LAPORAN
(PTK)
OLEH:
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
IDENTITAS PENELITI
JABATAN : GURU
Mengetahui,
Tutor Pembimbing Peneliti
ii
ABSTRAK
Kata Kunci : Penelitian tindakan kelas, pemahaman siswa,, metode pazzle card
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi guru Bahasa Indonesia dalam
upaya : (1) meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan menjiplak,
menebalkan,, mencontoh,, melengkapi, dan menyalin dengan mencontoh huruf, kata,
atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis. (2) Meningkatkan minat belajar
siswa kelas 1 MI Darul Muta’allimin Tawangsari. (3) Mengukur keberhasilan metode
pazle card dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui kegiatan
tindakan kelas.
iii
bahwa penelitian berhasil mengatasi kemampuan menulis pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan : (1) Kepada guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu
rujukan dan rekomendasi untuk perbaikan pembelajara dan bahan penelitian
disekolah yang lain pada masa yang akan datang. (2) Bagi kepala madrasah hasil
penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan evaluasi dan perencanaan proses
pembelajaran di sekolah, sehingga akan dapat dikembangkan pada mata pelajaran
yang lain.(3) Bagi Departemen Agama hendaknya dapat menjadikan dan
mengembangkan model-model pembelajaran di Madrasah sehingga mampu bersaing
dengan lembaga pendidikan yang lain. (4) Bagi departemen pendidikan nasional
hendaknya memacu guru terus meneliti sehingga hasil penelitiannya dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan mutu pendidikan.
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………. i
Halaman pengesahan…………………………………………………………... ii
Abstrak…………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi………………………………………………………………………... v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Objek Penelitian…………………………………………………….. 14
B. Subjek Penelitian……………………………………………………. 14
C. Diskripsi Persiklus…………………………………………………... 14
D. Metode Pengumpulan Data………………………………………….. 17
E. Metode Analisi Data………………………………………………… 18
v
A. Gambaran Setting Penelitian……………………………………… 19
B. Proses Analisi Data ………………………………………………. 20
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 30
B. Saran-saran……………………………………………………….. 30
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 32
Lampiran………………………………………………………………………….
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keadaan seperti ini jika dibiarkan akan berakibat kurang baik, sebab
penguasaan kompetensi menulis, mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana
dari buku atau papan tulis dengan benar menyebabkan hilangnya gairah belajar.
Oleh karena itu sudah saatnya guru dan murid menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan, menggairahkan, dan membangkitkan minat
belajar siswa segingga siswa aktif dan kreatif dalam belajar menguasai
kemampuan menulis bagi pemula.
Untuk membuat siswa senang belajar diperlukan metode dan media yang
bervariasi, unik, dan menarik. Metode dan media yang bervariasi dapat
diciptakan bersama-sama demi kelancaran proses belajar mengajar , karena guru
dan siswa sama—sama menarik untuk melaksanakan proses belajar mengajar,
agar minat belajar siswa dapat meningkat.
Mula-mula yang ditanamkan adalah senang atau minat terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia, minat belajar menjadi salah satu ukuran tinggi
rendahnya prestasi siswa, semakin tinggi minat belajar semakin tinggi pula
semangat belajarnya ,demikian sebaliknya semskin kuran minat belajar semakin
kurang semangat belajarnya. Hal ini tentu saja berpengaruh pada prestasi dan
pengetahuannya.Dari pernyataan terdahulu minat belajar akan menjadi variable
utama dalam meningkatkan prestasi siswa.
Membangkitkan minat siswa memerlukan kesabaran dan waktu yang
tidak pendek. Dalam jenjang pendidikan MI kelas 1 perkembangan siswa dalam
fase perkembangan daya piker sehingga diperlukan bimbingan dan latihan yang
harus diberikan sejak awal tahun pelajaranbaru. Oleh karena itu pengembangan
mina di MI sangatlah tergantung dari pembinaan dan bimbingan dari guru kelas
atau guru didan study.
Guru sebagai menejer dalam pengembangan minat belajar siswa haruslah
memiliki unsu-unsur pembelajaran yang menarik dan mengasikkan, hal ini dapat
direncanakan dengan menyiapkan strategi pembelajaran yang tepat, jika strategi
pembelajaran membosankan maka tujuan yang diinginka tidak akan tercapai.
