Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
SESI IV : MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP - CAKAP

DISUSUN OLEH :
MAYA FEREN SALKERY
NPM : 18210000063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
SESI IV : MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP - CAKAP

 
A. Topik :
Stimulasi Persepsi mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.

B. Tujuan
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan.
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

C. Landasan Teori
Persepsi adalah proses diterimanya rangsang sampai rangsangan itu disadari dan
dimengerti penginderaan atau sensasi. Jadi gangguan persepsi adalah ketidakmampuan
manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari internal seperti pikiran,
perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara fantasi dan
kenyataan. Dalam menggunakan proses pikir yang logis, mereka dapat membedakannya
dengan pengalaman dan dapat memvalidasikan serta mengevaluasi secara akurat.
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi
yang disebabkan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Sutejo 2017). Halusinasi adalah
persepsi sensorik tentang suatu objek. Gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran,
pengelihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan).
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat pasien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif. (Budi Anna Keliat, 2004)
Setiap peserta membutuhkan terapi aktivitas kelompok, dimana aktivitas ini
memungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan mengenal lingkungan
disekitar mereka. Dimana pengertian kelompok itu sendiri adalah kumpulan individu yang
lain, saling tergantung dan memiliki norma yang sama. (Stuart dan Laraia, 2011)
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien dengan
waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar klien dapat kembali belajar
bagaimana cara bersosialisasi karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi
pengalaman dan membantu satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Berdasarkan hasil jumlah pasien yang dirawat di Ruang Elang RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan pada bulan Juni - Agustus sejumlah 630 orang dengan kasus halusinasi sebanyak
405 orang (64,2 %), Isolasi Sosial sebanyak 7 orang (1,1 %), Waham sebanyak 13 orang (2
%) dan Resiko Perilaku Kekerasan sebanyak 205 orang (33 %) .
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners UIMA Jakarta,
Ruang Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 19 September 2022 pasien sebanyak
24 orang, sebagian besar pasien yang menderita Halusinasi 75 %, pasien yang menderita
Resiko Perilaku Kekerasan 20 %, menderita Isolasi Sosial 5%.
Berdasarkan data yang ada di Ruang Elang, halusinasi merupakan urutan pertama
oleh karena itu perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi, jika tidak
dilakukan TAK akan terjadi resiko perilaku kekerasan. Oleh karena itu, kami menganggap
dengan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) pasien dengan gangguan sensori persepsi dapat
tertolong dalam hal mengenal dan mengontrol halusinasi yang mereka alami. Pasien yang
mengikuti terapi ini adalah pasien yang sudah kooperatif sehingga pada saat TAK pasien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

D. Klien
1. Kriteria Klien
Klien yang mempunyai indikasi TAK adalah klien dengan gangguan halusinasi :
a. Klien dengan halusinasi
b. Klien dengan kondisi fisik yang sehat
c. Klien yang sudah melalui TAK Halusinasi Sesi III
2. Proses Seleksi
a. Hasil observasi sehari – hari
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju mengikuti kegiatan meliputi,
menjelaskan tujuan therapi kelompok pada klien dan aturan main dalam kelompok

E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari / tanggal : Kamis , 22 September 2022
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 30 menit
Acara : TAK Stimulasi Persepsi: Mengenal Halusinasi
Tempat : Ruang Elang RSJ Dr. Soeharto Herjaan, lingkungan
yang nyaman, tenang dan kondusif
Jumlah pasien : 7 orang

2. Tim Terapis :
Leader (Maya Feren Salkery)
Tugas :
a. Memimpin jalannya aktifitas kelompok
b. Memperkenalkan diri dan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok
d. Mengatur / menjelaskan aturan jalannya acara
e. Memberikan reinforcement positif
f. Dapat mengambil keputusan secara tepat
g. Menyimpulkan hasil diskusi pada kelompok tersebut
3. Co Leader (Mustika Ratu)
Tugas :
a. Membantu tugas leader
b. Mengoreksi apabila terjadi kesalahan
c. Membantu leader bila kegiatan menyimpang
d. Membacakan tata tertib kelompok
e. Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan
4. Fasilitator (siti Maysaroh dan Alpry)
Tugas :
a. Membantu meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh
klien sebagai peserta
b. Mendampingi peserta TAK
c. Memotifasi klien untuk aktif dalam TAK
5. Observer (Nining Gan)
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
b. Mencatat aktifitas semua kegiatan dalam TAK
c. Mengobservasi perilaku klien
d. Mengamati dan mencatat anggota yang hadir, siapa yang terlambat dafftar
hadir, siapa yang memberi pendapat atau ide dan topik diskusi
F. Tata Tertib Permainan
 Setiap peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Peserta harus mendengarkan aba-aba dari  perawat
 Peserta yang ingin ke kamar mandi harus meminta ijin kepada perawat
 Selama kegiatan berlangsung jika peserta ada yang ingin bertanya silahkan
mengacungkan tangan.
G. Pelaksanaan
Setting Tempat

