Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

DASAR-DASAR PAUD
“Makalah Sejarah Pendidikan Usia Dini”

Oleh :

NAMA : GAYATRI LESSY


NPM : 1520220103002
KELAS : PKAUD/AI

INSTITUSI AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI (PKAUD)
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur, hormat dan kemuliaan penyusun persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas penyusunan makalah ini dengan judul “Sejarah PAUD” yang disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar PAUD.

Penyusun menyadari dengan sungguh bahwa susunan makalah ini masih memiliki
kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan kemampuan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini akan
penyusun terima dengan senang.

Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan,
dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua, Amin.

Ambon, 03 November 2022

Gayatri Lessy
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah PAUD…………………..…………………………………..3
B. Sejarah PAUD di Indonesia………………….…………………….4
C. Tokoh-Tokoh PAUD di Dunia..........................................................7
D. Tokoh-Tokoh PAUD di Indonesia....................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................16
B. Saran..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal, dan informal.Pada saat ini banyak sekali lembaga PAUD
yang ada di Indonesia. Bukan hanya sebagai taman bagi anak-anak tetapi juga sebagai
tempat anak mengenal dunia luar dan bersosialisasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagi perkembangan kualitas
sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan PAUD
sangat memegang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang.
Arti penting mendidik anak sejak usia dini dilandasai dengan kesadaran bahwa masa
kanak-kanak adalah masa keemasan (the Golden Age), karena dalam rentang usia dari 0
sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang anak
akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan
senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD
merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih
beragam, sehingga di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia
yang berkualitas.
Untuk itu pengembangan program PAUD harus digalakkan di berbagai tempat di
wilayah Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa
mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi
lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara
optimal. Hal ini harus dimengerti oleh setiap orang tua, dengan memberikan stimulasi
yang tepat agar kemampuan anak tersebut teraktualisasi dan berkembang dengan optimal.

1
Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan
tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya
pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin
tahu (curiousity) secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping,
pembimbing serta fasilitator bagi anak.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah sejarah paud di Dunia?
b. Bagiamanakah sejarah paud di Indonesia ?
c. Siapakah tokoh tokoh paud di Dunia?
d. Siapakah tokoh tokoh paud di Indonesia?

C. Tujuan
a. Dapat mengetahui sejarah paud di Dunia.
b. Dapat mengetahui sejarah paud di Indonesia.
c. Dapat mengetahui tokoh tokoh paud yang ada di Dunia.
d. Dapat mengetahui tokoh tokoh paud yang ada di Indonesia.

2
B A B II

PEMBAHASAN

A. Sejarah PAUD
a. Abad 18
Istilah "Kindegarten” atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837
pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum
itu. Beberapa tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan
Saguin memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki
sebaiknya di beri pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa anak
laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu
menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya.
Untuk itu  anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga
menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam kurikulum (Frost dan
Kissinger 1976).
b. Abad 19
Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang tenar pada abad ini adalah
Friedrich Wilheim Froebel (1782-1852). Froebel pernah belajar pada Pertalozzi. Ia
mendirikan kindergarten (kinder = anak dan garten = taman) di Jerman pada
tahun1837). Yang menarik dari sekolah Froebel ini adalah adanya gift dan
occupation. Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana belajar anak. Benda
tersebut memiliki bangun geometris yang beragam seperti kubus, prima, bola dan
kerucut, sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas yang urut. Contoh lain
adalah menata balok menjadi suatu bentuk bangunan. Froebel dilahirkan dari
keluarga yang religius meskipun tidak sependapat dengan ayahnya yang
mengajarkan agaman secara dogmatik, konsep pendidikan anak yang ia tawarkan
masih diwarnai oleh pemikiran yang religius. Ia berpendapat bahwa manusia
merupakan pengejawantahan ide dari tuhan. Oleh karena itu tujuan pendidikan bagi
dirinya adalah agar anak dapat memahami kesatuan antara dirinya dengan orang lain,
dengan alam semesta dan dengan Tuhannya.

