MAKALAH
ASKEP DM
DI SUSUN OLEH:
DOSEN PEMIMBING:
PRODI SI KEPERAWATAN 2A
2022/2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan karunia serta anugerah-
Nya makalah Keperawatan Medikal Bedah yang bertopik Asuhan Keperawatan Diabetes
Mellitus dapat selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini baik dengan materi maupun non materi. Kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar
pembuatan dan penyusunan makalh berikutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya dan saya pada khususnya.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 6
A. Latar Belakang..................................................................... 6
B. Tujuan ...................................................................................... 7
A. Pengertian……………………….….…................................... 8
C. Etiologi……........................................................ ……………... 9
D. Patofisiologi……………………………………………………. 11
E. Gejala Klinis…………………………………………………… 13
F. Komplikasi…………………………………………………….. 13
G. Penatalaksanaan………………………………………………... 19
A. Pengkajian.......................................................................... 25
B. Diagnosa Keperawatan........................................................ 26
4
C. Discharge Planning…………………………………………….. 26
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….. 34
A. Kesimpulan........................................................................ 34
B. Saran................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat prevalensi dari diabetes mellitus sangat tinggi, diduga terdapat sekitar 10 juta
kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagosis 600.000 kasus baru.
Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan
penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetik (Sylvia A. Price).
Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit
vaskuler. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah jantung, stroke
dan ganggren. Selain itu, kematian neonatal intrauterine pada ibu-ibu yang menderita
diabetes meningkat (Sylvia A. Price).
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan urutan ke-7 di
dunia dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika Serikat, Rusia,
Jepang, dan Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus berkembang pada tahun-tahun
berikutnya. Usia harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan tahun bagi
laki-laki dan tujuh tahun bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang bukan pasien
diabetes. Pengurangan usia ini paling besar bila awitan penyakit terjadi pada usia muda.
Pasien diabetes sebenarnya relatif dapat hidup normal asalkan mereka mengetahui
dengan baik keadaan dan cara penatalaksanaan penyakit yang dideritanya. Oleh karena
itu, edukasi pasien amatlah perlu. Karena kualitas hidup semua pasien diabetes sangat
terpengaruh oleh banyaknya komplikasi yang menimbulkan bahaya. Terlebih lagi,
perlunya diet ketat dan pengobatan terus-menerus menimbulkan pergulatan emosi yang
terus-menerus pula, bagi banyak pasien. Penyebab kematian pada diabetes (urut
frekuensi) adalah infark miokard, gagal ginjal, stroke infeksi ketoasidosis koma
hiperosmolar hipoglikemia (Brunner & suddart).
6
B. Tujuan
BAB II
DIABETES MELLITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,1999). Sedangkan menurut
Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan
metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi
sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.
terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat
penurunan jumlah produksi insulin.
C. ETIOLOGI
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin
baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan
relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang.
Hormon Insulin dibuat dalam pancreas.
Keadaan yang menyebabkan hiperglikemia, yaitu :
1. Kerusakan genetik dari sel beta
2. Kerusakan genetik dari aksi insulin
3. Penyakit dari pankreas endokrin : pankreasitis, trauma, neoplasma.
4. Mengkonsumsi obat – obatan ilmiah
5. Infeksi
6. Faktor keturunan
D. PATOFISIOLOGI
11
12
E. GEJALA KLINIS
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah,
Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
F. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999), yaitu :
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner
(cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan
berbagai komplikasi, yaitu :
1. Kardiopati diabetik,
2. Gangren dan impotensi,
3. Nefropati diabetik,
4. Retinopati diabetik
1. Kardiopati diabetik
13
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa darah yang
tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida
darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.
Maka bagi para penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah
secara rutin. Dari pengalaman saya untuk menurunkan kadar gula darah sekaligus
menormalkan kadar kolestrol dan trigliserida sebenarnya sangat mudah. Yang pertama
sebenarnya pola makan malam. Upayakanlah tidak makan nasi pada malam hari.