2
Penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, karena itu efektifitas penggunaan metode pembelajaran dapat terjadi
apabila sesuai antara metode pembelajaran dengan semua komponen
pembelajaran yang telah diprogramkan pada perangkat pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan maka pelaksanaan pelajaran menulis pada Bahasa
Indonesia sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan minat belajar,
prestasi belajar dan keaktifan siswa.Namun tidak semua materi pelajaran Bahasa
Indonesia menyenangkan bagi siswa, dari kondisi itu maka dianggap perlu
adanya sarana prasarana dan suasana belajar yang menyanangkan. Terbatasnya
sarana dan prasarana menjadi kendala serius bagi guru bidan study kelas rendah.
Menghadapi kendala diatas, maka penulis membuat model pembelajaran dengan
metode pembelajaran Puzzle Card denga tujuan dan maksud untuk memudahkan
siswa dalam belajar menulis di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk
memudahkan siswa melakukan pemahaman tentang segala sesuatu yang terdapat
pada kemampuan menulis, maka dalam hal ini guru memakai kartu Pazzle (kartu
bongkar pasang) berupa potongan suku kata beserta gambar untuk kemudian
disusun dan ditulis dibuku tugas anak.
Dengan metode ini maka kejenuhan dan rasakurang semangat serta
kesulitan dalam memahami kompetensi dasar menulis, mencontoh huruf, kata
atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar diharapkan dapat
dihilangkan dan yang muncul adalah minat dan keaktifan siswa dapat meningkat
sehingga berpengaruh pada pemahaman siswa yang secara otomatis pula
berpengaruh pada prestasi siswa.
Untuk mengembangkan metode pembelajaran yang terdapat pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia memang agak sulit ,, karena itu penulis menjadikan
masalah tersebut sebagai bahan penelitian tindakan kelas dengan tujuan sebagai
sarana dan langkah untuk mendapatkan bantuan bagi peneliti dalam mencari
solusi dari masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas 1 MI Daru Muta’allimin Tawangsari. Adapuin judul penelitian yang
3
penulis rumuskan adalah : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
PERMULAAN KELAS 1 MI DARUL MUTA’ALLIMIN TAWANGSARI
TAMAN SIDOARJO DENGAN METODE PEMBELAJARAN PUZZLE
CARD.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang penulis ajukan pada penelitian ini adalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan
menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin dengan
mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan
benar kelas 1 MI Darul Muta’allimin Tawangsari dengan metode pembelajaran
puzzle card ?
2. Apakah dengan metode puzzle card dapat mengatasi siswa yang lamban atau
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar menulis, mencontoh
huruf kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 MI Darul Muta’allimin
Tawangsari ?
3. Sejauh manakah keberhasilan siswa yang lamban atau mengalami kesulitan
dalam menguasai kompetensi dasar menulis, mencontoh huruf, kata atau kalimat
sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas 1 MI Darul Muta’allimin Tawangsari ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian Tindakan kelas
1. Mengatasi kesulitan belajar dalam menguasai kompetensi dasar menulis,
mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan
benar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 MI Darul
Muta’allimin Tawangsari .
4
2. Meningkatkan dan membangkitkan minat dan aktifitas siswa dalam menggali
kompetensi dasar menulis, mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari
buku atau papan tulis dengan benar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
siswa kelas 1 MI Darul Muta’allimin Tawangsari.
3. Mengukur keberhasilan metode Puzzle Card dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa melalui kegiatan penelitian tindakan kelas.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam upaya :
1. Dengan mengatasi kesulitan belajar siswa menguasai kompetensi dasar menulis,
mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan
benar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 MI Darul
Muta’allimin Tawangsari sehingga kemampuan dan prestasi siswa meningkat.
2. Melalui penelitian tindakan kelas ini maka guru dan siswa dapat mengukur
keberhasilan metode Pazzle Card dalam meningkatkan minat dan keaktifan siswa
melalui kegiatan PTK.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
d. Observasi
e. Refleksi
f. Perencanaan ulang
Manfaat dari penelitian tindakan kelas adalah:
1. Menumbuhkan budaya meneliti pada guru agar terjadi inovasi
pembelajaran.
2. Meningkatkan profesional guru terutama kemampuan dalam menjabarkan
kurikulum sesuai dengan tuntutan local, sekolah, dan kelas.
3. Meningkatkan mutu pengajaran dan hasil belajar siswa berdasarkan temuan
langsung dari kelas guru sendiri.
4. Mengembangkan kerja sama atau kolaborasi agar guru disekolah lain dalam
memecahkan masalah pengajaran dan pembelajaran.
5. Menumbuhkan kebiasaan guru melaksanakan pembelajaran yang
berwawasan penelitian (learning throught research)
6. Membiasakan guru/pihak lain untuk memecahkan masalah dan merumuskan
program pembelajaran berdasarkan temuan empiris yang kontekstual.
