Anda di halaman 1dari 11

Ekonomi dan Kemiskinan Tinjauan

Agama
Oleh : Musa Asy'arie

Musa Asy'arie, dilahirkan di Pekalongan pada tanggal


31 D'esember 1951. AlumnusFakultas Ushuluddin IAIN
SunanKalijaga Yogyakarta. SedangkangelarDoktomya
diraih dari Pasca Sarjana IAIN SUKA,. dan saat ini
sebagal stafpengajarpada almamatemya. Selain itu ia
uga sebagai pengusaha industri pengecoran besi di
Ceper, Klaten serta Ketua Umum Koperasi Industri
Batur, Jaya Klaten. Beberapa karya tulisnyayang telati
diterbitkan antara lain:Konsep Manusia sebagaiPenduduk Keb'udayaan dalam Al
QuFandan Agama Kebudayaan dalam Pembangunan. ' ^

Persoalan kemiskinan adalah material befsifat ekonomis, yaitu


persoalan yang kompleks dan berdimensi penghasilan diperolehnya sangat rendah,
ganda, spiritual dan material dan yang dapat mencukupi untuk memenuhi
mempunyai kaitan dengan berbagai aspek kebutuhan fisik minimum.^^'
kehidupan^>, ia selalu ada sebagai realitas Kemiskinan spiritualbisasajateijadi
hidup yang berdiri bersebelahan dengan pada kehidupan seseorang yang secara
kekayaan, seperti realitas siang atau malam, ekonomis mempunyai penghailan yang
dan terang atas kegelepan. mencukupi, bahkan berlebihan untuk
Kemiskinan sebagai realitas memenuhi kebutuhan hidupnya, dan
kehidupan, selalu digambarkan sebagai seringkali digambaikan sebagai sebuah
suatu keadaan kehidupan yangkekurangan, kehidupanbatinyangsakit, yangseringkali
lemah dan tidak berkecukupan dalam berkemb^gke arahpeibuatanyangasosial,
memenuhikebutuhanhidupnya.baikdalam ' danbahkanmenjuruskriminal.Kemiskinan
pengertian spiritual maupun material. spiritual mungkin lebih berbahaya dari
Kemiskinan spiritual menggambarkan kemiskinan material, bahkan kemiskinan
situasi kehidupan batin seseorang yang tak material ini seringkali sengaja diharapkan,
pemah merasa puas dengan apa yang danmenjadi pilihanhidupnya, agarmanusia
dimiliki dan diperolehnya, y^g selalu tak ' terbebas dari penderitaan batin. Dalam
mencukupi untuk memenuhi keinginnan kalangansufi tertentu,kekayaandipandang
dan kebutuhannya. Agama menyebutnya sebagai penghalang bagi usaha menuju
sebagai orang yang tidak dapat bersyukur pencapaian yang Ilahiyah dengan
atas nikmatTuhan. Sedangkan kemiskinan Tuhannya.

36
Musa Asy'arie, Ekonomi dan Kemisfdnan Tinjauan Agama

Kemiskinan apapun bentuknya, ketidak berdayaan politik dan rakyat yang


sebagai suatu realitas kehidupan, miskin dengan sendirinya menjadikannya
sepenuhnya tak dapat dihilangkan, kehilangan hak-hak politiknya.''^
kemiskinanhanya dapatdiubah,dikurangi ' Dalam kehidupan hukum kita,
ataupun diperbaiki, agar tidak keadilan rasanya tidak banyak berpihak
menghancuikan derajat kemanusiaanhya. pada orang-brangyangmiskiri, yanglemah,
Kekaya^ adakarenakemisl^andan oi^g perbedaan hukum atas orang-orang miskin
menjadi kaya karena adanya orang yang terlihat pada perilaku aparat hukum yang
miskin, tanpa ada orang miskin. tak akan membedakan perlakuan sahgat mencolok
pemah ada orang kaya. Karena itu, orang antara yang kaya, yang kuat dan yang
kayadanorangmiskin salingmembutuhkan miskin, yang lemah, bahkan yang kaya bisa
untuk membeiikan. arti pada makna saja membeli keadilan dan merekayasa
kehidupannyasendin,dand^atsajaukuran proses hukum, sebagaimana yang seringkali
kekayaandankemiskinanitu, ant^bangsa diberitakan pada media kita, seperti kasus
yang satu dengan bangsa y^g lainnya Sengkon dan Kaita, kasus penggusuran
beibeda, baikkualitas maupunkuantitasnya. tanah petani untuk mendirikan lapangan
Kemiskinan seperti yang akhir-akhir golf dan seterusnya.
ini dibicarakan oleh banyak kalangan, Dunia pendidikan kita berkembang
pejabat, pemerintah, kalangan akademis menjadi kian mahal, shingga tak
dan cendekiawan, dan di kalangan memungkinkan orang-orang miskin
masyarakat umumnya, yang kononnya melanjutkanpendidikannyakejenjangyang
jumlahnya sudah tiirun menjadi 25,9 juta, lebih tinggi, sehingga ketidak berdayaan
yang berada di desa-desa tertinggal adalah itu makin mengukuhkan struktur ekonomi
lebih ditekankan pada kemiskinan dalam yang timpang pada kehidupan masyarakat
kaitannya "dengan ekonomi, yaitu sebagai kita. Tingkatkebodohah yang makinmeluas
realitas dari sistem perekonomian yang pada kehidupan orang-orang miskin pada
timpang^,-sehingga mengakibatkan yang gilirannya akan memperkuaf adanya
kaya makin kaya dan yang miskin makin kemiskinan y^gmakinsulitdiatasi karena
miskin, yangnienyulut rasa ketidakpuasan struktural sifatnya. - '
masyarakat karena ketidak adilan terasa
makin melebar ke berbagai aspek Dalam kehidupan beragama,
kehidupan, yang kemudian-mempert^gas kemiskinanjugadapatmemperlemahiman.
munculnya berbagai kesenjangai^ dan Banyak kasus. pindah agama karena
ketidak-berdayaan. kemiskinan dan biasanya kemiskinan
mengakibatkan jual beli agama. Konon,
Dalam kehidupan politikkita, rakyat Nabi Muhammad saw pemah menegaskan
yang miskin hanyalah menjadi objek dan bahwa kemiskinan dapatmembawa kepada
alat politik untuk melegitimasi kekuasaan. kekufuran. Meskipun demikian, agama
Makna kedaulatan rakyat menjadi semu tidak pemah merendahkan orang-orang
dan seringkali bahkan rakyat tidak miskin, karena kaya dan miskin' hanya
mempunyai kedaulatan sama sekali. berlaku dalam tatapergaulanrhanusia, bagi
Kemiskinan menjadikan munculnya Tuhan semua manusia sama, dan