Gantilah dengan makan kentang atau bisa juga pisang kepok rebus atau bisa juga
konsumsi sayur dan buah-buahan.
Penyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan infark jantung dengan gejala
antara lain nyeri dada. Karena diabetes juga merusak sistem saraf, rasa nyeri kadang-
kadang tidak terasa. Serangan yang tidak terasa ini disebut silent infraction atau silent
heart attack. Kematian akibat kelainan jantung dan pembuluh darah pada penderita
diabetes kira-kira dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan penderita
diabetes., pengendalian kadar gula dalam darah belum cukup untuk mencegah gangguan
jantung pada penderita diabetes.
Sebagaimana rekomendasi Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) serta perkumpulan
sejenis di Eropa atau Indonesia (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia/Perkeni),
penderita diabetes diharapkan mengendalikan semua faktor secara bersama-sama untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Tekanan darah harus diturunkan secara agresif di bawah
130/80 mmHg, trigliserida di bawah 150 mg/dl, LDL (kolesterol buruk) kurang dari 100
mg/dl, HDL (kolesterol baik) di atas 40 mg/dl. Hal ini memberi proteksi lebih baik pada
jantung.
kompres kaki yang terlalu panas. Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes
kronis dan dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan
mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah.
Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika
luka membusuk, mau tidak mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi. Penderita
diabetes yang terkena gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi antibiotika.
Penanganan gangren perlu kerja sama dengan dokter bedah.
Untuk mencegah gangren, penderita diabetes perlu mendapat informasi mengenai
cara aman memotong kuku serta cara memilih sepatu. Impotensi juga menjadi momok
bagi penderita diabetes, impotensi disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran
sehingga penis tidak bisa ereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga bisa disebabkan
oleh faktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.
Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377) terdapat lima grade ulkus diabetikum
antara lain:
1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
6) Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
3. Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring
darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring (glomerulus).
Setiap unit penyaring memiliki membran/selaput penyaring. Kadar gula darah tinggi
secara perlahan akan merusak selaput penyaring ini. Gula yang tinggi dalam darah akan
bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membran
basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke
urin (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal.
15
4. Retinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata, terutama adalah retinopati
diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina.
Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak
16
atau timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu terjadi cabang-cabang
abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat. Retina adalah bagian
mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata. Cahaya yang difokuskan
akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak oleh saraf optik. Bila pembuluh
darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak
menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor mengumpul di
fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan
kabur saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata.
Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi
jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya
yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau mengalami distorsi.
Jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di korpus vitreum dapat
mengerut dan menarik retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. Pembuluh
darah bisa muncul di iris (selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma.
Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen orang yang
menderita diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata.
Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop serta angiografi fluoresen yaitu foto rontgen
mata menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah.
Pengobatan dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser
untuk menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah
abnormal yang rapuh. Selain itu bisa dilakukan vitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan
vitreus yang dipenuhi darah dan menggantinya dengan cairan jernih. Penderita retinopati
hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai
kepala di bawah. Menderita diabetes bukan berarti kiamat. Penderita diabetes bisa hidup
secara wajar dan normal seperti orang- orang yang bukan penderita diabetes. Bedanya,
penderita diabetes harus disiplin mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat di
atas normal untuk jangka waktu panjang. Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis-terjadi pada seseorang yang
17
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau
reseptor insulin tidak berfungsi baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi
dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang
terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi
energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati
dan otot. Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa
disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor
insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang
berhasil masuk sel. Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa
menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh
darah dan menimbulkan pelbagai komplikasi. Tiga gejala klasik yang dialami penderita
diabetes. Yaitu, banyak minum, banyak kencing, dan berat badan turun. Pada awalnya,
kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi
dalam tubuh. Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di
malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau
luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan. Jika
tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai
komplikasi akibat gangguan pembuluh darah, gangguan bisa terjadi pada pembuluh darah
otak (stroke), pembuluh darah mata (gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta pembuluh darah
kaki (luka yang sukar sembuh/gangren). Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena
infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih..