B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Pengertian metode pembelajaran yang nota bene adalah induk dari model
pembelajaran. Metode secara harfiah memiliki arti “cara”. Dalam pemakaian
yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.
Arti kata metode mengajar menurut Hasibuan dan Moedjito (1999 : 3)
menyatakan bahwa metode mengajar merupakan bagian dari perangkat alat dan
cara dalam pelaksanan suatu strategi proses pembelajaran. Dan karena strategi
proses pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran,
maka metode mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan
metode pembelajaran. Hal ini guru harus memahami benar kedudukan dan
7
hakikat metode pembelajaran yang salah satunya sebagai motivasi intrinsic bagi
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Semakin tinggi penggunaan metode
mengajar semakin berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Bagian penting yang sering dilupakan adalah strategi proses
pembelajaran yang sesungguhnya sudah melekat dalam metode pembelajaran
mengajar. Namun, berbeda dengan strategi mengajar, metode mengajar tidak
secara langsung berhubungan dengan hasil pembelajaran yang dikehendaki.
2. Fungsi Metode dalam Proses Pembelajaran
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan analisis maka lahirlah
pemahaman tentag kedudukan metode pembelajaran dalam pembelajaran, yakni
:
1. Metode pembelajaran sebagai alat motivasi ekstrinsik
Dalam menggunakan metode pembelajaran guru harus menyesuaikan
dengan kondisi dan suasana kelas disamping harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan metode pembelajaran
harus juga diarahkan bagaimana untuk meningkatkan motifasi ekstrinsik
siswa untuk pembelajaran. Metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan
keinginan siswa akan menimbulkan kebosanan siswa dalam pembelajaran.
Kondisi seperti ini tentu saja tidak menguntungkan bagi siswa dan guru. Hal
ini berarti pembelajaran dapat digunakan sebagai motivasi ekstrinsik dalam
proses kegiatan pembelajaran.
2. Metode sebagai strategi pembelajaran
Dalam kegiatan proses pembelajaran, tidak semua siswa mampu
berkonsentrasidalam waktu yang relative lama, ataupun mampu berminat
pada pelajaran keseluruhan. Kemampuan dan kompetensi peserta didik
berbeda. OLeh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Bagi
siswa tertentu kadang lebih mudah menyerap materi pelajaran dengan Tanya
jawab, tetapi untuk kelompok lain mudah menyerap dengan metode
pembelajaran demonstrasi ataupun eksperimen
8
3. Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
Dalam kegiatan pembelajarandirumuskan sebagai tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Tujuan merupakan suatu cita-cita yang akan dicapai dalam
suatu kegiatan peoses pembelajaran. Tujuan juga merupakan pedoman yang
memberi arah suatu kegiatan proses pembelajaran.
4. Pemilihan dan Penentuan Metode Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian
metode pembelajaran justru akan memberikan kesulitan bagi guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Karena itu dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam
kegiatan proses pembelajaran. Adapun nilai strategisnya adalah metode
pembelajaran dapat mempengarui jalannya kegiatan proses pembelajaran.
Oleh karena itu guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran sebelum kegiatan proses pembelajaran
dilaksanakan dikelas.
Titik central yang harus dicapai oleh setiap kegiatan proses pembelajaran
ialah tercapainya tujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat
program pembelajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya
tujuan. Kegagalan mencapai tujuan pembelajaran akan terjadi jika pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap
karakteristik dari masing-masing metode pembelajaran.
Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
factor, diantaranya :
a. Faktor siswa
Untuk memilih metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Pada kenyataannya siswa memiliki potensi yang berbeda, ada yang
lambat dan cepat dalam berpikir, ada yang posotif dan aktif serta perbedaan
secara biologis dan spikologis lainnya. Untuk itu guru dituntut mampu dalam
menyelaraskan setiap kondisi tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa.