37
UNISIA, NO. 21 TAHUN XIV TRIWULAN 1-1994

dibandingkan dengan Tuhan, semua agamamemberikantempat agarperliedaan


manusia adalah miskin.^ realitas itu berkembang secara harmonis,
Kemiskinan telah menciptakan melaluipenyadaranmengenaieksistensinya
ketidakberayaan dalam berbagai kehidupan bahwa kedudukan manusia dihadapan
manusia; sosial, ekonomi, politik, hukum, Tuhan pada hakikatnya adalah sama,
pendidikan dan budaya. Dantidak adafaktor sederajat, senasib, sepenanggungjawaban.
penyebab tunggal dalam kemiskinan. Oleh karena itu, agama dilihat dari
Karena itu, penanggulanngannyajuga tidak sisi Tuhan pada hakikatnya adalah sama,
dapat dil^ukan hanya dengan pendekatan karena Tuhan yang menciptakan agama
yang tunggal, dan juga diperlukan adanya dan manusia yang berbeda-beda itu pada
pendekatan yang melibatkan berbagai hakikatnya kembali kepada Tuhan Yang
disiplin ilmupengetahuan dan dari beibagai Satu jua. Yang tidak pemah ada duanya,
aspek kehidupan. yanghanyakarenaperbedaanlisan manusia,
Agama sebagaimana yang banyak maka manusia dalam melisankan Tuhan
diyakini oleh pemeluknya adalaha datang pun kemudian menjadi berbeda,
dari Tuhan, melalui orang-orang yang sebagaimana perbedaan lisan manusia
terpilih \mtuk menyampaikan ajaran-Nya, dalam melisankan realitas batu yang sama.®^
yang tersurat dalam kitab sue! dan tersirat . Perbedaanagamaantarasatudengan
dalam tanda-tanda-Nya yang terbit dari lainnya, pada dasamya lebih disebabkan
segala penjuru alam semesta ini. Agama karena adanya perbedaan realitas hidup
dimaksudkan sebagai pedoman hidup bagi manusia, yaitu perb^aan waktu, tempat
manusia.®^ dan tantangan, yang kemudian mewamai
Dalam setiap agama, keyakinan pulanuansa keagamaan yang turun dengan
kepada Tuhan adalah dasar pertama dan sepenuhnya mempertimbangkan realitas
yangpertama. Oleh pemelukagama,Tuhan itu. Perbedaan realitas itulahyang kemudian
diyakini sebagai Yang Mahakuasa, yang menampilkan wajah keagamaan dan
menciptakan segala sesuatu, yang kelak keberagamaan seseorang berbeda antara
akan meminta pertanggungjawaban atas satu dengan lainnya.
perbuatan manusia ciptaan-Nya itu. Dalam hubungah ini, pengajaran
Keyakinan ini membawa pemeluk agama agama seharusnya memperiiatikan secara
pada ketulusan untuk mengabdikan diri seksama terhadap realitas hidup manusia.
kepada-Nya; yang menimbulkan efek Wajah dan pesan agama seharusnya
psikologis yang diliputi oleh ketakutan, didasarican pada pehamanan yang benar
cinta kasih dan pengetahuan. Efek dan tepat terhadap realitas. Agama
psikologis inilah sesungguhnya yang sesungguhnya tidak anti realitas. Agama
•membentuk nuansa yang unik dalam jugatidakahistorik. Agamamelihat realitas
perilaku keagamaan.'^ untuk diubah kualitasnya menj adi Ilahiyah.

Sebegai pedoman hidup bagi Dalam konteks kemiskinan, agama


manusia, maka setiap agama selalu seharusnyamemerangi kemiskinan, karena
memperhatikan realitas hidup manusia, kemiskinan pada dasamya merupakan
sehingga jika realitas itu berbeda, maka ancaman dan tantangan bagi keragamaaan.

