Pemberdayaan
Masyarakat dr. Wahyu W.
F4 Penyuluhan 5 September
Upaya mengenai Gizi 2019
Perbaikan Gizi dan anemia
Masyarakat pada remaja
serta sosialisasi
penggunaan
tablet Fe dr. Wahyu W.
Pemberantasan HIV/AIDS
Penyakit
menular dan
Tidak menular dr. Wahyu W.
F6 Penanganan 10 September
Upaya Hipertensi 2019
pengobatan
dasar dr. Wahyu W.
F7 Gambaran 20 September
Mini Project Perilaku 2019
Merokok
dengan
Hipertensi di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Ketawang
dr. Wahyu W.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan
Laporan kegiatan
Nama Peserta dr. Ayu Wijayanti Tanda tangan :
Nama Pendamping dr. Wahyu Widiyanti Tanda tangan :
Nama Wahana Pukesmas Ketawang
Tema Bahaya Merokok
Tujuan
Mengetahui zat yang terkandung dalam rokok
Penyuluhan Mengetahui bahaya merokok bagi diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Mengetahui manfaat dari berhenti merokok
Mengetahui langkah-langkah untung meninggalkan kebiasaan
merokok
Hari/Tanggal Kamis, 5 September 2019
Waktu 09.00-12.00
Tempat Ponpes Raudhatul Ulum Ganjaran
Jumlah Peserta 40 orang
Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan
Laporan Kegiatan
Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan
1. Tujuan
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
2. Pelaksanaan
Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kegiatan : Penyuluhan mengenai Gizi dan anemia pada remaja serta sosialisasi
penggunaan tablet Fe
Pelaksana Kegiatan : dr. Ayu
Ayu Wijayanti
Jenis Kegiatan : Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kode Kegiatan : F4
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan
PENGERTIAN
Anemia/kurang darah adalah keadaan dimana darah merah (Hemoglobin/Hb) kurang dari
a. Kurang nutrisi / kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
c. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa
tumbuh kembang (untuk laki-laki sampai dengan usia 20 tahun, untuk perempuan
d. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang berlebihan,
c. Pandangan berkunang-kunang dari posisi jongkok ke posisi berdiri/ perubahan posisi
d. Pucat pada wajah, telapak tangan, kuku, dan selaput dalam kelopak mata serta bibir
AKIBAT ANEMIA
a. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi terutama yang berasal
kemasukan cacing
b. Agar zat besi dapat diserap dengan baik oleh tubuh maka konsumsi juga makanan
c. Periksakan diri ke dokter atau bidan atau ke pelayanan kesehatan terdekat.
PENGOBATAN ANEMIA
menimbulkannya. Suatu contoh jika anemia yang terjadi adalah karena kehilangan darah
yang terlalu banyak maka penyebab dari kehilangan darah tersebut yang perlu diobati.
Jika anemia terjadi karena dalam konsumsi makanan tanpa kandungan zat besi maka
pengobatannya adalah megubah diet makananan menjadi kaya akan zat besi.
a. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD).
KESIMPULAN
Untuk mencegah terjadinya anemia di anjurkan bagi kita untuk dapat mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang, memelihara kebersihan diri agar kita tidak terkena penyakit
yang dapat menimbulkan penyakit yang bisa mengakibatkan menurunnya hemoglobin
dalam darah serta memeriksakan diri ke pelayan kesehatan terdekat, apakah kita
mengalami anemia atau tidak, maka dengan mengetahuinya kita bisa mencegah dan
mengobatinya.