3
c. Abad 20
Revolusi industri pada pertengahan abad 18 memiliki dampak yang sangat besar
terhadap perkembangan TK baik di eropa maupun di amerika. Dengan ditemukannya
mesin uap ini menyebabkan pemikiran masyarakan berubah. Aliran empirisme
menekankan pentingnya pengalaman dan fakta untuk memperoleh pengetahuan.
Aliran ini menggunakan observasi dan eksperimen sebagai dasar memperoleh
pengetahuan.
Pengalamannya mendidik anak di tulis dalam sebuah buku yang
berjudul Scientific Paedagogy as Applied to Child Education in The Childrens
House. Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk yang memiliki
daya serap informasi tinggi yang dikenal dengan teori The Absorbent of
Mind (montessori 1984). Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi
terhadap informasi dari lingkungannya yang dapat di alogikan sebagai daya serap
kertas tisu terhadap air. Menurut pada tahap awal anak terus menerus menyerap
informasi dari lingkungannya secara sadar dan tidak sadar.

B. Sejarah PAUD di Indonesia


Berdirinya perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep kindergarten dengan
cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kemudian PAUD versi lain pun bermunculan.
Pada tahun 1907 di permukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori, seorang
yang berlatar belakang dokter mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi
perawatan anak dari kaum miskin dan buruh. Casa dei Bambini artinya rumah untuk
perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai rumah anak. Di Indonesia, pemerintah
Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Froebel School bagi anak-anaknya.
Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya Budi Utomo, kesadaran
akan pentingnya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Froebel School
yang awalnya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa dan Bangsawan,
mulai dikenal oleh cendikiawan muda pribumi.Pada tahun 1919 Persatuan Wanita
Aisyiyah mendirikan Bustanuf Athfal yang pertama di Yogyakarta.Kurikulum dan materi
pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama.Bustanul

4
Athfal ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi di Eropa.
Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang dari diasingkan dari Belanda selama dua
tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang
akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.
Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut
namun semakin berkurang.Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal
penyelenggaraan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan
nyanyian-nyanyian Jepang.
Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan, periode ini terbagi menjadi lima
periode:
a. Periode 1945-1965
Periode ini ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan
Wanita.Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak
Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasional dalam melawan kembalinya
Belanda. Pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. Pada tahun 1950
melalui UU No.4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
Tepatnya tanggal 22 Mei 1950, berdiri IGTKI.Pada tahun 1951 berdiri Yayasan
Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar keluar Jawa.
Tahun 1951-1955 pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan
fasilitas dan mengadakan supervise ke TK-TK. Pada periode itu pula didirikan SPG-
TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi pengembangannya yang terus
berlanjut sehingga pengembangannya sampai ke luar Pulau Jawa. Pada tahun 1957
berdiri Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia (GOPTKI) melaksanakan
kongres pertamanya pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an mulai didirikan TK
yang berstatus negeri.
b. Periode 1965-1998
Ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968. Pada bulan
November 1968 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNICEF dalam bentuk
menyediakan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator
pendidikan di tingkat TK. Pada tahun 1970 mulai dijamin kerjasama nyata antara

5
pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan
kegiatan workshop bersama dengan tema Konsolidasi Gerakan Pra Sekolah.Pada
tahun 1974 diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari
kurikulum 1968.Isi kurikulum meliputi PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan
bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olahraga, pendidikan dan pemeliharaan
kesehatan, serta pendidikan skolastik.
c. Periode 1998-2003
Ditandai dengan otonomi daerah yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan
PAUD di pusat maupun di daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung
berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk kelompok bermain,
taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis dalam bentuk pengintegrasian
layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004
pemerintah merintis program pengembangan anak usia dini di empat provinsi, yaitu
Jawa Barat, Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan.
d. Periode 2003-2009
Periode ini ditandai dengan keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua
aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus
dalam sebuah perundang-undangan.Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan
Lokakarya Nasional di IKIP Bandung.Pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi,
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMAPAUDI).
Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10 prioritas
Depdiknas hingga PAUD menjadi salah satu program pendidikan Indonesia.
e. Periode 2010-Sekarang
Pada periode ini ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal
dan nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI)
melalui PP No.24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dangan PP No.67
Tahun 2010. Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya
sebagai karakteristiknya yang meliputi TK, RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis
serta PAUD berbasis keluarga atau lingkungan.