38
Musa Asy'arie, Ekonomidan Kemiskinan Tinjauan Agama

Olehkarenaitu, institusi agama seharusnya luarhidupnya: Olehkarenaitu, dalam setiap


menjadi institusi yang secara konsisteii proses y^g melahirkan kekayaan pada
melakukan pembelaan terhadap kaum dasamya tidak dapat dimiliki oleh individu
miskin, yang lemah. Membela orang-orang secara mutlak. Dalam pandangan agama,
yang miskin itu bukan hanya sekedar pemilikan- mutlak tidak dapat dikenakan
menyantuninya, danmenghibumyadengan kepada manusia, pemilik mutlak ada yang
harapan sorgawi kelak, tetapi hams dengan a:da hanyklah Tuhan sendiri. A1 Qur'an
"beijihad" agar kemiskinan bisa diubah sendiri menegaskan bahwa dalam setiap
dan ditata sehinggapenindasan pada kaum harta benda yang dimiliki seseorang,
yang lemah dan yang miskin tidak terdapatpula flak orang laindidalmnya'^\
merajalela dan wajah kehidupan menjadi
lebihmanusiawi.Tentunyadiperlukansuatu Oleh karena itu, semua agama"
konsep yang tepat, yang tenm saja tidak rasanya telah menegaskan dan menetapkan
sederhana, karena menanggulangi kewajiban kepada peraeluknya untuk
kemiskinan tidak semudah membalik menolong dan memperhatikan nasib
. t^gan. sesamanya, dan memberikan kelebihan
yang dimilikinya untuk membantu prang
Dalam pandangan agama, semua lain yang kekurangan, baik kekayaan,
yang. ada, alam semesta seisinya adalah keilmiian, ataupun kekuasaah. A1 Qur'an
. ciptaan Tuhan dan milik Tuhan®\ Manusia bahkan menegaskan bahwa para pendusta
adalah salah satu bagian dari ciptaan-Nya: agama adalah mereka yang mentelantarkan
Di hadapan Tuhan, posisi kodrat manusia anak-anak yatim d^^mk mau memberikan
^ adalahciptaan-Nya,yangbawaankodratriya makan orang yang miskin^^^
adalah tunduk sepenuhnya pada hukum- Dalam pandangan agama, kekayaan
hukum Tuhan yang ditetapk^ dalam setiap adalah baik. A1 QuVmbahkan menegaskan
ciptaan-Nya, ia pun tidak pemah terlepas b^wa anugerah (kekayaan) adalah janji
, kehidupannya dari proses tumbuh, Tuhan, sedangkan kemiskinan (kefakiran)
berkembang dan mati. adalah janji syaitan^\ Karena kekayaan
Kelebihan manusia daripada ciptaan adalah kebaikan, makacaramemperolehnya
Tuhan lainnya adalah bahwa ia dikamniai hams dengan cara yang baik. Kekayaan
aqal'®\ dan dengan aqalnya manusia dapat yang diperolelmya dengan cara yang tidak
berperan sebagai pencipta kedua yaitu baik, m.encerminkan suatu kemiskinan
kebudayaan^^\ Posisi kreatif sebagai mhani. Kemiskinan mhani inilah yang
pencipta kedua yang membentuk biasanya mendorong pemiliknya untuk
' kebudayaan ini, menempatkan manusia menggunakan kekayaannya untuk tujuan-
sebagai wakilTuhan di mukabumi, sebagai tujuan yang seringkali berlawanan dengan
teman keija Tuhan, co-worker of God. moralitas. Oleh karena itu, kekayaan materi
Dalam kondisi ini, kekayaan yang sehamsnyamenjadi cerminandari kekayaan
dimiliki pada h^ikatnya dari proses yang mhani, atau paling tidak kekayaan materi
.melibatkan faktor-faktor ekstemal. yang sehamsnya menjadikan mhaninya juga
antara lain berupa sumber daya alam kaya„sehingga kekayaan yang dimilikinya
' disekitar hidupnya dan juga orang lain di mempunyai makna sosial.

39
UNIS1A. no. 21 TAHUN XIVTRIWULAN I -1994

Oleh karena kekayaan' adalah mempunyairasionalitasnyasendiri-sendiri.