9
Sehingga dalam pemilihan metode mengajarpun harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa sebagai obyekdalam mengajar.
b. Tujuan yang ingin dicapai
Pada dasarnya metode pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah diprogramkan. Untuk itu dalam pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang
akan dicapai. Metode pembelajaran tertentu belum tentu sesuai dengan hasil
pembelajaran yang ingin dicapai untuk kondisi tertentu pula
c. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi proses pembelajaran yang tercipta oleh guru dan siswa
tidak sela;u sama secara terus menerus. Dalam beberapa hal guru
menginginkan situasi dimana siswa dituntut lebih aktif dan kreatif, maka dari
itu tentu dibutuhkan strategi dan metode pembelajaran yang berbeda pula.
d. Fasilitas sekolah
Fasilitas merupakan suatu hal yang mempengaruhi pemilihan dan penetuan
metode mengajar. Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan proses pembelajaran itu sendiri. Lengkap dan tidaknya
fasilitas suatu pembelajaran akan mempengaruhi pemilihan metode
pembelajaran.
e. Faktor dari guru
Faktor dari guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Kepribadian, latar belakang,
dan tingkat pendidikan,serta pengalaman mengajar turut menentukan
pemilihan metode pembelajaran.
Guru yang mempunyai kemampuan komunikasi yang tinggi akan memilih
metode pembelajaran ceramah, Tanya jawab, dan diskusi. Latar belakang
pendidikan juga mempengaruhi kompetensi, penguasaan dan keterampilan
guru terhadap maeri tertentu.
5. Macam-macam model pembelajaran
10
Model pembelajaran mempunyai makna ang lebih luas daripada suatu
strategi, metode, atau prosedur dimana model pembelajaran mencangkup
suatu pendekatan pengajaran yang luas dan menyeluruh. Model dapat
berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, mengenai materi yang
dibicarakan. Model pembelajaran sangat beragam dengan segala kelebihan
dan kekurangan.
Beberapa model pembelajaran cooperative diantaranya :
1. Metode Jigsow
2. Metode Think-Pair-Share
3. Metode Numbered Heads Together
4. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
5. Metode Problem Based Introduktion
6. Metode Group Investigasi
7. Metode Debate
8. Metode Pazzle Card
C. Metode Pembelajaran Pazzle Card
Kata para ahli pendidikan, proses pembelajaran tradisional yang sampai
sekarang masih dominan di sekolah-sekolah belum mampu menumbuhkan
kebiasaan berpikir produktif; dimensi yang paling esensial dari belajar. Sebagian
besar pendidik belum menyusun secara serius pembelajaran yang didasarkan
pada proses belajar, karena memang kita masih kekurangan pengetahuan tentang
proses belajar. Hasil belajar anak pun tidak dapat tercapai seperti yang
diharapkan, yakni hasil belajar tingkat pemahaman, melainkan hanya sebatas
pada tingkat penyerapan informasi.
Paradigma baru dalam pendidikan adalah bagaimana kognitif, fisik, emosi,
antusias & hidup, fleksibel & gembira. Guru sebagai fasilitator dan pendamping,
demokratis, multi indrawites dan non tes serta gotong royong /kerjasama berjalan
dan dapat dimiliki siswa sebagai kompetensi dasar dengan metode yang berbasis
keaktifan siswa.
Berikut adalah perbedaan pengajaran konvensional dan pengajaran kontekstual
11
Pengajaran Konvensional
Mengandalkan hafalan
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
Cenderung terfokus pada satu bidang tertentu
Mengisi siswa dengan tumpukan informasi sampai saat yang diperlukan
Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademis/tes
Pengajaran Kontekstual
12
d. MASYARAKAT BELAJAR : kerjasama,maju bersama dan saling
membantu
e. PEMODELAN : pembelajaran yang multi way, mencoba hal-hal baru
dan kreatif
f. REFLEKSI : pembelajaran yang konprehensif, evaluasi diri sendiri
secara internal dan eksternal
g. PENILAIAN OTENTIK : penilaian proses & hasil tes & non tes
Guru menyiapkan pazzle card atau kartu huruf vocal a, i, u, e, dan o dan
juga menyiapkan pazzle card suku kata ( ba, bi, bu, be, bo )
Guru membagi kelompok siswa terdiri dari 3 anak
Guru memberikan kartu kata untuk dicontoh siswa dengan
menempelkan kartu bongkar pasang dengan membentuk kata yang
ditunjukkan guru
Guru menambah konsep/ ide yang belum terungkap
Dari data tersebut guru mengobservasi keantusiasan siswa dan menilai
hasil siswa.
13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek Tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tuas kelompok memasang dan
menyalin kartu bongkar pasang atau puzzle card dengan materi
kompetensi dasar menulis, mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana
dari kartu puzzle card dengan benar.
2. Keaktifan siswa dalam kelompok yang ditunjukkan dengan keseriusan
mengerjakan tugas, memasang suku kata menjadi kata, dan menulis hasil
penyusuna puzzle card.