6
C. Tokoh-Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia
1. Johann Heinrich Pestalozzi
Seorang ahli pendidikan Switzerland pada tahun 1747-1827. Peztalozzi mendirikan
sebuah sekolah di tanah pertaniannya dengan nama “Neuhof”. Di Neuhof Pestalozzi
mengembangkan ide tentang keterpaduan anatara kehidupan rumah tangga, pendidikan
pertanian dan kejuruan.
Pendidikan yang diberikan pada anak didiknya antara lain:
 Pendidikan harus didasarkan pada psikologi anak
 Anak berkembang secara fisik, mental dan moral melalui pengalaman
 Pengalaman harus meliputi pesan yang menyenangkan.
 Guru harus mempertimbangkan hal-hal ynag disenangi anak
 Disiplin diperlukan tapi harus bersifat membangun bukan membangun

Teori Audio Visual (AVM)

Teori ini mengandung intisari bahwa AVM dapat mengembangkan potensi lain seperti
daya imajinasi, kreatifitas, bakat dan minat dari seorang anak, karena melalui
pengembangan:

Auditory : Anak dapat mengoptimalkan pendengaran.

Visual : Anak dapat menggunakan penglihatan dengan baik.

Memory : Anak dapat menggunakan dan melatih ingatan dengan baik.

Konsep dalam Mengasuh, Membimbing dan Mendidik. Perlu memperhatikan 5 konsep


dalam mengasuh, membimbing dan mendidik anak, yaitu:

 Heart
 Hand
 Health
 Head
 Harmonis

7
Contoh implementasi teori AVM dalam pembelajaran anak usia dini pada berbagai
lembaga, yaitu: Di Play Group

 Melalui konsep pendengaran ( Auditory )


Cara : Memberikan alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
 Melalui konsep penglihatan ( Visual )
Cara : Melalui pemberian warna-warna yang menarik didalam kelas dan dikamar
anak.Konsep Ingatan ( Memory )
Cara : Melalui konsep bercerita sederhana, singkat, aktual, dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari anak.

2. Jan Lighthart

Ia adalah seorang kepala sekolah menengah di Den Haag Belanda dan dilahirkan di
Amsterdam. Tujuan pendidikan yang diterapkan oleh Lighthart adalah menghasilkan
manusia (anak) yang memiliki budi pekerti yang luhur, bukan hanya cerdas dan terdidik
otaknya saja tetapi juga cerdas dalam berperilaku.

Tujuan pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya dimana peran
utama dipegang oleh seorang ibu.

5 langkah pembelajaran menurut Jan Lighthart. yaitu :

 Menentukan sesuatu yang menjadi pusat minat anak.


 Melakukan study wisata.
 Pembahasan hasil pengamatan.
 Menceritakan lingkungan yang dialami.
 Kegiatan ekspresi.

3. William H. Kilpatrick

Beliau adalah seorang ahli pendidikan Amerika dan ahli filsafat pendidikan yang
dilahirkan di Georgia, Amerika Serikat. Ia juga terkenal dengan “Profesor Milion
Dollar” karena pendapatan yang diperoleh dari kelasnya sangat terkenal.Pembelajaran
proyek ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dinamis serta bersifat

8
fleksibel yang sangat membantu anak memahami berbagai pengetahuan secara logis,
konkret dan aktif.

Pembelajaran Proyek yang diterapkan oleh Kilpatrick :

 Pembelajaran Proyek Total


Pembelajaran proyek total dimaksudkan untuk mengintregasikan aspek
pengembangan, baik kognitif, ketrampilan, jasmani, motorik kasar dan motorik
halus.
 Pembelajaran Proyek Parsial
Dalam bentuk ini terdapat penggabungan antara bidang studi/pengembangan yang
berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang
berdiri sendiri diberikan dengan model pembelajaran yang lama ( biasa ),
sedangkan bidang studi yang saling berhubungan diberikan dengan bentuk proyek
 Pembelajaran Proyek Okasional
Dalam mendisain pembelajaran proyek harus ditentukan secara jelas pusat minat
sebagai tema atau pokok masalah yang akan dikembangkan. Berdasarkan tema ini
bidang studi yang lainnya. Proyak okasional dapat dilaksanakan satu bulan sekali,
pertengahan semester atau satu semester sekali. Anak dibelajari untuk mengenal
lingkungan hidupnya, misal dapart dimulai dari tema tema keluarga, rumah, teman
bermain, sekolah, saluran air, tanah, tanaman dan sebagainyaz
Langkah pembelajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan 5 langkah,
yaitu:
 Langkah Persiapan
 Kegiatan Pembelajaran : Pendahuluan
 Perjalanan Study Wisata atau Survai
 Kegiatan Pembelajaran : Pengolahan Masalah
 Penyelenggaraan Kegiatan Pameran