kebaikan, maka para pemeluk agama juga Rasipnalitas buat masyarakat industri tentu
dianjurkan untuk mdndapatkannya, lain dengan rasionalitas menurut
tentunya dengan cara-cara yang dibenarkan masyarakat agraris. Buat masyarakat
oleh moral agama. Dalam agama cara dan industri,, adalah rasional untuk
tujuan merupakan kesatuan yang tak menggunakansemua waktu untukmencapai
terpisahkan^^^ Dan dalam Islam sendiri target produksi, kalau perlu 24 jam
lintukdapatmelaksanakan mkun Islam yang perusahaan bckeija penuh, karena waktu
lima, diperlukan adanya kekayaan antara dipandangnya sebagai gerak linier,
lain untuk memenuhi rukuh Islam yang sedangkan bagi masyarakat agraris adalah
empat yaitu zakat dan yang lima yaitu haji. rasional untuk mengejar produktivitas
Untuk menanggulangi kemiskinan, berdasarkan aturan alam, karena waktu
dari sudutpendekatan agama, kiranyaperlu dipandangnya sebagai gerak siklus. Nabi
dipertimbangk^ beberapa hal, yaitu : Muhammad saw., sendiri menegaskan
perlunya berbicafa kepada masyarakat
' 1. Institusi agama harus menjadi pusat sesuaidengankadarrasionalitasnyam^ing-
pembelaan kaum lemah dan miskin. masing^^.
DaIamkaitanini,persoalannyaterletakpada
Peran agama" harus dirumuskan kembali institusi agama sebagai pusat pelayanan
terns menerus secaraaktual dan kontekstual dan pembelaan kaum yang lemah dan
melalui institusi agamanyamasing-masing, miskin, baik material ataupun spiritual,
karena sesungguhnya dalam setiap sejarah untuk terns menerus merumuskan dan
agama, terdapat saling kaitan antara sebab menyesuaikan dirinya dengan perubahan'
turunnya agama realitas ummat, dan agama agarproses perubahandapatdikembangk^
ditura.nkansebagai usahaperbaikankualitas untuk meniperteguhkemanusiaan.
ummaftersebut. Nabi Muhammad saw.,
juga menegaskan dirinya diutus untuk 2. Kebebasan kreatif
menyempumakan budi pekerd luhur.
Oleh karena situasi dan kondisi kehidupan Agar institusi agama dapat memerankan
suatu ummat itu berbeda, baik lokasinya, dirinya dalam perubahan sosial secaraaktual
lingkungan alamnya dan tingkat maka kebebasan l^atif haras dipandang
kebudayaannya, maka setiap pengajaran sebagai bagian dari kehidupan internal
agama yang hendak dikembangkan dalam institusi keagamaan tersebut. Karena tanpa
suatu masyarakat tertentu,v mesti harus adanyakebebasankreatifyang diberlakukan
memperhatikan dan dirumuskan sesuai secara internal dalam institusi agama, maka
tuntutan realitas masyarakat tersebut. akan teijadi kesenjangan antara institusi
Pengajaran agama untuk masyarakat agama dengan realitas perubahan.
industri tentunya lain dengan pengajaran Kebebasan kreatifbukanlah aancam an bagi
agama untuk masyar^at agraris, demikian iman, akan tetapi justra sebagai basis
pula halnya untuk masyarakat yang kaya tumbuhnya iman yang sehat, yang peduli
dan dengan masyarakat yang miskin. dengan , realitas kemiskinan,
Setiap masyarakat sesungguhnya keterbelakangan dan ketidak adilan. Iman

40
MusaAsy'arie, Ekonomidah Kemisfdnan Tinjauan Agama

yangsehat adalah imanyang terlibatdengan semua faktor yang berasal dari dinamika
tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, internal maupun eksternal memang
bukan imanyang dipasung dalam diiiding mempunyai' andil, baik sosial, ekonomi,
fonnalisme keagamaan. politik', budaya dan agama. Namun
Dengan kebebasan kreatif ^yang demikian,jikadiamatilebihlanjut, temyata
dikembangkan secara internal dalam bahwa mereka yang dapat meiiyelematkan
institusi keagamaan. inaka institusi dirinya dari kejatuhan adalah mereka yang
keagamaan itu pada gilirannya akan dapat mampu mengantisipasi periibahari secara
menumbuh kembangkan kreatifitas dalam kreatif, bahkanmemberikanpeluanguntuk
masyarakat. Karena kreatifitas pada berkembang lebih majulagi.
hakikatnya merupakan faktor yang amat Untuk itu, solidaritas di sektor produktif,
vital dalam usaha masyarakat mengatasi kiranya perlu dijaga dan dikembangkan,
problematikanya, masyarakat yang lidak seperti yang biasanya dimiliki oleh para
kreatif adalah masyarakat yang sulit maju, imigran dan berbagai suku ataupun
apalagi untiik mengentaskan kemiskinan. kelompok masyarakat Apalagi dalam era
menguatnya keinginan untuk
3. Peningkatan solidaritas di sektor mengembangkan dan membina ekonomi
produktif rakyat dalam PJPT II nanti, kareria tanpa
makin menguatnya* solidaritas di sektor
Pengalaman dalam kegiat^ pembinaan produktif, maka usaha membangun
industri kecil di daerah pedesaan, ekonomi r^yat akah mengalami banyak
menunj ukkan bahwa ciri paguyuban9. yang hambatan.
seringkali dinyatakan oleh para ahli ilmu Dalam hubungan ini; agama kembali dapat
sosial bagi masyarakat pedesaan- kita, memainkan peranriya untuk
temyata tidakterceminlagi dalam kegiatan mengembangkan ^'arannya bahwa tidak
ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi, ada pemilikan individual yang bersifat
terutama dalaim masyarakat industri di mutlak. Agama manapun mengajarkan
pedesaan, beilangsungproseskanibalisme, bahwa pemilikan kolektif lebih mulia
dimana yang kuat cenderung menjadi daripada pemilikan individual. Pemilikan
ancaman bagi kelangsungan hidup bagi individual diakui dalam keseimbangannya
yang kecil. dengan kewajiban-kewajibannya yang
Kejatuhan pusat-pusat industri kecil bersifat sosial.
pedesaan,biasanyadiinulaiolehmunculnya
persaingan antara mereka yang cenderung 4. Etos kerja
tidak sehat, seperti kejatuhan masyarakat
pertenunan di Pekalongan, Solo, Kemiskinan pada hakikatnya juga
Tasikmalaya, dan jtiga kerajinan em^ di berhubungan dengan etos keija, dan rasanya
desa Paesan Pekalongan dan mungkin agama mempunyai andil yang cukup besar
ditempat-tempat lainnya. dalam mehimuskan etos kerja.
Jika dikajisecaramendalam. memangtidak Pada sebagiari besat masyarakat beragama
ada penyebab tunggal yangmengakibatkan kita, kaya dan miskin masih dipandangnya
jatuhnya masyarakat industri pedesaan itu, sebagai takdir Tuhan. Jika anggapan ini

