakukan Dini Makrufiani (2018) menyatakan pada usia ini karakter anak mulai
terbentuk dan berkembang menjadi dirinya sendiri.Tak jarang,di usia ini,anak mulai
kerap meniru kebiasaan orang tua mulai dari gerakan, cara berbicara, hobi dan lain
-lain.
pada usia dua tahun pertama merupakan masa- masa emas bayi.Tumbuh
kembang bayi pada usia tersebut sangatlah cepat. Bayi yang hanya bisa menangis
hingga menjadi anak balita yang pandai berbicara. Oleh karena itua,pada masa ini
orang tua berperan penting untuk mencermati dan memberikan stimulasi yang
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa mulai pada usia 24 bulan
balita akan menjukkan banyak perkembangan selama satu tahun ke depan, baik
3.
berada di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata-rata paling banyak yang berjenis
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uki Nengsih
pertumbuhan adalah jenis kelamin dengan hasil penelitian menunjukan bahwa dari
penentu (determinan) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah faktor
genetik yang salah satunya adalah jenis kelamin dimana pada umur tertentu laki -
laki dan perempuan sangat berbeda dalam dalam ukuran besar kecepatan tumbuh
perempuan namun anak perempuan menjadi dewasa lebih dini mulai pada usia
remaja.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa adalah salah satu faktor
Wilayah kerja Puskesmas Tibawa balita yaitu tidak BBLR sebanyak 50 responden
(89.3%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Santri(2016)
mengungkapkan anak yang lahir dengan dengan riwayat BBLR mempunyai pola
pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak berat lahir normal.
Terdapat hambatan pertumbuhan yang serius pada anak yang riwayat BBLR yang
dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun sehingga anak tidak
lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.BBLR biasanya memiliki fungsi
sistem organ yang belum matur sehingga dapat mengalami kesulitan untuk
riwayat BBLR.
Berdasarkan karakteristik responden dari status gizi anak balita yang berada di
Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata- rata terbanyak yaitu dengan status gizi
ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam
mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami
proses pertumbuhan yang sangat pesat terutama pada usia 1 sampai 5 tahun.
faktor resiko biologi yang meliputi faktor genetik atau fisik yang ikut berperan dalam
timbulnya risiko tertentu yang mengancam kesehatan. Usia balita yang masih muda
(1-5 tahun) menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang.Hal ini
perkembangan,sehingga balita pada usia ini lebih mudah memiliki resiko masalah
gizi,oleh karena itu peran orang tua dalam memenuhi status gizi anak dalam
1.
berada di Wilayah kerja Puskesmas Tibawa pendapatan orang rata -rata terbanyak
Penelitian hi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) dari
hasil penelitian diketahui bahwa 66,8% orang tua memiliki pendapatan yang tidak
sesuai UMP dengan status ekonomi rendah, keluarga yang miliki pendapatan
kurang atau tidak menentu memiliki keterbatasan untuk menyediakan pangan yang
UMP daerah akan berdampak pada ekonomi, dimana masyarakat akan mengalami
kesehatan secara individu pada masyarakat dan status ekonomi bagi Negara.
Hidayat mengemukakan di masa pandemi covid-19 ini tidak hanya masyarakat yang
orangtua yang tidak sesuai UMP akan berdampak pada ekonomi dalam keluarga,
dimana hal ini karena banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga
tidak seimbang dengan pendapatan yang diperoleh, terlebih dimasa pandemi Covid-
2.
yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat
kemudahan ibu dalam menerima dan mengakses informasi sehingga orang tua
dengan pendidikan tinggi lebih dominan menerapkan pola asuh yang baik untuk
perkembangan anaknya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ngadjo dalam Utami (2018) diketahui
bahwa orang tua dengan pendidikan tinggi kerap menggunakan pola yang baik dan
sesuai dalam mengasuh anak, pendidikan orang tua yang tinggi banyak menerima
informasi tentang hal-hal yang baik untuk anaknya sehingga menerapkan pada anak
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa pendidikan orang tua juga
berpengaruh dalam perkembangan anak. Selain itu pada penelitian ini menunjukan
bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi rata-rata memberikan pola asuh yang
kerap menerapkan aturan-aturan pada anaknya, adapun aturan yang diterapkan ini
dengan informasi yang didapatkan orang tua baik dari bangku pendidikan maupun
dari sumber yang lain seperti media sosial atau lingkungan sekitar.