L c
o
O
b
s
K
K e
r
F F
v
e
K K K K r
Antisipasi
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberi kesempatan kepada setiap peserta
untuk ke toilet
2. Fasilitator memotivasi peserta yang tidak berpartisipasi
3. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi klien melarikan diri dari tempat kegiatan

H. Metode
Metode yang digunakan dalam TAK ini adalah model dinamika kelompok, diskusi dan
tanya jawab yang dikembangkan berdasarkan masalahyang dialami oleh klien. Tugas
therapist membantu anggota kelompok memahami masalah untyuk mencapai penyelesaian
masalah. Menurut model ini pimpinan kelompok atau leader haru memfasilitasi dan
memberikan kesempatan pada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan
untuk penyelesaian masalah.

I. Media
a. Papan nama
b. Jadwal kegiatan pasien dan pulpen
c. Hadiah

J. Langkah Kegiatan
1. Persiapam
a) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
b) Menyiapkan ruangan dan alat , selanjutnya mengatur posisi duduk
c) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
2. Fase orientasi / perkenalan
a)     Salam dan perkenalan
“Selamat pagi semuannya,  saya Zr Maya,  yang akan memimpin jalannya TAK
pada pagi ini. Saya ditemani oleh perawat-perawat yang lain, ada  Sr. Ratu, Br
Alpry, Zr May dan Zr Nining yang akan membantu dalam kegiatan TAK ini”.
b)     Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan bapak pada pagi ini? Bagaimana tidurnya semalam?
Bagaimana bapak-bapak setelah diajarkan cara menghardik, menyibukkan diri
dengan kegiatan untuk mencegah halusinasi? Apakah sudah bisa dimengerti?
c)     Kontrak
“Sesuai dengan kesepakatan tadi, kita akan melakukan kegiatan terapi aktivitas
kelompok Tujuanya yaitu untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain 30 menit yang akan kita lakukan sekarang dan di tempat ini”.
3. Fase Kerja
Saya akan menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain. Zr.
Akan bertanya dan menjelaskan pada bapak-bapak yang ada disini, apakah bapak-
bapak tau pentingnya bercakap”? dan tau tujuan dari bercakap-cakap ? Caranya
bapak-bapak harus bercakap-cakap mengenai pengalaman halusinasi dan mengajak
orang lain untuk diajak ngobrol. Tujuannya agar lawan bicara kita mengingatkan
cara menghardik atau bercerita tentang kegiatan yang sudah atau belum dilakukan
sesuai jadwal yang telah disusun dalam TAK sebelumnya (berikan pujian atau tepuk
tangan setelah setiap klien berhasil dan mampu melakukan demonstrasi tersebut ,
demonstrasi dilakukan sampai semua klien mencoba tindakan tersebut).
4. Fase Terminasi
a)  Evaluasi Respon Klien
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak-bapak  setelah mengikuti kegiatan TAK hari
ini? Apakah merasa senang, lebih tenang, sedih, bosan, atau yang lain?
Mungkin ada yang ingin mengungkapkan pendapatnya?
 Evaluasi Objektif
“Tadi kita sudah belajar bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap, bisa bapak ulangi kembali yang sudah Zr. Jelaskan tadi
cara bercakap-cakap seperti apa? Dilakukan bagaimana ? (berikan pujian
atau tepuk tangan setelah setiap klien berhasil dan mampu menjawab
pertanyaan dengan benar).
b)    Tindak Lanjut
“Setelah mengikuti kegiatan ini bapak-bapak sekalian bila suara-suara itu
muncul kembali maka bapak bisa melakukan kegiatan dengan bercakap-
cakap dengan temannya untuk menceritakan pengalaman halusinasi dan
diingatkan kembali cara menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan.
c)   Kontrak Yang Akan Datang
“Baiklah bapak. Karena waktu kita sudah habis, selanjutya akan dilanjutkan
dengan sesi ke V yaitu tentang mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

ASPEK YANG NAMA KLIEN


NO
DINILAI
1 Menyebutkan orang
yang biasa diajak
bercakap-cakap
2 Mempergakan
percakapan
3 Menyusun jadwal
percakapan
4 Menyebutkan tiga cara
mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A, Pawirowiyono, A (2015). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok

Edisi 2. Jakarta. EGC

Stuart dan Laraia. PRINCIPLES AND PRACTICE OF PSYCIATRIC NURSING (5 Th. Ed.) St

Louis Mosby Year Book 2005

Yosep. L (2009). Keperawatan Jiwa Bandung : Reflika medika

Anda mungkin juga menyukai