41
UNISIA, NO. 21 TAHUN XIVTRIWUUN I -1994

diteruskan, maka yang dapat mengubah persoalan keduniaan, dengan memberikan


kemiskinan hanyalah Tuhan sendiri. wawasan iman yang lebih kuat.
Pandangankeagamaanyangdemikian.akan , Kemiskihan
menambah usaha penanggulangan adalah kemiskinan rohani
kemiskinan yang sulit itu menjadi makin Kekayaan
sulit. adalah kekayaan rohani
ddakah kekayaan dicapai
Di sini,peran agama kembalidipersoalkan, dengan kemiskinan rohani
apakah pandangan pemikiran keagamaan kemiskinan adalah kemiskinan diri
bahwakayadanmiskinadalahtakdirmasih
yang leniah iman
perlu diajaikan dalam masyarakat yang iman bukan lagi yang dibendakan
sedang berusaha mengentaskan imariddldmyang dikerjakan
kemiskinan?
iman pada hakikatnya ada
Kiranya rasionalitas agama perlu teruji dalam laku
dikembangkan, agar jangan suatu agama dalam kerja
yang menegaskan bahwa tangan di atas kerja meniru yang diimani
lebih mulia daripada tangan di bawah kerja meniru Ilahi ^
diharapkan dapat menjadi mitos kerja yang katd Nabi
dapat membangkitkaan kesadaran atas Tirulah Tuhan
harkat dan martabat dan harga diri seorang tetapi bukan menjadi Tuhan
beragama. karena manusia tidak akan pernah kuasa
menjadi Tuhan^
Dalam kaitanini, maka kesufian tidak perlu dengarkan kata Tuhan
lagi dicapai melalui pemiskinan dan dalam diri kecilmu
membelakangi dunia, tetapi ada dalam dalam kesejatianmu sendiri
kancah memerangi kemiskinan dan dalam lakumu
ketei;libatan dirinya secara intens dalam menapaki jejak'jejak Ilahi '

42
Musa Asy'arie, Ekonomidan Kemiskinan TinjauanAgama

CATATANKAKI: merekadenganistilah "Lumpen Proletariat". (Phillip


Benyman, hal. 33)