4. Maria Montessori
Maria Montessori  lahir di Chiaravalle, Italia pada tahun 1896 . Dia sangat berminat
terhadap masalah pendidikan anak yang tergolong terbelakang . Montessori membuat

9
sekolah pertamanya di Roma ( di derah kumuh ) tahun 1907, yang disebut “casa dei
bambini“ yang artinya rumah anak . Sekolah tersebut dipersiapkan untuk anak cacat
mental.
Pandangan Montessori tentang anak usia dini:
 Mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan yang
dipengaruhi oleh lingkungan
 Mereka senang sekali belajar, selalu ingin tahu dan mencoba
 Mereka memiliki kemampuan yang besar untuk menyerap berbagai
pengalaman sejak lahir sampai umur 6 tahun

5. Frederich Wilhelm Froebel


Frederich Wilhelm Froebel lahir di Jerman dikenal sebagai “The Founding Father“
karena menghasilkan suatu system disebut “Garden of Children“ atau “Kinder
garten” yang berarti taman atau kebun milik anak . Di Indonesia diterjemahkan
menjadi Taman Kanak-kanak .
Terdapat 3 (tiga) prinsip didaktik yang dikemukakan oleh Froebel, yaitu :
 Otoaktivitas, kegiatan yang dilakukan anak sendiri/bersifat individualisasi
 Kebebasan, tidak dibatasi dinding massif, perlu linkungan terbuka
 Pengamatan, terhadap alam sekitar melalui eksplorasi dan keingintahuan

Unsur 3F menurut Froebel :

 Fridge (perdamaian) dalam pergaulan anak, pendidik dan orang disekitar


 Frevde (kegembiraan) selama proses pembelajaran
 Frabeit (kemerdekaan) adanya kebebasan dalam situasi dan kondisi “iklim”
pendidikan yang kondusif

Penerapan Pandangan Froebel, pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini


dianggap baik, apabila :

 Hendaknya menyiapkan lingkungan yang dapat mendorong proses belajar melalui


kegiatan eksplorasi dan penemuan.
 Orangtua dan guru sebaiknya bekerja sama dalam mendukung anak memperoleh
pengalaman.

10
 Anak diberi kesempatan untuk mendapat pengetahuan dan kegiatan yang lebih
kompleks
 Anak belajar menyukai buku dan mampu berbahasa dengan caranya sendirri
melalui aktivitas bercerita

D. Tokoh-Tokoh Pendidikan Usia Dini di Indonesia


1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia
pada zaman penjajahan Belanda. Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta
dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, beliau mendirikan perguruan
Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk dapat
memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun prang-prang Belanda.
Ia menamatkan sekolah dasar di ELS (sekolah dasar belanda), kemudian dilanjutkan
ke STOVIA (sekolah dokter bumiputera) namun tidak sampai tamat dikarenakan
sakit.
a. Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi
kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta,
karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnyo menuntut pengembangan
semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada
satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual
belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata
pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya
cipta,– dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika
berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.
Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya karena ingin
menunjukkan perubahan sikapnya lalam melaksanakan pendidikan yaitu dari
satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru
spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan

11
peserta didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara,
para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan
kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga
menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan
kata lain, yang diutarnakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya
sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai facilitator atau
pengajar.
b. Pemahaman tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Ki Hajar Dewantara banyak mempelajari ilmu pendidikan sewaktu beliau
diasingkan di Belanda. Frobel dan Montessori merupakan tokoh yang paling
wring dijadikan objek belajar oleh beliau. Ciri khas dari Pendidikan Anak Usia
Dini menurut aliran Ki Hajar Dewantara ialah Budi Peketi dan Sistem Among.
1. Budi Pekerti
Materi yang paling penting diberikan kepada anak usia dini adalah pendidikan
budi pekerti. Bentuknya bukan mata pelajaran budi pekerti, tetapi menanamkan
nilai, harkat dan martabat kemanusiaan, nilai moral watak, dan pada akhirnya
pembentukan manusia yang berkepribadian.Budi pekerti bertujuan untuk
mengatui kehidupan manusia.
Ki Hajar Dewantara membagi perkembangan manusia dengan menggunakan
interval tujuh tahunan usia kronologis yakni:
 Usia 1-7 tahun  dipandang sebagai masa kanak-kanak, pendidikan yang cocok
pada fase ini yaitu dengan cara pemberian contoh dan pembiasaan.
 Usia 7-14 tahun  dipandang sebagai masa pertumbuhan jiwa pikiran,
pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara pembelajaran, perintah
atau hukuman.
 Usia 14-21 tahun dipandang sebagai masa terbentuknya budi pekerti atau
periode sosial, pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara
mendisiplinkan diri sendiri dan melakukan atau merasakannya secara
langsung.
2. Sistem Among