Wilayah kerja Puskesmas Tibawa rata - rata lebih banyak balita tidak ada saudara
sebanyak 38 responden(67.9%).
Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Risky (2017) dengan
anak dalam keluarga beresiko 1,87 kali mengalami keterlambatan dalam keluarga
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa balita yang memiliki jumlah
saudara lebih dari 1 dapat menyebabkan kurangnya perhatian pada anak. Selain itu
kebutuhan dasar anak juga akan kurang terpenuhi terutama pada keluarga yang
dari 56 responden tersebut yang tidak BBLR dengan status perkembangan kategori
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square ditemukan nilai p=Value 0.785 > dari nilai a
0.05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan
status perkembangan ånak balita pada masa pandemi covid 19 di wilayah kerja
Puskesmas Tibawa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini
balita usia 1-3 tahun dengan nilai p-value = 0,171. Hasil statistik menunjukan bahwa
balita.
sangat dipengaruhi oleh berat badan saat lahir.Anak yang lahir dengan BBLR
seperti lingkungan dan stimulasi serta pola asuh dapat mengubah kondisi tersebut.
Meskipun lahir dengan BBLR anak masih mempunyai kesempatan untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal jika faktor eksternal seperti stimulasi dan pola asuh
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa anak yang lahir
dengan berat badan lahir rendah atau masih dibawah normal masih mempunyai
kesempatan untuk berkembang secara normal sesuai dengan usia jika keluarga
atau orang terdekat dapat memberikan stimulasi maupun perawatan yang baik
didapatkan nilai p=Value 0.000 <dari nilai a 0.05 yang artinya terdapat hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan status perkembangan anak balita pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Lindawati
perkembangan anak (p-value 0,004). Status gizi yang buruk 5,7 kali lipat beresiko
tumbuh kembang anak adalah faktor gizi.Kekurangan gizi pada anak akan
usia 1-3 tahun merupakan keadaan dimana balita sedang mangalami proses
pertumbuhan dan perkembangan. sehingga balita pada usia ini memiliki resiko
masalah gizi, dan saat inilah peran orang tua dalam memenuhi status gizi anak
dalam periode usia ini sangatlah penting.
dari 56 responden tersebut yang memiliki pendapatan sesuai UMP dengan status
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.061 > dari nilai
a 0.05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna penghasilan orang tuah
dengan stats perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 di wilayah
kerja Puskesmas Tibawa. Hal tersebut di sebabkan karena selama pandemi Covid-
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini
balita usia 1-3 tahun dengan nilai p-value =0,474 hasil penelitian menjukkan tidak
ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan perkembangan anak balita.
Menurut teori Soetjiningsih (2015) jika pendapatan orang tua yang di bawah
UMP tetapi faktor eksternal seperti stimulasi dan pola asuh yang baik di berikan
balita dengan status sosial ekonomi orang tua rendah masih memiliki peluang
sebanyak 44 kali perkembangan anak balita yang sesuai dengan tahap usianya.
dengan pendapatan yang cukup tetapi masih bisa memberikan pola asuh yang baik
kepada anak maka status perkembangan anak bisa sesuai dengan tahap seusianya.
sebanyak 9 responden.