1) Dalam pandangan Marx dan Engles Menurut Imam Nawawi Al-Banteni,


misalnya,sejarah seluruh masyarakat manusia,dari dibedakanantaraistilahfaqir dan miskin.Faqir adalah
dulu dan sekarang merupakan sejarah peijuangan mereka yang tidak mempunyai harta benda dan
klas. Tank menarik antara tuan dan hamba, kaum pekeqaanyangbisamencukupikebutuhanprimemya
ningrat dan kaum jelata, raja dan hamba,pendeknya seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal. Sedang
antara kaum penindas dan tertindas. (Lihat: Lewis miskin adalah mereka yang mempunyai harta dan
Coser, SociologicalTheory, MacmillanPublishing, pekeijaan, tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan
USA, 1982, hal; 551). Sedang Peter berger melihat pokoknya. (Imam Nawawi, Syirkah
bahwa sejarah umat manusia merupakan sejarah Al-Ma'arif, Bandung, hal. 179).
penderitaan yang mengeksplisitasikansuatu jumlah
korban manusia dalam menanggung beban sejarah 3) Gumar Myrdal melihat kemiskinan dalam
^ihat: Peter L Berger, Piramida Korban manusia, kondisi ini sebagai "Process of self poverty" yakni
LP3ES,J^arta, 1982,hal: 193).Takpelak, memang proses pemiskinan sendiri sedang Gusta Papanek
kemiskinan sendiri sesungguhnya bukan saja menyebut dengan istilah "the few rich people among
kompleks,tetapimerupakanstigmasosialyangrumit the poor million", yakni meruaknya fenomena
danbutuhanalisisdanproblem-solvingyangholistik. beberapa gelintir orang kaya di tengah beijutarakyat
yang miskin.
2)SepertiditunjukkanolehYusufQordhawi, Menarik untuk dijadikan perbandingan
pendirian manusia terhadap problemakemiskinan adalah hasil case studi dari Brigitte Erler tentang
sesungguhnyaberbeda-beda,diantaranya,golongan kemiskinan di Bangladesh. Erler melihat kenyataan
yang mensucikan kemiskinan yang menganggap bahwakapitalismedinegaraberkembangtidakdapat
bahwa kemiskinan bukan suatu keburukan, tetapi dipisahkan dengankekuasaan politikyangberkuasa.
karunia Allah. Golongan Jabariah meyakini bahwa Hal inilah yang menyebabkan bantuan modal dari
kemiskinan merupakan taqdir Allah atau sesuai negaradonormenjadi tidaksampaisecaramenyeluruh
denganiradatAllah.Sedanggolonganyangmengajak pada raiyat miskin. Erler menyebut dengan istilah
berbuatkebajikansecarapribadiberpendirianbahwa "Bantuanmematikan". (Lihat :BrigitteErler,Ban/uan
kemiskinan merupakan problem yang perlu diatasi Mematikan, LP3ES, Jakarta, 1989).
dan dipecahkan. Golongan kapitalisme memandang Untuk melawan kemiskinan di setiap
bahwa kemiskinan termasuk salah satu bahaya masyarakat diperlukan kemauan politik yaiig kuat
kehidupan, akan tetapi menjadi tanggung jawab si dalam masyarakat itu, dan terutama di kalangan
miskin itu sendiri, yang penting ia bukan menjadi pemimpin-peihimpin politik sendiri. Laju
beban umat, negara dan hartawan. Dan golongan pertumbuhanyangmakinbesarbukanjaminan untuk
sosialisme-Marxisme berpendapat bahwa melawan kemiskinan yang makin buruk.
melenyapkankemis'idnan dan beiusahamenyadarkan Kebijaksanaan distribusi harus menjadi bagian tak
orang-orang miskin adalah suatu hal yang tidak terpisahkan dengan pola dan organisasi produksi.
mungkin tercapai kecuali apabila golongan Borjuis (Lihat : Mahbub Al-Haq, Tirai-lirai Kemiskinan,'
dan sumber-sumber penghasilan dan kekayaan YayasanObor, Jakarta, 1983)
mereka dimusnahkan. (Lihat : Yusuf Qordlwwi,
'ProblemaKemi5kinanApaKonsepIslam,hii\al\ma, 4) Kondisi politik seperti ini, seperti
Surabaya, 1982, hal. 15-21) ditunjukkan oleh Mitchel Foucoult, sebagai
menunjukkanbahwakekuasaanmenjadianoninidan
Dalam pandangan kaum Marxis, misalnya, fungsional, sehingga individu-individu menjadi
kaum'proletar (kaum miskin) adalah istilah' teknis mudah dipantau dan diidentifikasikan. Foucoult
yangmenunjuksuatukelasyangharusmenjualtenaga menyebut dengan istilah "arezim of Discours" yang
buruh mereka kepadakelas kapitalis. Sebagian besar melumpuhkan, membekukan dan.membentuk
orang-orang miskin adalah baik petani maupun pluratlitas ke uah disain besar yang didefmisikans
pemilikmodalkecilataumerekayangmenjadibagian ebagai norma (Lihat: Mitchel Foucoult, Power dan
dari ekonomi informal dalam kota. Mark menyebut Knowledge, The Harvester Press, 1980)

43
UNISIA, NO. 21 TAHUN XIV TRIWULANI• 1994

Padahal sebenarnya, dalam masyarakatyang transformasi masyarakat Di sini agama bersifat