B. Subjek Penelitian
Setting atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah MI Darul
Muta’allimin Tawangsari, kelas 1 dengan jumlah siswa yang menjadi subjek
sebanyak 30 siswa, mata pelajaran Bahasa Indonesia, semester ganjil, tahun
pelajaran 2019-2020. Materi pembelajaran yang di PTK kan adalah Menulis
Permulaan Bahasa Indonesia.
14
Memberikan lembar Pazzle Card
Tiap kelompok menyusun kata dari PazzleCard
Melakukan pekerjaanya masing-masing
Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok
Menulis kembali hasil penyusunan Pazzle carddalam lembar tugas
individu.
3. Observasi
Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode belajar siswa
Memantau pekerjaan masing-masing kelompok
Memantau kerjasama antar siswa
Mengamati minatmasing-masing siswa
Mengamati hasil penulisan individu siswa
4. Refleksi
Mencatat hasil observasi
Mengevaluasi hasil observasi
Menganalisis hasil pembelajaran
Memperbaiki kelemahan untuk siklus selanjutnya
Siklus 2 (kedua)
1. Perencanaan
Menyusun satuan pelajaran
Menyiapkan Pazzle Card
Menyiapkan lembar tugas untuk penyusunan Pazzle Card
Menyiapkan blangko opservasi
Menyiapkan blangko evaluasi
2. Tindakan
Menjelaskan KBM secara umum
15
Membentuk kelompok, tiap kelompok 3 siswa
Memberikan Pazzle Card
Tiap kelompok menyusun kata dari Pazzle Card yang telah dibagikan
Melakukan pekerjaan masing-masing
Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok
Menulis kembali hasil penyusunan Puzzle Card kedalam lembar tugas
secara individu
3. Observasi
Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode belajar siswa
Memantau pekerjaan masing-masing kelompok
Memantau kerjasama antar siswa
Mengamati minat masing-masing anak
Mengamati hasil penulisan individu siswa
4. Refleksi
Mencatat hasil observasi
Mengevaluasi hasil observasi
Menganalisa hasil pembelajaran
Memperbaiki kelemahan untuk siklus selanjutnya
Siklus 3 (ketiga)
1. Perencanaan
Menyusun satuan pelajaran
Menyiapkan Pazzle Card
Menyiapkan lembar tugas untuk penyusunan Pazzle Card
Menyiapkan blangko opservasi
Menyiapkan blangko evaluasi
2. Tindakan
Menjelaskan KBM secara umum
Membentuk kelompok, tiap kelompok 3 siswa
16
Memberikan Pazzle Card
Tiap kelompok menyusun kata dari Pazzle Card yang telah dibagikan
Melakukan pekerjaan masing-masing
Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok
Menulis kembali hasil penyusunan Puzzle Card kedalam lembar tugas
secara individu
3. Observasi
Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode belajar siswa
Memantau pekerjaan masing-masing kelompok
Memantau kerjasama antar siswa
Mengamati minat masing-masing anak
Mengamati hasil penulisan individu siswa
4. Refleksi
Mencatat hasil observasi
Mengevaluasi hasil observasi
Menganalisa hasil pembelajaran
Memutuskan untuk mengakhiri siklus karena tujuan telah diperoleh
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan catatan observasi
dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal sampai siklus ketiga, catatan
observasi digunakan untuk mengetahui kerjasama, keaktifan, dan kemampuan
siswa dalam proses menyelesaikan soal, menyusun puzzle card sampai menyalin
/ menulis hasil susunan pada lembar tugas. Sedangkan evaluasi untuk menguukur
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang sudah dibagikan. Pada bagian
refleksi, dilakukan analisa data mengenai proses, masalah dan hambatan yang
dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi hasil yang dapat dicapai setelah
pelaksanaan pembelajaran. Bagian terpenting dari refleksi ini adalah melakuka
evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran dan target tujuan yang ingin
dicapai.
17
E. Metode Analisa Data
Data hasil observasi pembelajran dianalisi bersama-sama dengan mitra kolaborasi,
kemudian ditafsirkan ebrdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru.
Sedangkan hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Dan
hasil analisis ini dapat diketahui apakah hipotesa penelitian yang sudah ditentukan
dapat dibuktikan atau belum.
Sebagai instrument observasi untuk mengukur kesulitan belajar siswa, maka
komonen yang diobservasi adalah:
1. Komponen Kognisi, meliputi kompetensi dasar menulis, mencontoh huruf,
kata, atau kaimat sederhana dari puzzle ard yang telah tersusun dengan benar.