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja
yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
5. Integritas Ego
Stress, ansietas
6. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
7. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
19
9. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
11. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit. 25
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan keseimbangan
insulin, makanan, dan aktivitas jasmani
2. Resiko syok.
3. Resiko infeksi..
4. Kerusakan integritas jaringan
5. Ketidakefektipan perfusi jaringan perifer b/d penurunan sirkulasi darah keperifer,
proses penyakit (DM)
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d gejala poliuri dan dehidrasi
- Berat badan 20 % atau badan sesuai dengan meningkatkan protein dan
lebih di bawah ideal tujuan vitamin C
- Dilaporkan adanya intake Beratbadan ideal sesuai Berikan substansi gula
makanan yang kurang dari dengan tinggi badan Yakinkan diet yang dimakan
RDA (Recomended Daily Mampumengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
Allowance) kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan Tidk ada tanda tanda Berikan makanan yang terpilih
konjungtiva pucat malnutrisi ( sudah dikonsultasikan dengan
- Kelemahan otot yang Menunjukkan peningkatan ahli gizi)
digunakan untuk fungsi pengecapan dari Ajarkan pasien bagaimana
menelan/mengunyah menelan membuat catatan makanan
- Luka, inflamasi pada Tidak terjadi penurunan harian.
rongga mulut berat badan yang berarti Monitor jumlah nutrisi dan
- Mudah merasa kenyang, kandungan kalori
sesaat setelah mengunyah Berikan informasi tentang
makanan kebutuhan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta Kaji kemampuan pasien untuk
adanya kekurangan mendapatkan nutrisi yang
makanan dibutuhkan
- Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring
perubahan sensasi rasa BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan Monitor adanya penurunan berat
untuk mengunyah badan
makanan Monitor tipe dan jumlah aktivitas
- Miskonsepsi yang biasa dilakukan
- Kehilangan BB dengan Monitor interaksi anak atau
makanan cukup orangtua selama makan
- Keengganan untuk makan Monitor lingkungan selama
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek Jadwalkan pengobatan dan
- Nyeri abdominal dengan tindakan tidak selama jam
atau tanpa patologi makan
- Kurang berminat terhadap Monitor kulit kering dan
makanan perubahan pigmentasi
- Pembuluh darah kapiler Monitor turgor kulit
mulai rapuh Monitor kekeringan, rambut
- Diare dan atau steatorrhea kusam, dan mudah patah
- Kehilangan rambut yang Monitor mual dan muntah
cukup banyak (rontok) Monitor kadar albumin, total
- Suara usus hiperaktif protein, Hb, dan kadar Ht
- Kurangnya informasi, Monitor makanan kesukaan
misinformasi Monitor pertumbuhan dan
21
Ruptur membran amnion batas normal Cuci tangan setiap sebelum dan
Agen farmasi Menunjukkan perilaku sesudah tindakan kperawtan
(imunosupresan) hidup sehat Gunakan baju, sarung tangan
infeksi
Batasi pengunjung
penyakit menular
Partahankan teknik aspesis
area epidema
Inspeksi kulit dan membran
bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai
juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
34
27
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas di harapkan kita dapat lebih memahami makna
kesehatan,semoga informasi ini bisa membantu kita menghindari penyakit diabetes yang
sekarang bukan lagi hanya disebabkan oleh genetis. bila gejala-gejala tersebut pernah
anda/orang terdekat anda tangani, segerakan memeriksa kadar gula dalam darah.
28
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A dan Larraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC
Suddart & Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta
: EGC
Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Jakarta
: EGC
Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI
29
Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Nathan DM, Cleary PA, Backlund JY, et al. (December 2005)."Intensive diabetes
treatment and cardiovascular disease in patients with type 1 diabetes". The New England
Journal of Medicine 353 (25): 2643 53. doi:10.1056/NEJMoa052187.PMC 2637991.
PMID 16371630.
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.