3. Tanggal Pelaksanaan
Pukul : 09.00 –
09.00 – 12.00
12.00 WIB
Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan
Laporan kegiatan
Nama Peserta dr. Ayu Wijayanti Tanda tangan :
Nama Pendamping dr. Wahyu Widiyanti Tanda tangan :
Nama Wahana Pukesmas Ketawang
Tema Penyuluhan HIV/AIDS
Tujuan Memahami hal-hal yang terkait dengan HIV/AIDS
Penyuluhan Memahami cara penularan HIV/AIDS
Memahami cara pencegahan HIV/AIDS
Hari/Tanggal Selasa/ 23 Juli 2019
Waktu 09.00-11.00
Tempat Ruang Arjuna PKM Ketawang
Jumlah Peserta 25 Guru
Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN
Kode Kegiatan : F6
Menyetujui,
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah peningkatan darah sistolik lebih
dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama
dengan 90 mmHg, dimana pengukuran dilakukan sebanyak dua kali dalam selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. 1
Hipertensi, terutama jika sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan berbagai kerusakan pada organ-organ tubuh seperti jantung (gagal
jantung), ginjal (gagal ginjal), otak (stroke). Risiko terjadinya penyakit sekunder akibat
hipertensi jumlahnya akan terus meningkat apabila kondisi hipertensi tidak terkontrol
dengan baik. 1
Pada tahun 2008, secara global, diperkirakan sekitar 40% orang dewasa yang
berusia lebih dari 25 tahun pernah terdiagnosa dengan hipertensi. Angka penderita
hipertensi meningkat secara pesat, mencapai angka 1 milyar orang pada tahun 2008,
dibandingkan dengan tahun 1980 dimana hanya terdapat sekitar 600 juta penderita
hipertensi. 2
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur
≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan
Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan
sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar
9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai
tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %).
%).
Pengendalian hipertensi hingga kini belum memuaskan, bahkan di negara maju.
Di banyak negara, pengendalian hipertensi baru mencapai 8% karena berbagai kendala
mulai dari faktor penderita, hingga sarana pelayanan yang tersedia. Pengendalian
hipertensi di Indonesia mencakup pencegahan, penemuan dini, diagnosis, dan terapi.
Pencegahan meliputi perubahan gaya hidup dan pemeriksaan berkala untuk keperluan
identifikasi hipertensi. Penemuan dini bisa dilakukan dengan skrining pada populasi, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat terutama mereka yang berisiko.
II. Tujuan
Mengetahui etiologi, patofisiologi, gambaran klinis dari hipertensi
III. Manfaat
Hasil dari penanganan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
penyakit hipertensi
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ketawang
Tanggal Periksa : 10 September 2019
2.2 Anamnesis
a. Keluhan utama : Nyeri kepala
b. Riwayat penyakit sekarang (RPS) : Pasien datang
data ng ke puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala, disertai mual.
c. Riwayat penyakit dahulu (RPD) :
HT (+) tidak terkontrol
d. Riwayat penyakit keluarga (RPK) :
HT (+) ibu pasien
e. Riwayat sosial (R.Sos) :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
2.3 Pemeriksaan Fisik
a. Status generalis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 154/92 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,2o C
Keadaan umum : Baik
Kesadaran /GCS : Compos mentis /456
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
2.5 Resume
Ny. S 54 tahun
Nyeri kepala, mual (+)
2.6 Diagnosis
Hipertensi Grade I
2.7 Diagnosis Banding
Cephalgia
2.8 Planning
Planning Diagnosis : Pemeriksaan fisik
Planning Terapi :
a. Medikamentosa
Amlodipine 10 mg-0-0 PO
Paracetamol 3x500mg PO
Planning Edukasi :
Periksa/kontrol tekanan darah secara teratur
Atasi hipertensi dengan pengobatan yang tepat dan teratur
Diet dan gizi seimbang (kurangi asupan garam-garam)
Upayakan aktifitas fisik dengan aman
Hindari asap rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya
2.9 Prognosis
Dubia at bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi
Definisi hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah peningkatan darah
sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari atau sama dengan 90 mmHg, dimana pengukuran dilakukan
sebanyak dua kali dalam selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.
Klasifikasi hipertensi yang lazim digunakan adalah menurut Joint
National Committee VII (JNC VII) 5, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
2.1.2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dapat dikategorikan
menjadi 2 bagian 6:
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer ialah saat tidak dapat ditemukan penyebab
dari terjadinya hipertensi. Sekitar 95% persen hipertensi terdapat pada
kategori ini. Patogenesis dari hipertensi primer belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi diduga bahwa faktor-faktor seperti disfungsi ginjal,
disfungsi endotel, resistensi insulin dan faktor-faktor neurohumoral
lain memiliki peran dalam terjadinya hipertensi primer.