12
Inti dari sistem among yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
Napitupulu (2001;15-16) adalah:
 Ing ngarso sing tulodo, artinya jika pendidik berada di depan wajib
memberikan teladan bagi anak didik. Posisi ini sebaliknya lebih banyak
diberikan kepada anak usia dini, tidak perlu banyak nasehat, petuah dan
ceramah.
 Ing madya mangun karso, artinya jika pendidik berada di tengah-tengah
harus lebih banyak membangun atau membangkitkan kemauan sehingga anak
mempunyai kesempatan untuk mencoba berbuat sendiri. Anak usia dini sudah
dapat mengerjakan, namun lebih tepat setelah taman kanakkanak teladan
pendidik masih diperlukan.
 Tut wuri handayani, artinya jika pendidik di belakang wajib memberi
dorongan dan memantau agar anak mampu bekerja sendiri.
c. Penerapan dalam Pendidikan
Ki Hajar Dewantara mengutarakan tentang alat pendidikan yang dapat digunakan
dalam mendorong keberhasitan proses pendidikan
 Motivasi (dorongan), memberikan dorongan kepada anak baik dari luar
maupun dari dalam agar anak memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan
baik verbal maupun non verbal.
 Reinforcement (penguatan), memberikan pengulangan kepada anak baik
dari luar maupun dari dalam agar anak mengetahui dan memahami tentang
sesuatu yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
 Reward (penghargaan), ketika anak sudah mampu menyelesaikan tugas
lebih dulu dengan baik, maka pendidik memberikan penghargaan kepada
anak dengan memberikan acungan jempol atau memberikan tanda bintancr
dan lingkaran penuh.
 Punishment (sangsi sosial), ketika anak membuang sampah sembarangan
sebagai sangsinya anak di suruh mengambil sampah dam membuangnya ke
tempat sampah.
d. Implementasi dalam Pendidikan

13
PendidikananakusiadiniberdasarkanpemikiranKihajarDewantaradidasarkanpadapo
lapengasuhanyangberasaI dari kata “asuh” artinya pemimpin, pengelola,
membimbing. Maka pengasuh adalah orang yang melaksanakan tugas
membimbing, memimpin atau mengelola.Dalam hal ini mengasuh anak
maksudnya adalah memelihara dan mendidiknya dengan penuh pengertian.Ki
Hajar dewantara membagi pendidikan di Indonesia menjadi tiga bagian yaitu
informal yaitu dalam keluarga, formal yaitu sekolah, dan nonformal yaitu dalam
masyarakat.

2. Muhammad Syafei

Muhammad Syafei seperti yang ditulis Soejono (1988: 63-76) pendiri dari INS di Kayu
Tanam, lahir di Sumatera Barat 31 Oktober 1926.Lembaga INS yang didirikan oleh
Syafei harus dianggap sebagai reaksi spontan terhadap corak pendidikan dimasa itu,
yang hanya mementingkan intelektualisme dan bercorak verbalistic, suatu pendidikan
yang hanya menghasilkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh penguasa di waktu
itu.

a. aplikasi dalam Pembudaya Anak Usia


Meyakini bahwa dasar-dasar kependidikan di Indonesia dan implikasinya pada anak
usia dini haruslah dapat mengembangkan:
 Percaya pada diri sendiri
Pada saat bermain anak harus/ ditanamkan rasa percaya diri, bahwa dia juga
mampu melakukan sesuatu tanpa harus adanya bantuan orang lain.
 Mampu melindungi diri sendiri dalam hal keamanan diri.
Contoh: anak tidak membiarkan dirinya teraniaya oleh orang lain, misalnya
dicubit, dipukul oleh temannya.
 Anak didik menjadi manusia yang beriman, harmonis dalam perkembangan,
berbudi luhur, kreaktif dan produktif.
 Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin
Anak dapat memahami norma-norma agama secara sederhar.Anak dapat
memahami peraturan, antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang dilarang