2. Komponen kecenderungan bertindak, yang diukur dengan skala sikap
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Setting Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas satu MI Darul
Mutaallimin Taawangsari ini pelaksanaannya dapat digambarkan secara rinci
mengikuti alur sebagai berikut:
1. Perencanaan
Alur perencanaan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menentukan masalah penelitian.
b. Menentukan lokasi dan subjek penelitian.
c. Menetapkan cara kerja dan alokasi waktu pelaksanaannya.
2. Tindakan
Pada alur tindakan ini meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran mulai
dari penjelasan awal, pembagian siswa dalam kelompok setiap kelompok
terdiri dari tiga anak, membagi tugas penyusunan puzzle card, dan menulis
ulang penyusunan puzzle card pada masing-masing anak, menentukan
jadwal, memulai pekerjaan, mengobservasi kegiatan, melakukan evaluasi
dan evaluasi materi serta perbaikan untuk siklus berikutnya. Gambaran
secara jelas adalah sebagai berikut:
19
waktu mengerjakan. Evaluasi hasil kegiatan dilakukan didalam kelas
detelah siswa menyelesaikan soal dan mengoreksi hasil pekerjaan.
4. Refleksi
Pada alur refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan
sekaligus rencana perbaikan pada siklus berikutnya. Pelaksanaan penelitian
dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia yang lainnya
yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian
dilaksanakan, dengan cara ini, kegiatan penelitian dapat dikontrol dan
dijaga validitasnya.
1. Siklus pertama
Proses analisa data sebagai hasil penelitian ini meliputi dua siklus.
Masing – masing siklus dievaluasi menggunakan angket yang diisi oleh guru
setelah pelaksanaan pengerjaan soal diselasaikan oleh siswa. Hasil angket
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Hasil Observasi Siklus ke – 1
Jumlah Kemampuan Menulis Permulaan
No Kelompok
Anggota Tinggi Sedang Kurang
1. Ba 3 0 1 2
2. Ca 3 1 1 1
3. Da 3 0 1 2
4. Fa 3 0 1 2
5. Ga 3 0 0 3
6. Ha 3 0 0 3
7. Ja 3 0 0 3
8. Ka 3 0 0 3
9. La 3 0 0 3
10. Ma 3 1 1 1
Jumlah 30 2 5 23
Data tersebut di atas diperoleh melalui daftar cek yang sudah diisi oleh guru
evaluator
Sedangkan kegiatan kelompok dalam Menyusun puzzle yang diberikan
kepada siswa pada siklus pertama dapat dillihat pada tabel berikut ini :
20
Tabel 2.
Hasil Observasi Kegiatan Permainan Puzzle Pada Siklus I
Pada siklus pertama berdasarkan tabel1 dapat diketahui siswa tidak mengalami
kesulitan menulis masih sedikit, yaitu 2 anak atau 6,67%. Siswa kemampuan menulis
sedang 5 anak atau 16,67 %.
Sedangkan siswa kesulitan menulis 23 anak atau 76,66 %. Hal ini berarti
memerlukan perbaikan yang intensif pada pembelajaran siklus berikutnya agar ada
peningkatan yang signifikan pada kemampuan cukup menjadi baik.
sedangkan efektifitas dari keaktifan siswa menyusun puzzle dan menyalin / menulisnya
kembali dapat dillihat pada tabel 2. Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah siswa
yang keaktifannya tinggi 3 orang atau 10 %, siswa yang keaktifannya sedang sebanyak
6 anak atau 20 % dan untuk siswa yang keaktifannya kurang sebanyak 21 orang atau
70 %. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keaktifan kegiatan siswa pada
setiap kelompok belum efektif.
2. Siklus kedua
21
Pada siklus kedua berdasarkan hasil observasi terhadap efektifitas kegiatan siswa
dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.
Hasil Observasi Kegiatan Permainan Puzzle Pada Siklus II
Jumlah Keaktifan Keaktifan Keaktifan
No Kelompok
Anggota Tinggi Sedang Rendah
1. Ba 3 1 2 0
2. Ca 3 2 1 0
3. Da 3 1 0 2
4. Fa 3 1 1 1
5. Ga 3 1 1 1
6. Ha 3 1 1 1
7. Ja 3 0 1 2
8. Ka 3 2 1 0
9. La 3 1 1 1
10. Ma 3 1 2 0
Jumlah 30 11 11 8
22
Interpretasi siklus kedua :
Setelah dilakukan perbaikan pada Pada siklus pertama berdasarkan tabel 3
dapat diketahui siswa tidak mengalami kesulitan menulis lebih banyak, yaitu 10
anak atau 33,33%. Siswa kemampuan
menulis sedang 13 anak atau 43,33 %. Sedangkan siswa kesulitan menulis
menjadi hanya 7 anak atau 23,34 %. Hal ini berarti masih memerlukan perbaikan
yang intensif pada pembelajaran siklus berikutnya agar ada peningkatan yang
signifikan pada kemampuan menulis cukup menjadi baik.