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.001< dari
nilai a 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orang
tua dengan status perkembangan anak balita pada masa pandemi Covid-19 di
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olah Riski Meilidia
Ginting tentang pengaruh pendidikan terhadap perkembangan anak dengan hasil uji
Chi-square menunjukan nilai p-value 0.006 (<0,05) yang berarti ada hubungan yang
ini juga didukung oleh Bhattacharya et al (2017) menjukan bahwa balita dengan
status pendidikan orang tua rendah memiliki peluang sebanyak 5 kali perkembangan
anak balita tidak sesuai dengan tahapan usianya dibandingkan dengan balita yang
perkembangan dengan tingkat pendidikan orang tua dengan p-value 0.009 dan
signifikan antara pendidikan orang tua dengan status perkembangan balita p-valve
0,002 dan pendidikan orang tua yang rendah memiliki resiko 4.3 kali mengalami
pendidikan orang tua terutama ibu sangat berpengaruh dalam perkembangan anak
balita, karena seorang ibu adalah subjek utama dalam pengasuhan anak.Seorang
ibu dengan pendidikan rendah tidak mudah mengerti dan memahami kebutuhan
dengan orang yang berpendidikan tinggi, atau pengetahuan yang luas maka orang
tua memahami bagaimana harus memposisikan diri dalam tahapan perkembangan
anak.
56 responden tersebut yang tidak ada saudar dengan status perkembangan kategori
responden. Sedangkan responden yang memiliki jumlah saudara > 1 dengan status
sebanyak 9 responden.
Berdasarkan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.015 < dari
nilai a 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah saudara
dengan status perkembangan anak balita pada masa pandemi covid-19 di wilayah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Celikkiran S et
al (2015) yang menjukkan adanya hubungan yaitu jumlah anak dalam keluarga 21
anak dalam keluarga membuat perhatian orang tua terbagi dan kurang maksimal
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Makrufiani (2018)
mengatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara antara jumlah saudara
anak dalam keluarga beresiko 1,87 kali mengalami keterlambatan dalam keluarga
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa jumlah anak yang
>1 dapat menyebabkan kurangnya perhatian pada anak. Selain itu kebutuhan dasar
anak juga akan kurang terpenuhi terutama pada keluarga yang keadaan sosial
ekonominya cukup.
hasil penelitian ini tidak luput dari keterbatasan. Adapun keterbatasan yang
penolakan dari responden terutama pada saat pengukuran tinggi dan berat badan
berjauhan.
BAB V
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
kesimpulan:
1.
Karakteristik berdasarkan usia ibu rata - rata paling banyak ibu yang berusia
berdasarkan usia dan jenis kelamin balita rata-rata paling banyak balita yang
untuk yang jenis kelamin rata - rata paling banyak balita berjenis kelamin
2.
dengan hasil uji Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.785>dari nilai a 0.05.
3.
Terdapat pengaruh antara status gizi dengan status perkembangan anak balita
pada masa pandemi covid 19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa dengan nasil
uji Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.000 < dari nilai a 0.05
4.
Puskesmas Tibawa dengan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai
5.
anak balita pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Tibawa
dengan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.001 < dari nilai
a0.05
6.
dengan hasi uji analisis Chi Square didapatkan nilai p=Value 0.015 < dari nilai
a0.05
5.2 Saran
1.
Untuk Puskesmas
2.
Untuk Desa
3.
Untuk Peneliti Selanjutnya
Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
A.Tabl'in "Problematika Stay At Home Pada Anak Usia Dini Di Tengah Pandemi
2020,Hal.190-200 E-ISSN:2549-7367
Balita Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gamping li Sleman Tahun 2018
199
Gend Mainstreaming.2020;14(1):29-50.doi:10.20414/Qawwam.v14i1.2310
Development in Children Born Very Preterm or With Very Low Birth Weight:A
Indonesia.Researchgate.2019:1-11.
Cipta.
2017;2(1):9-18.
Adistikah Aqmarina(ed.).
Lampiran 1
RIWAYAT HIDUP
penulis melanjutkan ke
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kab.Gorontalo pada tahun 2015 sampai tahun 2017
seperti Bakti Sosial. Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan
berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini.
Semoga dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi dunia pendidikan.Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang