Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, agama dan bahasa yang tersebar di seluruh
pelosok daerah. Daerah yang dimaksud yaitu berupa provinsi, kabupaten/kota, hingga ke desa-
desa. Masing-masing daerah memiliki budaya, kebiasaan maupun tradisi yang berbeda-beda.
Misalnya, berbicara dengan volume suara yang keras/kencang dianggap lazim oleh orang
Timur, tapi tidak dengan orang Jawa. Orang Jawa yang terkenal dengan cara bicaranya yang
halus dan lembut merasa bahwa bicaranya orang Timur menunjukkan bahwa ia sedang marah,
padahal tidak.
Setiap bulan Ramadhan ada shalat tarawih berjamaah di Balai Gading. Terakhir kali
dilaksanakan seminggu sekali dikarenakan adanya pandemi
Setiap tahun baru Islam (1 Muharram) ada kegiatan masak bubur Asyura
Ada tradisi Meugang yang dilaksanakan sehari sebelum Ramadhan dan Hari Raya
lainnya. Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga,
kerabat, dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh.
Setiap Maulid Nabi memasak Kuah Beulangong dan lontong
Membuka donasi jika di Aceh terdapat bencana alam ataupun musibah
Sampai saat ini, teman-teman dari Aceh tidak pernah menerima perlakuan tidak
mengenakkan dari teman kampus mereka, karena masing-masing orang dipersilahkan untuk
berekspresi maupun berpakaian sebas-bebasnya sesuai dengan kemauan mereka. Ini
merupakan sikap toleransi di lingkungan kampus yang patut diapresiasi dan dipertahankan.
Asrama Putra
Kersik Luwai
Kalimantan Timur
Asrama kedua yang kami
kunjungi yaitu Asrama Putra
Kersik Luwai Kalimantan Timur,
yang berlokasi di Jl. Hayam
Wuruk No. 10, Bausasran, Kec.
Danurejan, Yogyakarta. Asrama
ini pada mulanya adalah asrama
putri. Namun, pasca bencana
gempa bumi pada tahun 2006,
para mahasiswi yang mendiami
asrama tersebut meminta untuk tukar lokasi asrama dengan asrama putra. Alhasil, asrama ini
dialihkan sebagai asrama putra pada tahun 2008 hingga sekarang, dengan memiliki 20 unit
kamar yang masing-masingnya dapat diisi 2 orang. Syarat memasuki asrama ini adalah harus
mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur, yang dibuktikan dengan keterangan dari KTP.
Asrama Kersik Luwai membentuk pengurus asrama untuk membuka ruang interaksi
antar anggota asrama. Pengurus asrama ini melaksanakan rapat tiap bulan untuk membahas
rencana kegiatan intelektual, olahraga, dan rekreasi. Dalam pembuatan aturan asrama, semua
anggota asrama turut terlibat dalam musyawarah besar sehingga aturan dapat diterima dan
dijalankan dengan tanpa adanya paksaan. Kegiatan asrama dikontrol langsung oleh bidang
Kesra (kesejahteraan rakyat) dari pemerintah Kaltim setiap setahun sekali. Untuk
mempertahankan kebudayaan daerah Kaltim, anggota asrama menggunakan bahasa daerah
masing-masing saat berinteraksi, dan memasak masakan khas Kaltim bersama (Mandai,
Cacapan, Pakasam). Setiap bulan, anggota asrama wajib membayar iuran untuk biaya listrik,
air, dan wifi, serta fasilitas lainnya. Untuk anggota sementara dikenakan iuran 200 ribu, dan
untuk anggota aktif sebesar 165 ribu.