14
dan tidak dilarang. Seperti: saling menyayangi sesama teman atau tidak
mengambil milik orang lain.
 Mempunyai daya cipta
Anak dapat mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Contoh: merangkai sedotan plastik menjadi kalung atau membangun rumah
dari balok.

b. Pandangan tentang Pendidikan Anak Usia dini

Sistem layanan pendidikan pada usia dini selalu berubah dari waktu ke waktu
searing dengan perubahan zaman. Artinya cars yang digunakan orang dalam mendidik
pada masa sekarang, dahulu dan akan datang berbedabeda. Hal ini dikarenakan adanya
berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan anak, misalnya perubahan ilmu
pengetahuan, teknologi dan arus informasi yang demikian pesat.

Pendidikan anak usia dini dulu, sekarang dan akan datang sangat terkait


dengan multicultural education,  bukan bagian dari tetapi berasal dari. Dalam layanan
pendidikan usia dini, anak harus mendapat kesempatan yang sama. Hal ini yang wring
diabaikan oleh pemerintah. Pada anak usia dini masih banyak hal penting yang belum
muncul yang diistilahkan oleh Dellor dengan treasure within, sedangkan Conny
mengistilahkan dengan hidden excellence in person hood.

c. Pembelajaran Anak Usia Dini

Menurut Conny pendidikan bagi anak pada usia-usia ini adalah belajar sambil
bermain.Bagi anak bermain adalah kegiatan yang serius, namun
mengasyikkan.Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat
ditingkatkan.Dengan bermain secara bebas, anak dapat berekspresi dan bereksplorasi
untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru.Melalui
permainan anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik
potensi fisik maupun mental, intelektual, dan spiritual.Bermain adalah medium, di
mana anak menyatakan jati dirinya, bukan saja dalam fantasinya, tetapi juga benar
nyata secara aktif.

15
16
B A B III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dimulai pertama kali oleh Froebel
pada abad ke 18 dan berkembang hingga abad ke 20 menjadi Taman Kanak-Kanak
seperti saat ini. Di Indonesia, kindergarten dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda yang
menjadi tempat pendidikan untuk anak mereka. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ki
Hajar Dewantara yang dinamakan Taman Lare.Adanya sekolah Taman Lare terus
berlanjut sampai zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Perkembangan PAUD di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode. Masing-masing
periode memiliki perkembangannya mulai dari lahirnya IGTKI, GOPTKI, PADU,
PAUDNI dan lain sejenisnya hingga sekarang perkembanganya semakin jelas dengan
lahirnya undang-undang dan peratuan presiden tentang Pendidikan Anak Usia Dini.

B. Saran
Dari pembahasan mengenai sejarah PAUD di Indonesia tersebut, saran saya kepada
calon pendidik PAUD adalah terus berinovasi menjadi pendidik PAUD yang peduli
terhadap kesehatan dan perkembangan anak.Sebagai pendidik PAUD yang professional,
kita juga harus memiliki kompetensi agar mampu bersaing dengan Lembaga PAUD yang
ada di luar negeri dengan mengutamakan kualitas pendidikan tanpa melupakan tujuan
dari didirikannya PAUD sejak abad 18 hingga sekarang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asolihin, (2013). Sejarah sekolah PAUD. Indonesia


Indra, Sri Jasma.(2012) Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. indonesia, Diakses
Putri, Al Mara.(2013). Perkembangan PAUD Di Indonesia. indonesia, Diakses
Pranata, diiyah.(2011). Sejarah Lahirnya PAUD. indonesia, Diakses
Indra, Sri Jasma. Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. (indonesia, Diakses.2012) vol
6 hal 21
Putri, Al Mara. Perkembangan PAUD Di Indonesia. (indonesia, Diakses.2013).
Asolihin. Sejarah sekolah PAUD,(indonesia. 2013) vol 5 hal 34
Pranata, diiyah. Sejarah Lahirnya PAUD. (indonesia, Diakses.2011) vol 9 hal 32

18

Anda mungkin juga menyukai