mengalami modernisasi sosial-ekonomi akibat profetik, tetapi kemudian setelah melembaga agama
perkembangan ekonomi pasar akan tumbuh kelas lalu menjadi nitin dan bahkan menjadi kekuatan
sosial yang menikmati kekuasaan ekonomi yaiig konservatif (Koentowijoyo, Paradigma Islam, hal.
cukup besar sehingga mampu mengajukan tuntutan 19, Mizan, Bandung, 1991)
dan memaksa pemerintah untuk melakukan "bar
gaining" dengan mereka. Kelas inilah yang dikenal 8) Menurut Moch. Arkaun, harus dibedakan
sebagai kelas menengah, yang mempelopori antara pandangan antrobiologi dan pandangan
penciptaan politik yang lebih terbuka. (Lihat; S.M. idiologi terhadap agama. Dalam pandangan I,
Lipsel, PoliticalMan, Doubleday, New York, 1962) menolakpandanganadanyasuperioritassatuagama,
yakni pandangan adanya'agama yang Haq', tetapi
5) Menurut Yusuf Qordhawi, hadits-hadits menurut pandangan ini yang terpenting adalah
Nabi menunjukkan bahwa kemiskinan adalah satu menurut agama, menguraikan dasar-dasar agama,
hal yang sangat berbahaya terhadap individu dan ajaran-ajarannya, metodologi dan kisah-kisah di
masyarakat, akidah dan kepercayaan, fikiran dan dalamnya serta menginterpretasikan rumus-
kebudayaan, keluarga dan bangsa. (Lihat : Yusuf rumusnyadan dilektika metodisnya.
Qpidhawi,Problem(tKemiskinanApaKonsepIslam, Dengan deinikian,makaakanmeinperkukuh
Bina Ilmu, Surabaya, 1982, hal. 25) ruh toleransi ataii keterbukaan dan fondasi
kemerdekaan agama, bukanjustru menolak terhadap
Kemiskinan sesungguhnya merupakan pula
kebenaran agama lain. Pandangan idiologi tertumpu
persoalan teologis. Dalam konteks teologi liberal,
pada menjelaskan keutamaan-keutamaan suatu
misalnya, menurut Gustaro Gutierrez, kemiskinan
agama.
(material) sebagai suatu kejahatan dan akibat dari
penindasan beberapa orang terhadap sesamanya; Menurut Arkaun selanjutnya, agama
kemiskinan yang mendehumanisasikan,makhluk sesungguhnyabila hanya difahami sebagai akidah,
hidupmerupakan perlawanan terhadapTuhan. Untuk ibadah dan aturan sosial, maka tidak ada bedanya
mengetahui Tuhan kita harus berusaha keras dengan Marxisme yang sama-sama menancapkan
memberantas kemiskinan. (Philip Berryman, Lib akidah penolakan terhadap kedzaliman persoalan
eration Theology, Parteon Books, New York, 1987, masyarakat, danmeletakkandasaraturanyangkukuh
hal. 32) untuk mengatur persoalan masyarakat.' Karena itu
perludilakukan suatu ijtihadfllsafatuntukmemahami
Haruslah diakui bahwa penanggulangan kembali agama(Arkaun,A1 WornAshsholahwa al-
masalah kemiskinan oleh berbagai agama, selama Mumarasah, Marseille, Sorbonne, 1986, hal; 27)
-ini berkisarpadaupayakaritatifuntukmeringankan
beban penderitaan warga masyarakat sebagai Menurut lbnu Arabi, Tuhan yang menjadi
perorangan. Walaupuh dilakukan usaha terorganisir obyek penyembahan bukanlah dalam pengertian
untukmelakukan penanggulangan seperti itu,watak bahwa Dia hanyalah Tuhan orang Muslim, orang
pelayanan individual atas mereka yang menderita itu nasrani atau pienganutagama-aga/^ialain, akan tetapi
masih terlihat nyata,_ sedang implikasi dalam pengertian bahwa Dia adalah zat. dan tiap
kemasyarakatannya baru sampai pada tingkat sesuatu yang disembah. Dia tidaklah dibatasi oleh
potensial belaka. Zakat sendiri sebagai lembaga suatu kepercayaan atau bentuk agama tertentu
dengan kemungkinan seperti itu, "masih belum lagi manapun. Tiap-tiap sesuatu yang disembah adalah
dibenahidengantuntasolehkaumMuslimin, sehingga salah satu dari jumlah bentuk yang tak terbatas
belumdapatmenjadi agregat ekonomi dal^ artian tempat dimana Tuhan menyingkapkan diriNya.
penuh dankongkrit. (Lihat: Abdurrahman Wahid, Karena membatasi Tuhan dalam satu bentuk agama
Muslim di Tengah Pergunmlan, LEPPENAS, Ja dengan mengeluarkan agama yang lain adalah
karta, 1983, hal: 76). kekafiran, dan menyembah Tuhan dengan segala
Kenneth Boulding membedakan apa yang macam adalah jiwa agamayangbenar. Inilah agama
disebutnya "agama kependetaan" dan "agama universal, suatu agama yang meliputi semua agama
profetik". Padamulanya agama-agama besar seperti Han menyatukansemuakepercayaan. (Lihat: Kenneth
Yahudi, Kristen dan Islam bersifat profetik yang W. Morgan, Islam Jalan Lurus, Pustaka Jaya, Ja
menggerakkan perubahan-perubahan besar atau karta, 1986, hal: 202)

44
Musa Asy'arie, Ekonomi dan Kemiskinan Tinjauan Agama

9) Menurut AMul Karim Al-Jilli, segala 13)Alquran(107: 1-3)