2.1.6. Tatalaksana
minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid
dan penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
3. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masing-
masing antihipertensi di atas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum
sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan
2. Kehamilan
2.2. Rokok
2.2.1. Definisi
Rokok adalah gulungan tembakau (sebesar kelingking) yang dibungkus
(daun nipah,kertas, dan sebagainya); 14 silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. 12,13
14
2.2.2. Kategori perokok
1. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin, dengan
jumlah sekecil apapun (1 batang rokok per hari sudah cukup untuk disebut
perokok aktif). Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok walau
tidak rutin (perokok pemula yang sekedar coba-coba juga disebut perokok
aktif). Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok, walaupun hanya
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 43 jenis
di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Racun utama pada
rokok adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO).
1. Nikotin
Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin
yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya
diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml.
Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi
bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan
kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke
dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
6. HCN/ Asam Sianida
10. Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah
mudah menguap dengan
alkohol.
11. HS (Asam Sulfida)
Asam sulfide adalah sejenis gas yang beracun yang mudah
terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim.
12. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat
ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan
pembunuh hama.
13. Metil Klorida
Metil Klorida adalah campuran dari zat – zat bervalensi satu
dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik
yang beracun.
14. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan
mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan
kebutaan bahkan kematian.
15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin
dideskripsikan sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang
terdapat dalam asap tembakau antara lainBenzo (a) Pyrene, Dibenz (a,h)
anthracene, dan Benz(a)anthracene.Senyawa ini merupakan senyawa reaktif
yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat
genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.
N- nitrosamine
16. N-
N - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau
mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina
(VNA) dan Tobacco NNitrosamina. Hampir semua Volatile N-
Nitrosamina ditahan
d itahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau.
paru, air seni melalui ginjal, keringat melalui kulit. Gas CO yang dihisap
dari asap rokok menurunkan kapasitas sel darah merah untuk
mengangkut oksigen yang sangat diperlukan bagi berfungsinya sel
jaringan tubuh.
Tanpa oksigen, sel tubuh akan mati. Dalam tubuh perokok, tempat
untuk oksigen diduduki oleh CO. Kemampuan darah 210 kali lebih besar
untuk mengikat CO dibanding oksigen. Akibatnya otak, jantung, dan
organ- organ vital tubuh lainnya akan kekurangan oksigen. Secara fisik
11 keadaan ini ditandai dengan nafas yang
yang pendek dan dangkal. Jika
jaringan yang kekurangan oksigen adalah otak, maka akan terjadi stroke
(kelumpuhan).
asap rokok, mempunyai daya ikat yang lebih terhadap sel darah merah
dibanding oksigen. Oleh karena itu, rokok mengurangi daya angkut
oksigen darah perokok 15%. Akibatnya para perokok mempunyai tulang
dengan densitas berkurang, lebih mudah patah (fraktur) dan
membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan.
8. Dampak rokok terhadap kulit
Perokok dua sampai tiga kali lebih mudah terkena psoriasis, suatu
proses inlamasi kulit yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan merah
pada seluruh tubuh. Walaupun penyakit ini tidak menular, tetapi
mengakibatkan peluang timbulnya melanoma (kanker kulit).
11. Dampak
Dampak rokok terhadap wanita
Efek kosmetika :
Kulit keriput, rambut kaku, mata merah, bautidak sedap,
gigi berwarna kuning, suara serak, dan lain-lain
Kesuburan berkurang, menopouse dini, kalsium tulang menurun
sehingga menyebabkan tulang keropos dan mudah patah
12. Dampak
Dampak psikologis merokok
Dampak psikologis dari merokok adalah timbulnya pengaruh
terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku perokok. Dampak psikologis
tersebut adalah:
Adiksi (ketagihan)