3. Siklus ketiga
23
Tabel 5.
Hasil Observasi Siklus ke – 3
Jumlah Kemampuan Menulis Permulaan
No Kelompok
Anggota Tinggi Sedang Kurang
1. Ba 3 3 0 0
2. Ca 3 3 0 0
3. Da 3 3 0 0
4. Fa 3 3 0 0
5. Ga 3 3 0 0
6. Ha 3 2 1 0
7. Ja 3 2 1 0
8. Ka 3 3 0 0
9. La 3 3 0 0
10. Ma 3 2 1 0
Jumlah 30 27 3 0
Data tersebut di atas diperoleh melalui daftar cek yang sudah diisi oleh guru
observer
Sedangkan efektifitas kegiatan kelompok pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 6.
Hasil Observasi Kegiatan Permainan Puzzle Pada Siklus III
Jumlah Keaktifan Keaktifan Keaktifan
No Kelompok
Anggota Tinggi Sedang Rendah
1. Ba 3 3 0 0
2. Ca 3 3 0 0
3. Da 3 3 0 0
4. Fa 3 3 0 0
5. Ga 3 3 0 0
6. Ha 3 2 1 0
7. Ja 3 3 0 0
8. Ka 3 3 0 0
9. La 3 2 1 0
10. Ma 3 1 2 0
Jumlah 30 26 4 0
24
ini terbukti pada pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa siswa yang mampu menguasai
Kompetensi dasar menulis permulaan meningkat menjadi 27 anak atau 90 %,
Sedangkan siswa yang memiliki minat sedang berkurang menjadi 3 anak atau 10 %,
dan siswa yang memiliki minat kurang menjadi o anak atau 0 % atau tidak ada sama
sekali.
Secara keseluruhan, hasil penelitian mulai dari siklus pertama, siklus kedua dan
siklus ketiga pada keseluruhan kegiatan penelitian. dapat dillihat pada tabel 10 tentang
profil hasil penelitian dari ketiga siklus seperti berikut ini :
25
Tabel 7. Profil Hasil Penelitian Terhadap upaya meningkatkan kemampuan menulis
permulaan kelas 1 MI Darul Muta'allimin Tawangsari Taman Sidoarjo dengan
metode Pembelajaran Puzzle Card
Siklus Kemampuan Menulis Jumlah Siswa Prosentase
1. Tinggi 2 6.67 %
Siklus 2. Sedang 5 16.67 %
Pertama 3. Kurang 23 76.66 %
Jumlah 30 100 %
1. Tinggi 10 33.33 %
Siklus 2. Sedang 13 43.33 %
Kedua 3. Kurang 7 23.34 %
Jumlah 30 100 %
1. Tinggi 27 90 %
Siklus 2. Sedang 3 10 %
Ketiga 3. Kurang 0 0%
Jumlah 30 100 %
Dari table 7. Tersebut dapat dijelaskan bahwa :
Siswa yang mampu menguasai materi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi Menulis permulaan dengan mencontoh di
siklus pertama sebanyak 6,67 %, sedangkan pada siklus kedua naik
menjadi 33,33 % dan terus meningkat menjadi 90 % pada siklus ketiga.
26
Tabel 8. Profil Hasil Penelitian Terhadap Keaktifan Belajar mata belajaran Bahasa
Indonesia materi Menulis Permulaan Pada 'Siklus Pertama, Kedua dan ketiga dari
Siswa Kelas VI MI Darul Muta`allimin Tawangsari Taman Sidoarjo
Siklus Tingkat Minat Jumlah Siswa Prosentase
1. Aktifitas Tinggi 3 10 %
Siklus 2. Aktifitas Sedang 6 20 %
Pertama 3. Aktifitas Kurang 21 70 %
Jumlah 30 100 %
1. Aktifitas Tinggi 11 36.67 %
Siklus 2. Aktifitas Sedang 11 36.67 %
Kedua 3. Aktifitas Kurang 8 26.66 %
Jumlah 30 100 %
1. Aktifitas Tinggi 26 86.67 %
Siklus 2. Aktifitas Sedang 4 13.33%
Ketiga 3. Aktifitas Kurang 0 0%
Jumlah 30 100 %
Fakta tersebut berarti bahwa siswa yang aktif terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Permulaan dengan mencontoh
pada kartu puzzle yang telah tersusun dengan tinggi terus mengalami kenaikan
yang signifikan, sehingga dapat dikatakan ada perbaikan dari satu siklus ke siklus
berikutnya. Siswa yang memiliki keaktifannya sedang juga mengalami kenaikan
menjadi berminat tinggi, sedangkan siswa yang memiliki keaktifannya kurang
menjadi berkurang jumlahnya dari satu siklus ke siklus berikutnya.
