Anda di halaman 1dari 2

Manfaat yang didapat dari kisah wabah tifus yang terjadi di Cirebon pada masa Hindia Belanda

adalah sebagai berikut :

1. Dilakukannya penelitian mengenai penyebab penyakit tersebut


2. Mengajarkan kita untuk berperilaku hidup sehat
3. Tidak membuang sampah sembarang di lingkungan sekitar
4. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
5. Penyakit tersebut bias menyerang siapa saja jika kita tidak peduli terhadap kesehatan
6. Perlunya penanganan serius terhadap suatu wabah penyakit.

Penjelasan

Pada masa hindia belanda terjadi penyebaran wabah tifus di wilayah cirebon yang banyak
menimbulkan korban jiwa kala itu, wabah tifus menyerang penduduk kota mulai dari
penduduk asing hingga penduduk lokal hal ini lah yang membuat pemerintah hindia
belanda khawatir dan mulai melakukan penanganan serta penelitian penyebab penyakit
tersebut terjadi di pada penduduk cirebon.

Setelah penelitian penyebab terjadinya wabah tersebut dilakukan akhirnya ditemukan


beberapa faktor yang menyebabkan wabah tifus terjadi seperti :

 lingkungan tempat tinggal masyarakat yang kotor


 sampah yang dibuang sembarangan sehingga adanya sarang penyakit
 pola hidup yang tidak sehat
 meningkatnya urbanisasi penduduk yang dapat membawa penyakit ke daerah tersebut
 mengkonsumsi air mentah yang berpeluang adanya kuman dan penyakit

Gambaran Distribusi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas


Manfaat yang bisa kita dapatkan dengan membaca hasil penelitian tersebut adalah
bahwa kita harus bisa meningkatkan kewaspadaan kita ketika berkendara di jalan dan juga
untuk tidak berkendara terlalu kencang di jalan yang lurus agar bisa terhindar dari
kecelakaan di jalan raya.

Berlayar di tengah badai : Cuaca di Selat Malaka dalam Catatan Meteorologi


dan Sastra (1850-1885)

Mendapatkan manfaat tentang pengetahuan cuaca di selat Malaka, karena selat yang juga
menghubungkan Samudra Pasifik dengan Hindia ini memang sering mengalami
konjungtur, yaitu keadaan cuaca yang bisa berubah secara tiba-tiba.

Pembahasan :
Kisah ini membahas tentang perubahan iklim di Selat Malaka, baik yang tercatat dalam
catatan resmi pemerintah maupun tradisi sastra Melayu.

Laut yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Hindia ini memang sering mengalami
konjungtur, yaitu keadaan cuaca yang bisa berubah secara tiba-tiba.

Fenomena alam ini pada gilirannya membuat segala aktivitas pelayaran dan pelayaran di
Selat Malaka yang sebenarnya cakupannya tidak cukup besar, penuh dengan risiko.

Dalam laporan tersebut, catatan meteorologi dan untaian imajinasi dalam karya sastra
Melayu, setidaknya, tampaknya mengarungi selat itu tidak semudah yang dibayangkan,
apalagi pada tahun 1850-1885, tahun-tahun di mana teknologi pelayaran dan klimatologi
belum secanggih seperti saat ini. Studi ini juga menunjukkan bagaimana bintik matahari
mempengaruhi perubahan cuaca di Selat Malaka.

Dengan demikian, manfaat yang kita dapatkan adalah mendapatkan manfaat tentang
pengetahuan cuaca di selat Malaka, karena selat yang juga menghubungkan Samudra
Pasifik dengan Hindia ini memang sering mengalami konjungtur, yaitu keadaan cuaca yang
bisa berubah secara tiba-tiba

Sejarah Alat Musik Beduk pada Musik Iringan Tari Melayu di Kota
Pontianak

kita dapat memahani sejarah dari alat musik beduk dari zaman kerajaan Hindu-Buddha
hingga saat ini. Kita juga dapat mengetahui pemanfaatan alat musik beduk di era saat ini,
baik itu sebagai pengiring tarian maupun penanda adzan. Dengan mengetahui seluk beluk
dari alat musik beduk diharapkan kita mampu untuk terus menjaga dan melestarikan alat
musik tradisional ini.

Pembahasan:

Beduk merupakan salah satu alat musik membranophone yang dimainkan dengan cara
ditabuh. Alat musik beduk terbuat dari kulit hewan dan kayu, bentuknya seperti tabung
dan memanjang. Alat musik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu Budha, namun
penggunaannya pada saat ini yaitu untuk penanda waktu saat adzan akan berkumandang.
Alat musik beduk juga digunakan untuk mengiringi penampilan kesenian tari
di Pontianak, salah satunya adalah Tari Melayu.

Anda mungkin juga menyukai