yang wujud dalam' alam seinesta ini tunduk pada
s Allah,baikdala]nwujudpcri]akudanucapan,bahkan 14) Alquran (2 ; 268 )
secara dzat dan sifat. Semua yang wujud ini adalah Islam sendiri telah mensyari'atkan kepada
hamba-hamba Allah sec^a .De Facto. Adanya pemeluknya untuk berusaha mencari dan
perbedaandalamrituai-ibadah yangterliinpah dalam -menghasilkan harta benda atau kekayaan, serta
agama-agamadisebabkanolehperbedaah determinasi membolchkan terjadinya hubugnan mu'amalah,joi
simbol-simbol dan sifat-sifaL Allah menampakkan venture, dan perdagangan. Begitupun, Islam
dtrlNya dalam alam ini dengan melalui simbol yang mewajibkan untuk menjaga dan memelihara harta
samar dan wayuharti, sebagaimana juga Allah kekayaan, mengharamkan perbuatan mencuri,
menampakkan diriNya dengan melalui simbol yang penipuan, dan inemakan harta benda orang lain
diskursif. Perwujudan kedua simbol inilah yang dengan cara yang bathil, merusak harta orang lain,
membawa aneka ragain penafsiran manusia. (Lihat: mengharamkan riba, menangkal kemadhorotan dan
AbdulKarim Al-Jilii,Al-Insan AI-Kamil.Al-Ma'rifat' menahan harta milik orang yang bodoh. Harta bcftda
Al-Awakhir Wa AI-Awail, Darul Fikri, Kairo, 1975, dalam pandangan Islam merupakan salah satu dari 5
juz:2. halI19). perkara yang dijamin dan dilindungi disamping
agama, jiwa, akal, harga diri. (Lihat: Abdul Wahab
10) Dalam konteks ini menarik untuk dikaji Khqllaf, ///MM Ushttl Al-Fiqhi, Darul Fikri, Kuwait,
adalah basil interpretasi Syech MusthofaAl Maraghi 1977, hal. 201) >
terhadap makna hidayat. Menunit A1Maraghi, ada 5
macam dan tingkatap hidayat yang dianugerahkan 15) Menurut Yusuf Qordhawi, dalam
Allah pada manusia: 1) Hidayat al-ilhami, gharizah menganatarkan dan memberikan jaminan terhadap
atauinstink.2)Hidayat Al-Hawas, indera.3) Hidayat pemeluk-pemeluknyauntukmenujutarafhidupyang
Al-'Aqli, akal budi. 4) Hidayat Al-Adyani, Agama 5) terhormat, Islam menyumbangkan berbagai cara dan
Hidayat Al-Taufiqi. Hidayat akal budi lebih tinggi jalan. Yaitu, pertama, bekerja. Kedua, mencukupi
tingkatnya dari kedua hidayat yang lebih dulu, yakni keluarga yang lemah. Ketiga, zakat. Keempat, dana
instink dan indera yang dianugerahkan Tuhan pada perbendaharaan Islam dari berbagai' sumbemya.
hewan. Jadi, hidayat akal budilah yang memisahkan Kelima, k^arusan memenuhi hak-hak selain zakat.
antara manusia dan hewan, yang merupakan Dan keenam, shodaqoh sukarela dan kebajikan
kelebihan manusia. (Musthofa Al-Maraghi,r(7/rirAl ipdividu. (Lihat : Yusuf Qordhawi, Problema
Maraghi, juz I, Kairo, 1969, hal. 35) KemiskinanApaKonsep'/slam, Binallmu, Surabaya,
Secara historis, sejak zamanRenessains, hal 1982, Hal. 61-217)
yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk
lain adalah fakta bahwa manusia itu makhluk yang 16)Masyarakatbersifatdinamisdanjuga tak
berakal. Bagi Plato, akal adalah untuk mengarahkan lengkap. Masyarakat mengalaini perubahan, tidak
budi pekerti sedang menurut Aristoteles, akal adalah sebab perUbahan itu sendiri yang dapat diinginkan,
kekuatan yang tertinggi dari jiwa. Akal adalah sifat tetapi oleh sebab setiap hal yang baru muncul secara
milik manusiayang memisahkannya dari watak non- baru dan belum pemah terjadi. sesuatu yang tidak
manusiawi. (Harold Titus, Persoalan-persoalhn pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi
Filsafal, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hal. 41) . lagi. Perubahan sosial itu tidaklah semata suatu
penolakan terhadap halyang lama, tetapi penerimaan
11) Ciri utama manusia, ciri khasnya, bukan terhadap kebaruan. Akibatnya, nilai baru itu hanya
^ kodrat fisik ataii kodrat metafisik, melainkan dapat dilihatberlawananan dengan latar unsur-unsur
karyanya. Karyanyalah, sistem kegiatan-kegiatan sistem nilai yang lebih lama yang dibawa oleh
manusiawilah, yang menentukan dan membatasi masyarakat, (Lihat : Forrest H. Peterson, A Phi
dunia"kemanusiaan".Bahasa,mitos,religi,kesenian, losophy of Man and Society, PhilosophicalLibrary,
sejarah, adalah sektor-scktorpenting dalam duniaitu New York, 1970, hal: XIII).
(Ems\CassiiQr,ManusiadanKebudayaan,Giamediii,
Jakarta, 1987, hal. 104) 17) F.'Tonnies membedakan bentuk-bentuk
pergaulan sosial/hidup menjadi dua yaitu :
12) Alquran(51;19), (70:24) Gamernschaft, persekutuan hidup, masyarakat

45
UNISIA, NO. 21 TAHUN XIV TRIWULAN 1-1994

paguyuban, kesatuan sosial yang'hubungannya satu masyarakat modern. (Lihat; R.P. Cuzzort, EW King,
saina lain erat sekali, yang bersifat emosional dan Humanity and Modern Social Thought, the Dryden
organis. Kedua, Gesselchaft pergaulan hidup, Press, USA, 1976 hal. 37)
masyarakat patembayan yaitu kesatuan sosial yang 18) Menurut Chanis Waddy, Islam tidak
hubungan satu sama lain berdasar pajnrih bersifat pernahmewartakanpenindasandan mcuuntutbahwa
rasional dqn tidak organis (Liliat ; George Ritzer, manusia harus tetap miskin. Disisi lain, Islam
Sociological Theory, Alfred A. Knopf, New York, melarang pengumpulan kekayaan secara bcrlebihan
1983, halt 23) scbagaimanatindakan eksploitasi. Eksploitasi inilah
yang dikutuk oleh Islam jauh sebelum munculnya
Durkheitn menggunakan istilah solidaritas teori-teori modem. Islam justni berupayamembangun
organis unlukinenggambarkan interaksisosial secara suatu masyarakat yang meletakkan dasar kesamaan
kekeluargaan dan egaliter dalain masyarakat priinitf, dalam kesempatan dan kesamaan sosial. (Lihat :
serta solidaritas mekanisme untuk inenggambarkan Gharris Waddy, The Muslim Mind, Longman, Lon
interaksi sosial yang fungsional yang terjadi di don. J 982, hal : 53)

46

Anda mungkin juga menyukai