27
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka hasil penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Grafik 1
Hasil Penelitian Pada Siklus I, II dan III
76.66
80
70
60
50
40
23.34
30
20
10 0
0
siklus 1 siklus 2 siklus 3
76.66
80
70
60
50
40
23.34
30
20
10 0
0
siklus 1 siklus 2 siklus 3
28
Kemampuan Menulis Kurang
76.66
80
70
60
50
40
30 23.34
20
10
0
0
siklus 1 siklus 2 siklus 3
40 36.67
30
20
20 13.33
10
0
siklus 1 siklus 2 siklus 3
40 36.67
30
20
20 13.33
10
0
siklus 1 siklus 2 siklus 3
29
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diambil suatu kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dengan metode Pazzle Card dapat mengatasi dan menangani siswa yang
lambat belajar atau mengalami kesulitan dalam memahami kompetensi dasar
mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengar benar dengan metode Pazzle Card juga dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam belajar dari siklus pertama, siklus kedua, sampai siklus ketiga.
2. Melalui Penelitian Tindakan Kelas dapat dibuktikan bahwa metode Pazzle
Card juga mampu mengatasi dan menangani siswa yang lambat belajar atau
mengalami kesulitan dalam memahami kompetensi dasar mencontoh huruf,
kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
MI berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
B. Saran-saran
1. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran sejarah, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan rujukan dan rekomendasi untuk perbaikan pembelajaran
dan bahan penelitian disekolah lain pada masa yang akan datang
2. Bagi kepala madrasah, hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi dan perencanaan proses pembelajaran di madrasah
sehingga akan dapat dikembangkan pada mata pelajaran yang lain
30
3. Bagi Departemen Agama hendaknya dapat menjadikan dan
mengembangkan model-model pembelajaran di madrasah sehingga mampu
bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain.
31
DAFTAR PUSTAKA
…………… 2004. Karya Ilmiah bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung. Irama
Widya
32
………….2006. Media ; Majalah Bulanan Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa
TImur ; Edisi Oktober 2006. Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Timur
Surabaya.
E.. Mulyasa. 2004. Media Guru Profesional ; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung. Remaja Rosda Karya
33
LAMPIRAN I
No. Induk :
Pengamat,
34
LAMPIRAN II
2.
Minat untuk menyusun
suku kata menjadi kata
dan kalimat
3.
Tawangsari, ……………………2020
Penilai,
35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas/Semester : 1/1
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menebalkan dan melengkapi kalimat sederhana
B. Materi Pembelajaran
Kalimat Sederhana ; gambar
C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran menggunakan Pazzle Card
Kegiatan Inti
36
Siswa menebalkan huruf dan kata
Secara bergantian siswa membaca kata yang telah ditulis
Siswa menyalin kembali menulis kata tersebut
Kegiatan Akhir
E. Sumber Pembelajaran
Buku Bina Bahasa Indonesia 1A Erlangga
F. Penilaian
37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas/Semester : 1/1
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menebalkan dan melengkapi kalimat sederhana.
B. Materi Pembelajaran
Kalimat Sederhana ; gambar
C. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Pazzle Card
Kegiatan Inti
38
Siswa menebalkan huruf dan kata
Secara bergantian siswa membaca kata yang telah ditulis
Siswa menyalin kembali menulis kata tersebut
Kegiatan Akhir
E. Sumber Pembelajaran
Buku Bina Bahasa Indonesia 1A Erlangga
F. Penilaian
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas/Semester : 1/1
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menebalkan dan melengkapi kalimat sederhana
B. Tujuan Perbaikan
Siswa mampu menulis huruf, kata, atau kalimat sederhana berdasarkan
gambar, buku atau papan tulis.
C. Materi Pembelajaran
Kalimat Sederhana ; gambar
D. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Pazzle Card
40
Appersepsi
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
F. Sumber Pembelajaran
Buku Bina Bahasa Indonesia 1A Erlangga
G. Penilaian
41